cover
Contact Name
Abdul Wachid BS
Contact Email
abdulwachid@uinsaizu.ac.id
Phone
+62811303136
Journal Mail Official
ibda@uinsaizu.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Jl. Jend. A. Yani No. 40A Purwokerto 53126 Jawa Tengah - Indonesia
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
ISSN : 16936736     EISSN : 24775517     DOI : https://doi.org/10.24090/ibda
IBDA`: Jurnal Kajian Islam dan Budaya focuses on the study of Islamic culture that developed in society, as well as the culture that developed in Muslim societies. The scope of the study includes: a) Beliefs system in Islam, b) Ideas of Muslim scholars, c) Ritual system in Islam, d) Islamic institutions and organizations, e) Traditions or customs in Islamic society, and f) Literature and Islamic arts. IBDA`: Jurnal Kajian Islam dan Budaya aims to build a comprehensive understanding of Islamic norms in religious texts and their realization in social life. If the author comes from Indonesia, please submit articles in Indonesian. After the article has accepted to publish by the Ibda Journal Editorial Board, the writer of the article must be willing to follow the rules for translating the article into English with the translator specified by the Ibda Journal.
Articles 290 Documents
MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI DALAM AKULTURASI Dinda Wulan Afriani
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.76 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.433

Abstract

Artikel ini menganalisis salah satu masjid unik di Indonesia yangterletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Masjid Laksamana Muhammad Cheng Ho Purbalingga merupakan salah satu dari tiga masjid Cheng Ho di Indonesia. Kehadiran masjid ini merupakan wujud simbol keindahan toleransi antar etnis dan budaya dalam sebuah akulturasi. Bentuk arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari budaya Islam- Tiongkok-Arab-Jawa. Keistimewaan masjid ini bukan hanya terletak pada bentuk arsitektur bangunan dan ragam hias arsitekturnya saja. Namun juga pada keindahan makna dan nilai falsafah kehidupan yang terkandung di dalamnya, yang tentu saja selaras dengan peran sertanya dalam masyarakat. Dalam membaca tanda dan makna, artikel ini juga menyajikan penalaran melalui metode semiotika visual secara singkat namun cukup padat.
MASJID SEMARANG DALAM PERTARUNGAN RUANG SOSIAL-BUDAYA Fatah Sukur
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.805 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.434

Abstract

idealnya, masjid tidak hanya digunakan untuk aktivitas shalat saja, melainkan juga berbagai kegiatan keislaman lainnya. Masjid Nurul Islam, Perumaham Mangkang Kulon, Semarang menjadi contoh dari masjid yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai aktivitas keagamaan Islam. Masjid ini membentuk perwujudan dan kesinambungan historis perkembangan agama Islam di Tanah Air. Filosofi ini diterjemahkan dalam Candrasengkala yang dirangkai dalam kalimat “Sucining Guna Gapuraning Gusti” yang berarti Tahun Jawa 1943 atau Tahun Masehi 2001 adalah tahun dimulainya realisasi dari gagasan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah. Candrasengkala ini terwujud menjadi ekspresi jatidiri Masjid Agung yang megah dan indah, perpaduan unsur budaya universal maupun lokal dalam kebudayaan Islam.
LANGGAR: INSTITUSI KULTURAL MUSLIM PEDESAAN JAWA Kholid Mawardi
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.006 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.435

Abstract

Langgar merupakan sentrum aktivitas masyarakat muslim pedesaan Jawa. Secara kultural, langgar mempunyai fungsi sebagai basis komunikasi religius jamaah, tempat inisiasi bagi anak-anak laki-laki menuju usia muda, dan tempat pertemuan umum warga. Sebagai institusi kultural muslim pedesaan Jawa, langgar telah menyediakan berbagai rujukan nilai-nilai dan norma-norma asetis bagi muslim pedesaan Jawa dalam beragama dan bermasyarakat, termasuk di dalamnya adalah tempat untuk melestarikan kesenian-kesenian leluhur mereka. Dengan demikian, secara konkrit langgar telah menjadi sumber tata nilai sekaligus model nyata dari tata beragama dan bermasyarakat. Langgar mempunyai arti penting secara kultural bagi muslim pedesaan Jawa, sebagai sentrum pelestarian dan peneguh identitas mereka sebagai orang Jawa yang sekaligus adalah seorang muslim.
MASJID DALAM PELESTARIAN SENI BANGUNAN ISLAM DI MESIR Nur Arfiyah Febriani
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.38 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.436

Abstract

Salah satu efek ibadah adalah kebudayaan, dan kebudayaan tidak terlepas dari ibadah. Demikian dengan masjid dan seni. Dari masjid, lahir berbagai macam budaya yang melahirkan seni yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kehidupan setiap orang yang bertandang kepadanya. Masjid, dalam sejarah pendiriannya dan proses yang dilalui mengalami kemajuan yang pesat, baik dari struktur bangunan dan fungsi yang semakin dikembangkan. Berangkat dari tempat yang menjadi pusat kegiatan masyarakat Mesir ini, memungkinkan masjid menjadi fasilitator dinamika seni dan budaya, politik, ekonomi dan pendidikan masyarakat setempat, yang pada akhirnya melahirkan sebuah universitas Islam tertua, ternama dan terbesar di dunia, al-Azhar.
HARMONY MASJID AGUNG KRATON SURAKARTA HADININGRAT Purwadi Purwadi
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.189 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.437

Abstract

This article will describe about spiritual, cultural and social activity in Masjid Agung Kraton Surakarta Hadiningrat. There are Grebeg Besar, Grebeg Pasa, Grebeg Mulud and Malem Selikuran ceremony. The Javanese community always do religiocity ritual that aim to get peace and harmony. Islam teaching able and Javanese culture value more together. Local identity become tool dakwah Islamiyah. Multiculturalism and tolerance spirit give enlightmen to environment. Traditional wisdom can be seeked in the big mosque of Kraton Surakarta that become central religious activity. Everyone should study traditional wisdom as symbolized in herritage of Masjid Agung Kraton Surakarta. Thereare much teaching that can be used as nation character building in global era.
PERTAUTAN EMOSI SEJARAH, MAGIS, DAN PENJAGA MAZHAB: ANALISIS TERHADAP MASJID AGUNG KYAI GEDE DI KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH Sulaiman Sulaiman
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.996 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.438

Abstract

Masjid Kyai Gede adalah salah satu masjid peninggalan bersejarah di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dilihat dari bentuk arsitekturalnya, masjid ini mirip dengan Masjid Demak Jawa Tengah, yang mengindikasikan kuatnya pengaruh Demak di pedalaman Kalimantan. Selain itu, masjid ini juga mengandung aspek-aspek magis dan sekaligus penjaga mazhab ahlu al-sunnah wa al-jamâ’ah. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis masjid ini dalam tiga fokus bahasan: pertautan sejarah, unsur magis, dan penjaga mazhab.
DISKURSUS ARSITEKTUR ISLAM – JAWA MENUJU MASJID YANG ECO CULTURE Titis Srimuda Pitana
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.76 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i1.439

Abstract

Tulisan ini ditujukan untuk memahami diskursus arsitektur Islam- Jawa dalam upaya mewujudkan ruang hidup material manusia yang berbentuk masjid yang ramah lingkungan dan budaya. Apa yang dilakukan atau dibahas dalam diskursus, seperti yang terjadi pada arsitektur Islam- Jawa yang diterapkan pada masjid yang ramah lingkungan dan budaya merupakan kehendak dan kekuasaan. Dalam hal ini, persoalan arsitektur bukan hanya berhenti pada persoalan geometris, penciptaan ruang, dan menghuninya, melainkan lebih pada dimensi “kekinian” yang disebut dengan “kemenjadian” (becoming); bukan hanya ada (being), namun juga mengada (beings) yang detail penjelasan dalam tulisan ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu: 1) konsep dan wacana arsitektur Islam-Jawa; 2) pengembangan arsitektur Islam-Jawa dan perpaduannya dengan eco culture; dan 3) arsitektur masjid yang eco culture.
PESANTREN: SANTRI, KIAI, DAN TRADISI Ahmad Muhakamurrohman
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 2 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.632 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i2.440

Abstract

Nowadays, there is a skeptic sense when pesantren (Islamic boarding school) is discussed. There are always the same questions; function, relevance and future guarantee for its graduates. Meanwhile, historically, pesantren became an important pillar for Indonesia education and culture. Pesantren was a traditional educational institution that has lot of roles to reach Indonesia independence in the past and educate Indonesian people. There were born many outstanding figures who became the declaratory and mover of the development of the nation. However, nowadays it seems that pesantren lost its direction and identity on facing the globalization. There are some traditions as important elements on system and curriculum that have lost. When those elements are revitalized and optimized;, hopefully its contribution will not be questioned anymore.
KITAB KUNING DAN TRADISI RISET PESANTREN DI NUSANTARA Andik Wahyun Muqoyyidin
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 2 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.263 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i2.441

Abstract

This article discusses the typical nomenclature of kitab kuning and the tradition of Islamic research in the archipelago. According to Bruinessen, pesantren have successfully built the great tradition in the teaching of Islam based classical books are popularly known as kitab kuning. Be a strong institutional tradition of study and research, pesantren will make a major contribution in responding to contemporary issues and future. Pesantren research tradition rooted in social history, sources of value, and intellectual traditions.
KIAI: FIGUR ELITE PESANTREN Mohammad Takdir Ilahi
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 2 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.344 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v12i2.442

Abstract

In a pesantren (Islamic boarding school), kiai is an strategic element. Javanese kiai mainly believe that a pesantren is a small palace where he becomes the ultimate source of power and authority. Even though he lives in a rural village, he becomes a member of elite group in social, politic and economic sides in the society. Kiai who leads big pesantren has successfully enlarged their power in term of nation so kiai could be accepted in national elite. The position of kiai is higher among all pesantren elements. The degree as an Islamic scholar is exactly a sacred degree in pesantren culture and tradition. Without his figure, it is impossible for a pesantren to develop and survive. Kiai holds an ultimate position on educate the behavior and morality of the santri (students) to be qualified and compatible Muslims generation. Kiai is not only a leader but he is also the man behind the leadership itself in supporting the progress of Islamic education institution for Muslims generations.

Page 7 of 29 | Total Record : 290


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 2 (2025): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 23 No. 1 (2025): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 22 No. 2 (2024): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 22 No. 1 (2024): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 21 No. 2 (2023): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 21 No. 1 (2023): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 20 No. 2 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 20 No. 1 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 20 No 1 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 19 No 2 (2021): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 19 No 1 (2021): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 2 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 1 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 17 No 2 (2019): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 17 No 1 (2019): IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 16 No 2 (2018): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 16 No 1 (2018): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 15 No 2 (2017): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 15 No 1 (2017): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 14 No 2 (2016): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 14 No 1 (2016): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 13 No 2 (2015): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 13 No 1 (2015): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 13 No. 1 (2015): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 2 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 12 No 1 (2014): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 11 No 2 (2013): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 11 No 1 (2013): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 10 No 2 (2012): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 10 No 1 (2012): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 9 No 2 (2011): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 9 No 1 (2011): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya More Issue