cover
Contact Name
Managing Editor
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
lembaran-antropologi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Lembaran Antropologi
ISSN : 28280962     EISSN : 28280954     DOI : https://doi.org/10.22146/la
Lembaran Anthropologi aims to promote academic discourses and anthropological analysis on the study of human relations, cultures, and societies in both Global North and Global South. This journal holds the core values of the Department of Anthropology, Universitas Gadjah Mada in advancing ethnographic research and studies which is critical, inclusive, reflective, and emancipative. The journal seeks to establish a balanced perspective on global academic discourse by highlighting the positionality of researchers as post-colonial subjects in interpreting sets of human relations and social phenomena. The focus of this journal includes (but not limited to): - Rituals and Dynamics of Religion - Ethno-Ecology - Adaptation and Strategy - Agricultures and Fisheries - Culinary - Moral & Rational - Commodities - Online Ethnography - Migration and Mobility - Health & Medicine - Body, Sexuality, and Beauty - Arts and Performance - Visual Ethnography - Gender, Youth and Child Studies
Articles 54 Documents
Mengembalikan Martabat Walang Sangit: Kajian Etnoekologi Pangan di Desa Sindukarto, Wonogiri Umami, Fety Hikmatul
Lembaran Antropologi Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4221

Abstract

Walang sangit sering dianggap sebagai serangga yang mengganggu keseimbangan proses pertanian padi dan menurunkan produktivitas padi. Tindakan yang dilakukan petani di Sindukarto dalam upaya mengurangi populasi walang sangit yaitu dengan melakukan penangkapan walang sangit untuk diolah menjadi makanan. Artikel ini akan membahas pengetahuan lokal petani Sindukarto mengenai pengolahan walang sangit menjadi makanan lokal. Artikel ini akan membahas 1) upaya pengendalian walang sangit di Desa Sindukarto; 2) proses pengolahan dan penyajian walang sangit; 3) alasan petani Sindukarto mengonsumsi walang sangit; dan 4) pandangan petani Sindukarto terhadap keberadaan walang sangit. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnoekologi untuk melihat sejauh mana kearifan lokal petani dapat membantu mengatasi suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi partisipatif, dan wawancara. Analisis data yang dipilih yaitu analisis domain dan analisis taksonomi (Spradley 1997, 139). Artikel ini menggarisbawahi bahwa upaya tersebut merupakan kearifan lokal petani (local wisdom) dalam memanfaatkan walang sangit yang merugikan petani menjadi alternatif pangan lokal.
Ruang-Ruang Pembentuk Aktivisme: Membangun Narasi Politik Mahasiswa Pada Aksi 212 Fakhrani, Ferdy Azmal
Lembaran Antropologi Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4335

Abstract

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 telah menimbulkan polarisasi dalam dinamika pilihan politik mahasiswa. Informasi mengenai isu penistaan melalui media massa online yang mereka baca, menjadi pertanyaan penelitian yang saya ajukan demikian, bagaimana media massa mampu mempengaruhi sikap mahasiswa, yang menyeret mereka menuju sentimen politik? Analisis tersebut bertujuan untuk memahami literasi media baru di kalangan mahasiswa Yogyakarta serta memahami tindakan politik mahasiswa, sebagai salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam demokrasi Indonesia. Data penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara mendalam terhadap narasumber dan juga respon narasumber terhadap media online terpilih. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teori resepsi untuk mengetahui proses budaya pada pembacaan berita. Peneliti menemukan bahwa pilihan bacaan mereka dikuatkan oleh referensi dari pihak yang memiliki kuasa lebih dalam ruang sosial mereka, seperti senior organisasi, atau pihak yang paling aktif di grup, baik online maupun offline. Hal tersebut mengakibatkan pilihan dan keputusan politis mahasiswa masih mengandalkan ruang sosial pilihan mereka untuk menentukan mana informasi yang akan mereka pilih.
Ibu dan Pendidikan Anak dalam Budaya Batak Toba Girsang, Lode Wijk Pandapotan
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.5646

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui relasi antara investasi sosial yang tinggi dan beban ekonomi perempuan pada komunitas petani yang memiliki budaya patriarki di Lumban Silintong, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan teori tentang patriarki yang memperlihatkan dominasi laki-laki dan menempatkan perempuan dalam posisi yang tersubordinasi; dan pendidikan anak sebagai motif investasi pada pendidikan anak untuk mendapatkan berbagai manfaat di masa depan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian etnografi yaitu dengan teknik obervasi partisipasi di lokasi penelitian selama 109 hari. Peneliti terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang di lakukan penduduk desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi antara investasi pada pendidikan anak dan tingginya beban kerja/ekonomi perempuan adalah karena secara struktur sosial orang Batak Toba (patriarki) menempatkan perempuan dalam keadaan tersubordinasi. Cita-cita patriarki yang telah mengkristal di masyarakat, harus dipikul oleh istri, karena dengan melakukan perannya sebagai istri dapat mengurangi sanksi sosial, terutama jika anak-anaknya dikatakan sukses. Tetapi dibalik jerih payah mengusahakan pendidikan anak-anaknya, kaum ibu Lumban Silintong mendapatkan berbagai manfaat: meringankan beban pendidikan anak-anak yang lain, mendapatkan perlindungan hari tua, membantu pemenuhan biaya adat. Hal lain yang didapatkan adalah ketika seorang ibu telah berjuang untuk anak-anaknya, maka di hari tuanya anak-anak akan lebih peduli terhadap ibunya.
Dari Entek Amek ke Entek Golek: Perempuan dan Perubahan di Gunungkidul Widuretno, Diah
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.6136

Abstract

Artikel ini menggambarkan bagaimana peminggiran perempuan terjadi akibat modernisasi yang menyentuh Dusun Wintaos, Gunungkidul. Peminggiran yang membuat perempuan menjadi sekunder dalam mengakses kesempatan kerja baru. Modernisasi dan kemudahan akses transportasi, komunikasi dan pendidikan mendorong usia produktif, terutama laki-laki, meninggalkan pertanian demi mengejar pendapatan cepat dan ajeg melalui kerja-kerja off/non-farm. Dibandingkan perempuan, laki-laki lebih mudah mengakses pekerjaan non/off farm. Pekerjaan off/non-farm membuat laki-laki meninggalkan pertanian sehingga relasi kolaborasinya dengan perempuan dalam pertanian pecah. Perempuan menanggung kekurangan tenaga kerja pada kegiatan budi daya tani. Akibatnya, perempuan tertinggal dan menjadi pelaku utama budi daya tani entek amek. Perubahan ini tercermin dari bergesernya sistem nilai yang dianut, dimana “entek golek” ((jika) habis mencari) meninggalkan “entek amek” ((jika) habis (bisa) memetik).
Voluntarism Rationality in Norway: The Relevance of Ferie for Alle Asyraf, Muhammad Affan
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.6717

Abstract

The article examines a voluntary phenomenon that exists in “Ferie for Alle”. The name refers to a voluntary-based program organized by the Norwegian Red Cross, a prominent NGO in Norway. The program is oriented in ensuring free holiday experiences for children and families who are deemed unfortunate. Interestingly such a regard is attached due to their inability to afford vacation trips during holiday time. This article aims to address why such phenomenon of Ferie for Alle able to emerges in Norwegian society and attracts people to volunteer to it. This paper uses an ethnographic approach. In specific, it utilizes qualitative method such as semi-structured in-depth interview for the data collection process, and narratives analysis for data analysis process. Through the result, this paper argues that the existence of voluntarism in Ferie for Alle is instigated by volunteers’ reasoning towards prominent social aspects, that is: (1) growing up experiences in Norwegian society, (2) interpretation of Norwegian culture (3) understanding of a certain Norwegian welfare provision discourse. Moreover, actualization of volunteering further gave an idea of how Norwegian welfare system is supposed to be conducted. As reflected by the Ferie for Alle volunteers, such meaning helps them navigate activism in addressing transnational political issues happening in Norway.
Sistem Pranata Mangsa: Tinjauan Etnosains dan Uji Keakuratan Data Iklim Tahun 2023 di Yogyakarta Nabila, Kharisma; Wirawan, Mahbubi Satria Agusti
Lembaran Antropologi Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.7254

Abstract

Sistem pranata mangsa telah diyakini oleh para peneliti terdahulu memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan adaptasi manusia, salah satu pengaruh tersebut ialah menjadikan sistem ini sebagai pedoman perubahan musim oleh masyarakat Jawa Kuno. Artikel ini bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan mengenai seberapa besar tingkat keakuratan penggunaan sistem pranata mangsa masa lampau yang diterapkan dengan menggunakan data perubahan musim pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnosains dengan menggunakan kepercayaan masyarakat yang memahami sistematika pranata mangsa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pranata mangsa memiliki tingkat keakuratan sebesar 83,3% dengan diuji relevansinya menggunakan data periode musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tahun 2023. Sedangkan jika menggunakan data curah hujan kota Yogyakarta tahun 2023, pranata mangsa menghasilkan tingkat keakuratan sebesar 66,70%. Selain itu, perubahan iklim ditinjau melalui perspektif arkeologis juga telah menyebabkan terjadinya interaksi antar kelima komponen, yaitu alam, manusia, budaya, lingkungan, dengan perubahan iklim itu sendiri. Temuan ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai keakuratan sistem pranata mangsa masa lampau jika diterapkan dengan menggunakan data musim terbaru.
Melek Politik Sejak Dini: Kaum Muda Jerman yang Berpolitik dalam Grüne Jugend Marlina, Inda
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.9405

Abstract

Grüne Jugend merupakan organisasi sayap pemuda dari partai Bündnis 90/Die Grünen atau Die Grünen (Partai Hijau). Manifesto partai ini berakar pada lingkungan hidup dan hak asasi manusia di mana isu-isu tersebut saat ini menjadi landasan kampanye para pemuda di sebagian besar wilayah Jerman maupun Eropa. Bündnis 90/Die Grünen pada tahun 2011 pernah mengamankan suara sebanyak 42% di Freiburg, sebuah kota di negara bagian Baden-Württemberg di Jerman sehingga Freiburg sempat dikenal sebagai salah satu basis terbesar Partai Hijau. Penelitian ini menguraikan bagaimana budaya di Jerman membentuk para pemuda terlibat aktif dalam politik praktis. Tulisan ini merupakan hasil rangkaian dari program tandem yang dilaksanakan antara jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan jurusan Ethnology dari Universitas Freiburg. Penelitian ini menggunakan metode tandem, wawancara mendalam, dan studi literatur. Sebagai landasan penelitian, terdapat dua pertanyaan. Apa yang menyebabkan pemuda di Jerman tertarik untuk bergabung dengan Grüne Jugend dan terlibat politik? Anggota Grüne Jugend memperoleh informasi dari berbagai media yaitu secara mandiri dan dari orang tua atau teman-teman mereka. Secara mandiri di dapat dari pengetahuan tentang Die Grünen dan perhatian terhadap lingkungan sekitar mereka. Budaya di Jerman mengenalkan politik sejak dini melalui keterlibatan anak-anak dalam mengambil keputusan. Keterlibatan tersebut membentuk daya kritis dan reflektif dalam diri anak-anak sehingga mereka dapat memutuskan sesuatu seiring pertumbuhan mereka. Keterlibatan pemuda di ini menjadi salah satu studi kasus bahwa pemuda memiliki hak untuk mengubah kehidupan mereka dimulai dari keberanian menyampaikan pendapat.
Mamak dan Anak Cucunya : Antara Alpha, Z, dan Baby Boomers Puspita Nindya Sari
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.12081

Abstract

Indonesia: Negara dan Masyarakat dalam Transisi Andriansah, Ruli
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.12399

Abstract

Kebaya dan Wacana Pelestarian Suzie Handajani
Lembaran Antropologi Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.12421

Abstract

Artikel ini adalah tentang gerakan berkebaya untuk mensukseskan pengajuan busana kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO. Yang dijadikan obyek untuk menganalisa fenomena ini adalah laman tradisikebaya.id yang berisi beragam tautan media dan informasi tentang kampanye berkebaya. Konten tradisikebaya.id ini bisa dilihat sebagai kumpulan dari representasi gerakan ini. Laman ini bisa dilihat sebagai pintu masuk untuk memproblematisir kampanye Kebaya Goes to UNESCO. Isi dari laman ini dianalisa secara indikatif dan bukan secara komprehensif. Tujuannya adalah untuk melihat pola-pola representasi yang muncul dengan memakai pendekatan semiotika Stuart Hall dan Roland Barthes. Argumentasi yang diajukan di artikel ini adalah bahwa gerakan berkebaya ternyata mempunyai wacana dan ideologi yang paralel dengan sejarah pembentukan identitas kebangsaan Indonesia. Paralel yang pertama adalah bahwa identitas Indonesia itu bersifat Jawa sentris demikian pula gerakan berkebaya ini. Gerakan ini adalah sekelompok perempuan yang berpusat di pulau Jawa yang berbicara atas nama seluruh perempuan Indonesia. Paralel yang kedua adalah perempuan dipakai sebagai simbol identitas yang bersifat kultural. Perempuan adalah lambang kebangsaan sementara laki-laki adalah lambang kenegaraan. Namun walaupun memakai perempuan sebagai simbol kebudayaan, jenis perempuan yang direpresentasikan ternyata berbeda dengan yang dikonstruksi di masa lalu terutama di jaman Suharto. Perempuan yang dikonstruksi dalam gerakan berkebaya ini adalah perempuan bergaya hidup urban, kelas menengah dari status mereka sendiri (tidak digambarkan sebagai pendamping suami), dan sebagian besar bekerja.