cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Gambaran Kualitas Tidur Sebelum Sooca Sistem Reproduksi pada Angkatan TA 2021-2022 Nadia Mufliha Zahro; Ike Rahmawaty Alie; R.Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5451

Abstract

Abstract. Lack of quality sleep can have the effect of decreasing concentration, participating in daily activities, and making decisions. Therefore this must be considered because the decrease in the quality of sleep will affect the learning process, impaired memory and emotional health. This study aims to see an overview of sleep quality in Class of 2019, Faculty of Medicine, Bandung Islamic University. The research method is descriptive to see an overview of sleep quality in 2019 Batch students. The sample for this study was taken randomly with a total of 100 people, FK students Batch 2019. The independent variable of sleep quality and the dependent variable is academic achievement. The data analysis used was univariate and bivariate, bivariate analysis. The results showed that the subjective sleep quality was mostly quite poor (46%), sleep latency was mostly 3-4 hours (36%), sleep duration was mostly 5-6 hours (31%), daily sleep efficiency was mostly <65% (84%), sleep disturbance mostly 1-9 (67%), use of sleeping pills mostly never, daytime dysfunction mostly 1-2 hours (43%), and sleep quality scores in FK Unisba students The 2019 batch was mostly unfavorable (99%) while sleep quality was good (1%). Abstrak. Kurangnya kualitas tidur dapat memberikan efek pada penurunan dalam berkonsentrasi,aktifitas sehari-hari dan membuat keputusan. Menurunnya kualitas tidur akan mempengaruhi dari proses belajar, memori terganggu dan kesehatan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas tidur pada Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Metode penelitian yakni deskriptif untuk melihat gambaran kualitas tidur pada mahasiswa Angkatan 2019. Sampel penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sd September sejumlah 100 orang, mahasiswa FK Angkatan 2019, dengan pengambilan sampel secara random sampling. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat, analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur subjektif sebagian besar cukup buruk (46%), latensi tidur Sebagian besar 3-4 jam (36%), durasi tidur Sebagian besar tidur 5-6 jam (31%), efisiensi tidur sehari-hari Sebagian besar <65% (84%), gangguan tidur Sebagian besar 1-9 (67%), penggunaan obat tidur Sebagian besar tidak pernah, disfungsi siang hari sebagian besar 1-2 jam (43%), dan skor kualitas tidur pada mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019 sebagian besar kurang baik (99%) sedangkan kualitas tidur baik (1%).
Scoping Review: Mekanisme Antimetastasis Senyawa Bawang Putih (Allium sativum) pada Sel Kanker Payudara Hasani Farhan; Maya Tejasari; Noormartany
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5455

Abstract

Abstract. Metastasis is the cause of mortality for 90% of breast cancer patients. One of the causes of metastasis is the side effects of breast cancer therapy including radiotherapy, chemotherapy, and surgery. One of the efforts to overcome these problems is to develop natural materials such as medicinal plants. Garlic (Allium sativum) and its compounds have been analyzed and shown various anticancer activities such as inhibiting proliferation, inducing apoptosis, and inhibiting the metastatic process. The aim of this study was to analyze research on the effect of garlic (Allium sativum) and its compounds on breast cancer cell metastasis. This research is a scoping review with the databases used are PubMed, Scopus, Willey Online Library, ProQuest, and EMBASE with the number of articles obtained as many as 3.935 articles. Screening results on articles that fit the inclusion criteria were 2.264 articles and exclusion criteria were 6 articles. After critical review, 6 articles were reviewed. The results of the review and analysis of the 6 articles showed that garlic (Allium sativum) compounds, namely ajoene, inhibit vimentin protein expression. DADS suppresses SRC/Rasa/ERK signaling and induces cell apoptosis through the mitochondrial pathway which causes a decrease in Bcl-2 and Bcl-XL expression. DATS inhibited the expression of L1CAM, VEGF-1, EMT related proteins (slug, snail, MMP-2) and decreased the activity and expression of ERK/NF-κB/MMP-2/MMP-9. SAMC inhibited the expression of Bcl-2, Bcl-XL, and ROS. In conclusion, garlic (Allium sativum) compounds have antimetastatic effect on breast cancer cell metastasis.Abstrak. Metastasis merupakan penyebab kematian dari 90% pasien kanker payudara. Salah satu penyebab metastasis yaitu efek samping terapi kanker payudara termasuk radioterapi, kemoterapi, dan pembedahan. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan bahan alam seperti tanaman obat. Bawang putih (Allium sativum) dan senyawanya telah diteliti dan menujukkan berbagai aktivitas antikanker seperti menghambat proliferasi, induksi apoptosis, dan menghambat proses metastasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penelitian tentang mekanisme antimetastasis senyawa bawang putih (Allium sativum) pada sel kanker payudara. Penelitian ini merupakan scoping review dengan database yang digunakan adalah PubMed, Scopus, Willey Online Library, ProQuest, dan EMBASE dengan jumlah artikel yang didapat sebanyak 3.935 artikel dengan artikel yang dinyatakan lulus telaah kritis yaitu sebanyak 6 artikel. Hasil Skrining pada artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 2.264 artikel dan kriteria eksklusi sebanyak 6 artikel. Setelah dilakukan telaah kritis, artikel yang di-review sebanyak 6 artikel. Hasil telaah dan analisis dari 6 artikel menunjukkan bahwa senyawa bawang putih (Allium sativum) yaitu ajoene menghambat ekspresi protein vimentin. DADS menekan pesinyalan SRC/Ras/ERK dan menginduksi apoptosis sel melalui jalur mitokondria yang menyebabkan penurunan ekspresi Bcl-2 dan Bcl-XL. DATS menghambat ekspresi L1CAM, VEGF-1, EMT related proteins(slug, snail, MMP-2) dan menurunakan aktivitas dan ekspresi ERK/NF-κB/MMP-2/MMP-9. SAMC menghambat ekspresi Bcl-2, Bcl-XL, dan ROS. Simpulan, senyawa bawang putih (Allium sativum) memiliki efek antimetastasis pada sel kanker payudara.
Korelasi Kinerja Pengawas Menelan Obat dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru Rahma Yunitasari; Ieva B Akbar; Ratna Nurmeliani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5478

Abstract

Abstract. Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease which has become an emergency disease in the world, including Indonesia, because of its rapid transmission. According to Global Tuberculosis Report data, there are 824,000 TB sufferers in Indonesia in 2020. The high cases of tuberculosis and low adherence rates have resulted in the emergence of various TB problems, namely the emergence of multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). One of the strategies recommended by WHO for dealing with TB is the Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), which consists of supervisors taking medication (PMO) who supervise TB sufferers on long-term treatment in order to achieve treatment compliance. This research method is analytic observational with a quantitative approach to cross sectional design. The sample for this study was 80 people using a total sampling technique in pulmonary tuberculosis patients in the Ciherang Health Center, Cianjur Regency. Data measurement was carried out using the PMO performance questionnaire and the Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS). Data analysis used the Spearman test. The results of the study showed that 58 patients (72.5%) had good PMO performance and 22 patients (27.5%) had poor performance. Patients based on high adherence to taking medication 49 people (61.3%), moderate adherence 9 people (11.3%) and low adherence 22 people (27.5%). There is a significant relationship between PMO performance and medication adherence in pulmonary tuberculosis patients (p<0.001) and is expressed at a strong level (r=0,704) Abstrak. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi kronis yang menjadi penyakit kedaruratan di dunia termasuk Indonesia karena penularannya yang cepat. Menurut data Global Tuberculosis Report terdapat 824.000 penderita TBC di Indonesia tahun 2020. Tingginya kasus tuberkulosis dan rendahnya angka kepatuhan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan TBC, yaitu munculnya multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). Salah satu strategi yang direkomendasikan oleh WHO untuk menangani TBC adalah Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) yang terdiri dari pengawas menelan obat (PMO) yang mengawasi penderita TBC dalam menjalani pengobatan dalam jangka lama agar mencapai kepatuhan pengobatan. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan kuantitatif desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 80 orang dengan teknik total sampling pada pasien tuberkulosis paru di wilayah Puskesmas Ciherang Kabupaten Cianjur. Pengukuran data dilakukan menggunakan kuesioner kinerja PMO dan Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS). Analisis data menggunakan uji spearman. Hasil penelitian pasien dengan kinerja PMO baik 58 orang (72,5%) dan kinerja buruk 22 orang (27,5%). Pasien berdasarkan kepatuhan tinggi minum obat 49 orang (61,3%), kepatuhan sedang 9 orang (11,3%) dan kepatuhan rendah 22 orang (27,5%). Terdapat hubungan bermakna kinerja PMO dengan kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis paru (p<0,001) dan dinyatakan pada tingkat kuat (r=0,704).
Scoping Review: Gejala Klinis Pasien Covid-19 dengan Koinfeksi Tuberkulosis Muhammad Gilang Wicaksana; Winni Maharani; Lisa Adhia Garina
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5509

Abstract

Abstract. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) and tuberculosis (TB) are infectious diseases that can be transmitted by droplets. The clinical manifestations of COVID-19 disease can worsen if there are comorbidities, one of which is TB disease. Epidemiologically, COVID-19 and TB are two diseases with a very high incidence and are a global health problem. The study aims to analyze the impact of TB co-infection on the clinical symptoms of COVID-19 patients. This research uses the scoping review method using scientific articles published in three databases SciencDirect, SpringerLink, and Pubmed in 2019-2022. In the data search, 2,773 articles were obtained with the acquisition of 404 articles that met the inclusion criteria and 6 articles after PICOS analysis was carried out. The results showed that the dominant clinical symptoms that occurred at all ages were respiratory symptoms, fever, cough, chest pain, and dyspnea. In addition, there are additional clinical symptoms in pediatric patients in the form of nausea, diarrhea, headache, tachypnoea, and altered sensorium (impaired awareness, attention or difficulty focusing thoughts). Other results describe an increase in the release of cytokines (IFN-γ, TNF, IL-4, and IL-13) against both pathogens resulting in a "cytokine storm" that can affect the clinical symptoms of patients. The conclusion of this study shows that COVID-19 and TB infection have an adverse clinical impact on patients. Abstrak. Penyakit virus corona atau Corona virus disease (COVID-19) dan tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang dapat ditransmisikan melalui droplet. Manifestasi klinik penyakit COVID-19 dapat memburuk bila terdapat komorbiditas salah satunya adalah penyakit TB. Secara epidemiologi penyakit COVID-19 dan TB merupakan dua penyakit dengan angka kejadian sangat tinggi yang menjadi masalah kesehatan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari koinfeksi TB terhadap gejala klinis pasien COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode scoping review menggunakan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada tiga database SciencDirect, SpringerLink, dan Pubmed pada tahun 2019-2022. Pada pencarian data didapatkan 2,773 artikel dengan didapatkan 404 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan 6 artikel setelah dilakukan analisis PICOS. Hasil penelitian menunjukkan gejala klinis yang dominan terjadi pada semua usia adalah gejala saluran pernapasan, demam, batuk, nyeri dada, dan dispnea. Selain itu terdapat gejala klinis tambahan pada pasien anak berupa mual, diare, nyeri kepala, takipnea, dan gangguan system saraf seperti gangguan kesadaran, perhatian atau kesulitan memfokuskan pikiran. Hasil lain menggambarkan peningkatkan pengeluaran sitokin (IFN-γ, TNF, IL-4, dan IL-13) untuk melawan kedua patogen sehingga mengakibatkan “cytokine storm” yang dapat memperburuk gejala klinis pasien. Simpulan penelitian ini menunjukkan koinfeksi COVID-19 dan TB memperburuk dampak klinis pada pasien.
Intervensi Aturan 20-20-20 pada Mahasiswa Kedokteran Unisba Berpengaruh terhadap Penurunan Gejala Computer Visison Syndrome Hanif Sriadiatmaji; Mia Kusmiati; Undang Komarudin
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5542

Abstract

Abstract. Computer vision syndrome (CVS) is a group of eye symptoms caused by prolonged use of gadgets. One way to relieve CVS symptoms is to follow the 20-20-20 rule, which aim to rest your eyes for 20 seconds while looking at an object 20 feet away after every 20 minutes staring at screen. The Covid-19 pandemic has caused learning at FK Unisba to be carried out using hybrid method using gadgets. This study aims to see the effect of the 20-20-20 rule intervention on the occurrence of CVS in four categories CVS symptoms, which is internal and external ocular symptoms, visual symptoms, and musculoskeletal symptoms on Unisba medical students’ batch 2021 during hybrid learning. The sample was selected using non-probability sampling with consecutive sampling with a total of 106 students as subjects. The method used is quasi-experimental in the form of one group pre-test post-test design. Data were collected using pre-test and post-test questionnaires which consisted of 13 CVS complaints in four category symptoms. The Wilcoxon test was carried out with a significance (α=0.05). The results showed that there was a difference in the average CVS score before and after intervention in the four categories of CVS symptoms which is internal and external ocular, visual, and musculoskeletal symptoms (P value respectively (0,00), (0,00), (0,03), (0,00)), This is possible because the 20-20-20 rule can help relax eye muscles and prevent continuous eye accommodation. This study found that there was an effect of the 20-20-20 rule intervention on reducing the incidence of CVS. Abstrak. Computer vision syndrome (CVS) merupakan kumpulan gejala mata akibat penggunaan gawai berkepanjangan. Salah satu cara meredakan keluhan CVS dengan melakukan aturan 20-20-20, yaitu mengistirahatkan mata selama 20 detik sambil melihat objek sejauh 20 kaki setelah setiap 20 menit menatap layar. Pandemi covid-19 menyebabkan pembelajaran di FK Unisba dilakukan secara hybrid menggunakan gawai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh intervensi aturan 20-20-20 terhadap kejadian CVS pada empat kategori gejala CVS yaitu gejala okular internal dan eksternal, visual, dan muskuloskeletal pada mahasiswa kedokteran Unisba angkatan 2021 selama pembelajaran hybrid. Pemilihan sampel dilakukan dengan non-probability sampling jenis consecutive sampling dengan jumlah subjek 106 mahasiswa. Metode penelitian ini adalah quasi experimental dalam bentuk one group pre-test post-test design. Data diambil menggunakan kuesioner pre-test dan post-test yang berisi 13 keluhan CVS dalam empat kategori kelompok gejala. Dilakukan uji wilcoxon dengan signifikansi (α=0,05). Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan rerata skor CVS sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada keempat kategori gejala yaitu gejala okular internal dan eksternal, visual, dan muskuloskeletal (p value masing-masing (0,00), (0,00), (0,03), (0,00)), hal ini dapat terjadi karena aturan 20-20-20 dapat membantu relaksasi otot mata dan mencegah akomodasi mata secara terus-menerus. Penelitian ini menemukan adanya pengaruh intervensi aturan 20-20-20 terhadap penurunan kejadian CVS.
Efek Samping Kemoterapi Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Pengobatan Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dandi Putra Nurfajriansyah; Ieva Baniasih Akbar; Widayanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5552

Abstract

Abstract. The primary treatment for ALL is chemotherapy. The side effects of chemotherapy drugs that appear will depend on the chemotherapy drugs given to the patient. Non-adherence plays a role in the failure of chemotherapy. This study aims to analyse the relationship between the side effects of chemotherapy drugs and the level of adherence to treatment of pediatric acute lymphoblastic leukemia patients at Al-Islam Hospital Bandung. This research method is an observational analytic approach to cross-sectional. The sample of this research is 50 people with total sampling technique in ALL pediatric patients at Al-Islam Hospital Bandung. Data was collected using a questionnaire called Pediatric-Patient Reported Outcome-Common Terminology Criteria for Adverse Events (Ped-PRO-CTCAE) and Medication Adherence Rating Scale (MARS). Data analysis using chi-squares test. This study showed that subjects who experienced side effects were in the criteria grade 1 such nausea, vomiting, alopecia, dry mouth, and fatigue are 74%, and high percentage of adherence rate of are 78%. Test results obtained a value of p = 0.015 (p <0.05), which shows a relationship between the side effects of chemotherapy drugs and the level of adherence to treatment of pediatric acute lymphoblastic leukemia patients at Al-Islam Hospital Bandung. Level of adherence to treatment effect the success of chemotherapy. Abstrak. Pengobatan ALL utamanya dengan kemoterapi. Efek samping obat kemoterapi yang muncul akan bergantung pada obat kemoterapi yang diberikan kepada pasien. Ketidakpatuhan berperan dalam kegagalan kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan efek samping obat kemoterapi dengan tingkat kepatuhan pengobatan pasien anak leukemia limfoblastik akut di RS Al-Islam Bandung. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ini adalah 50 orang dengan teknik total sampling pada pasien anak ALL di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Pediatric-Patient Reported Outcome-Common Terminology Criteria for Adverse Events (Ped-PRO-CTCAE) dan Medication Adherence Rating Scale (MARS). Analisis data menggunakan uji chi–square. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek yang mengalami efek samping dalam kriteria grade 1 seperti mual muntah, alopesia, dan mulut kering sebanyak 74% dan persentase tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 78%. Hasil uji didapatkan nilai p=0,015 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara efek samping obat kemoterapi dengan tingkat kepatuhan pengobatan pasien anak leukemia limfoblastik akut di RS Al-Islam Bandung. Kepatuhan pengobatan kemoterapi dapat mempengaruhi keberhasilan kemoterapi.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Mengenai Aktivitas Fisik pada Siswa SMA Negeri 1 Cikalong Wetan Dafa Abiyuhafizh; R. Rizky Suganda Prawiradilaga; Widhy Yudistira Nalapraya
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5555

Abstract

Abstract Being physically inactive is the fourth-highest risk factor for death worldwide. According to the WHO, 85% to 90% of teenagers in Indonesia are not physically active. The KAP survey will be used in this study to identify the factors that lead to teenagers' lack of physical exercise. This study is an observational study with a cross-sectional approach. Samples were taken by purposive sampling of one hundred nine students of SHS 1 Cikalong Wetan with an age range of 16-18 years. KAP data is collected using google forms. Physical activity was measured using the WHO-issued PAQ-A questionnaire. The data analysis used is the Speraman correlation test. The findings of the correlation test revealed no association between knowledge and action (p-value = 0.536) and between knowledge and attitude (p-value = 0.312). The correlation between attitude and action was tested, and the results revealed that there was a relationship (p-value = 0), while it had a rather weak relationship strength (r = 0.399). The majority of students are knowledgeable about physical activity, but they struggle with attitudes and actions related to it. Researchers advise schools to organize an activity and implement policies that will improve time and motivation for physical activity. Abstrak. Ketidak-aktifan secara fisik adalah faktor risiko terbesar keempat untuk kematian secara global. Dilaporkan dari WHO, prevalensi remaja di Indonesia yang tidak aktif secara fisik sebanyak 85% - 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab ketidak-aktifan secara fisik pada remaja dengan menggunakan survei KAP. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 109 siswa SMA Negeri 1 Cikalong Wetan dengan rentang umur 16 – 18 tahun. Data pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai aktivias fisik diambil menggunakan google formulir. Aktivitas fisik diukur menggunkan kuesioner PAQ-A yang dikelluarkan WHO. Analisa data yang digunakan ialah uji korelasi Speraman. Hasil uji korelasi antara pengentahuan terhadap tindakan menunjukan tidak adanya hubungan (p = 0,536) dan antara pengetahuan dan sikap tidak terdapat adanya hubungan (p = 0,312). Hasil uji korelasi antara sikap dengan tindakan menunjukan terdapat adanya hubungan (p = 0) yang memiliki kekuatan hubungan yang cukup rendah(r = 0,399). Mayoritas siswa memiliki pengetahuan yang baik mengenai aktivitas fisik tetapi kurang baik dalam sikap dan tindakan terhadap aktivitas fisik. Peneliti menyarankan agar sekolah dapat mengadakan suatu acara dan membuat regulasi yang dapat meningkatkan motivasi serta waktu untuk melaksanaan aktivitas fisik.
Kejadian Hiperglikemia Baru Akibat Infeksi Covid-19 Lukman Hakim Muttaqien; Yani Triyani; Wida Purbaningsih
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5564

Abstract

Abstract. Coronavirus disease (COVID-19) is an infectious disease caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus. The SARS-CoV-2 virus has a spike-like protein (S) structure, which will bind to the angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) receptor. The number of tissues that express ACE2 receptors causes varied symptoms, ranging from mild symptoms such as coughing, to severe symptoms such as digestive disorders, heart failure, hypertension, and other systemic disorders such as hyperglycemia. So that there are many cases of increased blood sugar levels in COVID-19 patients which cause hyperglycemia. This study aims to determine the relationship between the incidence of new hyperglycemia and COVID-19. This study was conducted by taking medical record data at Al-Islam Hospital in the January-September 2021 period to obtain data on COVID-19 hospitalized patients and data on current blood sugar. This study used an analytical observational method with a case control design and the sampling technique was carried out using the total sampling method and analysis using the chi-square test. The medical record samples studied were 171 medical records at Al-Islam Bandung Hospital. The results showed that most of the subjects experienced hyperglycemia as many as 44 people (51.8%), and there was a significant relationship between COVID-19 infection and the incidence of hyperglycemia (P=0.038). COVID-19 infection is one of the causes of hyperglycemia. Abstrak. Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus SARS-CoV-2 memiliki struktur protein seperti spike protein (S), yang akan berikatan dengan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Banyaknya jaringan yang mengekspresikan reseptor ACE2 menimbulkan gejala yang bervariasi, berawal dari gejala ringan seperti batuk, hingga gejala berat seperti gangguan pencernaan, gagal jantung, hipertensi, dan gangguan sistemik lain seperti hiperglikemia. Sehingga banyak kasus kenaikan kadar gula darah pada pasien COVID-19 yang menyebabkan hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian hiperglikemia baru dengan COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medis di RS Al-Islam pada periode Januari–September 2021 untuk mendapatkan data pasien rawat inap COVID-19 dan data gula darah sewaktu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan kasus control dan Teknik pengambilan sample dilakukan dengan metode total sampling serta analisis menggunakan uji chi-square. Sampel rekam medis yang diteliti sebanyak 171 rekam medis di RS Al-Islam Bandung. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar subjek mengalami hiperglikemia sebanyak 44 orang (51,8%), dan terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi COVID-19 dengan kejadian hiperglikemia (P=0,038). Infeksi COVID-19 menjadi salah satu penyebab hiperglikemia.
Scoping Review: Efektivitas Realitas Virtual Sebagai Alternatif Terapi Keseimbangan Postur Tubuh Pada Pasien Vertigo Perifer Annisa Nur Fitriani; Alya Tursina; Gatot C. Pratama
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5585

Abstract

Abstract. Virtual reality is a computer-based technology that creates a three-dimensional environment. This technology can improve body balance and improve proprioceptive, visual and somatosensory information input through habituation and vestibular compensation so that it can improve posture in patients with peripheral vertigo. This study aims to determine the effectiveness of virtual reality technology on the posture balance of peripheral vertigo patients. This research was conducted using the scoping review method, analyzing scientific articles published on eight databases: Pubmed, Scopus, SpringerLink, ScienceDirect, ProQuest, Embase, Ebsco, Cochrane Library. The total number of articles obtained was 536 journals and articles that matched the inclusion and exclusion criteria were 210, articles that matched PICOS (population, intervention/exposure, comparison, outcome and study) totaled 10 articles and articles that met the eligibility criteria totaled four articles. This study showed that changes in the level of balance in the posture of peripheral vertigo patients after being given virtual reality therapy were tested using several methods, namely through detection of changes in the trajectory of the center of pressure and swaying gravity, gait, and walking speed. Virtual reality technology can effectively improve the effectiveness of peripheral vertigo patient's posture balance to a better degree. Abstrak. Realitas virtual merupakan teknologi berbasis komputer yang menciptakan lingkungan tiga dimensi. Teknologi ini dapat meningkatkan keseimbangan tubuh dan memperbaiki input informasi propioseptif, visual serta somatosensori melalui pembiasaan dan kompensasi vestibular sehingga dapat memperbaiki postur tubuh pada pasien vertigo perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknologi realitas virtual terhadap keseimbangan postur tubuh pasien vertigo perifer. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode scoping review, menganalisis artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan pada delapan database yaitu Pubmed, Scopus, Springer Link, Science Direct, ProQuest, Embase, Ebsco, Cochrane Library. Total Artikel yang didapatkan berjumlah 536 jurnal dan artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 210, dan artikel yang sesuai dengan PICOS (population, intervention/exposure, comparison, outcome dan study) berjumlah 10 artikel serta artikel yang sesuai dengan kriteria kelayakan berjumlah empat artikel. Penelitian ini menunjukan adanya perubahan tingkat keseimbangan postur tubuh pasien vertigo perifer setelah diberikan terapi realitas virtual diuji menggunakan beberapa cara yaitu melalui deteksi perubahan lintasan dari pusat tekanan dan gravitasi bergoyang, gaya berjalan, dan kecepatan berjalan. Teknologi realitas virtual efektif dapat meningkatkan efektivitas keseimbangan postur tubuh pasien vertigo perifer dengan tingkat yang lebih baik.
Perbedaan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Osteoporosis pada Asupan Kalsium Siswa yang Terpenuhi dan Tidak Terpenuhi Lezhia Aufa Audiana; M. Ahmad Djojosugito; RA. Retno Ekowati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5602

Abstract

Abstract. In Indonesia, osteoporosis needs to be watched out for, because the prevalence rate of people affected by osteoporosis reaches 19.7%, and when viewed by sex at the age of 60 years it is known that there are 18-36% for women and 20-27% for men. Low calcium intake in Indonesian society is the main cause of osteoporosis. It is shown that Indonesian people only consume calcium on average 254 mg per day, even though the international standard regarding daily calcium consumption that has been set by WHO for adults is around 1000-1200 mg per day. This study aimed to examine the differences between levels of knowledge about osteoporosis in students' calcium intake that is fulfilled and inadequate. The method used in this study is descriptive with a cross-sectional approach from May to October 2022. The subjects in this study were class XI students at SMA Negeri 1 Singaparna, Tasikmalaya Regency, who were taken using a non-probability sampling technique through setting inclusion criteria. The results showed a difference between the level of knowledge about osteoporosis in the calcium intake of students who were met and those who were not (p-value <0.05). This means that the higher the level of knowledge about osteoporosis in class XI students at SMA Negeri 1 Singaparna, Tasikmalaya Regency, the better the pattern of calcium consumption. Abstrak. Di Indonesia osteoporosis sudah sangat perlu diwaspadai, karena angka prevelensi masyarakat yang terkena osteoporosis mencapai 19,7%, dan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin pada usia 60 tahun diketahui bahwa terdapat 18-36% untuk wanita dan 20-27% untuk pria. Rendahnya asupan kalsium pada masyarakat Indonesia menjadi penyebab utama dari osteoporosis, Hal ini ditunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi kalsium rata-rata 254 mg per hari, padahal standar internasional tentang konsumsi harian kalsium yang telah ditetapkan WHO untuk orang dewasa sekitar 1000-1200 mg per hari. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat perbedaan antara tingkat pengetahuan tentang osteoporosis pada asupan kalsium siswa yang terpenuhi dan tidak terpenuhi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2022. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yangl diambil menggunakan teknik non probability sampling melalui penetapan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan antara tingkat pengetahuan tentang osteoporosis pada asupan kalsium siswa yang terpenuhi dan tidak terpenuhi (p value < 0,05). Artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan mengenai osteoporosis pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya maka akan semakin baik pola konsumsi kalsiumnnya.