cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Elektro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 161 Documents
Pembuatan Bending Machine Akrilik Berbasiskan Kontroler Arduino Setiawan, Christian; Khoswanto, Handry; Saptono, Heri
Jurnal Teknik Elektro Vol 10, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.528 KB) | DOI: 10.9744/jte.10.2.54-59

Abstract

Teknologi mesin telah banyak membantu manusia dalam bekerja salah satunya adalah bending machine akrilik, tetapi selama ini hanya ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk menekuk akrilik dan semuanya masih dikerjakan secara manual. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan mesin akrilik yang bekerja secara otomatis. Mesin ini menggunakan kontroler arduino. Arduino ini yang akan melakukan kontrol ke SSR pemanas, motor stepper, LCD, dll yang bisa membantu bekerjanya mesin tersebut. Mesin ini nantinya dapat menekuk beberapa akrilik bersamaan dengan batas maksimal penampang 80 cm dengan ketebalan hingga 4 mm Berdasarkan hasil pengujian mesin ini dapat menekuk mendekati presisi. Mesin ini juga dapat memilih menekuk ketebalan akrilik yang akan ditekuk dimulai dari 1,5 mm, hingga 4 mm dengan nilai kesalahan maksimal 2,2% dari sudut 90 derajat. Suhu pemanas pada mesin dan delay di setiap ketebalan akrilik sudah ditentukan sesuai hasil pengujian yang telah dilakukan. Ketebalan 1,5 mm membutuhkan suhu 150 derajat cecius dengan delay 21 detik hingga 30 detik. Ketebalan 2 mm membutuhkan suhu 200 derajat celcius dengan delay 3 detik hingga 24 detik. Ketebalan 3 mm membutuhkan suhu 250 derajat celcius dengan delay 3 detik hingga 30 detik. Ketebalan 4 mm membutuhkan suhu 300 derajat celcius dengan delay 3 detik hingga 30 detik.
Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan tegangan 220 VAC, daya 1 kW di desa Jembul, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto Lesmana, Romario Louviano; Rohi, Daniel; Tumbelaka, Hanny Hosiana
Jurnal Teknik Elektro Vol 11, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.922 KB) | DOI: 10.9744/jte.11.2.41-45

Abstract

Desa Jembul memiliki sungai yang mengalir sepanjang tahun, sehingga sungai tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk pembangunan PLTMH PLTMH ini dirancang dengan tegangan 220 VAC, dan daya 1 kW untuk menyuplai kebutuhan energi listrik berupa penerangan jalan. Faktor – faktor yang diperlukan untuk pembangunan PLTMH ini adalah head dan debit air. Besar head didapatkan dari pengukuran menggunakan tape meassure, besar debit air didapatkan dengan menggunakan metode cross section. Dengan rancangan head sebesar 3 m dan debit air sebesar 0,0607 m3/s, PLTMH ini menghasilkan output daya sebesar 1 kW. Kapasitas PLTMH sebesar 1 kW cukup untuk menyuplai kebutuhan listrik penerangan jalan sebesar 945 Watt.
Perbandingan Analisa Aliran Daya dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson Hosea, Emmy; Tanoto, Yusak
Jurnal Teknik Elektro Vol 4, No 2 (2004): SEPTEMBER 2004
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.153 KB) | DOI: 10.9744/jte.4.2.

Abstract

Load Flow Analysis in Power System is used to determine the system's parameters itself. The computation process closely related with system's optimization problem. Newton-Raphson method for load flow iteration has been used for long time. Genetic Algorithms method's application as one of optimization methods worked in giving solution for the system, through application procedure on genetic operators in process. Both methods apply in simulation to compute simplified 12 Bus East Java 150 KV. From the comparison of the two methods above we have thatr Jacobian matrix is needed to apply in Newton-Raphson method meanwhile it is not needed in Genetic Algorithms method. The computation time for Newton-Raphson method is quite fast comparing with Genetic Algorithms'. Abstract in Bahasa Indonesia : Analisa aliran daya dalam sistem tenaga listrik digunakan untuk menentukan parameter-parameter sistem tenaga listrik. Proses perhitungannya sendiri terkait dengan masalah optimasi sistem. Metode yang telah lama digunakan dalam perhitungan aliran daya adalah metode iterasi Newton-Raphson. Penggunaan metode Algoritma Genetika sebagai salah satu metode optimasi mampu memberikan penyelesaian bagi sistem, melalui prosedur penggunaan operator Genetika. Kedua metode ini digunakan dalam simulasi perhitungan sistem sederhana 12 Bus dari Sistem Transmisi Jawa Timur 150 KV. Dari hasil perbandingan dua metode diatas didapatkan untuk metode Newton-Raphson memerlukan penggunaan matrik Jacobian untuk koreksi tegangan sedangkan pada metode Algoritma Genetika penggunaan matrik Jacobian tidak diperlukan. Waktu komputasi pada perhitungan dengan Metode Newton-Raphson jauh lebih cepat dibanding pada penggunaan metode Algoritma Genetika. Kata kunci: analisa aliran daya, newton-raphson, algoritma genetika.
Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk , Supriono; Nyoman Wahyu Satiawan, I
Jurnal Teknik Elektro Vol 5, No 2 (2005): SEPTEMBER 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.893 KB) | DOI: 10.9744/jte.5.2.pp. 59-66

Abstract

Fluorescent lamp will shine perfectly if it applied on power supply matching with its rating for example 220 V, 50 Hz. Generally in rural (Indonesia) have poor regulation of power supply. Due to poor regulation in rural cause it hardly shines. Compare with incandescent lamp, fluorescent lamp have superiority. The present of electromagnetic ballast transformer at fluorescent lamp have effect poor power factor and increase power loss. The function of ballast transformer only just on starting time. Replacing ballast transformer with switching process on fluorescent lamp result both improving power factor and it can shine on poor power regulation of power supply. Increasing switching frequency result small inductor size. Inductor, using in switching frequency, makes high transient voltage so that its shines. Replacing ballast transformer by 800 Hz switching frequency result power factor 0,86 leading. If fluorescent lamp use ballast transformer, the power factor will be down until 0,4 lagging. If voltage of power supply 160 volt, fluorescent lamp by ballast transformer can not shine but by switching process (more 800 Hz) it shines perfectly. Abstract in Bahasa Indonesia : Lampu TL dapat menyala dengan baik apabila dicatu (dipasang) pada sumber tegangan yang sesuai dengan rating tegangan lampu TL tersebut, misal 220 volt, 50 Hz. Daerah Pedesaan (di Indonesia) pada umumnya sumber tegangan (listrik) memiliki regulasi tegangan yang buruk. Buruknya regulasi tegangan pedesaan mengakibatkan lampu TL sulit bahkan tidak dapat menyala. Lampu TL sebagai sumber penerangan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan lampu pijar. Kehadiran trafo ballast pada lampu TL adalah merugikan. Trafo ballast berfungsi hanya pada saat start, setelah lampu TL menyala kehadiran trafo ballast mengakibatkan faktor daya menjadi rendah dan trafo ballast sendiri menyerap daya aktif. Menghilangkan ballast elektromagnetik dan menggantikan dengan proses switching pada lampu TL menghasilkan perbaikan faktor daya sekaligus lampu TL dapat menyala pada catu daya dengan regulasi tegangan yang sangat buruk. Frekuensi switching yang tinggi menghasilkan ukuran induktor yang kecil. Induktor dipergunakan pada proses switching untuk menghasilkan tegangan transient yang cukup untuk menyalakan lampu TL. Frekuensi Switching 800 Hz pada lampu TL sebagai penganti trafo ballast menghasilkan faktor daya 0,86 leading. Jika lampu TL mempergunakan trafo ballast maka faktor daya lampu TL tersebut 0,4 lagging. Lampu TL yang mempergunakan trafo ballast tidak dapat menyala pada kondisi tegangan 160 volt tetapi switching dengan frekuensi lebih besar dari 800 Hz menghasilkan lampu TL dapat menyala dengan sempurna pada kondisi tegangan 160 volt. Kata kunci: lampu TL, trafo ballast, faktor daya, frekuensi switching.
Alat Ukur Temperatur 5 Kanal Menggunakan Mikrokontroler 8031 Tenggara, Herlianto; Kurniawan Susanto, Bayu; Thiang, Thiang
Jurnal Teknik Elektro Vol 1, No 2 (2001): SEPTEMBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.806 KB) | DOI: 10.9744/jte.1.2.

Abstract

This paper describes the designing of five channels instrument for temperature measurement. This instrument also has differential mode facility so the temperature difference between two points can be determined. This instrument was designed by using 8031 microcontroller for the temperature measurement processes. Generally%2C this instrument consists of two main parts. The first part is 8031microcontroller minimum system and the second one is sensor and transmitter circuit. This instrument uses LM35 temperature sensor and transmitter circuit is used to transmit the signal so the remote temperature measurement can be achieved. Experiment was done and the measurement data was recorded. The maximum error of temperature measurement that can be achieved is 1%B0C. The experiment was also done by using 30 meters transmitter cable and it show good result too. Abstract in Bahasa Indonesia : Pada makalah ini dijelaskan tentang perencanaan dan pembuatan alat ukur temperatur dengan fasilitas lima kanal. Alat ukur ini juga dilengkapi dengan fasilitas diferensial mode sehingga dapat mengetahui perbedaan suhu di dua tempat. Mikrokontroler 8031 digunakan sebagai alat bantu yang mengatur semua proses pengukuran temperatur. Secara umum%2C sistem ini terdiri atas dua bagian utama yaitu minimum sistem 8031 itu sendiri dan rangkaian sensor beserta rangkaian transmiternya. Sensor temperatur yang digunakan adalah LM35. Pada sistem ini dilengkapi rangkaian transmiter agar dapa digunakan untuk pengukuran temperatur jarak jauh. Pengujian sistem telah dilakukan dengan melakukan perekaman data pengukuran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kesalahan pengukuran temperatur yang paling besar adalah 1%B0C. Selain itu pengujian juga dilakukan dengan menggunakan kabel transmitter yang panjangnya 30 meter dan menghasilkan pengukuran yang sama.%0D%0A%0D%0A Temperature+Sensor%2C+Transmitter%2C+8031+Microcontroller
Perbaikan Stabilitas Dinamik Melalui Penjadwalan Ulang Pembangkit Menggunakan Sensitivitas Trayektori Fridz Galla, Wellem
Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No 2 (2006): SEPTEMBER 2006
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.827 KB) | DOI: 10.9744/jte.6.2.

Abstract

The optimum operation condition of power system obtained from optimal calculation is determined without considering its dynamic stability limit. If the load of system is changed, power generating should accommodate the changes to make the demand of load supplied. This changing will shift dynamic stability system condition. This article deals with dynamic stability correction as a result of load of system changing by generation rescheduling using the biggest sensitivity of the sensitivity trajectory variable with respect to its parameters i.e. the power out put generators. The simulation in the 3-machines 9 bus power system with 25%, 50% and 75% load increasing of initial load caused eigen value position better, 1,2 and 3,4 of 25% load increasing each of them is 1,1 x 10-5 and 0,5 x 10-5, to 50% load increasing is 3,47 x 10-4 and 0,98 x 10-4, to 75% load increasing is 1,11 x 10-4 and 1,67 x 10-4 more far from imaginary axis compare to before generating rescheduling. The simulation result with this method indicates that there is dynamic stability correction, in this manner the system operates with better dynamic stability condition. Abstract in Bahasa Indonesia : Kondisi operasi optimum sistem tenaga yang diperoleh dari perhitungan optimasi dilakukan tanpa memasukkan batas stabilitas dinamiknya. Jika terjadi perubahan pada beban maka pembangkitan daya harus menyesuaikan perubahan tersebut agar tetap memenuhi kebutuhan beban. Perubahan pembangkitan akan mengubah kondisi stabilitas dinamik sistem. Makalah ini membahas tentang perbaikan stabilitas dinamik akibat perubahan beban sistem melalui penjadwalan ulang pembangkit menggunakan sensitivitas terbesar dari sensitivitas trayektori variabel keadaan sistem yaitu sudut rotor relatif terhadap parameternya yaitu daya output generator. Pengujian pada sistem tenaga 3-mesin 9-bus dengan kenaikkan beban 25%, 50% dan 75% dari beban dasar menyebabkan letak nilai eigen terkait lebih baik, 1,2 dan 3,4 untuk kenaikkan beban 25% masing-masing adalah 1,1 x 10-5 dan 0,5 x 10-5, untuk kenaikkan beban 50% adalah 3,47 x 10-4 dan 0,98 x 10-4, untuk kenaikkan beban 75% adalah 1,11 x 10-4 dan 1,67 x 10-4 lebih jauh dari sumbu imajiner dibandingkan sebelum penjadwalan ulang pembangkit. Hasil pengujian dengan metode ini menunjukkan adanya perbaikan stabilitas dinamik, sehingga sistem tenaga beroperasi dengan kondisi stabilitas dinamik yang lebih baik. Kata kunci: stabilitas dinamik, penjadwalan ulang pembangkit, perhitungan optimasi, dan sensitivitas trayektori.
Replikasi Signal dengan Menggunakan Metode Bootstrap Halim, Siana
Jurnal Teknik Elektro Vol 7, No 2 (2007): SEPTEMBER 2007
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.848 KB) | DOI: 10.9744/jte.7.2.97-100

Abstract

Signal can be modeled as a periodic or a nonperiodic stochastic process. Therefore to replicate a signal, we should keep the original character of the signal as well as the random character in it. One of plausible methods for doing such kind of job is bootstrap. However, we should modify the boostrap to accomodate the dependency in the series and their periodicities. As the pre bootraping we need to detect the existence of periodicities in the series. Two methods are given for detecting the existence of periodicities, i.e. the Fisher classical statistic, and the Chiu statistic. At the end we give an illustration. We used simulated data for testing and replicating a signal. Abstract in Bahasa Indonesia : Signal dapat dimodelkan sebagai proses stokastik yang berperiode ataupun tidak berperiode. Untuk itu dalam mereplikasi sebuah signal, kita harus tetap menjaga karakter asli dari signal dan juga sifat keacakannya. Salah satu metode yang mungkin untuk dilakukan adalah bootstrap. Namun demikian, kita harus memodifikasi metode bootrap ini untuk mengakomodasi sifat ketergantungan dari series beserta periodisitasnya. Sebagai langkah awal dalam bootstrap ini diperlukan uji ada tidaknya periodisitas dalam signal. Diberikan dua metode untuk mendeteksi periodisitas, yaitu Fisher statistik dan Chiu statistik dan sebuah ilustrasi dengan menggunakan data simulasi untuk menguji dan mereplikasi sebuah signal. Kata kunci: bootstrap, periodogram, fisher statistic
Implementation of Fuzzy Logic in FPGA for Maze Tracking of a Mobile Robot Based on Ultrasonic Distance Measurement Sugiarto, Indar; Un Tung, Lauw Lim; Rahman, Mohammad Ismail
Jurnal Teknik Elektro Vol 8, No 2 (2008): SEPTEMBER 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.621 KB) | DOI: 10.9744/jte.8.2.96-102

Abstract

This paper describes an application of fuzzy logic to solve the problem of an autonomous mobile robot in tracking the path within a maze. The robot equipped with ultrasonic transceivers to measure the distance between robot and the wall. The information of distance then will be processed using fuzzy-based algorithm and implemented in two chips FPGA. The FPGA has responsibility to formulize the rule of the fuzzy and generate the PWM signals for robot’s motors as the result of fuzzy inference. Implementing all necessary fuzzy logic algorithms will require many FPGA resources. Therefore, we use two FPGAs: XC4010E and XC4005XL. The first one for the fuzzification and rule base evaluation, and it consumes 98% of its resources (CLBs). The second one for defuzzification and PWM output generation, which utilizes 78% of all its CLBs. By implementing fuzzy logic using FPGA, the robot achieves relatively safe tracking the path in real-time sense. Abstract in Bahasa Indonesia: Dalam paper ini dijelaskan aplikasi logika fuzzy pada robot bergerak untuk mencari jalan keluar dalam sebuah labirin. Robot dilengkapi dengan pemancar dan penerima ultrasonic sebagai pengukur jarak antara robot dengan dinding labirin. Informasi berupa jarak tersebut kemudian diproses menggunakan algoritma fuzzy yang diimplementasikan dalam dua buah FPGA. FPGA bertanggungjawab dalam memformulasikan aturan dari logika fuzzy yang digunakan dan membangkitkan sinyal-sinyal PWM untuk mengendalikan motor robot sebagai hasil dari proses inferensi. Untuk mengimplementasikan semua fungsi-fungsi logika fuzzy, dibutuhkan banyak sekali sumber daya FPGA. Karenanya kami menggunakan dua buah FPGA: XC4010E dan XC4005XL. Komponen FPGA yang pertama, yakni XC4010E, digunakan secara khusus untuk proses fuzzification dan menggunakan 98% dari sumber daya FPGA yang berupa CLB. Komponen FPGA yang kedua, yakni XC4005XL, digunakan untuk proses defuzzification serta pembangkitan sinyal PWM, dan menggunakan 78% dari total CLB yang tersedia. Dengan mengimplementasikan logika fuzzy menggunakan FPGA, robot dapat menelusuri jalur labirin secara real-time dengan lebih aman. Kata kunci: Fuzzy Logic, Robot Bergerak Otomatis, FPGA, Pengukur Jarak Ultrasonic
Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Hannawati, Anies; , Thiang; , Eleazar
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 2 (2002): SEPTEMBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.511 KB) | DOI: 10.9744/jte.2.2.

Abstract

Genetic algorithm can be used to solve optimation problems, such as for finding optimal route, which may be influenced by many internal conditions. In this paper, genetic algorithm was implemented to search optimal route from the start point to the destination point. Genetic algorithm system was designed by using bit string - chromosome representation, thus the mutation used was bit mutation. The selection method used was roulette wheel, elitism and hybrid selection between roulette wheel and elitism. There were two kind of crossover points used - one and two cut point crossover. From the experiments, we could conclude that the genetic algorithm system design worked well and solved the optimation problems. Abstract in Bahasa Indonesia : Algoritma genetika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi yang kompleks seperti mencari rute paling optimum dengan memperhatikan kondisi jalan misalnya kepadatan lalulintas, jalan satu arah dan lain-lain. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penerapan algoritma genetika untuk mencari rute yang paling optimum dari titik asal ke titik tujuan. Sistem algoritma genetika yang telah didisain menggunakan representasi kromosom dalam bentuk bit string. Karena itu jenis mutasi yang digunakan adalah mutasi bit. Sistem ini juga menggunakan beberapa metode seleksi yaitu roulette wheel, elitism dan gabungan antara metode roulette wheel dan elitism. Ada dua jenis crossover yang digunakan yaitu one cut point crossover dan two cut point crossover. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, algoritma genetika yang telah didisain dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan permasalahan. Kata kunci : algoritma genetika, kromoson, mutasi, seleksi, populasi, reproduksi.
Studi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Lukas, Lukas; Rohi, Daniel; Tumbelaka, Hanny Hosiana
Jurnal Teknik Elektro Vol 10, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.485 KB) | DOI: 10.9744/jte.10.1.17-23

Abstract

DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas yang terletak di Jawa Timur selain digunakan untuk irigasi, juga untuk pembangkit energy listrik. Setidaknya ada sekitar 12 PLTA yang beroperasi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Timur. Tetapi ada beberapa PLTA menghasilkan daya tidak sesuai dengan daya kapasitas masing- masing bahkan tidak memenuhi target produksi. Untuk itu perlu dikaji dan menemukan factor-faktor penyebab menurunnya produksi listrik. Metode yang dilakukan ialah mensurvei ke 3 PLTA yaitu Sengguruh (2×14,5 MW), Sutami (3×35 MW) dan Wlingi (2×27 MW); pengumpulan data, wawancara dan analisa data untuk menemukan faktor kapasitas, daya rata-rata dan jam operasi. Setelah itu mengkaji data pemeliharaan PLTA. Faktor penyebab ialah debit dan sedimen. Pada Sengguruh, dengan volume sedimen sebanyak 48036,15 m3 daya yang dihasilkan 9,43 MW dan debit inflow rata-rata 1,57 m3/det mencapai faktor kapasitas sebesar 42%. Pada Sutami, menghasilkan daya 25,67 MW – 29,14 MW dengan debit rata-rata 3 m3/det dan mencapai faktor kapasitas 46,72% - 62,03% dengan debit rata-rata 1,54 m3/det. Pada Wlingi, faktor kapasitas yang dicapai 29,12% - 39,43% dengan debit rata-rata 3,21 m3/det dan untuk menghasilkan daya sebesar 12,61 MW – 14,40 MW dengan debit rata-rata inflow sebesar 8,04 m3/det.

Page 5 of 17 | Total Record : 161