cover
Contact Name
Siti Nurul Rofiqo Irwan
Contact Email
rofiqoirwan@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vegetalika.faperta@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Vegetalika
ISSN : 23024054     EISSN : 26227452     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Vegetalika ISSN (Cetak): 2302-4054 dan ISSN (Online): 2622-7452 adalah open access jurnal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah berupa gagasan dan hasil penelitian. Topik publikasi berkaitan dengan disiplin ilmu Agronomi mencakup Manajemen dan Produksi Tanaman, Hortikultura, Ekologi Tanaman, Fisiologi Tanaman, Genetika dan Pemuliaan, Teknologi Benih, Bioteknologi Tanaman, dan Biostatistika.
Arjuna Subject : -
Articles 430 Documents
Kajian Sifat Fisiologis Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) dan Ketergantungannya Terhadap Mikoriza Ellia Habib Misbahulzanah, Sriyanto Waluyo dan Jaka Widada
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.478 KB) | DOI: 10.22146/veg.4014

Abstract

INTISARIPenelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mulai bulan Januari sampai Mei 2013 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketergantungan kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang diinokulasi jamur mikoriza arbuskular (JMA) dan sifat fisiologis kultivar kedelai yang diinokulasi jamur mikoriza arbuskular (JMA). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 18x2 masing-masing 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam α = 5%. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah daun, indeks luas daun (ILD), kandungan klorofil daun, laju fotosintesis dan tingkat ketergantungan kultivar kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat tiga kategori tingkat ketergantungan mikoriza yaitu kategori tinggi (Kultivar Kaba, Wilis dan Baluran), kategori sedang (Kultivar Grobogan, Anjasmoro, Argomulyo, Petek, Garut, Malabar dan Seulawah) dan kategori rendah (Kultivar Burangrang, Sibayak, Tanggamus, Panderman, Ijen, Galunggung, Gepak Kuning dan Sinabung). Inokulasi mikoriza dapat meningkatkan jumlah daun, indeks luas daun (ILD), kadar klorofil dan laju fotosintesis tanaman kedelai.Kata kunci : kedelai, sifat fisiologis, ketergantungan, mikoriza
Efektivitas Suhu dan Lama Perendaman Bibit Empat Kultivar Bawang Merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) Pada Pertumbuhan dan Daya Tanggapnya Terhadap Penyakit Moler Eni Kaeni, Toekidjo, dan Siti Subandiyah
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.411 KB) | DOI: 10.22146/veg.4015

Abstract

INTISARI Penyakit utama pada budidaya bawang merah adalah penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae, sehingga diperlukan usaha pencegahan maupun pengendalian terhadap penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suhu dan perlakuan perendaman bibit sebagai pretreatment. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013, di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diteliti yaitu empat kultivar bibit bawang (‘Tiron’, ‘Crok’, ‘Trisula’, dan ‘Kuning’) dan perlakuan perendaman masing-masing tiga kali ulangan (perendaman bibit dengan air steril sebagai kontrol tanpa dan dengan inokulasi Fusarium oxysporum f.sp. cepae pada tanah, air panas yang bersuhu 45oC dan 50oC dalam waktu 15 dan 30 menit, fungisida (1 ml/1 liter), dan pupuk hayati cair (10 ml/2 liter). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perendaman terbaik berbeda-beda pada setiap kultivar. ‘Kuning’ dan ‘Crok’ dengan perlakuan air panas 50oC selama 15 menit,  ‘Trisula’ dengan perendaman air panas 45oC selama 15 menit. Kultivar ‘Tiron’ memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit moler. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah setelah diperlakukan perendaman yaitu normal, sehingga perlakuan-perlakuan dapat digunakan akan tetapi disesuaikan dengan kultivar yang akan ditanam.Kata Kunci : bawang merah, Fusarium oxysporum f.sp. cepae, perendaman bibit, moler
Kajian Budidaya dan Produktivitas Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) di Dusun Pasutan, Bogoran dan Pepe, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Eny Dwi Kusmiyati, Sri Trisnowati, dan Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.649 KB) | DOI: 10.22146/veg.4016

Abstract

INTISARI Dusun Pasutan, Bogoran dan Pepe termasuk sentra penghasil sawo di Kabupaten Bantul. Penelitian ini mengkaji budidaya dan produktivitas sawo ketiga dusun tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai melalui wawancara, pengamatan di lapangan dan dilanjutkan dengan pengamatan di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dari bulan September- November 2012.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat  4 varietas sawo yaitu sawo ‘Jawa’, sawo ‘Manila’, sawo ‘Apel’ dan sawo ‘Pelem’. Kesesuain tempat tumbuh tanaman sawo tidak diikuti oleh pengembangan teknik budidaya yang baik. Kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, maupun penanganan pasca panen masih sederhana. Pada ketiga lokasi penelitian, belum mengoptimalkan teknik budidaya buah sawo dengan baik. Produktivitas buah sawo tertinggi ditunjukan oleh pohon ‘sawo Jawa’ yaitu 50-150 kg/pohon/ panen raya sedangkan produktivitas ketiga buah sawo yaitu sawo ‘Manila’, sawo ‘Apel’ dan  sawo ‘Pelem’adalah 20-50 kg/pohon/panen raya.Kata kunci :  Budidaya, dusun, produktivitas, sawo.
Tanggapan Tujuh Klon Tebu (Saccharum officinarum L.) Terhadap Serangan Uret Lepidiota stigma Fabricius Happy Dian Lestari, Toekidjo, dan Tri Harjaka
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.8 KB) | DOI: 10.22146/veg.4017

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tanggapan ketahanan tujuh klon tebu terhadap serangan uret Lepidiota stigma dalam mendukung pengembangan tebu berdaya hasil tinggi. Penelitian ini menggunakan RAL dengan satu faktor yaitu tujuh klon tebu. Uret L. stigma yang diinfestasikan yaitu instar kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan uret L. stigma berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan ada beda nyata pada variabel jumlah daun, jumlah anakan, berat segar akar, berat segar total, berat kering akar, berat kering total, luas permukaan akar, dan volume akar akibat serangan uret L. stigma. Pertumbuhan tujuh klon tebu pada masing-masing variabel memberikan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil uji DMRT 5% menunjukkan bahwa klon PS-862 termasuk klon yang toleran terhadap serangan uret L. stigma, sedangkan klon BZ-121 termasuk klon yang peka terhadap serangan uret L. stigma. Kata kunci : tebu, ketahanan, uret Lepidiota stigma
Kemampuan Regenerasi Kalus Empat Klon Tebu (Saccharum officinarum L.) Riza Luth Fiah, Taryono, dan Toekidjo
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.099 KB) | DOI: 10.22146/veg.4018

Abstract

INTISARITebu merupakan salah satu komoditas penting pertanian karena memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku industri gula. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pengadaan bibit tebu skala besar karena ketersediaan lahan sebagai kebun bibit tebu yang semakin terbatas. Budidaya jaringan tanaman menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Budidaya kalus dan regenerasi tanaman merupakan faktor pendukung dalam budidaya jaringan tanaman, namun terdapat permasalahan dalam penyimpanan kalus jangka panjang yaitu penurunan kemampuan regenerasi kalus setelah mengalami pindah tanam (subculture). Penelitian ini menggunakan dua tahap penelitian yaitu tahap (1) induksi kalus dengan Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu klon tebu, dan (2) tahap regenerasi tunas dengan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor perlakuan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu 4 klon tebu (PS 862, PS 864, PS 881, VMC 86-550) dan faktor kedua yaitu frekuensi pindah tanam pada minggu ketiga, keenam, kesembilan, dan keduabelas. Eksplan yang digunakan adalah pucuk tebu yang berumur (3 – 4) bulan. Media yang digunakan pada tahap induksi kalus dan pindah tanam kalus adalah media MS + 1,5 mg/l 2,4-D, sedangkan regenerasi tunas dengan media MS + 2,0 mg/l IAA + 2,0 mg/l IBA + 2,0 mg/l kinetin. Pengamatan yang dilakukan pada tahap induksi kalus adalah kecepatan muncul kalus dan pada tahap regenerasi tunas adalah kecepatan tumbuh tunas dan jumlah tunas terbentuk. Analisis data secara statistik menggunakan uji ANOVA menunjukkan terdapat beda nyata pada perlakuan klon tebu untuk kecepatan muncul kalus. Kalus klon PS 862 memiliki kemampuan membentuk kalus paling cepat dan pada tahap regenerasi tunas, kalus klon PS 862 juga memiliki kemampuan membentuk tunas paling cepat serta jumlah tunas yang paling banyak.Kata kunci: tebu, kalus, pindah tanam, regenerasi
Pengaruh Pemberian Jamur Mikoriza Arbuskular, Jenis Pupuk Fosfat dan Takaran Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Media Pasir Pantai Helena Leovini, Dody Kastono, dan Jaka Widada
Vegetalika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.098 KB) | DOI: 10.22146/veg.4019

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamur mikoriza arbuskular (JMA), jenis pupuk fosfat, dan takaran kompos yang tepat terhadap pertumbuhan bibit tebu (Saccharum officinarum L.) pada media pasir pantai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Banguntapan milik Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mulai bulan November 2012 sampai Maret 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) tiga faktor dengan 3 blok. Faktor pertama adalah perlakuan JMA yang terdiri dari 2 aras, yaitu kontrol tanpa pemberian JMA (M0) dan dengan pemberian JMA (M1). Faktor kedua adalah takaran kompos yang terdiri dari 2 aras, yaitu 10 ton/ha kompos (K1) dan 20 ton/ha kompos (K2). Faktor ketiga adalah jenis pupuk fosfat yang terdiri dari 2 aras, yaitu pupuk SP-36 300 kg/ha (P1) dan batuan fosfat yang setara dengan 300 kg/ha SP-36 (P2). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian dengan α = 5 %. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata, dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan α = 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian JMA, pupuk SP-36, dan takaran kompos 20 ton/ha merupakan kombinasi terbaik dalam menghasilkan berat segar tajuk, berat kering tajuk, dan berat kering total tanaman tebu pada umur 80 hst. Tidak terdapat interaksi antar perlakuan pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah ruas batang, panjang ruas batang, jumlah anakan, luas daun, volume akar, berat segar akar, berat segar total, dan berat kering akar. Perlakuan pemberian JMA memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa JMA pada komponen pertumbuhan tanaman tebu secara umum. Perlakuan takaran kompos 20 ton/ha memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan takaran kompos 10 ton/ha pada komponen pertumbuhan tanaman tebu secara umum.Kata kunci: JMA, tebu, pupuk fosfat, kompos, media pasir pantai.
Pertumbuhan Bibit Tujuh Klon Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) PGL dengan Pemberian Bahan Mengandung Hormon Tumbuh Alami Galuh Paramita, Didik Indradewa, Sriyanto Waluyo
Vegetalika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.01 KB) | DOI: 10.22146/veg.5147

Abstract

INTISARIPenelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan setek tujuh klon teh PGL dan mengetahui respon tujuh klon teh PGL terhadap aplikasi hormon tumbuh alami pada masa pembibitan. Penelitian dilaksanakan di kebun teh PT Pagilaran, Batang, Jawa Tengah dari bulan November 2012 hingga Agustus 2013. Penelitian disusun menggunakan percobaan petak belah (Split Plot Design). Hormon tumbuh alami sebagai petak utama (main plot) yaitu air kelapa, urin sapi, ekstrak kecambah dan kontrol. Klon teh sebagai anak petak (sub plot) berupa PGL 3, PGL 4, PGL 10, PGL 11, PGL 12, PGL 15, PGL 17 dan TRI 2025 sebagai klon pembandingnya. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara pemberian hormon tumbuh alami dengan klon teh pada hampir semua parameter pengamatan.Klon PGL 4 memiliki pertumbuhan bibit yang lebih bagus dibandingkan dengan keenam klon PGL lainnya. Pemberian hormon tumbuh alami air kelapa dengan konsentrasi 50%, ekstrak kecambah 25% dan urin sapi 50% tidak mampu meningkatkan pertumbuhan bobot kering total, tinggi tanaman dan diameter batang pada bibit setek.Kata kunci :hormon tumbuh alami, klon PGL, setek
Pengaruh Masa Inkubasi Vinasse dan Takaran Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Dannar Nur Fathini, Sriyanto Waluyo, Suci Handayani
Vegetalika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.691 KB) | DOI: 10.22146/veg.5148

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi vinase dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah paling baik.Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Tri Dharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dari bulan Oktober 2012 hingga Februari 2013.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 2 faktor dengan 3 blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah masa inkubasi vinase yang terdiri atas 5 aras yaitu tanpa vinase (kontrol), inkubasi vinase 5 hari, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari. Faktor kedua adalah dosis pupuk KClyang terdiri atas 3aras yaitu tanpa KCl, dosis KCl 125 kg/ha, dan dosis KCl 250 kg/ha.Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui hubungan diantara perlakuan digunakan metode statistik korelasi. Hasil penelitian menunjukkan inkubasi vinase hingga hari ke 20 tidak meningkatkan derajat kemasaman vinase, kandungan nitrogen, phosfor, kalium dan bahan organik vinase. Pemberian vinase yang telah diinkubasi dapat meningkatkan luas daun dan bobot kering total panen dibandingkan tanpa vinase tetapi tidak meningkatkan hasil cabai merah. Pemberian pupuk KCl 125kg/ha atau 250 kg/ha tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai merah secara signifikan dibandingkan tanpa pupuk KCl.Kata kunci : Vinasse, inkubasi, KCl, cabai merah
Pengaruh Takaran Vinase dan Macam Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Wijen (Sesamum indicum L.) pada Tanah Pasir Pantai Heni Septia Purwaningsih, Sri Muhartini, Budiastuti Kurniasih
Vegetalika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.846 KB) | DOI: 10.22146/veg.5149

Abstract

INTISARI Tanah pasir pantai di daerah selatan Yogyakarta dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Permasalahan tanah pasir dapat diatasi dengan penambahan bahan organik baik berupa padat atau cair. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh vinase dan pupuk kandang serta interaksi kedua faktor terhadap pertumbuhan dan hasil wijen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2013 di Wonocatur, Banguntapan, Bantul. Perlakuan terdiri dari dua faktor (takaran vinase dan macam pupuk kandang) dengan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) tiga ulangan. Faktor pertama terdiri dari empat takaran yaitu 0 l/ha (tanpa vinase), 50.000 l/ha, 100.000 l/ha, dan 150.000 l/ha. Faktor kedua macam pupuk terdiri dari pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam dan tanpa pupuk kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vinase dengan takaran 150.000 l/ha dapat meningkatkan panjang akar, jumlah daun, bobot segar tajuk, jumlah polong, bobot biji dan hasil per tanaman. Pemberian takaran vinase sampai 100.000 l/ha belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Pupuk kandang sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil wijen.Kata kunci : pupuk kandang, tanah pasir, vinase, wijen
Pengaruh Takaran Pupuk Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharum officinarum L.) pada Inceptisol Risva Aprian Harjanti, Tohari, Sri Nuryani Hidayah Utami
Vegetalika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.494 KB) | DOI: 10.22146/veg.5150

Abstract

INTISARIPercobaan ini dilaksanakan pada bulan April  sampai  Agustus 2013 pada inceptisol di Kebun Percobaan Tridarma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk silika dan takaran pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan tebu. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah takaran urea yaitu sebagai sumber unsur nitrogen terdiri dari 0 kg/ha, 150 kg/ha, 300 kg/ha, dan 450 kg/ha. Faktor kedua adalah takaran Si-PlusHS sebagai sumber unsur silika terdiri dari 0 kg/ha, 250 kg/ha, dan 500 kg/ha. Varietas yang digunakan dalam percobaan ini adalah Bululawang yang ditanam pada media inceptisol menggunakan polibag. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kehijauan daun, diameter batang, jumlah ruas, jumlah anakan, volume akar, panjang akar, berat segar tajuk, berat segar akar, berat segar total, berat kering tajuk, berat kering akar, berat kering total. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara nitrogen dengan silika yang diaplikasikan dan pada takaran 150 kg/ha urea dengan 250 kg/ha Si-PlusHS menunjukkan hasil yang baik pada variabel pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, jumlah ruas, panjang akar, volume akar, berat segar tajuk, berat segar akar, berat segar total, berat kering tajuk, berat kering akar, berat kering total.Kata kunci : silika, tebu, urea

Page 3 of 43 | Total Record : 430