cover
Contact Name
Wahyudin
Contact Email
mandalaofhealth.journal@gmail.com
Phone
+6281343880797
Journal Mail Official
mandalaofhealth.journal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Dr. Gumbreg, Medical Street, Mersi, Purwokerto Central Java 53122 Telp. (0281) 622022, Fax. (0281) 624990
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Mandala of Health : A Scientific Journal
ISSN : -     EISSN : 26156954     DOI : https://doi.org/10.20884/1.mandala
Core Subject : Health,
Mandala of Health : A Scientific Journal is a medical scientific journal with open access published by the Faculty of Medicine, Jenderal Soedirman University, containing research articles, systematic reviews, and case reports in all areas of basic medical science, clinical medicine, biomedical science, medical biotechnology, and public health.
Articles 131 Documents
ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN DAN KAITANNYA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA LINGGASARI, KECAMATAN KEMBARAN, KABUPATEN BANYUMAS Aulia Jasmine Mukti; Octavia Permata Sari; Lieza Dwianasari Susiawan
Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.771 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5677

Abstract

Kecacingan menjadi salah satu penyakit yang paling diabaikan di di seluruh dunia. Anak-anak usia prasekolah dan sekolah adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi parasit cacing karena respon imun yang lebih rendah, hygiene dan sanitasi yang buruk. Mencuci tangan menjadi komponen kebersihan tangan, hemat biaya dan nyaman dan telah terbukti menjadi praktik yang efektif dalam kegiatan pengendalian infeksi. Peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak sekolah dasar di Desa Linggasari yang diketahui memiliki faktor resiko kecacingan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak usia sekolah dasar di Desa Linggasari. Penelitian ini berupa deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional kepada 32 siswa sekolah dasar di Desa Linggasari yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Data perilaku cuci tangan dan yang mempengaruhinya diperoleh menggunakan kuesioner dan data kecacingan diperoleh melalui uji laboratorium. Analisis hipotesis menggunakan Fisher Exact Test. Hasil penelitian ini menunjukkan anak dengan perilaku cuci tangan yang buruk sebanyak 21,9% dan perilaku cuci tangan yang baik sebanyak 78,1%. Pemeriksaan sampel feses di laboratorium sebanyak 3,1% positif kecacingan, yaitu jenis Hymenolepis nana. Hasil uji statistik menunjukkan tidak didapatkan hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, dan pendidikan orang tua dengan perilaku cuci tangan (p-value > 0,05) dan tidak didapatkan hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kecacingan di Desa Linggasari (p-value = 1,000). Dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian kecacingan di Desa Linggasari.
DISTRIBUSI PANDANGAN MASYARAKAT UMUM TERHADAP SKRINING PREMARITAL DI BANYUMAS Khafid Nawawi; RR Dyah Woro Dwi Lestari; Lantip Rujito
Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.359 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5743

Abstract

Latar Belakang : Kejadian penyakit genetik di Banyumas semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan prevalensi gen pembawa penyakit thalasemia sebanyak 8% dari setiap penduduk sehat. Kejadian ini menandakan wilayah banyumas rentan terhadap penyakit genetik. Sebagian besar penyakit genetik tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat dicegah dengan skrining genetik dan premarital. oleh karena itu pengetahuan, sikap dan perilaku skrining genetik ini penting. Salah satu pengaruhi ketiganya ini adalah tingkat pendidikan. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku skrining genetik dan premarital di Kabupaten Banyumas. Metode: penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 400 orang. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah purposive sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku Skrining Genetik dan Premarital. Uji hipotesis penelitian ini dengan uji korelasi rank spearman. Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dengan p-value (p=0,005), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dengan p-value (p=0,454), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dengan p-value (0,927). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan skrining genetik dan premarital (P value<0,05) dan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku skrining genetik dan premarital (P Value >0,05).
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Sprague dawley) MODEL CHRONIC KIDNEY DISEASE Mela Try Rahayu; Afifah Afifah; Khusnul Muflikhah
Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.979 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5784

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. CKD terjadi akibat pengurangan nefron fungsional dan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang akan menyebabkan gangguan dalam proses fisiologik ginjal, terutama dalam hal ekskresi zat-zat sisa termasuk asam urat. Laju filtrasi glomerulus ≤50% mulai terjadi peningkatan kadar kreatinin, urea, dan juga asam urat. Peningkatan asam urat akan terus bertambah seiring dengan penurunan (LFG). Perlu upaya untuk pencegahan progresifitas CKD. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alam yaitu seledri. Seledri mempunyai efek sebagai sebagai anti inflamasi, antioksidan, antihipertensi dengan kandungan flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri, apiin, apigenin, kolin, asparagines, zat pahit, vitamin A, B, dan C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etenol seledri terhadap kadar asam urat pada tikus model CKD. Sebanyak 25 ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1: kontrol sham, kelompok 2: kontrol sakit, kelompok 3, 4, dan 5: kelompok 5/6 nefrektomi subtotal dan diberi ekstrak etanol seledri dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB 14 hari sebelum dan 14 hari setelah pembuatan model 5/6 nefrektomi subtotal. Asam urat diperiksa menggunakan sampel serum darah. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney dengan signifikansi p<0,05. Rerata kadar asam urat kelompok A: 0,618±0,044, B: 1,400±0,231, C: 1,394±0,112, D: 1,586±0,434, E: 1,632±0,212. Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar asam urat antara kelompok A dibanding kelompok B, C, D, dan E. Kadar asam urat kelompok C lebih rendah dibanding kelompok B namun tidak berbeda signifikan, dan kadar asam urat kelompok D dan E lebih tinggi dibanding kelompok B. Pemberian ekstrak etanol seledri tidak dapat mencegah peningkatan kadar asam urat pada tikus model CKD.
LAPORAN KASUS: NEONATAL DENGUE I Gusti Ngurah Alit Hendra Wahyudi; Gusti Ayu Nyoman Yulia Sitta Dewi
Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.074 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.5952

Abstract

Background : Dengue fever in late pregnancy puts the fetus at great risk because fewer maternal-specific antibodies cross the placenta, leading to a high probability of neonatal dengue infection. We followed a patient in the pediatric health department of the Bali Mandara Hospital. Case Persentation : A 9-day-old baby boy complained of fever for 3 days up to a temperature of 39℃; the fever rose up and fell, but the fever did not go down to normal temperature. On physical examination, the baby was found to be less active, crying enough, suction reflex (+), pulse 135x/minute, breathing: 44 x/minute, temperature: 38.8 (axillary), SpO2: 93%, jaundice (+), lower extremities: warm acral (+), left petechiae (+), CRT <2'', jaundice skin of Kramer 2-3. Laboratory test result’s showed the platelets (69.000), hematocrit(52.2), positive dengue NS1 antigen, and positive dengue IgG and IgM. The patient was diagnosed with neonatal dengue and admitted to Perinatology. Optimal management is needed to treat neonatal dengue. Conclussion : It is Importance to know the transmission of dengue infection to infants, especially in endemic areas. Considering the complication that may occur, early recognition of dengue will significantly reduce infant mortality. Careful monitoring and proper laboratory tests can lead to a smooth recovery.
THE EFFECT OF SALIVARY TESTOSTERONE LEVELS ON HEART RATE VARIBILITY ON STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF JENDRAL SOEDIRMAN UNIVERSITY Widad Nurul Nadiyah; Mustofa Mustofa; Wahyu Djatmiko; Rizak Tiara Yusan
Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.082 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.6352

Abstract

Testosterone is a steroid hormone produced by Leydig cells in testis. Testosterone levels can be measured through a saliva sampel. Testosterone have effect in the cardiovascular system. Testosterone can affect cardiac contractility and has a cardioprotective role in maintaining the autonomic balance of the heart. Cardiac autonomic activity can be assessed by Heart Rate Varibility (HRV). This study aims to determine the effect of salivary testosterone levels on HRV in FK Unsoed students. This study was an analytic observational study with a cross sectional approach. The number of subjects in this study were 31 students who were taken by consecutive sampling, with inclusion criteria, namely male gender, age 17-25 years, agreed to the informed consent, BMI 18,5-24,9 kg/m2, body temperature 36,5-37,5 ℃, and low to moderate level of physical activity. Testosterone levels were measured using the Salimetrics ELISA method. HRV were measured using a POLAR M400 heart rate monitor and the Welltory application with the result of HRV parameters in the form of SDNN. The data normality test used the Saphiro-Wilk test. Bivariate analysis used Pearson’s correlative parametric test. The subjects of the study had a low mean testosterone saliva levels, namely 12,38±3,70 pg/mL and a low mean SDNN of 56,74±19,70 ms. The results of the Pearson correlation test of testosterone with SDNN shows the value of r = 0,147 and the value of p = 0,429, so it can be concluded that there is no correlation between testosterone saliva levels and HRV in SDNN parameters.
CORRELATION OF SALIVARY TESTOSTERONE LEVELS WITH EXTROVERTED PERSONALITY IN STUDENTS OF THE FACULTY OF MEDICINE JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY Ahmad Firdaus Firman Maulana; Mustofa Mustofa; Khusnul Muflikhah
Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.903 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.6354

Abstract

Testosterone is the main male sex hormone produced by Leydig cells in the testis. Measurement of testosterone levels can use saliva samples. Testosterone has many roles in reproductive and non-reproductive functions, such as behavior. Behavior includes aggressive and dominant traits. Aggressive behavior has a relationship with extrovert personality. This study aims to determine the correlation of salivary testosterone levels with extroverted personality in students of the Faculty of Medicine Jenderal Soedirman University. This study is observational with a cross-sectional study design. The number of subjects in this study was 26 students taken with consecutive sampling, with inclusion criteria of male aged 17-25 years, agreed to informed consent, BMI 18-24,9 kg/m2, didn’t smoke, and didn’t consume alcohol. Testosterone level was measured with a Salimetrics ELISA kit. Measurement of extrovert personality using the MBTI questionnaire. The normality test of the data used the Saphiro-Wilk test and bivariate analysis using the Pearson correlative parametric test. The results of measurements on the subjects obtained salivary testosterone levels 11,64±2,51 pg/mL and extrovert personality 41,02±19,74 %. The results of the Pearson correlation test salivary testosterone with extroverted personality values obtained p = 0,007 and r = 0,517 which means that there is a significant correlation between salivary testosterone levels and extrovert personality. The conclusion of this study is there is a correlation between salivary testosterone levels and extrovert personality in students of the Faculty of Medicine Jenderal Soedirman University.
UJI EFEKTIVITAS YOGHURT SINGLE DAN DOUBLE STRAIN DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Salmonella typhi PENYEBAB DEMAM TIFOID Anriani Puspita Karunia Ning Widhi; Annisa Sekar Salsabila; Hajid Rahmadianto Mardihusodo; IDSAP Peramiarti
Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.519 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6420

Abstract

Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif penyebab demam tifoid. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat (BAL). Yoghurt merupakan salah satu produk olahan hasil fermentasi BAL dengan bahan dasar susu. BAL yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah single strain Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus serta double strain Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan BAL yoghurt single strain dengan double strain dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dengan menghitung rata-rata zona hambat yang terbentuk. Metode penelitian ini adalah experimental design dengan post test only with control group design. Pengujian bakteri menggunakan difusi sumuran. Total sampel sebanyak 16 sampel dibagi menjadi 4 kelompok konsentrasi masing-masing 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan Post Hoc Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan median diameter zona hambat BAL yoghurt double strain Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus > single strain Lactobacillus bulgaricus > Streptococcus thermophilus. Pada uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,000, terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Hasil uji penelitian didapatkan perbedaan signifikan median diameter zona hambat antar kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa yoghurt double strain memiliki kemampuan penghambatan pertumbuhan Salmonellla typhi yang lebih baik dibandingkan yoghurt single strain Lactobacillus Blugaricus atau Streptococcus thermophilus.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PERILAKU DALAM MENGHADAPI COVID 19 DI TASIKMALAYA Deuis Gustiani Rahayu; Nia Krisniawati; Dwi Arini Ernawati; Diyah Woro Dwi Lestari
Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.167 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6422

Abstract

Pandemi COVID-19 pada tanggal 3 Maret 2020 telah menjangkit lebih dari 72 negara di dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus baru di Indonesia setiap harinya masih ditemukan dengan angka yang fluktuatif. Pandemi COVID-19 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih dianggap biasa saja, dan masih banyak yang tidak mentaati protokol kesehatan. Untuk itu diperlukan upaya pemutusan rantai penularan COVID-19 yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pengetahuan tentang COVID-19 ini sangat penting dimiliki oleh masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk mengambil keputusan dalam bersikap dan berperilaku yang tepat dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penduduk Tasikmalaya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 400 penduduk Tasikmalaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner melalui Google form. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan sikap menggunakan Chi-Square 2x2 menunjukan p value= 0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap penduduk Kecamatan Sukaresik Tasikmalaya dalam menghadapi Pandemi COVID-19 (p value < 0,05) Hasil analisis multivariat anatara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku, variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p-value 0 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421). Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap terhadap perilaku dalam menghadapi COVID-19 di Tasikmalaya. Variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p- value 0,00 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421).
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KADAR TESTOSTERON SALIVA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Fakhry Muhammad Lutfi Rahman; Mustofa Mustofa; Wiwiek Fatchurohmah
Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.731 KB)

Abstract

Kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang dapat diidentifikasi dengan beberapa gejala fisik, behavioral, dan kognitif. Kecemasan secara teori dapat mempengaruhi kadar testosteron. Testosteron adalah hormon androgen yang paling berperan dalam pertumbuhan karakter seks sekunder pada pria, spermatogenesis dan pengaturan libido. Faktor yang mempengaruhi testosterone meliputi jenis kelamin, usia, obesitas, aktivitas fisik, kecemasan, konsumsi alkohol, konsumsi opioid, dan perokok aktif. Testosterone dan kecemasan memiliki keterkaitan dengan sistem HPA dan HPG yang mana kecemasan meningkatkan sistem HPA dan menekan sistem HPG. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap testosterone saliva pada mahasiswa FK Unsoed. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 29 mahasiswa yang diambil dengan metode consecutive sampling jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 18-23 tahun. Pengukuran kadar testosteron saliva dan tingkat kecemasan menggunakan metode Salimetrics ELISA dan HARS. Analisis bivariat menggunakan uji non-parametrik Spearman. Subjek penelitian ini memiliki kadar testosterone saliva dan tingkat kecemasan masing-masing kategori rendah rerata 13.78 ± 7.52 pg/ml median 13,87 pg/ml dan kategori cemas ringan rerata 17.90 ± 5.28 median 17. Hasil uji non-parametrik spearman tingkat kecemasan dengan kadar testosterone saliva menunjukan nilai r = -0,81 dan p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan terdapat korelasi negatif antara tingkat kecemasan terhadap kadar testosteron saliva.
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN CAD DI POLI JANTUNG RSUD BANYUMAS Aulia Firdha Fatikharizqi; Taufik Hidayanto; Abraham Avicenna; Diyah Woro Dwi Lestari; Tendi Novara
Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.448 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6546

Abstract

Kecemasan sering dijumpai pada pasien coronary artery disease (CAD) dan dapat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas. Manajemen kecemasan perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan, yaitu dengan manajemen koping. Belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada populasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional terhadap pasien di Poli Jantung RSUD Banyumas. Pengambilan sampel secara consecutive sampling pada pasien terdiagnosis CAD berdasarkan rekam medis yang sedang tidak mengalami serangan akut atau membutuhkan pertolongan segera. Data diambil menggunakan Brief Cope Inventory Scale untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan Hamilton Anxiety Rating Scale untuk menilai tingkat kecemasan. Analisis data dilakukann menggunakan uji Pearson Chi-square dengan taraf signifikansi 0,05. Didapatkan hasil 84 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebanyak 24 orang (28,6%) memiliki mekanisme koping yang maladaptif dan sisanya, 60 orang (71,4%), tergolong ke dalam mekanisme koping adaptif. Kecemasan dengan tingkat ringan – sedang dialami oleh 26 orang diantaranya (31,0%) dan 19 orang sisanya (22,6%) mengakui memiliki kecemasan yang berat. Uji Pearson menunjukkan hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan (p=0,000). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien CAD.

Page 5 of 14 | Total Record : 131