cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
syahrir_gassa@yahoo.com
Phone
+6275172201
Journal Mail Official
sofyan@kemenperin.go.id
Editorial Address
http://litbang.kemenperin.go.id/jli/about/editorialTeam
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Litbang Industri
Core Subject : Science,
Jurnal Litbang Industri (JLI) is a scientific journal published regularly twice a year in June and December. JLI contains primary articles or reviews are sourced directly from results of industrial research such as processing of agricultural products, food processing, fishing industry, mining industry, industrial standardization, and pollution control. All submissions are reviewed by qualified reviewers in their field.
Articles 213 Documents
Degradasi Zat Warna Direct Red-23 dan Direct Violet Dengan Metode Ozonolisis, Fotolisis Dengan Sinar Uv dan Cahaya Matahari Menggunakan Katalis N-Doped TiO2 Safni Safni; Deby Anggraini; Diana Vanda Wellia; Khoiriah Khoiriah
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.876 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i2.675.123-130

Abstract

Direct red-23 and Direct violet are non-biodegradable compounds containing azo component and carcinogenic. Direct red-23 and Direct violet had been degraded by ozonolysis, photolysis with UV lamp and solar irradiation methods using N-doped TiO2 catalyst. UV/Vis Spectrophotometer at wavelength 300-800 nm was used to measure the absorption of sample solution. The optimum weight of N-doped TiO2 catalyst was 20 mg. From the three methods obtained that ozonolysis method was the faster degradation process than photolysis with UV and solar irradiation. Direct red-23 and Direct violet was degraded as much as 55 and 50% within 20 minutes by ozonolysis.ABSTRAKZat warna Direct red-23 dan Direct violet merupakan senyawa non-biodegradable yang mengandung senyawa azo dan bersifat karsinogen. Direct red-23 dan Direct violet didegradasi menggunakan metode ozonolisis, fotolisis dengan sinar UV dan dengan penyinaran matahari, tanpa dan dengan katalis N-doped TiO2. Hasil penelitian diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-800 nm. Berat optimum katalis N-doped TiO2 didapatkan 20 mg. Dari ketiga metode didapatkan bahwa proses degradasi pada metode ozonolisis paling cepat dibandingkan dengan fotolisis sinar UV dan cahaya matahari. Direct red-23 dan Direct violet dapat didegradasi sebanyak 55 dan 50% dalam waktu 20 menit.
Mempelajari inhibisi korosi senyawa khellin dan visnagin pada atom besi menggunakan metode DFT (density functional theory) Lidia Gusfi Marni; E Emriadi; S Syukri; I Imelda
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.45 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5403.111-118

Abstract

Penelitian secara komputasi telah dilakukan terhadap inhibisi korosi senyawa khellin dan visnagin pada atom besi menggunakan metode DFT (Density Fungsional Theory) tingkatan basis set B3LYP/6-311G (d, p) menggunakan program Gaussian.  Parameter kimia kuantum yang dihitung adalah energi orbital molekul tertinggi yang berisi elektron (EHOMO), energi orbital molekul terendah yang tidak berisi elektron (ELUMO), perbedaan energi celah (ΔE), momen dipol (µ), energi potensial ionisasi (I), afinitas elektron (A), elektronegativitas (χ), global hardness (η), global softness (σ), fraksi elektron yang ditransfer dari molekul inhibitor ke permukaan logam Fe (ΔN), elektrofilisitas (ω) energi total (ET) dan energi interaksi (Eint). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa khellin lebih baik sebagai inhibitor korosi dibandingkan senyawa visnagin.ABSTRACTComputational research has been investigated on inhibition corrosion of khellin and visnagin compounds on iron using DFT (Functional Density Theory)  method in the base set B3LYP / 6-311G (d, p) with Gaussian software. The quantum chemical parameters are the highest occupied molecular orbital energy (EHOMO), the lowest unoccupied molecular orbital energy (ELUMO), energy gap (ΔE), dipole moment (µ), ionization potential (I), electron affinity (A ), the electronegativity (χ), global hardness (η), global softness (σ), the fractions of electrons transferred from inhibitor to Fe (ΔN), electropilicity index (ω) total energy (ET) and the interaction energy (Eint). The results show that khellin to protect the corrosion of iron have a higher inhibitory potential compared to visnagin compound.
Biosorpsi Logam Zn Pada Limbah Sintetik Menggunakan Biomassa Campuran Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas sp Hidayati Hidayati; Uray Lusiana; Yoyon Suyono
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1379.009 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i2.627.85-90

Abstract

Zinc is one of the heavy metals that could be harmful for environment. This metal usually arises from industrial activities. Biosorption of zinc in synthetic waste was conducted using biomass mixture of Pseudomonas aeruginosa and Pseudomonas sp. This research aims to determine the zinc adsorption capacity of the biomass in synthetic waste water. Zinc biosorption was performed at pH 4, room temperature and stirring 800 rpm. Variation of contact time used was 30, 60 and 120 min; and the amount of biomass used was 0.01 g, 0.02 g, 0.03 g, 0.04 g and 0.05 g. The highest zinc biosorption capacity was obtained 25.43% at the time of 120 minutes and the amount of biomass used 0.01 g. The optimum condition for biomass biosorption and removal capacity based on the correlation between experimental data and mathematical models was obtained with the addition of 0.04 g of biomass with correlation coefficient (R ) 1 and 0,965 respectively.ABSTRAK Salah satu logam berat yang berbahaya dari hasil kegiatan industri adalah logam Zn (seng). Biosorpsi logam Zn pada limbah sintetik dilakukan dengan menggunakan biomassa campuran Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas biomassa dalam mengadsorpsi logam Zn pada limbah sintetik. Biosorpsi logam Zn dilakukan pada kondisi pH 4, temperatur ruang dan pengadukan 800 rpm. Variasi waktu kontak dilakukan pada 30, 60 dan 120 menit  dan menggunakan jumlah biomassa 0,01 g, 0,02 g, 0,03 g, 0,04 g  dan 0,05 g. Kapasitas biosorpsi logam Zn tertinggi diperoleh sebesar 25,43% pada waktu 120 menit dengan jumlah biomassa 0,01 g. Kondisi optimum biosorpsi logam Zn berdasarkan korelasi antara data eksperimen dan model matematika diperoleh pada penambahan jumlah biomassa sebesar 0,04 g baik untuk kapasitas biosorpsi logam Zn maupun efisiensi removal logam Zn dengan nilai koefisien korelasi (R2) masing-masing adalah 1 dan 0,965.
Pengaruh penambahan Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) dan asam sitrat terhadap mutu dan ketahanan simpan susu jagung Citra Setiawati; Kamsina Kamsina; Inda Three Anova; Firdausni Firdausni; Yulia Helmi Diza
Jurnal Litbang Industri Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.172 KB) | DOI: 10.24960/jli.v11i2.7399.131-137

Abstract

Jagung merupakan tanaman pangan pengganti gandum dan padi yang mengandung karbohidrat, kalori dan protein. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah jagung dapat dilakukan pengolahan menjadi susu jagung. Pengolahan jagung menjadi susu jagung sudah dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) The Ampale Star Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, akan tetapi susu jagung yang diproduksi tidak memiliki ketahanan simpan yang lama. Guna meningkatkan ketahanan simpan dan mutu susu jagung dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui formulasi susu jagung terbaik dengan melihat pengaruh penambahan Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) dan asam sitrat. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap secara faktorial dengan beberapa perlakuan penambahan CMC dan asam sitrat. Peningkatan penambahan CMC dan asam sitrat menyebabkan semakin meningkat hasil analisa dari  kadar abu, protein dan gula total namun berbanding terbalik dengan hasil analisa kadar lemak. Perlakuan optimal diperoleh pada perlakuan penambahan 0,3 % CMC dan 0,01 % asam sitrat dengan hasil analisa kadar abu 0,13%, kadar protein 0,54%, kadar lemak 0,18%, dan gula total 19,23%. Ketahanan simpan susu jagung yang disimpan pada refrigerator sampai hari ke-25 masih bagus dengan cemaran mikroba (angka lempeng total) yaitu 8,1x103 koloni/ml.
Produksi sari pepaya (Carica papaya) fermentasi sebagai minuman probiotik antihiperkolesterolemia Raden Haryo Bimo Setiarto; Nunuk Widhyastuti; Nandani Dwi Octavia; Herson Cahaya Himawan
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.11 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i1.3844.23-30

Abstract

Probiotic beverages can be used as antihipercholesterolemia therapy. One potential ingredient for probiotic drinks is papaya (Carica papaya) which can be fermented using lactic acid bacteria. The aim of this research is to get the right mixture of lactic acid bacteria culture formula to produce probiotic papaya juice which can decrease total cholesterol level in white rats (Rattus norvegicus) of Sprague Dawley strain. The papaya juice is fermented using a mixed culture formulation of different lactic acid bacteria, comprising A (Lactobacillus bulgaricus: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus); B (Lactobacillus plantarum: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus); C (Lactobacillus casei: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus). The results showed that the best formula of probiotic papaya juice mixed using A mixture culture based on pH parameter, total lactic acid and total lactic acid bacteria. After the total cholesterol test, the results obtained that probiotic papaya juice beverage can reduce total cholesterol levels with a decrease percentage of 17.51%. Probiotic papaya juice beverage can be applied to antihipercholesterolemia therapy in humans at doses of 55.56 ml each day.AbstrakMinuman probiotik dapat digunakan sebagai terapi antihiperkolesterolemia. Salah satu bahan potensial untuk minuman probiotik yaitu pepaya (Carica papaya) yang dapat difermentasi menggunakan bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh formula kultur campuran bakteri asam laktat yang tepat untuk memproduksi minuman sari pepaya probiotik yang mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley. Sari pepaya difermentasi menggunakan formulasi kultur campuran bakteri asam laktat yang berbeda, terdiri dari A (Lactobacillus bulgaricus: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus); B (Lactobacillus plantarum: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus); C (Lactobacillus casei: Lactobacillus acidophilus: Streptococcus thermophilus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik minuman sari pepaya probiotik menggunakan kultur campuran A berdasarkan parameter pH, total asam laktat dan total bakteri asam laktat. Setelah dilakukan uji kolesterol total, maka didapatkan hasil bahwa minuman sari pepaya probiotik dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan persentase penurunan sebesar 17,51%. Minuman sari pepaya probiotik dapat diaplikasikan untuk terapi antihiperkolesterolemia pada manusia dengan dosis sebesar 55,56 ml per hari.
Transesterifikasi minyak kemiri sunan menjadi biodiesel menggunakan katalis padat K2O/C Muhammad Zaki; Teku Muhammad Asnawi; Husni Husin; Saifullah Ramli; Sofyana Sofyana; Fikri Hasfita; Justaman Arifin Karo Karo
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.651 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6143.83-88

Abstract

Preparasi katalis padat K2O/C telah berhasil disiapkan dengan mengimpregnasi K2CO3 pada permukaan karbon aktif sekam padi selama 6 jam. Campuran tersebut dikalsinasi pada suhu 300 oC selama 3 jam hingga terbentuk K2O/C. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kinerja katalis K2O/C dalam proses  transesterifikasi minyak biji kemiri sunan menjadi biodiesel. Karbon sekam padi (C) dipersiapkan dengan proses pirolisis sekam padi, dilanjutkan dengan proses aktivasi untuk mendapatkan karbon sebagai penyangga berpori. Katalis K2O/C  dikarakterisasi dengan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy-Dispersive X-ray (EDX). Hasil analisa EDX menunjukkan bahwa komposisi katalis didominasi oleh karbon (C) dan kalium (K). Fasa aktif K2O terdistribusi pada permukaan karbon aktif secara merata. Katalis K2O/C yang dihasilkan digunakan dalam reaksi transesterifikasi minyak kemiri sunan menggunakan reaktor batch. Yield biodiesel tertinggi dicapai hingga 98,68% ketika menggunakan katalis 4%, loading K2CO3  pada karbon aktif 0,5% berat, waktu  reaksi 90 menit, serta rasio molar metanol terhadap minyak 8:1. Katalis K2O/C sangat berpotensi untuk dikembangkan selanjutnya sebagai salah satu katalis padat untuk mengkonversi minyak nabati menjadi biodiesel.
Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Sifat Fisika dan Kimia Bubuk Kedelai Failisnur Failisnur; Firdausni Firdausni; Silfia Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.251 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i1.664.37-43

Abstract

Soybean powder is a functional product which contains high protein and isoflavones. Protein and isoflavones can prevent chronic and degenerative diseases. The processing can affect the composition especially protein and isoflavones mainly the physical properties of soybean powder. The purpose of the research was to evaluate the effect of processing on the physical and chemical properties in order to produce soybean powder to develop the applications in food and pharmaceutical industries. The soybean was processed through a few treatments, roasting, soaking, steaming, boiling, and without treatments as a comparator. The results showed that the processing of immersion, roasting, steaming, and boiling decreased bulk density until 0.06, wettability 8 seconds, protein content 10.87%, and crude fiber 4.85%. However, the isoflavone content of soybean powder increased to 0.077% and water content 2.18% compared to soybean powder without processing.ABSTRAKBubuk kedelai merupakan produk fungsional mengandung protein yang tinggi dan  isoflavon. Protein dan isoflavon dapat mencegah penyakit kronis dan degeneratif. Proses pengolahan dapat mempengaruhi komposisi terutama protein dan isoflavon serta sifat fisika dari bubuk kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh proses pengolahan terhadap sifat fisika dan kimia kedelai bubuk guna mengembangkan aplikasi dalam industri makanan dan farmasi. Kedelai diolah dengan beberapa proses, yaitu: penyangraian, perendaman, pengukusan dan perebusan, serta tanpa pengolahan sebagai pembanding.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses  perendaman, penyangraian, pengukusan dan perebusan menurunkan densitas kamba hingga 0,06, wettability 8 detik, kadar protein 10,87% dan serat kasar 4,85%. Akan tetapi, kandungan isoflavon bubuk kedelai naik hingga 0,077% dan kadar air 2,18% dibandingkan dengan bubuk tanpa pengolahan.
Pengaruh jenis pelarut dan kecepatan homogenizer terhadap karakteristik partikel katekin gambir Gustri Yeni; S Silfia; Yulia Helmi Diza
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.983 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i1.5227.9-14

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dan kecepatan homogenizer terhadap karakteristik partikel katekin gambir. Penelitian dilakukan dengan cara katekin gambir dilarutkan dengan variasi pelarut air, etanol 20%, campuran etanol 20% dan etil asetat (perbandingan 1:10) dan kecepatan homogenizer 500; 1.500; 2.000; dan 2.500 rpm. Karakteristik partikel hasil perlakuan diuji menggunakan particle size analyzer (PSA) diperoleh hasil bervariasi antara 2.148-3.354 nm. Proses pengadukan dengan kecepatan 2500 rpm dapat memperkecil ukuran partikel (2.148 nm), secara visual dilihat dari tingkat kejernihan larutan yang dihasilkan. Peningkatan kecepatan homogenizer menyebabkan terjadi kerusakan senyawa katekin yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat, ditunjukkan dengan penurunan kadar katekin dari 84,32%  menjadi 75,91%. Sampel hasil perlakuan dikeringkan dengan spray dryer pada kondisi operasi suhu inlet 100oC dan outlet 90oC, tekanan vakum pada 15 Psi, terjadi penurunan ukuran partikel (209,45 nm). Sampel diuji menggunakan scanning electron microscope (SEM) menunjukkan morfologi katekin tidak simetris. Analisis ukuran partikel katekin dilanjutkan menggunakan software image-J dan diperoleh ukuran partikel antara 209,53-280,50 nm.ABSTRACTThis study was aimed to determine the effect of solvent type and homogenizer speed on the particle characteristics of gambier catechins. The research was conducted by dissolving the gambir catechins with solvents variation of water, ethanol 20%, mixture of ethanol 20% and ethyl acetate (ratio 1:10) and homogenizer speed 500; 1,500; 2,000; and 2,500 rpm. The particle characteristics of the treatment were tested using a particle size analyzer (PSA) and obtained the results varied between 2,148-3,354 nm. The stirring process at a speed of 2500 rpm can reduce the particle size (2,148 nm), visually seen from the clarity level of the solution produced. Increasing the speed of the homogenizer caused damage to the catechin compound which was marked by a change in color became brown, indicated by a decrease in catechin content from 84.32% to 75.91%. The treated sample was dried with a spray dryer under operating conditions of inlet temperature 100oC and outlet temperature 90oC, vacuum pressure at 15 Psi particle size decreased (209.45 nm). Samples were tested using a scanning electron microscope (SEM) showed the symmetrical morphology of the catechins. The analysis of catechins particle size was continued using the image-J software and obtained the particle size between 209.53-280.50 nm.  
Pengaruh Komposisi Arang Sekam Padi dan Arang Kulit Biji Jarak Pagar Terhadap Mutu Briket Arang Nilma Yuliza; Novizar Nazir; Masrul Djalal
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.846 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i1.617.21-30

Abstract

Briquette is a fuel derived from biomass. Biomass used in this study were rice husks and Jatropha seed husks. Adhesives are materials which are used to provide adhesion to the briquettes.  Adhesives used was 5% of the weight of charcoal.  Briquettes are made from jatropha seed husks is higher in density and compressing strength,  but lower in the water content, carbon and calorific value. While briquettes made from rice husk has a high calorific value and flammable, but lower in density and compressing strength. The purpose of this study to determine the effect of different composition levels of rice husk and jatropha seeds husks to  briquettes quality according to  Indonesian National Standard SNI 01-6235-2000 for  briquettes. The design used was Completely Randomized Design (RCD), with 4 treatments and 3 replications. In this study, the composition of jatropha seeds husks and  rice husk were as follow: 30%: 70%;  25%: 75%; 20%: 80%;  and 15%: 85%.  Each product was then analyzed chemically and physically. Data were analyzed using the F test followed by a test of Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) on the significant level of 5%. The results of this study indicated that the composition of the material for briquettes were  significantly  effect on moisture content, ash content, heating value,  volatile matter, fixed carbon, density and compressive strength as well as the combustion rate.  The average value of ash content, heating value quality, volatile matter and the density of the wood yet meet the SNI 01-6235-2000 for briquette.  While the average value of moisture content, fixed carbon, compressing strength meet SNI 01-6235-2000 standard for briquettes. The results showed that the best briquette was the composition treatment of 30%: 70% (30% of jatropha seed husks: 70% of rice husks) with a calorific value of 3906.27 cal/g.ABSTRAKBriket arang merupakan bahan bakar yang berasal dari biomassa. Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekam padi dan kulit biji jarak pagar dengan pemakaian perekat 5% dari berat arang. Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket yang dapat digunakan untuk keperluan energi sehari-hari. Briket yang terbuat dari kulit biji jarak pagar lebih tinggi di dalam kerapatan dan keteguhan tekan, tetapi lebih rendah di dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor. Sedangkan briket yang terbuat dari sekam padi memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan mudah terbakar, tetapi lebih rendah di dalam kerapatan dan keteguhan tekan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tingkat perbandingan komposisi arang sekam padi dengan arang kulit biji jarak pagar terhadap mutu briket arang yang dihasilkan dan mendapatkan komposisi terbaik dalam pembuatan briket arang berdasarkan SNI 01/6235/2000 briket arang kayu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan,  dengan perlakuan tingkat perbandingan komposisi arang kulit biji jarak pagar dengan arang sekam padi sebanyak 30%:70%, 25%:75%, 20%:80%, dan 15%:85%. Masing-masing produk tersebut kemudian dilakukan analisa kimia dan fisik. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan pembuat briket arang memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar abu, kualitas nilai kalor, volatile matter, fixed carbon, kerapatan dan kekuatan tekan serta laju pembakaran. Rata-rata nilai kadar abu, kualitas nilai kalor, volatile matter dan kerapatan belum memenuhi SNI 01-6235-2000 briket arang kayu. Sedangkan rata-rata nilai kadar air, fixed carbon, kekuatan tekan memenuhi SNI 01-6235-2000 briket arang kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket arang yang terbaik adalah pada perlakuan 30%:70% dengan nilai kalor 3906,27 kal/gram.
Remediation of hydrocarbon contaminated soil using alkyl benzene sulfonate: preliminary study Monik Kasman; H Hadrah; Salmariza Sy
Jurnal Litbang Industri Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.682 KB) | DOI: 10.24960/jli.v11i1.6995.73-78

Abstract

This work was aimed to remediate petroleum contaminated soil by soil washing method. This method is among alternative remediation used to remove petroleum pollutant or contaminant from soil using   aqueous chemical surfactan. This studi was preceeded to the characterization of contaminated soil to classify the soil including gain size, oil and gease and Total Petroleum Hydrocarbon (TPH).  Laboratory scale experiment was done to investigate the effect of aqueous chemical surfactan Alkyl Benzena Sulfonate (ABS).  The effect of surfactant and bulking agent to TPH removal was observed by varying the ratio of contaminated soil (g) to bulking agent (silica soil) in g/g units, with the ratio 50:50; 35:65 and 25:75 in variations of surfactant solution . 0%; 0.25%; 0.5%; 0.75% and 1.0% (mL/mL). The results showed that the soil washing was influenced by bulking agent ratio. The higher the ratio of the bulking agent, the higher the TPH reduction. The highest percentage of TPH removal achieved 92%, at surfactant concentration of 0.25% and ratio of soil/bulking agent of 25 : 75.

Page 6 of 22 | Total Record : 213