cover
Contact Name
Muhammad Yasminto
Contact Email
inovatif87@gmail.com
Phone
+6285715522783
Journal Mail Official
jurnal@iaih.ac.id
Editorial Address
Kelapa Street 84 Jombangan - Tertek Pare-Kediri, East Java, Indonesia
Location
Kab. kediri,
Jawa timur
INDONESIA
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan
ISSN : 24423009     EISSN : 25983172     DOI : 10.55148
This journal focuses on the development of education, religion, and cultural research, either locally, nationally, or internationally through the publication of research articles and reports. This journal covers a wide range of disciplines, containing studies of education, religion, and culture based on national education, multiculturalism, local wisdom, transformation in Islamic societies, as well as political and economical change.
Articles 278 Documents
Korelasi Filsafat Ilmu Terhadap agama dalam Perspektif Al-Qur'an Rumina Rumina
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak adaa alat dan tenaga utama manusia, tiga alat daan tenaga utama manusia itu adalah : akal fikir, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan dirinya. Dalam kehidupan manusia ada tiga pendekatan untuk menghampiri dan menemukan kebenaran. Ketiga pendekatan itu adalah filsafat, ilmu, dan agama. Terdapat hubungan yang erat antara ketiga sumber kebenaran ini, walaupun masing-masing berbeda dalam metodologinya (nilai epistemology), hakikatnya (nilai ontology) dan manfaat serta kegunaannya (nilai aksiologi). Filsafat merupakan hasil dari pemikiran manusia yang radikal, tajam, dan menukik terhadap setiap persoalan. Dalam mencari kebenaran pun hanya menggunakan akal semata, sehingga kebenarannya merupakan kebenaran rasionalitas yang tentunya bersifat relatif atau nisbi. Ilmu merupakan hasil dari penelitian yang dibuktikan dengan kegiatan ilmiah melalui tahap pengujian, pembuktian, dan penyesuaian degan fakta yang terjadi. Kebenarannya diperoleh melalui pandangan manusia terhadap realita, sehingga kebenarannya bersifat empiris dan masih relative atau nisbi. Sedangkan agama merupakan kebenaran yang diperoleh melalui wahyu (agama samawi) yang bersifat intuisi serta rohani. Permasalahan akan muncul jika antara perkembangan filsafat, ilmu, dan agama terdapat kesenjangan dan ketimpangan dalam praktek kehidupan manusia. Di bawah ini penulis akan mencoba mengurai akibat yang akan terjadi bila antara filsafat, ilmu, dan agama tidak berjalan seirama dan seimbang: Kontradiksi dengan sebelumnya dan ini merupakan nilai ideal yang harus dimiliki oleh manusia. Jika ketiganya kuat, maka kondisi suatu bangsa akan mencapai puncak kesejahteraan. Dengan agama manusia bisa menjadi muttaqin dan berbudi pekerti luhur, dengan filsafat manusia akan selalu mencari pemecahan masalah-masalah dan menyediakan inovasi-inovasi, sedangkan dengan ilmu manusia jadi semakin mudah dalam menghadapi perkembangan zaman ini.
Peningkatan Motifasi Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Melalui Card and Board di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Kediri Moch Bachrudin
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.189 KB)

Abstract

Pemerintah mulai menerapkan Kurikulum 2013 di lembaga-lembaga pendidikan termasuk madrasah. Semua guru harus memahami dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang baru. Namun, dalam kenyataannya belum semua guru termotivasi untuk melaksanakan tugas tersebut. terutama guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Kediri yang menjadi obyek penelitian. Melalui pendekatan card and board dapat meningkatkan motivasi guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 baik dalam pengembangan model pembelajaran maupun pengembangan penilaian otentik. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (96,4%) % guru mengembangkan model pembelajaran, dan (97,1%) telah mengembangkan penilaian.
Metode Pemahaman Hadist Nabi Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi Surahmad Surahmad
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.985 KB)

Abstract

Hadith as one of the sources of law (read; Istimbat Ahka@m Syar'iyyah) have a complex problem, both in terms of authenticity and in terms of interpretation. Islamic teachings in the Qur'an is a universal global nature, a lot of detailed explanations in the hadith of the Prophet, but their meanings; the interpretation of the hadith which is not comprehensive, so the impact on the traditions that are not used by some groups. Yusuf Qaradawi (manhaj contemporary scholars of Ahlus Sunnah, born in Egypt, experts in various disciplines, including jurisprudence and Hadith) understand tradition as a Hadith Nabawi membumikan effort by several methods such as by combining tradition with the Koran, test the validity of a traditions with authentic traditions topic, closer to the principal and sole discretion shari'ah or general purpose.Hadis sebagai salah satu sumber hukum (baca; Istimbat Ahka>m Syar’iyyah) memiliki permasalahan yang kompleks, baik dari segi keotentikan maupun dari segi interpretasi. Ajaran Islam dalam al Qur'an adalah bersifat universal yang global, banyak penjelasan yang diperinci dalam hadis Nabi, akan tetapi adanya pemaknaan;interpretasi hadis yang tidak komprehensif, sehingga berdampak pada hadis-hadis yang tidak digunakan oleh sebagian kelompok. Yusuf Qaradhawi (ulama kontemporer yang bermanhaj Ahlus Sunnah, lahir di Mesir, ahli dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk diantaranya fiqih dan hadis) memahami hadis sebagai upaya membumikan hadis Nabawi dengan beberapa metode diantaranya dengan memadukan hadis dengan al-Qur’an, menguji kesahihan suatu hadis dengan hadis-hadis sahih yang setema, lebih mendekati pokok dan lebih sesuai dengan kebijaksaan syari’ah atau tujuan umum syari’ah.
Epistimologi Pendidikan Islam Menuju Perspektif Gender Laila Badriah
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.208 KB)

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang strategis dalam mentrasformasikan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Diskursus tentang gender menjadi hal menarik, baik secara historis maupun realita modern saat ini. Epistimologi pendidikan islam memberikan ruang terhadap perempuan sebagai “mitra sejajar” dengan laki-laki, sebagaimana al-quran memposisikan hak dan kewajiban bagi kedua anatomi yang berbeda tersebut. Islam mengedepankan konsep keadilan bagi siapapun dan untuk siapa pun tanpa melihat jenis kelamin mereka.
Pandangan Azyumardi Azra terhadap Modernisasi Pesantren Zuyyina Candra Kirana
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.836 KB)

Abstract

Lembaga pendidikan Islam/Pesantren memiliki keunggulan baik dari aspek tradisi keilmuan maupun sisi transmisi dan intensitas umat Islam. Derasnya arus globalisasi telah mengancam eksistensi pesantren sehingga muncul gagasan modernisasi dilingkungan pesantren demi menjawab tantangan kebutuhan transformasi sosial. Akan tetapi banyak kalangan mengkhawatirkan tentang gagasan modernisasi pesantren yang berorientasi kekinian dapat mempengaruhi identitas dan fungsi pokok pesantren. Upaya re-formulasi kelembagaan, kurikulum, dan metodologi pesantren dalam pandangan Azyumardi Azra akan bermanfaat dalam sistem pengembangan, pembangunan dan peningkatan khazanah ilmiah dalam dimensi pendidikan Islam.
Dialektika Fundasional Perkembangan Pesantren (Perspektif Pendidikan Islam) Ainul Yaqin
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.457 KB)

Abstract

Pesantren[1] merupakan pelembagaan pendidikan yang bercorak Islam tertua, dari sini pesantren sebenarnya merupakan rintisan awal dari perkembangan selanjutnya untuk model pendidikan pesantren saat ini, bahkan pesantren dalam model pengertianya yang paling konvensional telah hadir bersama penyebaran Islam oleh pendahulu-pendahulu (da’i) awal yang melakukan Islamisasi di nusantara (baca: Jawa). Pesantren dengan gaya pendidikan yang adaptatif terhadap lokalitas ini, kemudian menjadi eksis dan berkembang seiring dengan perkembangan Islam, yang di masa-masa awal memiliki hubungan kekerabatan yang kuat antara satu pesantren dengan pesantren lainya, baik melalui jalur kekerabatan keluarga, maupun hubungan personal guru dan murit antar pemilik pesantren[2], sedangkan disisi lain sebagian pemangku pesantren kebanyakan merupan kearbat keratin (atau kerturunan bangsawan Jawa), yang bias jadi mewariti tradisi dimasa lalunya untuk menyepi dan mendirikan padepokan (pesantren) dan disana mengapdikan diri pada pendidikan sebagai brahmana resi (kyai/ulama). Dari sinilah dialektika modernisasi pendididkan yang dibawa oleh penjajah, bertemu dan menentukan wajah baru perkembangan, pengayaan dan konsistensi pesantren, dalam memaknai kuntinuitas yang bagaimana dan perubahan apa saja yang terpenting bagi pesantren. Makalah ini menjelaskan bagaimana dialektika ini terjadi dalam bingkai sejarah pertumbuhanya,lantas ditinjauan melalui kacamata Filsafat pendidikan Islam untuk menemukan bentuk tipologi filsalat pendidikannya sebagai pembacaan fundasional. [1] Pesantren pada awalnya merupakan lembaga pendidikan yang hanya meperkenalkan agam dan mencetak ulama bandingkan dengan , Dr. H Muhaimin, Arah baru pengembangan pendidikan Islam, Nuansa: 2003, bandung. 14 [2] Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai, LP3ES: 1982, Jakarta. 88
Peranan Pemberdayaan Zakat dalam Meningkatkan Pendidikan di Desa Kuwik Kecamatan Kunjang Ali Muchasan
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.028 KB)

Abstract

Kuwik village sub-district communities Kunjang is a very viscous environment with Islamic values, because there is a majority religion is Islam. With this condition, of course, and a duty for Muslims to carry out Shari'a Muslims who form the pillars of Islam, one of which is the payment of zakat, especially zakat Mal lately often forgotten by Muslims. The role of the empowerment of zakat in improving education in the village Kuwik District of Kunjang have a very important role where the empowerment of zakat education in the village Kuwik increasingly be enhanced and in a success, the role of the empowerment of zakat in improving education in the village Kuwik subdistrict Kunjang be successful as far as to help smooth a good education of teachers and facilities. Hope the author hopefully empowering zakat can be improved further its role, and hopefully the improvement of the zakat is increasing. May God bless, Ameen!
Transformasi Uang Model Karl Marx Perspektif Konsep Uang dalam Ekonomi Islam Soleh Hasan
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.326 KB)

Abstract

Salah satu teori menarik yang juga merupakan antitesis dari konsep kapitalis tentang uang adalah komentar dari Karl Marx yang sangat berguna tentang peran revolusioner tentang uang. Menurutnya kapitalis terlalu mudah untuk mulai memandang dunia secara berbeda dan lebih sempit, hanya dari sudut pandang “ mencari uang” ketimbang “memanfaatkan barang”. Marx mengklaim bahwa kapitalis telah kehilangan tujuan dasar dari aktifitas ekonomi berupa -menghasilkan dan mempertukarkan barang- dengan memfokuskan uang sebagai awal dan akhir aktivitas mereka. Pendapat Marx yang hampir senada dengan pendapat para ahli ekonomi Islam tersebutlah yang kemudian menarik minat peneliti untuk mengkaji lebih dalam teori sirkulasi uang model Marx. Dalam tulisan termasuk penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan deskripsi. Masalah dalam penelitian ini adalah “Konsep Sirkulasi Uang Model Karl Marx Perspektif Konsep Uang Dalam Islam”. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan konsep Karl Marx tersebut berdasarkan teori ekonomi Islam.
Aktualisasi Total of Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam Al Khusairi
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 1 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.415 KB)

Abstract

Teacher have duty instruct and guide pupils to be progressively mount its knowledge, skilled progressively its skill and constructive progressively and expand its potency. In executing its duty, teacher have to show the existence of technical skilled which supported by certain personality attitude because based on by guidances of special behaviour (code of etik) firming up them in one profession corps.The Teacher profession have to be supported with high professionalism in realizing mission and vision an education institute to be created quality of good grad and responsibility learn To obtain;get high teacher professionalism utilize to realize quality of grad which is good to be, needed is Total of Quality Managemet (TQM) as a means of to reach the target which flange to continous improvement quality, satisfaction costumer and assurance quality.
Pendekatan Integratif Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) di Sekolah pada Abad Informasi Rohmad Ms
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 1 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.482 KB)

Abstract

Inovasi dalam pembelajaran PAI di sekolah perlu dilakukan dalam rangka merespon perkembangan masyarakat dan kemajuannya di bidang sains dan teknologi informasi. Arah dan tujuan pendidikan Islam yang hendak mewujudkan peserta didik yang memiliki integritas diniah dan loyalitas nasional karenanya perlu dibarengi dengan ikhtiar intensif bidang keilmuannya. Beberapa aspek keilmuan yang perlu mendapat perhatian antara lain: pertama pembaharuan dalam pendekatan epistemologis pembelajaran PAI dari organisasi kurikulum terkait (korelated curriculum kepada integrated kurikulum) terpadu. Kedua Pembaruan dalam paradigma epistemologis nalar bayani oriented menjadi trilogi nalar Abid al-Jabiri yaitu nalar bayani, nalar irfani, dan nalar burhani dalam pembelajaran PAI. Ketiga mengakomodasi nilai issue-issue global dalam silabi/materi PAI seiring kemajuan zaman dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi manusia terlebih komunitas muslim yang harus meresponnya dengan berbuat lokal tetapi berpikir global. Hanya dengan merespon kemajuan dalam konstruksi kekinian maka pendidikan agama Islam di sekolah menjadi kebutuhan dan diperhitungkan keberadaannya.

Page 1 of 28 | Total Record : 278