cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Planologi Sultan Agung
ISSN : 26155257     EISSN : 26155257     DOI : -
Jurnal Planologi is a journal study of urban and regional planning issued by the Department of City and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Indonesia. the articles are published every six months, that is, April and October (2 issues per year). The editor receives scientific articles and research results in accordance with the nature is Regional and City Planning
Arjuna Subject : -
Articles 142 Documents
ANALISIS TINGKAT JANGKAUAN PELAYANAN PENGEMBANGAN MINIMARKET DI KORIDOR JALAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS KORIDOR JL. SEMARANG-BOJA KECAMATAN MIJEN Meika Deby Priyanka; Eppy Yuliani
Jurnal Planologi Vol 14, No 1 (2017): April 2017. Thema Permasalahan Transportasi Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v14i1.3860

Abstract

Minimarket is one form of retail trade continues to grow and spread rapidly in the neighborhoods and the corners of the big cities in Indonesia as well as business becomes the most expansive retail trade in Indonesia. Semarang as the capital of Central Java is also facing the phenomenon. One of the mini-environments where scattered settlements and significantly expand the District Mijen. Since the first minimarket outlets operating in the region in 2007 until February 2013 there have been 7 minimarket outlets operating. Research Question It can be concluded from this study is what the development of a minimarket in District Mijen can influence changes in consumer behavior in determining the location of shopping options?  The research methode used in this study using a quantitative deductive rationalistic. Based on questionnaire, interviews and observations, the identification and analysis techniques of quantitative descriptive analysis and interpretation of cross-tabulation analysis techniques among variables that were examined in the form of table analysis and chi-square crosstab. The development of minimarket condition every day visitors who come around 300 people, with the total 7 minimarket mini market until 2013. Minimarket well as projected needs 10 years from now seen that the projected need for services in the District Mijen minimarket stated is sufficient to serve. Consumer behavior is largely based on the mini frequency of visits was done 2 times a week, daily necessities, distance and outlets are clean and organized is the biggest factor affecting the motivation of respondents to shop at the mini. Range of minimarket located in District Mijen is overlapped between the mini with the other minimarket. Distance range that is divided into the ring I 500 meters and ring II 1 Km. The need for evaluation of spatial planning through distribution pattern minimarket and community shopping destination location so as to anticipate the entry of modern retail in maintaining continuity of traditional retail (traditional retailers).    Keywords: minimarket, consumer behavior, and the range of services
Konsep Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya Di Kawasan Kota Lama Semarang Ardiana Yuli Puspitasari; Eppy Yuliani
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4385

Abstract

ABSTRACTThe Old City area of Semarang is one of the areas designated as part of the heritage city of Semarang. Historically and the position of this region is very important role for the development of the city of Semarang and has important value for the science of urban planning, where the history of the formation of the city of Semarang and its development can not be separated from the existence of the Old City Area Semarang. Along with the development of the increasingly widespread city of Semarang, the old city of Semarang has long been abandoned and experienced environmental degradation. This of course has an effect on the area that is getting increasingly slum and left unchecked, whereas on the other hand the old city area has important values that must be maintained and maintained. The omission of important buildings that have historical value also continues to occur and causes the area to be slum and unhealthy. Through this research, there are goals to be achieved, namely important buildings identified as cultural heritage buildings are utilized by various conservation measures, so that the buildings can be functioned through adaptation of more present and complementary functions so that the old city area becomes alive and more productive. The method used to achieve these objectives is descriptive empirical which begins with extracting strategic issues in the field through interviews with building owners, the surrounding community and the Semarang City Government (Bappeda), as well as the old city area management body (BPK2L). The results of this study are that the concept of building utilizatio /function is carried out on buildings that are included in the first priority of handling, which are then categorized into 8 (eight) in accordance with the conditions and problems that occur in cultural heritage buildings. The concept of using cultural heritage buildings is directed as: museums, offices, art galleries, cafes/restaurants, souvenir shops, meeting rooms, homestays / guest houses, and places to sell antiques.Keywords: concepts, utilization, buildings, cultural heritage  ABSTRAKKawasan Kota Lama Semarang merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai bagian dari kota pusaka Semarang. Secara historis dan posisi kawasan ini sangat penting perannya terhadap perkembangan Kota Semarang dan memiliki nilai penting bagi ilmu perencanaan wilayah kota, dimana sejarah terbentuknya Kota Semarang dan perkembangannya tidak terlepas dari keberadaan Kawasan Kota Lama Semarang. Seiring dengan perkembangan Kota Semarang yang semakin meluas, maka telah lama kawasan kota lama Semarang ditinggalkan dan mengalami degradasi lingkungan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kawasan yang semakin lama semakin kumuh dan dibiarkan, padahal disisi lain kawasan kota lama memiliki nilai penting yang harus dipertahankan dan terus dijaga. Pembiaran terhadap bangunan-bangunan penting yang memiliki nilai sejarah juga terus terjadi dan menyebabkan kawasan menjadi kumuh dan tidak sehat. Melalui penelitian ini, maka ada tujuan yang ingin dicapai yaitu bangunan-bangunan penting yang teridentifikasi sebagai bangunan cagar budaya termanfaatkan dengan berbagai tindakan pelestarian, sehingga bangunan-bangunan tersebut dapat difungsikan melalui adaptasi fungsi yang lebih kekinian dan saling mengisi sehingga kawasan kota lama menjadi hidup dan semakin produktif. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah deskriptif empirik yang diawali dengan penggalian isu-isu strategis di lapangan melalui wawancara dengan pemilik bangunan, masyarakat sekitar dan Pemerintah Kota Semarang (Bappeda), serta badan pengelola kawasan kota lama (BPK2L). Hasil dari penelitian ini adalah konsep pemanfaatan/fungsi bangunan dilakukan pada bangunan yang masuk dalam prioritas I penanganan yang kemudian dikategorikan menjadi 8 (delapan) sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi pada bangunan cagar budaya. Konsep pemanfataan bangunan cagar budaya diarahkan sebagai: museum, kantor, galeri seni, cafe/restoran, souvenir shop, meeting room, homestay/guest house, dan tempat penjualan barang antik. Kata kunci: konsep, pemanfataan, bangunan, cagar budaya
Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Upaya Pengelolaan Sumberdaya Air Desa Lerep,Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Eppy Yuliani; Megita Aprilina
Jurnal Planologi Vol 17, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i1.9176

Abstract

 ABSTRACTLerep Village, West Ungaran District, Semarang Regency is located not far from the  of Ungaran City, it has the potential of agriculture, plantations and tourist villages.  In addition to this potential, Lerep Village has a local wisdom practiced by the community for generations. The Iriban tradition is one of the local wisdoms aimed at managing water resources in Lerep Village. This study aims to find forms of local wisdom in efforts to manage water resources. The research method used is to use qualitative methods with a rationalistic approach. The rationalistic approach emphasizes reason in an analysis process. The  conclusion of this research is form of local wisdom Iriban is a community effort in managing water resources for community life both for household and agricultural interests.Keywords: wisdom, local, management, water resources. ABSTRAK Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang letaknya tidak jauh dari pusat kota Ungaran, memiliki potensi pertanian, perkebunan dan desa wisata. Selain potensi tersebut, Desa Lerep memiliki kearifan lokal yang dilakukan masyarakat secara turun temurun. Tradisi  Iriban merupakan salah satu kearifan lokal yang bertujuan dalam pengelolaan sumberdaya air di Desa Lerep.  Penelitian ini bertujuan menemukan bentuk kearifan lokal dalam upaya pengelolaan sumberdaya air. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Pendekatan rasionaltistik menekankan akal dalam suatu proses analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bentuk kearifan lokal Iriban merupakan upaya masyarakat dalam mengelola sumberdaya air bagi kehidupan masyarakat baik untuk kepentingan rumah tangga,maupun pertanian.Kata kunci : kearifan, lokal, pengelolaan, sumberdaya air.
PENGARUH PELABUHAN SEBAGAI SIMPUL PERTUMBUHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH STUDI KASUS : PELABUHAN PAELANGKUTA NUSANTARA RAHA Sitti Astija; Ardiana Yuli Puspitasari
Jurnal Planologi Vol 14, No 1 (2017): April 2017. Thema Permasalahan Transportasi Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v14i1.3855

Abstract

ABSTRACTMuna is an archipelago in Southeast Sulawesi, so as to distribute the crops and the potential of the region in Muna are more optimal by using of sea transportation. The port is expected to support the activities of loading and unloading of goods, up and down the passenger activities, so that the ship visits activity took place smoothly. On the other hand the port has a function of interface, meaning that it provides a variety of facilities and services which is required for transferring from ship to the land transportation and move goods from one ship to others. Node port terminal growth Paelangkuta Raha archipelago is a port-type collector. The port terminal is used as transportation among regions within the province or interprovincial. As well as being a place of transporting goods distribution services in the area of Muna Regency universal. The purpose of this study was to know the Influence of growth Node of Port Paelangkuta Raha toward Muna Regional development. To achieve these objectives, quantitative research in rationalistic approach is used in this research by using a simple linear regression analysis using SPSS16 application. Regional development made possible by the central growth which is based on the development of human resources and natural resources, both types of resource development takes place so that raises the flow of goods. Raw material is transported from producing areas to the plant site and the goods results are transported from producer to consumer. The findings from this research is that the growth Node of Port Paelangkuta Raha Muna affect the development area.  Keywords: Node, Growth 
Studi Literatur: Kajian Geoteknik Daerah Perbatasan sebagai Salah Satu Faktor dalam Penguatan Infrastruktur Daerah Perbatasan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur Undayani Cita Sari; Boby Rahman
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4320

Abstract

Walaupun Indonesia sebagai negara maritime dengan sebagian besar berupa lautan, tetapi terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang berbatasan darat dengan negara tetangga, yaitu di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia, Papua berbatasan dengan Papua Nugini, dan Nusa Tenggara Timur dimana berbatasan dengan Timor Leste. Daerah perbatasan ini dapat dianggap sebagai tolak ukur pembangunan dari suatu negara. Hal ini dikarenakan karena secara geografis Kawasan perbatasan jauh dari pusat Pemerintahan, maka apabila kondisi Kawasan perbatasan maju jika ditinjau dari pembangunannya maka Pemerintah dapat dianggap secara umum telah berhasil meratakan pembangunan. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu hal yang paling menonjol di daerah perbatasan. Dengan infrastruktur yang lengkap dan bermutu baik, maka Kawasan perbatasan sebagai cerminan diri dari suatu negara akan terasa semakin jelas. Namun demikian, sebagaimana konsep dasar pembangunan infrastruktur yang ada, pembangunan di daerah perbatasan pun perlu memperhitungkan karakteristik geoteknik wilayah tersebut. Posisi daerah perbatasan yang umumnya jauh dan sukar dijangkau pun membuat pembangunan infrastruktur menemui kendalanya sendiri. Oleh karena itu, pada tulisan ini melakukan tinjauan terhadap permasalahan geoteknik berdasarkan studi literatur yang ada di daerah perbatasan Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste, yaitu Kabupaten Belu. Sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu kontribusi dalam memberikan sumbangsih referensi mengenai keadaan di daerah perbatasan. Kondisi geoteknik daerah perbatasan yang ditinjau pada tulisan ini mencangkup kondisi tanah, batuan dan topografi, yang dapat digunakan sebagai dasar dari pembangunan infrastruktur.
Evaluasi Taman R.A Kartini Sebagai Fungsi Sosial Bagi Komunitas Kreatif di Kota Cimahi Wida Oktavia Suciyani; Husna Candranurani Oktavia
Jurnal Planologi Vol 17, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i1.7006

Abstract

ABSTRACTOne of the parks that became a priority in the Cimahi City Park facilities and utilities development program is Kartini Park. Besides an ecological function, Kartini Park has a social function to accommodate the activities of various creative communities in the City of Cimahi. The problem arises that the park does not have a specific theme to support the community, that make Kartini park hasn’t had a special attractiveness for the society or the creative community in the neighborhood.  The purpose of this research is to evaluate the social function of Kartini Park that measured based on the three-dimensional measurement of social integration in public space : structural, interactive and subjective. The study used qualitative and quantitative methods with data collection through field observations, interviews, documentation and distribution of questionnaires to the park user community by using accidental sampling. The results based on structural dimensions in the form of accessibility indicate the location of Kartini park located in a strategic area, the types of activities carried out in the park have adjusted to zoning and have involved community participation in the interactive dimension. The subjective dimension shows the highest level of community satisfaction is the safety indicator and the lowest satisfaction level is the completeness indicator of the facility.Keywords: urban garden, social function, creative communityABSTRAKSalah satu taman yang menjadi prioritas pada program pengembangan fasilitas dan utilitas taman Kota Cimahi adalah taman Kartini. Selain memiliki fungsi ekologis, Taman Kartini memiliki fungsi sosial untuk mewadahi aktivtas dari berbagai komunitaskreatif yang ada di Kota Cimahi. Permasalahan yang timbul menunjukkan bahwa taman tersebut belum memiliki tema yang spesifik untuk mewadahi komunitas, sehingga taman Kartini belum memiliki daya tarik khusus bagi masyarakat maupun komunitas kreatif di lingkungan sekitar. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi fungsi sosial taman Kartini Kota Cimahi yang diukur berdasarkan tiga dimensi pengukuran integrasi sosial dalam kajian ruang publik meliputi: struktural, interaktif dan subjektif. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengambilan data melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan penyebaran kuesioner pada komunitas pengguna taman dengan menggunakan accidental sampling. Hasil evaluasi berdasarkan dimensi struktural berupa aksesibilitas menunjukkan lokasi taman Kartini berada pada kawasan strategis, jenis aktivitas yang dilakukan di taman telah menyesuaikan dengan zonasi dan telah melibatkan partisipasi masyarakat pada dimensi interaktif. Dimensi subjektif menunjukkan tingkat kepuasan komunita syang tertinggi adalah indikator keamanan dan tingkat kepuasan terendah pada indikator kelengkapan fasilitas.Kata Kunci: Taman Kota, Fungsi Sosial, Komunitas Kreatif
PARIWISATA PUSAKA: DESTINASI DAN MOTIVASI WISATA DI PUSAKA SAUJANA IMOGIRI YOGYAKARTA Fitria Puspita Rani; Hanson E Kusuma; Athina Ardhyanto
Jurnal Planologi Vol 15, No 2 (2018): Oktober, 2018. Thema Kawasan Cagar Budaya dan Perkembangan Kota
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v15i2.3524

Abstract

ABSTRACTImogiri area is an area that has an important role in the history of the city of Yogyakarta. Imogiri is a Saujana Heritage Area because it has the potential of nature heritage and cultural heritage. Through several studies entering into strategic areas to get priority in the development, especially the development of heritage tourism. The purpose of this study is to find tourist destinations in Imogiri the most popular and the motivation of tourist visits. The study used qualitative methods with data collection through online surveys in the form of questionnaires. From the results of the analysis found that the most popular destination by visitors is a natural tourist attractions, while the main motivation of the visit is the desire of tourists to perform recreational activities. The results of this study can be useful in determining the priority and space program required in the development of heritage tourism in Imogiri Area.Keywords: Cultural Landscape, Imogiri, Heritage Tourism, Yogyakarta. ABSTRAKKawasan Imogiri adalah sebuah kawasan yang memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah Kota Yogyakarta. Imogiri merupakan Kawasan Pusaka Saujana karena memiliki potensi pusaka alam dan pusaka budaya. Melalui beberapa kajian masuk dalam kawasan strategis sehingga mendapat prioritas dalam pengembangannya, khususnya pengembangan pariwisata pusaka. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan destinasi wisata di Imogiri yang paling banyak diminati serta motivasi kunjungan wisatawan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei online dalam bentuk kuesioner. Dari hasil analisis ditemukan bahwa destinasi yang paling diminati oleh pengunjung adalah tempat wisata alam, sedangkan motivasi kunjungan yang utama adalah keinginan wisatawan untuk melakukan kegiatan rekreasi. Hasil dari penelitian ini bermanfaat dalam menentukan prioritas serta merumuskan program ruang yang diperlukan dalam pengembangan pariwisata pusaka di Kawasan Imogiri.Kata Kunci: Imogiri, Pariwisata Pusaka, Pusaka Saujana, Yogyakarta
EVALUASI KONSEP GREEN OPEN SPACE TERHADAP KUALITAS TAMAN PADA PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) KECAMATAN KENDAL (STUDI KASUS: TAMAN STADION UTAMA, LANGENHARJO, GAJAH MADA) Majdina Astri Graharistiara; Hasti Widyasamratri
Jurnal Planologi Vol 14, No 2 (2017): Oktober 2017. Thema Open Space dan Pasar Tradisional
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v14i2.3871

Abstract

Green Open Space is an urban expanse covered by some of the trees as a shade area of the city and   as the fulfillment of the needs public spaces for the community in activities and social. Efforts continue to be undertaken by the Green Open Space embodiment of Government, one that is by pioneering the implementation of ‘Program Pengembangan Kota Hijau’(P2KH) in improving the quantity and quality of Green Open Space in the area of the county or city. One form of Green Open Space i.e. the garden city that serves to improve the quality of urban and support the needs of the community in getting space to relax and leisure. The condition of children in district Kendal based on information from the community a lot of damage to either the environment or the facilities therein. This study aims to evaluate the application of Green Open Space on quality Grounds in the ‘Program Pengembangan Kota Hijau’(P2KH) sub district of Kendal which consists of the Stadion Utama, Langenharjo and Gajah Mada Parks. The method used was qualitative with deductive approach to rationalistic Unitarians. The analysis used a descriptive analysis i.e. qualitative and verification. Results from the study found that: 1) implementation evaluation results of Green Open Space in the gardens of the town Kendal not optimal, particularly on the Stadion Utama and Langenharjo Parks is still passive because it has not been supported with supporting facilities ; 2) evaluation results applying the Green Community is not optimal because there hasn't been an active ongoing activities so that it can not realize the active role of the community as a community in realizing the green city in district of Kendal; 3) factors that influence the application of optimal yet Green Open Space that is the location of the parks are not on the main road, the spread of vegetation are not optimal in improving microclimate because the settings are less noticed aspects of the function and benefits, passive Parks conditions due to lack of support facilities and the lack of appeal on the parks because the Setup and the pattern of plants that don't meet aesthetic; 4) factors that influence has not been optimal application of the Green Community that is constrained funds and lack of public awareness in maintaining and safeguarding the environment.
Aplikasi Monumentalisme Pada Perancangan Alun-Alun MTL Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga Agus Rochani
Jurnal Planologi Vol 16, No 2 (2019): Oktober, 2019. Thema Pengelolaan Lahan dan Wisata
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i2.5219

Abstract

Perkembangan perkotaan yang semakin pesat menjadikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin dibutuhkan. RTH sebagai void ditengah tengah permukiman yang padat akan menjadi daya tarik tersendiri karena keberadaannya akan memberikan ruang bagi aktivitas publik. Kebutuhan jamak masyarakat seperti upacara, perayaan adat serta olahraga bersama membutuhkan ruang ruang yang dimiliki dan dikelola secara kolektif. Alun Alun Monumen Tempat Lahir (MTL) jenderal besar Soedirman berada di tengah tengah permukiman Desa Bantarbarang, telah berkembang menjadi titik berkumpul, pusat kegiatan dan sebagai tempat hiburan masyarakat Kecamatan Rembang. Alun alun ini identik dengan salah satu Pahlawan Nasional yaitu Panglima Besar Jenderal Soedirman, dikarenakan Beliau dilahirkan di Kawasan ini. Penelitian ini menerapkan pendekatan pragmatic design serta canonic design, yakni pendekatan coba coba yang disatukan dengan penilaian pada berbagai kriteria/ prinsip tertentu. Dari proses ini dihasilkan bentuk rancangan yang menerapkan konsep monumentalisme  dalam bentuk zonasi penggunaan site alun alun serta keberadaan tetenger (signage) sebagai jatidiri kawasan. Monumentalisme menyatukan antara kebutuhan ruang kontemporer dengan alur sejarah yang melekat kuat di kawasan ini.
Evaluasi Aset Fasilitas Pada Wanawisata Punceling Di Kabupaten Bandung Rizka Annisa; Tiafahmi Angestiwi
Jurnal Planologi Vol 17, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i2.11316

Abstract

ABSTRACTPunceling Forest Tourism have an appeal that consisting of a hill keraton , the Pancuran Tujuh , Lumpat Waterfall , Pajajaran Waterfall, and Kebul waterfall. But, there is an indication matter found in wanawisata punceling namely the difficulty of tourists to find the entrance. This case study devoted to know the quality of assets facilities wanawisata punceling based on dimensions accommodation, access, attractiveness , and supporting facilities. Grand theory used to research is evaluation facilities natural tourism based on journal Alkahtani et al (2015), Alaeddinoglu and Can (2011), Ginting and Sasmita (2018), Panasiuk (2007), and Priskin (2001). The research was done by using the method descriptive with a qualitative approach and qualitative. Technique data collection was carried out by observation , interview , the questionnaire and documentation.Keywords: Assets facilities, Forest Tourism, Nature Tourism  ABSTRAKWanawisata Punceling memiliki daya tarik yang terdiri dari Bukit Keraton, Pancuran Tujuh, Curug Lumpat, Curug Pajajaran, dan Curug Kebul. Namun, terdapat indikasi masalah yang ditemukan di Wanawisata Punceling yakni sulitnya wisatawan untuk menemukan pintu masuk. Studi kasus ini ditujukan untuk mengetahui kualitas aset fasilitas Wanawisata Punceling berdasarkan dimensi akomodasi, akses, daya tarik, dan fasilitas pendukung. Grand theory yang digunakan pada penelitian ini yaitu evaluasi fasilitas wisata alam berdasarkan jurnal  Alkahtani et al (2015), Alaeddinoglu dan Can (2011), Ginting dan Sasmita  (2018), Panasiuk (2007), dan Priskin (2001). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner dan  dokumentasi. Kata kunci: Aset Fasilitas, Wanawisata,  Wisata Alam

Page 3 of 15 | Total Record : 142