cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Gambaran Derajat Stres Kerja dan Kejadian Kecelakaan Kerja pada Komunitas Ojek Online di Kota Bandung Kifa Fauziyyah Kuswardian; Santun Bhekti Rahimah; R. Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5865

Abstract

Abstract. Stress at work can affect employees physiologically, psychologically, and behaviorally. Symptoms of stress at work can cause increased heart rate, increased blood pressure, digestive system disorders and increased secretion of adrenaline and non-adrenaline, prolonged sadness, difficulty concentrating, pessimism, always feeling like a failure, always being afraid, uncomfortable sleep, easy cry, feeling lonely, feeling that people are unfriendly, unhappy, having less dialogue and being insecure, argumentative, creating trouble at work, using alcohol and drugs, smoking, and neglecting responsibilities. This research aims to find out the picture of the degree of stress and the incidence of work accidents on Online Taxis in the City of Bandung. The research method is descriptive with a cross sectional design. The sample of this research is the KOMPAS Online Taxi Community in the City of Bandung. The KOMPAS Online Taxi Community in the City of Bandung totals 70 people, with total sampling. The research variables are the degree of stress and the incidence of work accidents. The data analysis used was univariate. The results of the research show that the degree of stress of the KOMPAS Online Taxi Community is mostly moderate (90%) and as many as 71.4% of the online taxi community have experienced work accidents. It is recommended that drivers do stress management to prevent an increase in stress on drivers. Abstrak. Stres di tempat kerja dapat mempengaruhi pekerja secara fisiologis, psikologis, serta perilaku. Gejala stres di tempat kerja dapat menyebabkan adanya peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, kesedihan berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, pesimisme, selalu merasa gagal, selalu takut, tidur tidak nyaman, merasa orang tidak ramah, tidak senang, berdialog lebih sedikit dan tidak aman, argumentatif, menimbulkan terbentuknya musibah di tempat kerja, menggunakan alkohol dan narkoba, merokok, serta mengabaikan tanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran derajat stres dan kejadian kecelakaan kerja pada Ojek Online di Kota Bandung Metode penelitian adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah Komunitas Ojek Online KOMPAS di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan total population sampling yang berjumlah 70 orangVariabel penelitian adalah derajat stres dan kejadian kecelakaan kerja. Analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat stres Komunitas Ojek Online KOMPAS sebanyak 90% mengalami stress sedang dan sebanyak 71.4% komunitas ojek online pernah mengalami kecelakaan kerja. Komunitas ojek online diharapkan dapat melakukan manajemen stres yang baik, serta dapat mencegah adanya dampak negatif lain akibat stress seperti halnya peningkatan kecelakan kerja.
Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Stresor Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Unisba Afif Januar Ginata; Ratna Dewi Indi Astuti; Julia Hartati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5948

Abstract

Abstract. Stress is a common phenomenon and cannot be avoided by everyone. Stress is an unpleasant condition and can elicit a response be it mental, physical, emotional, and spiritual of a person. The occurrence of stress is caused by a stimulus called a stressor. A person who experiences stress brings up signs according to their stress level, be it mild, moderate, or severe levels. The aims of study to determine the picture of stress levels based on the type of stressor assessed using the Medical Student Stressor Questionnaire in final year students of the academic stage of the Faculty of Medicine Unisba. This research is a descriptive study with a cross sectional approach with the number of samples is 130 students. The results of this study found that the level of stress in general most occurs in moderate stress reaching 46.92%, the level of stress based on Academic Related Stressor most occurs in severe stress reaching 40.77%, stress levels based on Interpersonal and Intrapersonal Related Stressors, Teaching and Learning Related Stressors, Social Related Stressors, and Group Activities Related Stressor is dominated by moderate stress, the level of stress based on Drive & Desire Related Stressor occurs the most in mild stress reaching 37.69%. The occurrence of differences in stress levels in each individual is due to several influencing factors such as the ability of individuals to perceive stressors, the time of exposure to stressors, and the number of stressors that must be faced in the same period of time. Abstrak. Stres merupakan fenomena umum dan tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan respon baik itu mental, fisik, emosional, dan spiritual seseorang. Terjadinya stres disebabkan oleh suatu stimulus yang disebut sebagai stresor. Seseorang yang mengalami stres memunculkan tanda-tanda sesuai dengan tingkat stresnya, baik itu tingkat ringan, sedang, maupun berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres berdasarkan jenis stresor yang dinilai menggunakan Medical Student Stressor Questionnaire pada mahasiswa tingkat akhir tahap akademik Fakultas Kedokteran Unisba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 mahasiswa. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat stres secara umum paling banyak terjadi pada stres sedang mencapai 46,92%, tingkat stres berdasarkan Academic Related Stressor paling banyak terjadi pada stres berat mencapai 40,77%, tingkat stres berdasarkan Interpersonal and Intrapersonal Related Stressor, Teaching and Learning Related Stressor, Social Related Stressor, dan Group Activities Related Stressor didominasi dengan stres sedang, tingkat stres berdasarkan Drive & Desire Related Stressor paling banyak terjadi pada stres ringan mencapai 37,69%. Terjadinya perbedaan tingkatan stres pada masing-masing individu disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kemampuan individu dalam mempersepsikan stresor, waktu paparan stresor, dan banyaknya stresor yang harus di hadapi dalam jangka waktu yang bersamaan.
Kaitan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Produktif Vira Yuliana Suprayitno; Nurul Romadhona; Samsudin Surialaga; Nabilla Azmi Hermawan
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5951

Abstract

Abstract. Hypertension is a non-communicable disease (NCD) which has recently become a serious problem. Hypertension that occurs in terms of age range which was originally only in the elderly is now shifting to occur in young adults. Fast food is a trend that is in great demand by young adults. The purpose of this study was to analyze the relationship between fast food consumption habits and the incidence of hypertension in young adults at the UPT Puskesmas Pasirkaliki, Bandung City. The research method used is analytic observational with a case control approach, selected by non-probability purposive sampling technique. There were 162 subjects who met the inclusion criteria for cases and controls. Data collection was taken through primary data by filling out a fast food frequency questionnaire and secondary data from medical records. Processing data using Chi-square test. This research was conducted from November 2021 to September 2022. The results showed that there is no relationship between fast food consumption habits and the incidence of hypertension with a P value of 0,984 (p>0,05). The incidence of hypertension in young adults occurs not only due to fast food consumption, but can also be caused by stress factors, gender, and smoking habits. Abstrak. Hipertensi adalah penyakit tidak menular (PTM) yang akhir-akhir ini menjadi masalah serius. Hipertensi yang terjadi ini dari segi rentang usia yang awalnya hanya pada lansia sekarang bergeser terjadi pada usia dewasa muda. Makanan cepat saji menjadi tren yang banyak diminati oleh kalangan dewasa muda. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di UPT Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan case control, dipilih dengan teknik non probability purposive sampling. Subjek berjumlah 162 orang yang memenuhi kriteria inklusi kasus dan kontrol. Pengumpulan data diambil melalui data primer dengan pengisian kuesioner frekuensi makanan cepat saji dan data sekunder dari rekam medik. Pengolahan data menggunakan uji Chi-square. Penelitian ini dilakukan dari bulan November tahun 2021 sampai bulan September tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwatidak terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian hipertensi dengan P value 0,984 (p>0,05). Kejadian hipertensi pada usia dewasa muda terjadi bukan hanya karena konsumsi makanan cepat saji, melainkan juga bisa disebabkan oleh faktor stress, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok.
Studi Literatur: Penggunaan Smartphone terhadap Keluhan Mata Kering Gaida Salsabila; Fajar Awalia Yulianto; Sandy Faizal
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5987

Abstract

Abstract. The use of smartphones today can facilitate long-distance and short-distance communication, access the internet, use social media, or learning media. Smartphone usage activity can be viewed and managed in the duration of the screen time every day. An increase in screen duration can cause health problems, one of which is dry eye complaints. The aim of this study was to find evidence of a relationship between smartphone use and dry eye complaints from previous studies. The results showed that the use of smartphones for a high duration, i.e. >3 hours/day, can cause dry eye complaints and there is a relationship between smartphone use and dry eye complaints. Abstrak. Penggunaan smartphone saat ini dapat memudahkan komunikasi jarak jauh maupun jarak dekat, akses internet, menggunakan media sosial, ataupun media pembelajaran. Aktivitas penggunaan smartphone dapat dilihat dan diatur dalam durasi waktu layar setiap harinya. Peningkatan durasi layar dapat menyebabkan gangguan kesehatan, salah satunya yaitu keluhan mata kering. Tujuan penelitian adalah untuk mencari bukti hubungan antara penggunaan smartphone dengan keluhan mata kering dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone dalam durasi yang tinggi yaitu >3 jam/hari dapat menyebabkan timbulnya keluhan mata kering dan terdapat hubungan antara penggunaan smartphone dengan keluhan mata kering.
Aktifitas Fisik Mahasiswa Fakultas Kedokteran: Apakah Mempengaruhi Kualitas Tidur? Juva Rikhy Hagia Heriady; Endang Suherlan; Arief Budi Yulianti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6016

Abstract

Abstract. Poor sleep quality can reduce cognitive function, which has a negative effect on academic performance. Physical activity is one of the factors that affect sleep quality, because low physical activity causes a decrease in sleep quality, but there is no clear mechanism for the relationship between the two. This study aims to analyze the relationship between physical activity and sleep quality in students of the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung. This research is quantitative observational analytic with a cross sectional research design. Data analysis used purposive sampling technique, then data was analyzed using Chi-Square. The subjects of this study amounted to 100 respondents. Data were collected using the International Physical Activity Questionnaire and Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaires. The results showed that 48% of students had low physical activity and 40% of them had poor sleep quality. Based on this study, it was concluded that there was no relationship between physical activity and sleep quality in students of the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung after Chi-Square analysis (p> 0.05). This can be caused by other factors such as psychological conditions, lifestyle, and physical health that affect sleep quality. Abstrak. Kualitas tidur buruk dapat menurunkan fungsi kognitif yang memberikan efek negatif terhadap performa akademik. Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kualitas tidur sebab aktivitas fisik yang rendah menyebabkan penurunan kualitas tidur, namun belum diperoleh mekanisme hubungan yang jelas diantara keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Penelitian ini merupakan kuantitatif analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Analisis data menggunakan teknik purposive sampling, selanjutnya data dianalisis menggunakan Chi-Square. Subjek penelitian ini berjumlah 100 responden. Data diambil dengan metode kuesioner International Physical Activity Questionnaire dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48% mahasiswa memiliki aktivitas fisik rendah serta 40% diantaranya memiliki kualitas tidur buruk. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung setelah dilakukan analisis Chi-Square (p>0,05). Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor lain seperti kondisi psikologis, gaya hidup, dan kesehatan fisik yang memengaruhi kualitas tidur. Kata Kunci: Aktivitas fisik, Kualitas tidur, Mahasiswa kedokteran
Hubungan Kelelahan Kerja dan Kualitas Tidur Perawat Unit Penyakit dalam di RSUD Sekarwangi Sukabumi Ratu Intan Permatasari; Herri S. Sastramihardja; Annisa Rahmah Furqaani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6029

Abstract

Abstract. Work fatigue is a condition that can cause in vital signs and work productivity that is usually experienced by workers. Fatigue is one of the factors that affect the quality of a person's sleep. Poor sleep quality for health workers, including nurses, can lead to decreased health care for patients. The purpose of this study was to determine the relationship between work fatigue and sleep quality of internal medicine unit nurses at Sekarwangi Hospital, Sukabumi. This research was reviewed by the Bandung Islamic University Ethics Committee with letter number 084/KPEK-Unisba/V/2022. This study used a quantitative analysis method with a cross-sectional approach using a total sampling technique. Data collection was taken through primary data using the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to assess sleep quality and the Swedish Occupational Fatigue Inventory questionnaire to assess work fatigue. The results of the study using the Chi-square test analysis were obtained from 40 nurses in the internal medicine unit of Sekarwangi Hospital, Sukabumi. The results showed that 15 respondents (37.5%) with severe work fatigue had poor sleep quality, and 11 respondents (27.5%) with mild work fatigue experienced good sleep quality. The results of the analysis found that there was a relationship between work fatigue and the sleep quality of nurses (P-value <0.05) and r 0.609 (0.60-0.799) which indicated that work fatigue and sleep quality of internal medicine unit nurses at Sekarwangi Hospital had a strong relationship. In conclusion, work fatigue has a risk of interfering with sleep quality. Abstrak. Kelelahan kerja adalah keadaan yang dapat menyebabkan penurunan dari tanda vital dan produktivitas kerja yang biasanya dialami oleh tenaga kerja. Kelelahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang. Kualitas tidur yang buruk pada tenaga kesejatan, termasuk perawat, dapat menimbulkan tindakan pelayanan kesehatan kepada pasien menurun. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan kelelahan kerja dan kualitas tidur perawat unit penyakit dalam di RSUD Sekarwangi Sukabumi. Penelitian ini telah dikaji oleh Komite Etik Universitas Islam Bandung dengan nomor surat 084/KPEK-Unisba/V/2022. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik pemilihan sampel total sampling. Pengumpulan data diambil melalui data primer menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur dan Swedish Occupational Fatigue Inventory untuk menilai kelelahan kerja. Hasil penelitian menggunakan analisis uji Chi-square diperoleh dari 40 perawar unit penyakit dalam RSUD Sekarwangi Sukabumi. Hasil penelitian menunjukan responden dengan kelelahan kerja berat berjumlah 15 orang (37,5%) memiliki kualitas tidur yang buruk, dan responden dengan kelelahan kerja ringan berjumlah 11 orang (27,5%) mengalami kualitas tidur yang baik. Hasil analisis didapatkan terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan kualitas tidur perawat (P-value ,0,05) dan r 0,609 (0,60-0,799) yang mengindikasikan bahwa kelelahan kerja dan kualitas tidur perawat unit pemyakit dalam di RSUD Sekarwangi Sukabumi memiliki hubungan yang kuat. Simpulan kelelahan kerja berisiko menganggu kualitas tidur.
Gambaran Kejadian Miopia di SMAN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi Ghiffari Muhammad Suriadi; Dicky Santosa; Tryando Bhatara
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6129

Abstract

Abstract. Myopia is a refractive disorder due to axial elongation of the eyeball, occurs when the image of a distant object is focused in front of the retina. According to the American Academy of Ophthalmology 2021, myopia is marked by blurring of distant objects and clearly visible objects near, according to WHO, in 2019 the prevalence of myopia reached 53% in Asia-Pacific and increased in high school students around 84.89%. This study aims to determine the incidence of myopia in students of SMAN 1 Cibadak, Sukabumi Regency. The sample selection technique for this study used probability sampling, with 92 research subjects. This study used an observational method with a cross-sectional approach. Data collection was carried out using an eye examination by a refractionist using an autorefractometer and Snellen chart. The results of this study showed that 65 students (70.4%) had myopia and 27 students (29.3) did not have myopia. The relatively high percentage of myopia associated with students at SMAN 1 Cibadak, Sukabumi Regency, can cause muscle tension, as well as activities that force the eyes to work in a monotonous manner for a long time and at close range, resulting in the eyes continuously accommodating. Keywords: high school students, myopia, refractive error Abstrak. Miopia merupakan kelainan refraksi akibat pemanjangan aksial bola mata, terjadi ketika bayangan benda jauh terfokus di depan retina. Menurut American Academy of Ophthalmology 2021 miopia ditandai dengan kaburnya objek yang jauh dan objek dekat terlihat dengan jelas, menurut WHO pada tahun 2019 prevalensi miopia mencapai 53% di Asia–pasifik dan meningkat pada siswa SMAN sekitar 84,89%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian miopia pada siswa SMAN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Teknik pemilihan sampel penelitian ini menggunakan probability sampling, dengan subjek penelitian sebanyak 92 orang. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan potong lintang. Pengambilan data dilakukan menggunakan pemeriksaan mata oleh refractionist menggunakan autorefractometer dan snellen chart. Hasil penelitian ini menunjukkan siswa yang mengalami miopia sebanyak 65 orang (70,4%) dan tidak miopia sebanyak 27 orang (29,3). Persentase terjadinya miopia berkaitan dengan siswa SMAN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi yang relatif tinggi dapat menyebabkan ketegangan otot, serta aktivitas memaksa mata untuk bekerja secara monoton dengan waktu yang lama dan jarak yang dekat sehingga berakibat pada mata yang terus menerus berakomodasi. Kata Kunci: kelainan refraksi, miopia, siswa SMA.
Peran Sediaan Daun Kelor (Moringa Oleifera) dalam Pengobatan Kanker Payudara: Tinjauan Pustaka Firman Cahayadipura; Maya Tejasari; Usep Abdullah Husin
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6180

Abstract

Abstract. Breast cancer is the main cause of cancer incidence in Indonesia according to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Moringa leaves (Moringa oleifera) is a plant that has been studied and reported that its extract has anticancer effects. Cell proliferation and apoptosis are mechanisms that influence the occurrence of cancer. The anticancer effect of moringa leaf extract (Moringa oleifera) has been studied on various types of cancer cells, one of which is breast cancer. The purpose of this study was to analyze the effect of the role of Moringa oleifera preparation on breast cancer growth. The method used is a systematic review using the PubMed, SpringerLink, ScienceDirect, and ProQuest databases. Selected articles in 2012 – 2022 with pre-experimental research designs (in vitro and in vivo). The search found 1,972 articles and 277 articles on screening. Then a PICOS analysis was carried out and four articles were obtained which would be critically reviewed. The results showed that administration of moringa leaf preparations (Moringa oleifera) could reduce proliferation and increase apoptotic activity in breast cancer cells. Moringa leaves (Moringa oleifera) have anticancer effects by inducing apoptosis and inducing cell growth in the S and G2/M phases of the cell cycle. Abstrak. Kanker payudara menjadi penyebab utama insiden kanker di Indonesia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Daun kelor (Moringa oleifera) salah satu tumbuhan yang telah diteliti dan dilaporkan bahwa ekstraknya memiliki efek antikanker. Proliferasi dan apoptosis sel menjadi mekanisme yang mempengaruhi terjadinya kanker. Efek antikanker pada sediaan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) telah diteliti diberbagai jenis sel kanker, salah satunya kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek peran sediaan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap pertumbuhan kanker payudara. Metode yang dilakukan adalah systematic review menggunakan database PubMed, SpringerLink, ScienceDirect, dan ProQuest. Artikel yang dipilih adalah tahun 2012 – 2022 dengan desain penelitian pre-experimental (in vitro dan in vivo). Pada pencarian didapatkan 1.972 artikel dan pada skrining 277 artikel. Kemudian dilakukan analisis PICOS dan didapatkan empat artikel yang akan ditelaah kritis. Hasil penelitian menunjukan pemberian sediaan daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan proliferasi dan meningkatkan aktivitas apoptosis pada sel kanker payudara. Daun kelor (Moringa oleifera) memiliki efek antikanker dengan menginduksi apoptosis dan menginduksi pemberhentian pertumbuhan sel pada siklus sel fase S dan G2/M.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2019 Faizal Riza Nugraha; Eva Rianti Indrasari; Uci Ary Lantika
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6185

Abstract

Abstract. Sedentary lifestyle is an important cause of excess body weight and has implications for body mass index and waist circumference which can lead to an increase in the incidence of non-communicable diseases. This study aims to determine the relationship between physical activity and body mass index and waist circumference. This study used a cross-sectional method, data were obtained from self administered questionnaire of the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) and Google Form of anthropometric measurements in the form of body mass index and waist circumference From Bandung Islamic University Medical Faculty students population. Participants were obtained based on consecutive sampling method, and the data were processed using the Kolmogorov Smirnov test. Participants of the study was students from year 1 to year 3? Consist of 130 respondents. The results showed there was a significant relationship between physical activity and body mass index (p-value <0.05), and the relationship between physical activity and waist circumference (p-value <0.01). Physical activity can affect changes in body mass index and waist circumference so that an increase in physical activity makes it possible to prevent an increase in body mass index and waist circumference thereby reducing the risk factors for non-communicable diseases such as diabetes mellitus, stroke, chronic kidney disease and cardiovascular disease so that it is recommended for students to increase physical activity. Keywords: Physical Activity, Body Mass Index, Waist Circumference. Abstrak. Perilaku hidup sedentary merupakan penyebab penting terjadinya berat badan berlebih dan berimplikasi terhadap indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, data diperoleh dari pengisian Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) dan pengukuran antropometri berupa indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2019 yang diperoleh berdasarkan consecutive sampling, data diolah menggunakan uji Kolmogorov smirnov. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari seluruh responden (130 orang) terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh (p-value <0,05), dan hubungan aktivitas fisik dengan lingkar pinggang (p-value <0,01). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi perubahan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sehingga peningkatan aktivitas fisik memungkinkan untuk mencegah peningkatan dari indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sehingga menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes militus, stroke, penyakit ginjal kronis, dan penyakit kadiovaskular sehingga disarankan mahasiswa untuk meningkatkan aktivitas fisik. Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang.
Hubungan Antara IMT dengan Keluhan Lower Back Pain pada Mahasiswa FK Unisba Dimas Muhammad Farhan; Dede Setiapriagung; Yuniarti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6259

Abstract

Abstract. Low Back Pain (LBP) is a pain complaint that often occurs in the world, especially in Indonesia. Body Mass Index (BMI) is one of the risk factors for someone to experience LBP and there has been no research on the relationship between BMI and LBP complaints in student of the faculty of medicine, Bandung Islamic University. This study aims to analyze whether there is a relationship between body mass index and LBP complaints in FK UNISBA students. This study used an analytic observational method with a cross-sectional approach. The sampling method is by using probability sampling technique with random sampling. The number of samples according to inclusion enumeration was 85 people with measurements including measurements of height, weight and LBP complaints. The average age of the respondents was 18 years old as many as 43 people (50.6%) and based on gender the majority were women as many as 54 people (63.5%). The average BMI of the respondents was in the normal BMI category, namely 35 people (41.2%). LBP complaints to respondents, namely as many as 58 people (68.2%) did not experience LBP complaints. Bivariate analysis using the chi square test obtained BMI results with LBP complaints (p: 0.182) > 0.05 which means that there is no relationship between BMI and LBP complaints in FK UNISBA students. Abstrak. Low back Pain (LBP) merupakan keluhan nyeri yang sering terjadi di dunia terutama di Indonesia. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor risiko seseorang untuk mengalami LBP dan belum ada penelitian tentang hubungan antara IMT dengan keluhan LBP pada mahasiswa FK UNISBA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara IMT dengan keluhan LBP pada mahasiswa FK UNISBA. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Cara mengambilan sampel adalah dengan teknik probability sampling dengan jenis random sampling. Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 85 orang dengan pengukuran meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan keluhan LBP. Usia rata-rata responden adalah berusia 18 tahun sebanyak 43 orang (50.6%) dan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 54 orang (63.5%). Indeks massa tubuh rata-rata pada responden adalah kategori IMT normal yaitu sebanyak 35 orang (41.2%). Keluhan LBP pada responden yakni sebanyak 58 orang (68.2%) tidak mengalami keluhan LBP. Analisis bivariat menggunakan uji chi square mendapatkan hasil IMT dengan keluhan LBP (p: 0.182) > 0.05 dengan hal ini disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara IMT dengan keluhan LBP pada mahasiswa FK UNISBA.