cover
Contact Name
Wandi Abbas
Contact Email
lino.jurnal@unsulbar.ac.id
Phone
+6281241866353
Journal Mail Official
lino.jurnal@unsulbar.ac.id
Editorial Address
Universitas Sulawesi Barat, Jl. Prof. Dr. Baharuddin Lopa, Majene, Sulawesi Barat
Location
Kab. majene,
Sulawesi barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional
Core Subject : Social,
Focus and Scope: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO publishes research papers in the field of Diplomacy and Foreign Policy, Conflict Resolution, Global and Transnational Issues, Gender and International Relations, New Thinking of International Relations Theory, Globalization, and Global Civil Society, Peace and Development Studies, International Security, and other issues related to Politics and International Relations.
Articles 61 Documents
The Development of Conventional Constructivism and Critical Constructivism Approach in International Relations Theories Setiyaningsih, Dewi
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 1 No 2 (2021): Isu Keamanan dalam Hubungan Internasional melalui Pendekatan Berbagai Perspektif
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v1i2.1160

Abstract

This paper argues that Constructivism as the approach in International Relations are still debated. The debate is on Conventional (modern) and Critical (post-modern) constructivsm. Although both are claimed as critical approach (similar in their epistemological aspect) and emerged in the same context and same culture of school in IR, they are different in adopting the methodological aspect. It may caused by the constructivist itself grow along the growing of critical studies and the legacy of IR’s behavoralism which still remains dominantly. Thus, it makes one constructivist hold on to reflectivism too much and another constructivist engaged to positivism in order to prove that constructivism is scientific enough theoretically. Outlining the historical background both context and academic text, this paper analyze this issue in a path.
A Analisis Gender Based Violence dalam Konvensi CEDAW Pada Isu Kekerasan Seksual di Korea Selatan Kardina, Kardina
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 1 No 2 (2021): Isu Keamanan dalam Hubungan Internasional melalui Pendekatan Berbagai Perspektif
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v1i2.1196

Abstract

This research describes about the implementation of CEDAW on Gender-Based Violence in South Korea which is a common issue with the target victim is female. The perspective used in this study is Radical Feminism with the concept of Compliance and Gender-Based Violence. This problem occurs because of two factors, namely patriarchal culture and economic factors. Confucianism is the basis for the formation of a patriarchal culture with the essence of teachings that lead to discrimination against women, in addition to the factors of economic inequality that also trigger an increase in violence. Thus the results of the study showed that South Korea is experiencing the barriers are significant enough to implement CEDAW although it has ratified it since 1984. Keywords: South Korea; Gender Based Violence; Confucianism; Patriarchal Culture; CEDAW
Diplomasi Pemerintah Indonesia untuk Mengajukan Status Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) sebagai Upaya Perlindungan Lingkungan Laut Di Selat Lombok Rustam, Ismah
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 1 No 2 (2021): Isu Keamanan dalam Hubungan Internasional melalui Pendekatan Berbagai Perspektif
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v1i2.1214

Abstract

Dalam upaya memberikan perlindungan lingkungan Laut di Selat Lombok, pemerintah Indonesia telah menginisiasi pengimplementasian regulasi IMO yang bernama Particularly Sensitive Sea Area (PSSA). PSSA adalah area laut sensitif yang membutuhkan perlindungan khusus karena dapat dengan mudah mengalami kerusakan akibat aktivitas maritim internasional di sekitarnya. PSSA memiliki 3 elemen persyaratan yang harus dipenuhi ketika sebuah negara ingin mengimplementasikannya yaitu, Associate protervtive Measures (APMs), adanya keanekaragaman hayati, dan terletak dijalur pelayaran internasional. Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan diplomasi dengan anggota dan member IMO untuk memenuhi persyaratan tersebut. Berbagai bentuk diplomasi dilakukan pemerintah Indonesia, mulai dari diplomasi formal ataupun informal. Diplomasi ini dilakukan dengan cara workshop, sidang, dan pertemuan lainnya. Tentu diplomasi ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara sekitar sehingga PSSA dapat diimplementasikan segera karena Selat Lombok selaku jalur pelayaran internasional membutuhkan perlindungan dalam menjaga keanekaragaman hayatinya.
Strategi Peningkatan Keamanan Taiwan dalam Menghadapi China Rendy Adityo Nugroho
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1243

Abstract

Membahas strategi bagaimana Taiwan meningkatkan bidang keamanannya dengan bernaung dibawah AS, dalam konteks konflik antara China-Taiwan yang kian memanas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sehingga dapat mengetahui alasan yang sebenarnya atas keinginan Taiwan untuk meningkatkan sistem keamanannya sebagai usaha preventif dari serangan China yang bisa terjadi kapan saja. Dilanjutkan juga dengan mengetahui sejarah, konflik, dan juga keterkaitan China dan Taiwan dalam memperebutkan sekaligus memperjuangkan keinginan masing-masing. Dapat dikatakan bahwa usaha Taiwan dalam melakukan strategi keamanan, yaitu dengan meningkatkan sistem keamanan dengan membeli berbagai alusista kepada AS yang diketahui sebagai pelopor keamanan Taiwan. China berpikir dua kali akan keinginannya dalam mengintervensi militer ke Taiwan, sebab ketakutannya akan mendapatkan resiko besar karena akan dan harus berhadapan dengan Amerika Serikat yang diketahui menjadi sekutu Taiwan.
Kemajuan Nuklir Iran Semakin Pesat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Siapakah yang Terkuat? El Shidiq, Riska Alifia
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1255

Abstract

Peningkatan pengayaan nuklir di Iran menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi Israel. Israel menganggap bahwa Iran terus melakukan peningkatan nuklir yang di tunjukan untuk menopang kekuatan militernya, sedangkan menurut Iran mereka terus melakukan peningkatan pengayaan nuklir hanya untuk tujuan damai. Kedua negara tersebut saling memberikan ejekan untuk menjatuhkan satu sama lain. Tulisan ini bertujuan untuk membahas bagaimana komponen militer dari masing-masing negara serta siapa yang terkuat diantara dua negara yang sedang berkonflik ini.
Kontribusi Diaspora Restoran Terhadap Perkembangan Nation Branding Indonesia di Amerika Serikat Ida Bagus Ngurah, Mahardika
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1292

Abstract

Indonesia memiliki banyak ciri khas kuliner nusantara yang sedang digalakkan untuk menaikkan citra diri Indonesia di manca negara. Indonesia melakukan hubungan gastrodiplomasi dengan banyak negara di luar, salah satunya Amerika Serikat. Indonesia dan Amerika Serikat telah melakukan hubungan diplomatik sejak 70 tahun lalu. Amerika sebagai salah satu negara yang memiliki super power membuat Indonesia semakin gencar untuk melakukan hubungan diplomatik. Salah satu strategi yang dilakukan Indonesia adalah diaspora restaurant. Diaspora restaurant merupakan bagian dalam gastrodiplomasi Indonesia di Amerika Serikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan oleh diaspora restoran Indonesia dalam mengembangkan nation branding di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berupa data primer dan sekunder dalam hal ini penulis mengkaji teori kepentingan nation branding melalui gastrodiplomasi. Didapati bahwa gastrodiplomasi yang dilakukan Indonesia melalui diaspora restoran di Amerika Serikat memiliki kontribusi untuk membangun citra diri Bangsa, memperkenalkan wisata Indonesia, menjadi wadah representasi Indonesia di Amerika Serikat, menjadi sarana gastrodiplomasi, dan mempromosikan budaya Indonesia.
Dinamika Geopolitik Asia Tenggara dalam Menanggapi Kemunculan AUKUS Muntasyir, Muhammad Badry
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1415

Abstract

Trilateral Defence Partnership Australia-UK-US adalah sebuah pakta pertahanan yang dibentuk pada 15 September 2021 yang bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan dengan menjadikan pembuatan kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia sebagai agenda utamanya. Kemunculan AUKUS dengan upayanya untuk mengimbangi kekuatan (balance of power) hegemoni China di kawasan Indo-Pasifik telah memicu perdebatan antara negara-negara di kawasan tersebut. Penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur dan data sekunder ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan respons negara-negara di Asia Tenggara terhadap kemunculan AUKUS berdasarkan kepentingan nasionalnya, juga bagaimana sikap ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara. Hasil penelitian membuktikan bahwa perbedaan kepentingan nasional membuat negara-negara ASEAN terpecah menjadi dua kubu yang pro dan kontra AUKUS. ASEAN yang sentralitasnya terancam oleh kehadiran AUKUS didesak untuk segera mengambil sikap tegas yang mampu merepresentasikan kepentingan para anggotanya, juga didorong untuk menginisiasi berbagai perundingan diplomatis bersama negara-negara terkait. Keywords: AUKUS, keseimbangan kekuatan, respons ASEAN.
The Impact of The BREXIT Referendum on European Union Immigrant Policy in UK Haryadi, Resqita Trisya Nurtyandini
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1459

Abstract

The problem of immigrants in the UK is caused by the policy implemented by the European Union, namely the Open Door Immigration Policy. This makes it difficult for Britain to control the immigrants who enter the country. The issue of immigrants has become one of the instruments echoed by supporters of the Brexit campaign as one of the reasons for pushing for Britain's exit from the European Union. This article aims to analyze the impact of the Brexit referendum on the European Union Immigration Policy in the UK. This research uses a qualitative approach by reviewing literature from various secondary data sources. The theories used Regionalism and Immigrant theory. The results showed that The UK plans to adopt Australia's policy of competing for EU and non-EU immigrants to enter the country.
Strategi Rusia dalam Kontra-Terorisme di Kaukasus Utara pada Periode Pemerintahan Vladimir Putin Angeline, Carmelita
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1462

Abstract

The North Caucasus is a mountainous region on the border of Russia and Asia. The Caucasus region has been a conflict area since the days of the Russian Empire. The intensity of conflict in the region requires Russia to intervene to stabilize security in the North Caucasus. Rebel groups in the North Caucasus are demanding independence in order to break away from the Russian Federation, but Russia is not that easy to let go. This rebel group developed into a terrorist group and began to launch theoretical attacks on Russia. This is Russia's most important internal security problem. President Vladimir Putin began to carry out counter-terrorism operations in the North Caucasus in various ways, such as making policies and cooperating with other countries. Defense policy is a desire to uphold security values ​​in a nation. This theory is important in Russia's counter-terrorism efforts followed by an understanding of terrorism and counter-theorism to maximize defense policy-making. In making this research, the researchers collected sources from books, journals and the internet to support the results of interviews with experts. This study focuses more on analyzing descriptively how Russia's success in counter-terrorism in the North Caucasus. From Russia's policy of counter-terrorism operations to the exclusion of human rights, this has been less effective and has received international criticism. Then, Russia began to prioritize infrastructure development in the North Caucasus with the aim of boosting the economy, giving autonomy to the Caucasus under Russian control to grant political rights and stabilize politics in the region. Although Russia's cooperation with other countries has experienced ups and downs, all of Russia's counter-terrorism efforts in the North Caucasus can be said to be quite effective and in accordance with Russia's defense policy.
Middle Sulawesi in Dealing With Free Trade Through The ASEAN Economic Community (AEA) Husain, Sulfitri
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO: Asia Tenggara Dan Dinamika Hubungan Internasional Multidimensional Vol 2 No 1 (2022): Internasionalisme Global: Perspektif Multidimensi
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/lino.v2i1.1471

Abstract

The ASEAN Economic Community (AEC) is still ongoing, for Indonesia, especially Middle Sulawesi, the formation of an integrated economic area in Southeast Asia is an opportunity as well as an obstacle that must be faced. From the aspect of opportunity, AEC makes everything easier, including more open economic activities and various opportunities with a free trade platform. However, from another aspect, the lack of quality human resources and inadequate infrastructure are obstacles for middle Sulawesi which is still improving. From these two aspects, this study aims to determine the extent of the opportunities and obstacles faced by middle Sulawesi in dealing with free trade through the ASEAN Economic Community (AEC). This paper uses a descriptive qualitative method. Secondary data is used as the basis for descriptive analysis. The results of this study indicate that middle Sulawesi has the opportunity to conduct free trade by looking at its strategic geographical location and abundant natural resources. However, in addition to the opportunities it has, this province also has several obstacles which of course must receive attention for the sake of sustainable development while strengthening the competitiveness of Central Sulawesi Province. The next agenda that must be carried out by the government is to pay attention to and improve the factors that become obstacles to free trade, especially from several prioritized sectors including human resources and infrastructure.