cover
Contact Name
Rahmawati Ramli
Contact Email
jurnal.won@umi.ac.id
Phone
+6285242200916
Journal Mail Official
jurnal.won@umi.ac.id
Editorial Address
Ruangan PKPJ lantai 2 FKM UMI Jl. Urip SUmoharjo Km. 05 Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia, 90231
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Window of Nursing Journal
ISSN : -     EISSN : 27213994     DOI : https://doi.org/10.33096/won.v2i2.390
Core Subject : Health,
Window of Nursing Journal: is a publication of scientific work in the field of health in a broad sense such as community health nursing, emergency and trauma nursing, family nursing, fundamental of nursing, gerontological nursing, manajemen in nursing, maternity nursing, mental health nursing, pediatric nursing, etc. In addition, the Journal was first established since 2020 by the Institute of Study and Management Center Journal of the Faculty of Public Health University Muslim Indonesia located in Makassar, South Sulawesi. Window of Health : published on June and December
Articles 153 Documents
Faktor Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat di IGD dan ICU Nuzulia Ramadhani Syarfan; Sudarman; Suhermi
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.36

Abstract

Penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu pengendalian bagi perawat untuk menghindari potensi bahaya saat memberi asuhan keperawatan. Namun pada kenyataannya tidak semua perawat menggunakan alat pelindung diri saat melakukan tindakan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada perawat di IGD dan ICU RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 38 responden dengan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk hasil analisis antara pengetahuan dengan patuhan penggunakan APD yaitu ρ value = 1.000. Untuk sikap dengan patuhan penggunakan APD memiliki nilai ρ value = 0.391. Selanjutnya untuk ketersediaan APD dengan patuhan penggunakan APD memiliki nilai ρ value = 0.964. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan ketersediaan APD dengan kepatuhan penggunaa APD pada perawat di IGD dan ICU RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Untuk penelitian selanjutkan diharapkan dapat melakukan penelitin terkait variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Pengaruh Senam Ergonomik terhadap Skala Nyeri dan Rentang Gerak pada Lansia Rheumatoid Arthritis Asmiyah; Rahmawati Ramli; Rizqy Iftitah Alam
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.38

Abstract

Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami Rheumatoid Arthritis (RA) yaitu peradangan sendi yang diakibatkan oleh gangguan autoimun atau gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan kelenturan (fleksibilitas) bahkan dapat menyebabkan kerusakan sendi yang progresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan skala nyeri dan peningkatan rentang gerak lansia yang mengalami Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja puskesmas Panincong Kabupaten Soppeng. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan design quasy eksperimen dengan menggunakan 15 responden kelompok intervensi yang dilakukan senam ergonomik dan 15 responden kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi. Uji perbandingan menggunakan uji Wilcoxon Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan skala nyeri dan peningkatan rentang gerak pada kelompok intervensi dengan nilai p<0.05. Penelitian ini memberikan saran agar masyarakat lansia melakukan senam ergonomik untuk menurunkan keluhan Rheumatoid Arthritis.
Pengaruh Supervisi Keperawatan, Insentif dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja pada Perawat Aynun Jariah; Samsualam; Tutik Agustini
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.41

Abstract

Perawat sebagai sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan keperawatan akan merasakan pekerjaannya dengan cara masing-masing yang bersifat subjektif, seperti senang atau puas akan pekerjaannya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat antara lain faktor intrapersonal atau faktor individu, interpersonal berkaitan dengan faktor pelaksanaan asuhan keperawatan  dan ekstrapersonal atau faktor organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh supervisi keperawatan, insentif dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada perawat di RSUD Kota Baubau, serta untuk mengetahui pengaruh faktor apakah yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal dengan metode kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Sampel penelitian ini berjumlah 58 responden dengan teknik sensus atau sampel jenuh. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara supervisi keperawatan terhadap kepuasan kerja signifikansi (0,046 < 0,05), ada pengaruh antara insentif terhadap kepuasan kerja signifikansi (0,037 < 0,05), tidak ada pengaruh antara motivasi terhadap kepuasan kerja signifikansi (0,305 > 0,05), secara simultan ada pengaruh antara supervisi keperawatan, insentif dan motivasi terhadap kepuasan kerja signifikansi (0,021 < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Supervisi Keperawatan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada perawat di RSUD Kota Baubau. Insentif berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada perawat di RSUD Kota Baubau. Motivasi Kerja tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada perawat di RSUD Kota Baubau. Supervisi Keperawatan, Insentif dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada perawat di RSUD Kota Baubau. Pengaruh faktor yang paling dominan adalah Insentif, hal ini karena hanya Insentif yang mempunyai pengaruh terbesar dari variabel lainnya.  
Pengaruh Shift Kerja terhadap Stres Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Isolasi Andi Masty Amirah; Samsualam; Tutik Agustini
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.92

Abstract

Shift kerja merupakan sumber utama dari stres kerja bagi tenaga kesehatan terutama pada perawat. Dampak kinerja yang timbul dari shift kerja mengakibatkan menurunnya kemampuan mental pekerja yang bisa mempengaruhi kinerja serta produktivitas dalam bekerja. Stres kerja merupakan suatu keadaan ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang pegawai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara shift kerja terhadap stres kerja perawat di instalasi rawat inap isolasi di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makasar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif survey analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sampel dilakukan tehnik convenience sampling dengan besar sampel sebanyak 60 responden. Uji analisis untuk mengukur pengaruh dengan menggunakan uji statistik Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menujukan bahwa dari 60 responden yang bekerja di shift pagi dengan stres tinggi sebanyak 25 orang (92,6%), shift siang dengan stres tinggi sebanyak 2 orang (9,5%) dan shift malam dengan stres tinggi sebanyak 6 orang (50%). Dari hasil uji regresi linear sederhana didapatkan hasil t hitung sebesar 4,054 sedangkan t tabel 2,001 berarti nilai t hitung > t tabel, serta dapat dibuktikan dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara shift kerja terhadap stres kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada sistem shift yang digunakan terdiri dari 3 kelompok shift yaitu, shift pagi, shift siang dan shift malam yang dirotasikan setiap 2 minggu. Adapun shift kerja yang mengalami stres kerja lebih tinggi terjadi pada shift pagi dibandingkan pada shift lainnya dikarenakan beban kerja yang berlebih.
Efektifitas Guided Imagery dan Slow Deep Breathing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Rindiani; Safruddin; Akbar Asfar
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.158

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas guided imagery dan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Desain penelitian quasy experimental dengan rancangan two group pretes-posttest dengan teknik purposive sampling, besar sampel 30 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok guided imagery dan kelompok slow deep breathing. Setiap kelompok mendapatkan perlakuan selama 15 menit dilakukan sehari sekali selama tiga hari, instrument penelitian menggunakan spygmomanometer aneroid. Analisis data dengan menggunakan uji paired t-test dan uji two sample independent t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guided imagery efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi dengan signifikasi (p=0,000). Slow deep breathing juga efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi dengan signifikasi (p=0,000). Namun tidak ada perbedaan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah pemberian guided imagery dan slow deep breathing dengan signifikasi p=0,297 (sistolik) dan p=0,597 (diastolik).Kesimpulan menunjukkan guided imagery dan slow deep breathing sama-sama efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi namun tidak ada perbedaan keefektifan terhadap penurunan tekanan darah sesudah perlakuan guided imagery dan slow deep breathing. Guided imagery dan slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologi.
Efektifitas Terapi Relaksasi Otot Progresif Sebagai Self Care Menurunkan Stres Selama Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muslim Indonesia Ina Arliana Sari; Wa Ode Sri Asnaniar; Safruddin
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.180

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pada berbagai aktivitas masyarakat untuk mencegahan penyebarannya. Di Indonesia termasuk Sulawesi-Selatan mengalami peningkatan kasus positif dan kematian akibat COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pre test post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini melibatkan 30 orang mahasiswa aktif program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, yang dibagi secara purposive sampling ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (mendapatkan terapi relaksasi otot progresif). Pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner DASS-14 yang dilakukan sebelum perlakuan, 1 minggu, dan 2 minggu setelah perlakuan. Penelitian ini dilakukan di Universitas Muslim Indonesia. Uji analisa yang digunakan adalah Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif selama 2 minggu (p = 0,067) tidak efektif. Kesimpulan rata-rata tingkat stres sebelum dilakukan intervensi relaksasi otot progresif pada kelompok kontrol dan eksperimen adalah 13,67 orang. Peningkatan tingkat stres sebesar 26 orang dan penurunan tingkat stres sebesar 16 orang, rata-rata tingkat stres setelah dilakukan intervensi relaksasi otot progresif pada kelompok kontrol dan eksperimen adalah 13,67 orang. Peningkatan tingkat stres sebesar 11 orang dan penurunan tingkat stres sebesar 19 orang. Terapi relaksasi otot progresif tidak efektif sebagai self care menurunkan stres mahasiswa keperawatan universitas muslim indonesia. Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan populasi penelitian yang berbeda dengan penelitian ini, misalnya pada mahasiswa kedokteran, mahasiswa kedokteran gigi, mahasiswa farmasi, atau program studi lainnya
Hubungan Letak Lesi dengan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Yutia Ferianti Yunus Padu; Safruddin; Brajakson Siokal
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.189

Abstract

Stroke meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan fungsi kognitif sebanyak 3 kali, sehingga merupakan efek yang terjadi pada pasien stroke. Kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan inidividu untuk menghubungkan menilai dan mempertimbangkan masalah atau percakapan. Kognitif dapat diatur oleh letak lesi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengatahui  apakah ada hubungan antara letak lesi dengan fungsi kognitif pada pasien stroke di Stroke Center RSKD Dadi Sulawesi Selatan.Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Adapun penentuan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan besar sampel sebanyak 48 responden. Uji hubungan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menujukan bahwa terdapat hubungan antara letak lesi dengan fungsi kognitif (p = 0,008). Kesimpulan dari penelitian ini adalah letak lesi pada pasien stroke yang paling banyak didapat dengan letak lesi hemisfer kiri sebanyak 38 orang. Diharapkan adanya penelitian yang lebih mengenai skor MMSE dengan fungsi kognitif sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh fungsi kognitif terhadap kulitas hidup pasien stroke. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan moteode lain dan sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang akurat.
Karakteristik Individu dan Kinerja Pelayanan dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan Ona Ariyani Umaternate; Wa Ode Sri Asnaniar; Samsualam
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.210

Abstract

Karakteristik individu adalah ciri khas atau sifat khusus yang dimiliki seseorang karyawan yang dapat menjadikan dirinya memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang lain untuk mempertahankan dan memperbaiki kerja didalam organisasinya. Penilitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui hubungan krakteristik individu dan kinerja pelayanan dengan loyalitas pasien  rawat jalan di Poliklinik RS Pelamonia Tk II kota Makassar. penelitian ini adalah penelitian deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penilitian ini berjumalah 50 responden dengan teknik stratified sampling atau stratified random sampling. Instrument penilitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji statistik Chi-Squar. Hasil penilitian ini menunjukan bahwa hasil analisis antara umur dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,003 > 0,05, pendidikan dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,002 > 0,05, penghasilan dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,012 > 0,05, penanggung biaya dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,011 > 0,05, jarak tempat tinggal dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,019 > 0,05, kinerja pelayanan dan loyalitas pasien rawat ini didapatkan nilai p-value sebesar 0,037 > 0,05. Kesimpulan dari penilitian ini Karakteristik individu dan Kinerja pelayanan memiliki hubungan yang signfikan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Poliklinik RS TK II Pelamonia Kota Makassar.
Pengaruh Massase Effleurage Abdomen terhadap Penurunan Dismenore Primer pada Remaja Putri Fatma Jama; Asna Azis
Window of Nursing Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v1i1.244

Abstract

Dismenore adalah nyeri pada saat menstruasi. Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Salah satu tindakan non-farmakologi dalam menangani nyeri yaitu massase dengan teknik massase effleurage yang aman dapat mengurangi nyeri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh massase effleurage abdomen terhadap penurunan nyeri dismenore primer pada remaja putri SMAN 1 Siotapina.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan desain pra-eksperiment dengan rancangan pretest-postest. Pada penilitian ini menggunakan non probability sampling dengan metode consecutive sampling, Populasi pada penilitian ini adalah semua siswi putri yang mengalami dismenore primer pada kelas Xl IPA yang berjumlah 16 siswi. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat, dimana bivariat menggunakan analisa uji Wilcoxon. Instrumen yang digunakan Numeric Rating Scale (NRS). Sampel diberikan terapi massase effleurage abdomen 3-5 menit selama 3 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan nilai ρ = 0.000, dimana nilai ρ lebih kecil dari α=0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sehingga, dapat disimpulkam bahwa terdapat berbedaan hasil sebelum dan setelah pemberian massase effleurage abdomen sehingga terdapat adanya pengaruh massase effleurage abdomen dengan skala nyeri disminore.
Reposisi dan Massage Menurunkan Derajat Dekubitus pada Pasien Immobilisasi dengan Gangguan Neurologis: Case Report Najihah; Ita Sulistiani; Ferly Yacoline Pailungan; Musdalifah; I Kade Wijaya; Abdul Thalib; Alfian Mas’ud; Takdir Tahir; Titi Iswanty Afelya
Window of Nursing Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v1i1.245

Abstract

Stroke dan penyakit gangguan fungsi neurologis lainnya akan mengakibatkan berbagai macam gangguan fungsi tubuh seperti gangguan fungsi kognitif, sirkulasi, kekuatan otot, fungsi perifer, fisiologis yang akan berpengaruh pada sistem sensorik dan motorik penderitanya. Hal ini membuat pasien mengalami immobilisasi. Immobilisasi yang lama akan menimbulkan resiko kerusakan pada permukaan tubuh yang tertekan yang disebut dengan dekubitus terutama pada daerah-daerah yang menonjol. Oleh karena dilakukan pemberian tindakan reposisi dan massage untuk menurunkan derajat dekubitus pasien imobilisasi dengan gangguan neurologis. Penelitian ini merupakan penerapan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) dengan pendekatan studi kasus yang melihat perubahan pada luka dekubitus yang terjadi setiap hari. Populasi dalam penerapan EBNP ini adalah seluruh pasien yang dirawat di Ruang perawatan Lontara 3 Neuro RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sampel ditentukan berdasarkan Number Needed to Treat (NNT) dari jurnal utama yang digunakan sebagai pedoman penerapan EBNP. Hasil implementasi EBNP ditemukan bahwa pemberian reposisi dan massage selama 7 hari dapat menurunkan ukuran diameter luka, memberikan perubahan warna mendekati warna kulit di sekitar, lebih cepat menurunkan derajat luka pada dekubitus derajat 1, dan lebih cepat menurunkan derajat dekubitus pada bagian Heel. Disimpulkan bahwa reposisi dan massage efektif dalam menurunkan dekubitus derajat 1 dan 2 pada pasien imobilisasi dengan gangguan neurologis di Ruang Lontara 3 Neuro RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sehingga perawat sebaiknya melakukan screening dekubitus dan jika ditemukan tanda-tanda dekubitus derajat 1 dan 2 sebaiknya dilakukan kombinasi reposisi tiap 2 jam dan massage 2 kali sehari minimal selama 7 hari.

Page 5 of 16 | Total Record : 153