cover
Contact Name
Agus Sukirno
Contact Email
dedikasi.journal@uinbanten.ac.id
Phone
+6282175525454
Journal Mail Official
dedikasi.journal@uinbanten.ac.id
Editorial Address
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/dedikasi/editorialteam
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Dedikasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : -     EISSN : 27160319     DOI : http://dx.doi.org/10.32678/dedikasi
Dedikasi is a journal published by the LP2M of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Indonesia. This journal focuses on studies in the empowerment of Indonesian society, with special reference to culture, politics, society, economics, history, and humanities. It cordially invites contributions from scholars of related disciplines. The languages used in this journal are Indonesian and English
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009" : 6 Documents clear
Ma’had Aly dan Persoalan Desain Pengembangannya : Belajar dari Ma’had Aly Miftahul Huda dan al-Hikmah Asep Opik Akbar
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1782.037 KB)

Abstract

One of the milestones of pesantren development is Ma ’had Aly appearance. Ma ’had Aly (pesantren colledge) is a new phenomenon in the light of recent Islamic education. Ma ’had Aly is one of any achievements introduced by pesantren scholars to respond the crisis of ulama’s existence. In addition, Ma’had Aty attendance is critised to the Islamic university’s appearance that has not been maximizing it’s roles to indorcing Islamic education particularly related to developing Islamic traditional studies as well. So, the attendance is most part for improving the pesantren not only academic sphere but olso characterise capacity building. One of the main problem, as experienced by other educational institutions, is faced with Ma ’had Aly is management issues especially planning management. It’s generally caused by human resourse’s constraint in pesantren This paper deals with managing the two Ma ’had Aly: Ma ’had Aly al-Hikmah Brebes Central Java and Ma’had Aly Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya West Java. Each of the both Ma’had Aly reprecents public and private Islamic educational institution After describing the managing both Ma’had Aly, the writer will give some suggestions for developing Ma'had Aly on the future. Kata kunci: Ma’had Aly, al-Hikmah, Miftahul Huda, Formal, Takhasus, Pengembangan.
KUKERTA TEMATIK: TINJAUAN KURIKULUM DAN POLITIK Asep Saefurohman
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.536 KB)

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Tematik adalah kegjatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses pembelajaran dengan cara tinggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat. Menyatunya mahasiswa dan dosen dengan masyarakat sekaligus merupakan kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya kerja keras serta cerdas. Dari sudut masyarakat penerima, KKN Tematik membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan di desa atau pedukuhan secara sistematis. Langkah pertama yang dilakukan setiap Perguruan Tinggi, dosen dan mahasiswa yang melakukan KKN tematik adalah konsultasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa dan aparatnya akan pentingnya kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan SDM melalui pendataan dan observasi seluruh sasaran. Kata Kunci: KUKERTA Tematik, Masyarakat, Perguruan Tinggi
ADVOKASI DAN PENGUATAN KUASA (KELOLA DAN MANFAAT) DI PONDOK PESANTREN SABILURROSYAD DAN MASYARAKAT DUSUN GASEK, KELURAHAN KERANGBESUKI, KECAMATAN SUKUN, KOTA Ade Fakih Kumiawan
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang Lahan di wilayah Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun Kota Malang mengalami perubahan alih fungsi tanah sawah atau tegalan menjadi perumahan dan industri. Perubahan status lahan mulai terjadi sejak tabun 1980-an yang ditunjukkan dengan penjualan lahan secara besar-besaran dan dilakukan dengan paksaan dari masyarakat kepada developer. Masyarakat yang menjual tanahnya tersebut, sekarang banyak yang tidak punya pekerjaan. Masyarakat tidak memiliki kesadaran tentang kuasa manfaat di wilayahnya sendiri. Beberapa potensi di desanya, sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Untuk itu, kegiatan pendampingan terbadap pesantren sabilurrosyad ini memiliki beberapa tujuan: menggali data dan informasi, menyiapkan fasilitator lokal dari kalangan santri dan masyarakat untuk kemudian bisa memberdayakan masyarakatnya sendiri dan memberikan fasilitasi bagi penyadaran masyarakat Kata Kunci: Advokasi lahan, kuasa kelola, kuasa manfaat, Ponpes Sabilurrosyad
GERAKAN DAKWAH ISLAM PADA MASYARAKAT ADAT ASLI BADUY ( Kasus Pesantren “SMH” Jalupang dan Kampung Muslim Cicakal Girang Leuwidamar Lebak) Budi Sudrajat
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2043.466 KB)

Abstract

Kehadiran pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan masyarakat. Karena itu, sebagai lembaga pendidikan ia selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan mayarakat di sekitanya sehingga kehadirannya di tengah-tengah mereka tidak menjadi terasing. Pada waktu yang sama segala aktifitasnya juga mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat. Setidaknya ada dua pola utama mengenai hubungan pesantren dengan masyarakat. Pertama, hubungan sosial-keagamaan dimana pesantren dengan fungsi pokoknya sebagai pusat pendidikan (education centre) mempersiapkan kader-kader umat yang berkiprah dalam pengembangan masyarakat. Pesantren juga merupakan jantung spiritualitas masyarakat yang mengawal keluhuran moralitas sebagai basis perilaku individu maupun komunitas. Kedua, hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pesantren tidak hanya menentukan peran kependidikannya, tapi lebih dari itu terlibat dalam kancah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Agenda penting lainnya yang dapat dimainkan oleh pesantren melalui strategi kulturnya adalah pengembangan wawasan, lingkup komitmen, dan kesadaran beragama yang melampaui sekat-sekat ideologis sehingga ajaran-ajaran luhur agama dapat menjadi milik dan dirasakan masyarakat secara luas. Kata Kunci: Dakwah, Pesantren, Masyarakat Adat Baduy
Persepsi Masyarakat Pesantren Terhadap Kekerasan Atas Nama Agama (Kasus Pesantren Al-Umm Sindangsari Bogor Jawa Barat) Ikwan Hadiyyin
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.833 KB)

Abstract

Aspek-aspek budaya dalam agama potensial melahirkan kekerasan yang bertifat langsung dan struktural ketika mereka mengalami ideologisasi sehingga dianggap sebagai agama itu sendiri ketimbang bentuk eksoterisme agama. Pemahaman semacam inilah yang kerapkali mengarah kepada suatu model keberagaman eksklusif, milltan, dan radikal yang rentan bagi tumbuhnya kecenderungan terhadap kekerasan. Di antara doktrin Islam yang sering dijadikan dalih untuk melakukan kekerasan adalah konsep jihad dan amar ma’ruf nahi munkar. Banyak pihak yang memahami jihad sebagi perang suci dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Memahami doktrin jihad sekadar sebagai "perang suci’’ dalam artian fisik tentu sangat tidak memadai karena makna sejatinya lebih dari pengertian tersebut Pemaknaan semacam ini mengandung arti suatu tindakan putus asa orang-orang irasional dan fanatik yang ingin memaksakan pandangan hidup mereka pada orang lain. Kalaupun jihad dipahami secara sempit dalam arti mengangkat senjata, maka hal itu oleh Al-Quran dibatasi secara ketat pada saat-saat tertentu khususnya dalam rangka mempertahankan diri. Makna jihad sejatinya adalah "upaya” "mengejar" keadilan dan kebenaran tanpa harus menggunakan kekerasan Kata Kunci: Pesantren, Kekerasan atas nama agama, Masyarakat
MEMBANGUN BUDAYA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN BERKESADARAN GENDER Dedi Sunardi
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Vol 1 No 1 (2009): (Januari-Desember) 2009
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan-pandangan yang bias gender telah mengakar dalam wacana dan praktek keberagamaan dengan atau tanpa legitimasi ajaran agama, akan menjadi lebih sulit untuk dibongkar atau didekonstruksi jika peran-peran tiap elemen mayarakat terutama kyai atau ulama sebegai tokoh agama tidak diperhitungkan. Sebab para kyai/ulama dengan kelebihan pemahamannya terbadap masalah-masalah agama, seringkali dilihat sebagai orang yang selalu dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam, sehingga mereka dianggap memiliki kedudukan yang tidak terjangkau, terutama oleh orang awam. Pemindahan kompetensi dalam bidang agama ke tangan para kyai dalam suatu masyarakat bukan merupakan suatu realitas yang muncul dengan tiba-tiba, melainkan sudah melalui historisisme seusia dengan umur masyarakat itu sendiri. Sebagai institusi pendidikan tertua di Indonesia, pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi yang penting sebagai: agen perubahan sosial {agent of social change). Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah santri pada tiap pesantren menjadikan lembaga pendidikan tradisional ini layak diperhitungkan dalam kancah pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan moral Kata Kuna: Gender, Pendidikan Pesantren, Kesetaraan

Page 1 of 1 | Total Record : 6