cover
Contact Name
Luqman Qurata Aini
Contact Email
luqman.fp@ub.ac.id
Phone
+6281252663348
Journal Mail Official
jurnalhpt@ub.ac.id
Editorial Address
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 23384336     EISSN : 25806459     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan (Jurnal HPT) memuat naskah artikel yang berkaitan dengan hama dan penyakit tumbuhan, termasuk karakterisasi, deteksi, identifikasi, fisiologi, biokimia, ekologi, epidemiologi, biologi molekuler hama dan patogen tumbuhan, serta pengendaliannya secara kimia dan biologi. Artikel dapat berupa hasil penelitian mutakhir atau temuan terbaru mengenai hama dan penyakit tumbuhan. Naskah artikel yang diterima adalah naskah yang belum pernah dimuat atau tidak sedang dalam proses publikasi pada berkala ilmiah nasional maupun internasional lainnya.
Articles 289 Documents
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) PADA BEBERAPA JENIS BERAS DENGAN TINGKAT KELEMBABAN LINGKUNGAN YANG BERBEDA Adne Yudansha; Toto Himawan; Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pakan dan tingkat kelembaban lingkungan terhadap perkembangan dan pertumbuhan S. oryzae. Penelitian dilaksanakan dengan mengamati interaksi antara jenis pakan dan tingkat kelembaban lingkungan terhadap perkembangan dan pertumbuhan S. oryzae . Pengamatan penelitian meliputi perubahan kadar air beras, umur dan bobot setiap fase hidup serta jumlah dan panjang imago baru yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan pada ruang penyimpanan 80 % didapati kadar air beras mencapai 18,76 %, selanjutnya pada ruang penyimpanan 70 % dan 60 %  kadar air beras masing-masing mencapai14,46 % dan 14,22 %. Persentase tetas telur S. oryzae tidak dipengaruhi oleh interaksi antara jenis beras dan tingkat kelembaban lingkungan. Pertumbuhan larva, pupa dan imago dipengaruhi oleh interaksi antara jenis beras dan tingkat kelembaban ruang penyimpanan. Pada perlakuan Ketan Hitam;Kelembaban 80 % menunjukkan bobot larva, pupa dan imago yang lebih berat. Panjang tubuh imago baru S. oryzae dipengaruhi oleh interaksi antara jenis beras dan tingkat kelembaban lingkungan.. Umur fase hidup dan waktu perkembangan S. oryzae dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan. Jumlah imago baru yang muncul dalam satu kali waktu perkembangan hanya dipengaruhi oleh jenis beras yang digunakan. Kata Kunci: Beras,  Kadar air, Sitophilus oryzae
KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) TERHADAP INFEKSI Turnip Mosaic Virus (TuMV) Esti Yuliastri Sa’idah; Mintarto Martosudiro; Tutung Hadiastono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Turnip Mosaic Virus (TuMV) adalah virus yang sering menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea. TuMV merupakan virus baru pada tanaman Brassicaceae di Indonesia, dan berpotensi menjadi penyakit penting. Penularannya terjadi secara mekanis dan melalui serangga vektor. Varietas sawi komersial di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan lima varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV, dan mengetahui pengaruh infeksi TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan di screenhouse Universitas Muhammadiyah Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi dan tiga ulangan. Hasil penelitian tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV adalah varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, yakni mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. Kata Kunci: ketahanan, varietas, sawi, Turnip Mosaic Virus (TuMV)
KEJADIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI KECIL YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR DI SIDOARJO Fatkur Roziq; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hama dan penyakitpada tanaman cabai kecil yang dibudidayakan secara vertikultur. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah cabai, bobot buah cabai yang dipanen, jenis hama cabai dan jumlahnya, dan penyakit yang menyerang serta intensitasnya. Pertumbuhan tanaman cabai kecil dilihat dari tinggi tanaman, jumlah bunga dan buah serta bobot buah yang mengalami kenaikan pada tiap pengamatan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai kecil secara vertikultur dapat dilakukan pada lahan sempit. Hama yang ditemukan pada lahan budidaya cabai secara vertikultur yaitu kutu daun aphid dan kutu kebul Bemisia tabacci. Penyakit yang ditemukan pada lahan budidaya cabai secara vertikultur yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus gemini yang ditularkan oleh kutu kebul. Posisi tanaman pada paralon mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah, jumlah kutu daun aphid, kutu kebul B. tabacci dan persentase tanaman terserang.Kata kunci: aphid, B. tabaci, gemini virus
Identifikasi Ngengat Genus Lymantria (Lepidoptera: Erebidae) di Indonesia Berdasarkan Karakter Morfologi dan Genitalia Avi Damayanthi; Sri Karindah; Sutrisno Sutrisno; Toto Himawan
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKGenus Lymantria Hübner (1819), yang merupakan anggota Famili Erebidae danSubfamili Lymantriinae (Zahiri et al., 2012), adalah hama yang paling merusak hutan di dunia. Peledakan spesies L. dispar, L. monacha, L. beatrix pernah terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi koleksi spesimen tersebut dan mengetahui persebaran tiap spesies sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai biologinya. Cara untuk mengidentifikasi spesies dalam genus Lymantria adalah dengan mengamati karakter sayap dan genitalia khususnya pada ngengat jantan. Penelitian ini dilaksanakan mulai 1 Februari – 20 Maret 2012 di Laboratorium Entomologi, Pusat Pengembangan dan Penelitian Biologi Bidang Zoologi LIPI, Cibinong. Proses identifikasi yang dilakukan meliputi kegiatan pengambilan sampel, pengambilan dan pelunakan abdomen, pembuatan preparat genitalia jantan serta identifikasi dan pelabelan.  Berdasarkan karakter sayap dan genitalia terdapat 26 spesies Lymatria yang telah teridentifikasi yakni L. narindra, L. lepcha, L. brunneiplaga, L. ganara, L. singapura, L. beatrix, Lymantria novaeguinensis, L. lunata, L. rhabdota, L. inordinata, L. praetermissa, L. marginalis, L. minor, L. toxopeusi, L. syntropha, L. capnodes, L. ninayi, L. asoetria, L. alexandrae, L. pelospila, Lymantria microstrigata, Lymantria temburong, Lymantria sp. A, Lymantria sp. 5, Lymantria sp. 7, dan Lymantria sp. 10.Kata Kunci: Lymantria, Karakter Sayap, Karakter Genitalia
Identifikasi Beberapa Jenis Ngengat Jantan Genus Arctornis Lepidoptera: Noctuoidea) di Indonesia Berdasarkan Karakter Morfologi dan Genitalia Eko Wahyu Budi Darmawan; Toto Himawan; Hagus Tarno; Hari Sutrisno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLymantriinae  meliputi  lima  tribe  utama  yakni  Arctornithini, Lymantriini, Leucomini,  Nygmiini dan Orgyiini.  Terdapat  2900  spesies  dalam 360  genus  ngengat yang  tergabung  dalam  sub  family  Lymantriinae.  Salah satu  cara  untuk membedakan berbagai  spesies  dalam  genus  Arctornis perlu dilakukan  pembandingan  genetalia khususnya  pada  ngengat  jantan. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui keanekaragaman spesies dan tingkat kekerabatan ngengat jantan dari genus Arctornis di Indonesia berdasarkan karakteristik morfologi dan genitalia. Penelitian ini dilaksanakan mulai  2April  sampai  dengan  25  Mei  2012  di  Laboratorium Entomologi, Pusat Pengembangan  dan  Penelitian  Biologi  Bidang  Zoologi LIPI,  Cibinong.  Proses identifikasi  yang  dilakukan meliputi  kegiatan pengambilan  sampel,  pengambilan  dan pelunakan  abdomen,  pembuatan preparat  genitalia jantan serta identifikasi  dan pelabelan. Berdasarkan karakter  morfologi dan genetalia  terdapat beberapa spesies Arctornis  yang telah  teridentifikasi  yakni A.  brunnescens, A. flavescens, A. galene, A. isabella, A. lumulosa, A. nr. mallephrika, A. malleuncus, A. meridionalis, A. micacea, A. perfecta, A. phasmatodes, A. phrika, A. nr. phrika, A. nr. poecilonipha, A. riguata, A. rutila, A. sclerotuncus, A. secula, A. nr. semihyalina, A. singaporensis, dan A. virgamicruncus. Selain itu ditemukan 6 spesies yang belum teridentifikasi antara  lain: Arctornis sp. 0061, A. sp. 0066, A. sp. 0067, A. sp. 0072, A. sp. 0082, dan A. sp. 0083. Tingkat kedekatan terbanyak berdasarkan karakter morfologi  adalah spesies A. secula dengan A. nr.mallephrika. Sedangkan berdasarkan karakter genitalia jantan yang memiliki  tingkat kedekatan terbanyak adalah  spesies A. nr. mallephrika, A. phrika dan A. nr. poecilonipha, begitu juga pada spesies Arctornis sp. 0082 dengan A. sp. 0083.Kata Kunci: kedekatan, karaktermorfologi, karakter genitalia, Arctornis
UJI KETAHANAN KALUS KULTIVAR TEBU (Saccharum officinarum L)TERHADAP PENYAKIT POKAHBUNG MENGGUNAKAN FILTRAT KULTUR FUSARIUM MONILIFORME SECARA IN VITRO Dhewyangga Bismi Panglipur; Liliek Sulistyowati; Anton Muhibuddin; Nurul Hidayah
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat ketahanan kalus kultivar tebu terhadap penyakit pokahbung secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitopatologi dan Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang, pada bulan Pebruari - Juli  2013. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu tiga macam kultivar tebu yaitu PS.06.195, PS.06.121, PS.04.129 dengan ulangan tiga kali dan konsentrasi filtrat Fusarium monoliforme 50%. Analisa data menggunakan analisa statistika uji T berpasangan pada taraf 5%. Inokulasi terhadap  tiga kalus kultivar tebu terhadap filtrat F. moniliforme memberikan pengaruh yang  signifikan dalam berbagai indikator parameter pengamatan. Kalus PS.06.195 pada konsentrasi filtrat F. moniliforme 50% merupakan  kalus tahan dari seluruh parameter pengamatan. Hal ini dikarenakan pada kalus tebu kultivar PS.06.195 menunjukkan warna kalus kuning cokelat, biomassa dan berat kering kalus yang tidak berbeda nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol, serta panjang kalus yang masih dapat berdiferensiasi.Kata  Kunci:  kalus  tebu,  Fusarium moniliforme,  kultur filtrat Fusarium moniliforme
PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TOMAT YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR Virgien Margi Nirwana; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTanaman tomat adalah salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Indonesia dari tahun ke tahun berusaha untuk meningkatkan produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya, namun pembangunan yang pesat pada berbagai sektor telah menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sehingga luas lahan pertanian menyusut dan menurunkan produktivitas pertanian. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah vertikultur. Vertikultur diartikan sebagai budidaya tanaman secara vertikal. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek, dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas. Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan dengan teknik vertikultur ini ialah tomat. Budidaya tomat secara vertikultur juga membutuhkan penentuan jarak tanam, kerapatan, dan populasi tanaman. Penelitian dilaksanakan di Sidoklumpuk, Sidoarjo Jawa Timur dan Laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Juni 2012 hingga November 2012. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan (4 tanaman/paralon, 6 tanaman/paralon, 8 tanaman/paralon, 10 tanaman/paralon, dan 12 tanaman/paralon) yang diulang sebanyak 4 kali. Hasil dari penelitian ini adalah perlakuan populasi 4 tanaman/paralon menunjukkan hasil terbaik pada semua parameter pertumbuhan tanaman, namun perlakuan populasi 12 tanaman/paralon menunjukkan hasil terbaik pada produksi tanaman tomat. Perlakuan populasi tanaman yang berbeda menunjukkan adanya  pengaruh  terhadap  populasi  kutu kebul  (Bemisia tabaci) pada  tanaman  tomat. Perlakuan populasi 4 tanaman/paralon menunjukkan populasi kutu kebul  terendah dengan rata-rata 2  ekor/tanaman dan populasi tertinggi terdapat pada perlakuan  populasi 12 tanaman/paralon dengan rata-rata 8 ekor/tanaman. Populasi tanaman yang berbeda pada setiap perlakuan tidak menunjukkan pengaruh  terhadap serangan penyakit Tobacco Crinkle Virus, tetapi  berpengaruh terhadap serangan penyakit Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) dengan intensitas serangan terendah 0% pada perlakuan populasi 4 tanaman/paralon.Kata kunci: tomat, vertikultur, populasi tanaman
PERSISTENSI TIGA ISOLAT Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) ASAL NUSA TENGGARA BARAT DAN JAWA TIMURUNTUK MENGENDALIKAN LARVA Spodoptera litura FABRICIUS (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L). Anandita Dyah Kiranasasi; Siti Rasminah Chailani; Aminudin Afandhi; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKUlat Spodoptera litura merupakan hama utama pada  tanaman kedelai yang dapat menurunkan produksi kedelai. Penelitian  ini dilakukan untuk menguji persistensi dari tiga isolat SlNPV yaitu 2 isolat asal NTB (LB 06a dan LT 06b) dengan isolat asal  JATIM  (JTM  05h) pada larva S. litura. Persistensi isolat SlNPV  terhadap larva S. litura diamati: 1. Persentase waktu berhenti makan, 2. Persentase kematian larva dan 3. Persentase pembentukan pupa dan imago S. litura yang tidak mengalami kematian setelah infeksi SlNPV. Hasil penelitian menunjukkan Isolat SlNPV LB 06a mempunyai persistensi tertinggi diantara tiga isolat yang diuji, hal ini ditunjukkan dengan data bahwa setelah penyinaran selama 72 jam isolat ini tetap mampu menunjukkan persentase larva yang berhenti makan tertinggi, persentase larva yang mati tertinggi dan mampu menekan persentase pembentukan pupa dan imago dibanding  dengan isolat LT  06b  dan JTM  05h, sehingga  isolat ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai  agens  hayati pengendali larva S. litura. Pemanfaatan virus patogen golongan  NPV dalam pengendalian hayati merupakan alternatif pengendalian Hama Terpadu yang aman terhadap lingkungan.Kata Kunci : Spodoptera litura, SlNPV, Kedelai
KEANEKARAGAMAN JAMUR ENDOFIT DAUN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.) PADA LAHAN PERTANIAN ORGANIK DAN KONVENSIONAL Redha Qadiani Ariyono; Syamsuddin Djauhari; Lilik Sulistyowati
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Mikroorganisme endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui perbedaan keanekaragaman jamur endofit antara daun kangkung darat yang dibudidayakan di lahan pertanian organik dan konvensional. Penelitian dilaksanakan lahan budidaya kangkung di Kecamatan Cemorokandang dan laboratorium penyakit tumbuhan jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli 2013. Eksplorasi jamur endofit dilakukan pada daun kangkung darat yang dibudidayakan dengan sistem pertanian organik dan konvensional. Data identifikasi jamur endofit yang didapatkan dianalisis keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi setiap genus yang diperolah, kemudian dibandingkan antara lahan pertanian organik dengan konvensional.Berdasarkan hasil identifikasi pada lahan organik didapatkan 47 spesies jamur endofit dengan total 60 koloni. Genus jamur endofit yang didapatkan, yaitu : Aspergillus sp., Aueroobasidium sp., Botritys sp., Cephalosporium sp., Cladosporium sp., Colletotrichum sp., Fusarium sp., Gloesporium sp., Helminthosporium sp., Monocillium sp., dan Penicillium sp. Pada lahan konvesional didapatkan 44 spesies jamur endofit dengan total 57 koloni. Genus jamur endofit yang didapatkan, yaitu : Aspergillus sp., Cephalosporium sp., Colletotrichum sp., Fusarium sp., Gloesporium sp., Helminthosporium sp., Martensiomyces sp., Monocillium sp., Nigrospora sp., Nodulsporium sp., dan Penicillium sp. Nilai indek keanekaragaman jamur endofit daun kangkung di lahan organik lebih tinggi yaitu dengan nilai 3,785 sedangkan di lahan konvensional bernilai 3,664. Proses budidaya tanaman secara organik berpengaruh dalam menjaga keanekaragaman jamur endofit. Nilai indek dominasi jamur endofit daun kangkung di lahan konvensional lebih tinggi yaitu dengan nilai 0,030 sedangkan di lahan organik bernilai 0,024. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi keanekaragaman dalam jaringan daun yang berbeda di lahan organik lebih baik daripada di lahan konvensional karena di lahan organik tidak terdapat dominasi dari satu spesies.   Kata kunci : jamur endofit, keanekaragaman, organik, konvensional, kangkung
KEANEKARAGAMAN JAMUR FILOPLAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.) PADA LAHAN PERTANIAN ORGANIK DAN KONVENSIONAL Tijani Ahmad Wijaya; Syamsuddin Djauhari; Abdul Cholil
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur filoplan pada daun kangkung darat antara pertanian organik dan konvensional. Pada penelitian ini dilakukan metode eksplorasi dan komparasi hasil eksplorasi. Penelitian dilakukan di lahan kangkung darat di kecamatan Cemorokandang dan labotarorium penyakit tumbuhan, jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dari bulan Februari sampai Agustus 2013. Eksplorasi jamur filoplan dari daun kangkung darat yang dibudidayakan secara organik dan konvensional. Jamur filoplan yang teridentifikasi kemudian di hitung indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi setiap genus yang diperoleh. Hasil menunjukkan bahwa pada lahan organik ditemukan 45 jenis jamur filoplan dengan jumlah 47 koloni dan 11 jamur filoplan yang tidak teridentifikasi. Pada lahan konvensional ditemukan 29 jenis jamur dengan jumlah 30 koloni dan 5 jamur filoplan yang tidak teridentifikasi. Indeks Keanekaragaman (H’) jamur filoplan tergolong kategori sedang karena pada lahan organik (1,6465) lebih tinggi dibandingkan dengan lahan konvensional (1,4571). Indeks keseragaman (E) tergolong kategori tinggi dengan nilai indeks pada lahan organik (0,9959) lebih rendah dibandingkan dengan lahan konvensional (0,9963). Indeks dominansi pada lahan konvensional (0,0356) lebih tinggi dari pada lahan organik (0,0231). Kata kunci: jamur filoplan, Ipomoea reptans, keanekaragaman, sistem pertanian

Page 4 of 29 | Total Record : 289