cover
Contact Name
Halwan Alfisa Saifullah
Contact Email
halwan@ft.uns.ac.id
Phone
+6282133085744
Journal Mail Official
halwan@ft.uns.ac.id
Editorial Address
Matriks Teknik Sipil Gedung IV lt. 1 Jurusan Teknik Sipil Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Jawa Tengah - Indonesia 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Matriks Teknik Sipil
ISSN : 23548630     EISSN : 27234223     DOI : -
Matrik Teknik Sipil adalah open access journal yang mempublikasikan penelitian di bidang struktur, hidrologi, transportasi, geoteknik dan management proyek. Matriks Teknik Sipil diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Jurnal ini menyediakan open access yang pada prinsipnya membuat riset tersedia secara gratis untuk publik dan akan mensupport pertukaran pengetahuan global terbesar.
Articles 45 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017" : 45 Documents clear
DESAIN KRITERIA PENILAIAN KONDISI SUNGAI BERDASARKAN ASPEK STRUKTUR BANGUNAN (STUDI KASUS SUNGAI PEPE BARU SURAKARTA) Bagas Mahadika; Sobriyah Sobriyah; Agus Hari Wahyudi
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36854

Abstract

Sungai sebagai sarana pengaliran air alami merupakan salah satu sumber air yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Manusia membangun berbagai macam struktur prasarana sungai untuk memaksimalkan pemanfaatan air sungai. Kebutuhan akan pembangunan, perawatan serta perbaikan prasarana sungai tidak selalu sejalan dengan sumber daya yang ada, sehingga diperlukan suatu skala prioritas untuk menentukan tindakan yang harus dilaksanakan segera. Oleh karena itu penting untuk dibuat suatu desain kriteria penilaian kondisi sungai berdasarkan aspek struktur bangunan prasarana sungai. Hasil desain kriteria kemudian diterapkan pada Sungai Pepe Baru untuk mendapatkan kondisi sungai sebagai pertimbangan untuk peningkatan kualitas Sungai Pepe Baru. Tahapan dari penelitian ini adalah: (1) Menentukan komponen bangunan prasarana sungai. (2) Menyusun indikator bangunan prasarana sungai. (3) Menyusun kriteria bangunan sungai berdasarkan strukturnya. (4) Membuat teknik penilaian kondisi bangunan berdasarkan strukturnya. (5) Menghitung distribusi bobot antar komponen sungai. (6) Menerapkan desain penilaian struktur bangunan sungai pada Sungai Pepe Baru. Komponen bangunan sungai yang digunakan dalam penyusunan kriteria dapat dikelompokkan menjadi bangunan pelindung, bangunan pengaturan, dan bangunan pendukung. Distribusi bobot yang dihitung menggunakan metode Analytic Hierarchy Process dan menghasilkan bobot 33.3% untuk bangunan pelindung, 37% untuk bangunan pengaturan dan 29.6% untuk bangunan pendukung. Desain kriteria kemudian diterapkan pada Sungai Pepe Baru, dan menghasilkan nilai 83,71 yang termasuk kategori BAIK, dengan kondisi bangunan pelindung 85,82, bangunan pengaturan 78,49 dan bangunan pendukung 87,66.
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN FASE PADAT PADA ASBUTON EMULSI TERHADAP KADAR ASPAL DENGAN EMULGATOR TEXAPON MENGGUNAKAN GRINDER TIPE MB 60 Djoko Sarwono; Djumari Djumari; Rifqi Surya Darendra
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36870

Abstract

Aspal Buton (Asbuton) belum dapat dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Tingkat pemanfaatan asbuton masih rendah karena produk hasil olahan asbuton masih berupa produk-produk yang tidak praktis dalam hal penggunaan serta membutuhkan biaya pengolahan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk aspal dari asbuton yang praktis untuk digunakan melalui proses ekstraksi dan tidak memerlukan biaya yang besar saat pengolahan. Penelitian ini menggunakan metode asbuton emulsi. Bahan penyusun asbuton emulsi adalah asbuton butir 5/20, premium, texapon, HCl dan aquades. Fase padat adalah campuran asbuton butir 5/20 dan premium dengan waktu mixing menggunakan grinder tipe MB 60 selama 3 menit. Pemeraman fase padat dilakukan setelah proses pencampuran fase padat agar reaksi dan ikatan campuran fase padat semakin optimal untuk menghasilkan kadar kelarutan aspal yang tinggi. Variabel waktu pemeraman adalah 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. Fase Cair terdiri dari texapon, HCl dan aquades. Fase padat dan fase cair dicampur untuk menghasilkan asbuton emulsi kemudian dilakukan proses ekstraksi asbuton emulsi dengan waktu 25 menit. Pengujian yang dilakukan adalah kadar kelarutan aspal, kadar air, dan karakteristik aspal pada hasil ekstraksi asbuton emulsi dengan kadar aspal teroptimum. Analisis data pada hasil ekstraksi asbuton emulsi menghasilkan kadar aspal tertinggi sebesar 94,77% pada variabel waktu pemeraman 120 menit. Kadar air ada hasil ekstraksi asbuton emulsi menunjukkan semakin lama pemeraman fase padat berlangsung maka kandungan air yang ada dalam benda uji akan mengalami penurunan. Pengujian karakteristik aspal pada hasil ekstraksi asbuton emulsi dengan kadar kelarutan aspal paling optimum menunjukkan bahwa peremaja premium menguap saat proses penghilangan kandungan air sebelum proses pengujian dilakukan.
EKSTRAKSI ASBUTON BUTIR DENGAN METODE ASBUTON EMULSI DITINJAU DARI WAKTU MIXING FASE PADAT MENGGUNAKAN EMULGATOR TEXAPON DAN GRINDER TIPE MB 60 Djoko Sarwono; Agus Sumarsono; Ponco Setiawan Raharjo
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36886

Abstract

Pemanfaatan asbuton masih terbatas pada bentuk butiran. Kandungan dalam asbuton butir masih berupa aspal dan campuran mineral lain. Cara untuk mengetahui kandungan aspal dalam asbuton butir adalah ekstraksi dengan metode emulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar aspal emulsi, hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar air dan mengetahui karakteristik asbuton emulsi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat asbuton emulsi lalu diekstraksi hingga asbuton emulsi halus terpisah dengan yang kasar. Fase padat terdiri dari asbuton butir, bensin lalu dicampur menggunakan mixer modifikasi dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5 menit. Fase cair terdiri dari texapon, air aquades dan asam klorida. Kemudian dilakukan pengujian kelarutan, kadar air, dan karakteristik asbuton emulsi. Hasil analisis dari uji kelarutan, dengan waktu mixing fase padat 3 menit, didapat kadar asbuton emulsi sebesar 96,67 %. Dari analisis hasil uji kadar air didapat hubungan antara waktu mixing fase padat dengan kadar air yaitu semakin lama waktu mixing fase padat maka kadar air akan semakin meningkat. Dari hasil uji karakteristik asbuton emulsi didapat nilai penetrasi berkisar 3,2 dmm, titik lembek 90,5oC,berat jenis 1,403 gr/cc, titik nyala, dan bakar 335oC dan 348oC, uji kelekatan 99,5% dan kelarutan 70,5%.
PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.25 Duta Cahaya Marga Utama; Niken Silmi Surjandari; Bambang Setiawan
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36849

Abstract

Stabilisasi tanah merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki karakteristik pada tanah bermasalah. Tanah lempung plastisitas tinggi termasuk dalam tanah bermasalah karena mempunyai daya dukung rendah. Salah satu metode untuk meningkatkan daya dukung adalah stabilisasi tanah lempung menggunakan semen. Penelitian ini menggunakan tanah lempung plastisitas tinggi dari daerah Grogol, Sukoharjo yang dikondisikan kadar airnya pada indeks likuiditas (LI) 1 dan 1.25. Stabilisasi tanah ini berfokus pada pengurangan penurunan dengan variasi kolom ( 8 cm, 11 cm, dan 13 cm) pada perbandingan semen : tanah 25% dan faktor air semen 35%. Uji beban pelat dilakukan setelah masa perawatan 7 hari. Hasil uji beban pelat pada tanah dengan indeks likuiditas 1 dan 1.25, penurunan terendah terdapat pada kolom diameter 8 cm yaitu 6 cm dan 6.5 cm sedangkan penurunan tertinggi pada kolom 13 cm yaitu 7.1 cm dan 7.8 cm.
STUDI KARAKTERISTIK DASPAL JABUNG DIMODIFIKASI MENGGUNAKAN LATEKS, DIBANDINGKAN DENGAN SPESIFIKASI ASPAL PENETRASI Aditya Permana; Ary Setyawan; Djumari Djumari
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36865

Abstract

Daspal (damar aspal) adalah salah satu jenis bioaspal yang merupakan campuran dengan bahan utamanya merupakan damar sebagai bahan pengikat dan serbuk bata yang dilebur menjadi satu dengan menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan peleburnya. Salah satu kekurangan dari daspal ini adalah rendahnya nilai daktilitas. Lateks berfungsi untuk membuat daspal menjadi lebih elastis, meningkatkan nilai daktilitas dan menambah kemampuan kohesi atau ikatan antar partikel dari material daspal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan lateks terhadap sifat properties daspal sesuai dengan spesifikasi pengujian aspal keras berdasarkan nilai penetrasi. Variasi penambahan kadar lateks dimulai dari 0%,2%,4%,6%,8% dan 10% dari berat daspal. Penambahan lateks optimum pada campuran daspal adalah pada kadar lateks 6%. Pada kadar lateks optimum terjadi kenaikan nilai titik lembek yaitu dari 57,5oC menjadi 58,5oC, nilai daktilitas bertambah panjang dari 40,5 cm menjadi 114,5 cm, nilai titik nyala dari 245oC menjadi 270oC, dan nilai kekakuan daspal dari 1660 MPa menjadi 7820 Mpa. Penetrasi daspal menjadi lebih keras dari 65 dmm menjadi 26 dmm, dan nilai berat jenis daspal semakin berkurang dari 1,003 gr/cm3 menjadi 0,992 gr/cm3. Nilai kelarutan daspal dalam larutan trichlore ethylene yaitu sebesar 99,84% dan nilai kelekatan daspal pada batuan sebesar 99%. Dari hasil tersebut, daspal belum bisa dikategorikan memiliki karakteristik seperti aspal karena ada beberapa kriteria yang belum memenuhi spesifikasi.
PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH GRANULER Lukman Fahreza N.; Bambang Setiawan; Raden Harya Dananjaya
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36881

Abstract

Kerusakan perkerasan jalan tidak hanya disebabkan oleh kualitas permukaan perkerasannya, tetapi juga dapat disebabkan oleh kualitas struktur lapis pondasi atas (base course), lapis pondasi bawah (subbase course) dan tanah dasar (subgrade). Penelitian ditujukan untuk menganalisis pengaruh ketebalan lapisan subbase course pada subgrade tanah granuler terhadap nilai CBR dan kv. Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan struktur lapisan perkerasan jalan di dalam laboratorium. Pengujian CBR dilakukan terhadap lapisan subgrade, sedangkan pengujian plate load test dilakukan pada lapisan subbase course dan base course. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ketebalan subbase course setiap 5 cm mampu meningkatkan nilai CBR pada subbase course berturut-urut sebesar 15,93%; 38,73% dan 3,35%. Penambahan ketebalan subbase course setiap 5 cm mampu meningkatkan nilai CBR pada base course berturut-urut sebesar 4,63%; 34,09%; 21,99% dan 2,68%. Penambahan ketebalan subbase course setiap 5 cm mampu meningkatkan nilai kv pada subbase course berturut-urut sebesar 6,79; 58,82 dan 3,03%. Penambahan ketebalan subbase course setiap 5 cm juga mampu meningkatkan nilai kv pada base course berturut-urut sebesar 12,20; 30,85; 9,30 dan 3,61%. Lapisan subbase course terbukti memiliki performa yang lebih baik dibandingkan lapisan base course. Hal ini ditunjukkan dengan nilai CBR subbase course yang 33,33% lebih besar daripada nilai CBR base course, pada ketebalan total struktur perkerasan jalan 40 cm. Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai kv subbase course yang 26,83% lebih besar daripada nilai kv base course, pada ketebalan total struktur perkerasan jalan 40 cm.
PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD T-05-2005-B DAN METODE SDPJL PADA RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN Edo Rizkiawan; Ary Setyawan; Slamet Jauhari Legowo
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36890

Abstract

Pertumbuhan alat transportasi darat dari tahun ke tahun semakin meningkat berimbas kepada perkerasan jalan yang menjadi rusak akibat terus menerus mendapatkan beban. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi menjadi baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien. Salah satu pedomannya adalah dengan cara overlay. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tebal lapis tambah dari metode overlay untuk ruas jalan Klaten-Prambanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pd-T-05-2005-B dan metode SDPJL. Kedua metode tersebut adalah metode overlay yang menggunakan data lendutan dari alat FWD. Metode Pd-T-05-2005-B adalah metode perhitungan manual, sedangkan metode SDPJL adalah perkembangan dari metode Pd-T-05-2005-B yakni dengan menggunakan software, tanpa perhitungan manual. Dalam penelitian ini selain data lendutan, variabel yang digunakan adalah LHR, RCI, CBR, Temperatur. Tebal lapis tambah yang dihasilkan dari penelitian yakni metode Pd-T-05-2005-B adalah sebesar 16 cm dengan rincian sebagai berikut; 4 cm AC-WC, 12 cm AC-BC, sedangkan metode SDPJL sebesar 13 cm dengan rincian sebagai berikut; 4 cm AC-WC dan 9 cm AC-BC.
PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG-GEDUNG KANTOR DINAS DI KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) DENGAN BANTUAN SOFTWARE EXPERT CHOICE V.11 Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto; Arif Fitria
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36858

Abstract

Pemeliharan bangunan kantor dinas kabupaten Sukoharjo, bertujuan untuk menjaga kondisi bangunan dengan metode-metode yang tepat. Upaya pencegahan kerusakan fisik pada bangunan kantor dinas Kabupaten Sukoharjo, yaitu dilakukan pemeliharaan berkala pada bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urutan prioritas pemeliharaan dan kondisi bangunan gedung-gedung kantor dinas yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo. Data sekunder diperoleh dari peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang masih berlaku, sebagai acuan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi gedung kantor dinas. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), untuk menentukan bobot komponen bangunan. Langkah yang digunakan yaitu membandingkan data masing-masing penilaian komponen, yang diolah dengan menggunakan software expert choice v.11, dan hasil pembobotan tiap-tiap responden dikombinasikan. Hasil urutan prioritas diperoleh skala Indeks Kondisi Bangunan (IKB) menunjukkan dalam kriteria kondisi baik sekali, baik, dan sedang. Urutan prioritas pemeliharaan gedung-gedung kantor Dinas di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut : Kantor Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (DPPOK), Dinas Perhubungan Infokom, Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), DPPKAD, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian & Perdagangan, Dinas Kependudukan & Capil, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan.
PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI Kurniawan Diliaristianto; Niken Silmi Surjandari; Raden Harya Dananjaya
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36874

Abstract

Kabupaten Wonogiri terletak pada 7° 32' - 8° 15' Lintang Selatan dan 110° 41' - 111° 18' Bujur Timur, posisi Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak di ujung selatan Provinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Provinsi Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi alamnya sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping, terutama di bagian selatan yang termasuk jajaran Pegunungan Seribu, kondisi ini sangat rawan terjadi bencana tanah longsor terutama pada daerah di lereng pegunungan. Oleh karena itu dilakukan analisis perkuatan lereng menggunakan sheet pile untuk menanggulangi longsor. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis stabilitas lereng berdasarkan kondisi eksisting di Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, dengan ketinggian 14 m dan kemiringan sebesar 60°. Analisis stabilitas lereng menggunakan bantuan program komputer. Perencanaan perkuatan menggunakan sheet pile dengan variasi ketinggian 1/2H, 1/3H, dan 1/4H dari ketinggian lereng. Berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng sebelum diberi perkuatan nilai keamanan lereng <1,25 menunjukan bahwa kondisi lereng tersebut kritis (longsor). Perencanaan sheet pile menggunakan variasi ketinggian 1/2H, 1/3H, 1/4H untuk stabilitas lereng memiliki angka keamanan >1,25 berarti lereng tersebut relatif stabil.
PEMODELAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA RUMAH MAKAN (RESTAURANT) DI KOTA SURAKARTA M. Zuhdi Fadhli; Dewi Handayani; Setiono Setiono
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36864

Abstract

Fasilitas parkir pada rumah makan (restaurant) merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh pengelola agar tidak akan menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas yang lewat di sekitar lokasi. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas rumah makan dengan minimal 100 tempat duduk harus memiliki Analisis Dampak Lalu Lintas. Pemodelan kebutuhan parkir ini sebagai pertimbangan atau dasar bagi pemerintah untuk menentukan jumlah minimal satuan ruang parkir (SRP) yang harus disediakan agar tidak mengganggu lalu lintas disekitar. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model kebutuhan ruang parkir sepeda motor dan model kebutuhan ruang parkir mobil pada rumah makan (restaurant) di Kota Surakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian berupa akumulasi parkir maksimum mobil dan sepeda motor sebagai variabel terikat (Y) didapatkan dari survei kendaraan dengan metode kordon survei. Variabel bebas terdiri dari luas bangunan (m2) (X1), jumlah kursi (buah) (X2), dan jumlah karyawan (orang) (X3). Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan bantuan software SPSS dalam pembentukan dan pengujian model. Penelitian model dilakukan dengan dua cara, cara pertama seluruh sampel (6 lokasi) dibuat model dan dimodelkan terhadap salah satu model terbaik. Cara kedua, model dibuat dari 5 lokasi dan dimodelkan 1 lokasi untuk simulasi model.. Dari hasil analisis didapatkan model terbaik untuk cara pertama yaitu sepeda motor Y = 24,341 + 0,084X1 dengan R2 = 0,914 dengan nilai selisih rata-rata sebesar 7,2%, untuk mobil Y = -20,413 + 0,275X2 dengan R2 = 0,608 dengan nilai selisih rata-rata sebesar 16,90%. Untuk model terbaik dengan cara kedua didapatkan model untuk mobil Y = 5,7070 + 0,022X1 dengan R2 = 0,824 dengan nilai selisih 33,87%, untuk motor Y = 22,869 + 0,087X1 dengan R2 = 0,930 dengan nilai selisih 8,58%. Kedua model tersebut dipilih berdasarkan uji-uji signifikan, simultan, normalitas, linieritas, multikolinieritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbias Estimator).