cover
Contact Name
Ahmad Yousuf Kurniawan
Contact Email
frontbiz@ulm.ac.id
Phone
+6281211109125
Journal Mail Official
frontbiz@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Frontier Agribisnis (Frontbiz)
ISSN : -     EISSN : 30481260     DOI : https://doi.org/10.20527/frontbiz
Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, pemberdayaan masyarakat, dan analisis kebijakan pertanian. Terbit 4 kali dalam satu tahun (Maret, Juni, September dan Desember).
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2018)" : 20 Documents clear
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmiarsi Rusmiarsi; Yusuf Azis; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.660

Abstract

Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia, artinya pertanian merupakan sektor penyumbang utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu sub sektor pangan,hortikultura, perikanan, kehutanan, peternakan dan  perkebunan. Salah satu subsektor yang memiliki peranan yang cukup penting adalah sub sektor hortikultura. Subsektor hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat. Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Sayuran berperan dalam rangka pemenuhan kecukupan pangan dan gizi masyarakat di masa yang akan datang. Bertani sayuran merupakan salah sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan pola tanam sayuran, menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan serta keuntungan dari usahatani sayuran dan total pendapatan rumah tangga petani yang berasal dari usahatani sayuran dan di luar usahatani, membandingkan pendapatan rumah tangga petani terhadap garis kemiskinan serta melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sayuran. Jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Jumlah sampel responden sebanyak 30 orang petani sayuran. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 26 jenis pola tanam dari 30 petani responden dengan sayur sawi sebagai komoditas dominan yang dibudidayakan. Biaya  yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp4.815.675,- per usahatani, penerimaan petani sayuran adalah sebesar Rp20.194.833,- per usahatani per satu kali produksi, pendapatan petani sayuran adalah sebesar Rp 17.500.047,- per usahatani per satu kali produksi serta keuntungan yang diperoleh petani sayuran adalah sebesar Rp 15.379.158,- per usahatani per satu kali produksi. Rata-rata pendapatan petani sayuran adalah sebesar Rp 1.753.412,- per kapita per bulan. Petani sayuran di Kecamatan Liang Anggang berada di atas garis kemiskinan. Petani sayuran di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru berada pada keadaan yang lebih sejahtera.Kata kunci: pendapatan, kesejahteraan, kemiskinan, sayuran, pola tanam
TINGKAT DAN PENDUGAAN PENJUALAN KUE BOLU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT) HJ. ENONG BAKERY Muhammad Miftah Faried; Nuri Dewi Yanti; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.700

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keadaan usaha, menganalisis tingkat dan pendugaan penjualan, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pada industri rumah tangga (IRT) Hj. Enong Bakery. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2018 di rumah produksi dan penjualan Hj. Enong Bakery Martapura Kabupaten Banjar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Alat yang dipakai untuk mengetahui keadaan dan permasalahan usaha adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan untuk menganalisis tingkat dan pendugaan penjualan usaha menggunakan analisis regresi dengan tipe regresi linier sederhana menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan model Log – Lin. Berdasarkan hasil penelitian mengenai keadaan usaha IRT Hj. Enong Bakery, diketahui jika usaha ini mempunyai ketersediaan modal yang lancar dalam mendirikan usaha, lokasi usaha yang strategis, pengadaan bahan yang cukup mendukung, tersedianya sarana dan prasarana kerja selama kegiatan produksi, kegiatan produksi yang berjalan setiap hari dalam memenuhi permintaan, tenaga kerja yang terorganisir, serta pemasaran yang berjalan lancar dalam memasarkan kue. Berdasarkan analisis OLS dengan model Log – Lin, didapatkan hasil jika penambahan satu-satuan waktu (bulan) maka akan terjadi pertumbuhan penjualan sebesar 1,2 %. Berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dihadapi usaha ini adalah keterlambatan pasokan Selai Welco dan kotak kemasan kue bolu.Kata Kunci: tingkat, pendugaan, penjualan kue bolu
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LOKAL DAN PETANI PADI UNGGUL DI DAERAH PENGEMBANGAN PAJALE PADA KELOMPOK TANI BERUNTUNG DESA PEJAMBUAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Arif Sabila Rosyad; Emy Rahmawati; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.674

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Sebagai upaya peningkatan hasil padi Kementerian Pertanian telah merancang dan menetapkan Upaya Khusus (Upsus) untuk peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (PAJALE) secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaran usahatani, biaya usahatani, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara usahatani. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode survey. Pengambilan contoh melalui tiga tahap, pertama menentukan kecamatan mana yang akan diteliti, kecamatan yang dipilih adalah Kecamatan Sungai Tabuk, kedua dilakukan pemilihan dengan wilayah yang lebih kecil, desa yang terpilih adalah Desa Pejambuan, ketiga penentuan kelompok tani, kelompok tani yang terpilih adalah Kelompok Tani Beruntung. Penentuan pemilihan anggota kelompok tani dilakukan secara acak (random sampling) dari 25 anggota kelompok tani diambil masing-masing 10 orang petani padi lokal, dan 10 orang petani padi unggul. Biaya usahatani padi unggul Rp 12.528.700 sedangkan padi lokal Rp 8.489.200. Total biaya eksplisit padi unggul Rp 12.523.700 sedangkan padi lokal Rp 8.489.200. Biaya benih padi unggul Rp 113.029,41 sedangkan padi lokal Rp 163.113,21. Biaya pupuk padi unggul Rp 1.697.970 sedangkan padi lokal Rp 784.800. Biaya pestisida padi unggul Rp 1.215.126,05 sedangkan padi lokal Rp 1.144.340. Biaya tenaga kerja padi unggul Rp 8.860.250 sedangkan padi lokal Rp 6.118.000. Biaya penyusutan alat padi unggul Rp 241.300 sedangkan padi lokal Rp 200.500. Biaya pengairan lahan padi unggul Rp 143.675 sedangkan padi lokal tidak dilakukan pengairan. Biaya total padi unggul Rp 10.269.426,23 sedangkan padi lokal Rp 7.860.370,37. Penerimaan petani padi unggul Rp 20.475.000 sedangkan padi lokal Rp 16.009.259,3. Keuntungan padi unggul Rp 10.205.573,77 sedangkan padi lokal Rp 8.148.888,93. Kendala/permasalahan yaitu pengairan tidak lancar, tanaman padi unggul lebih rentan hama penyakit, perawatan tanaman padi unggul lebih rumit dibandingkan padi lokal, harga jual padi unggul rendah dan belum ada pasar yang pasti.Kata kunci : upsus pajale, usahatani padi, biaya usahatani, penerimaan, pendapatan bersih
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) DI KELURAHAN PALAM, KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Ayu Yuli Yanti; Nina Budiwati; Abdussamad Abdussamad
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.702

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam penerapan teknologi alat dan mesin pertanian dan masalah-masalah yang di hadapi penyuluh pertanian di Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka kota Banjarbaru.  Jenis data yang di gunakan adalah data  primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, berdasarkan dari 35 pertanyaan untuk mengukur peran penyuluh pertanian dalam penerapan teknologi alat dan mesin pertanian dengan total respoden  30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total skor peran penyuluh pertanian dalam penerapan teknologi alat dan mesin pertanian 2212  dengan skor ideal 3150 dan berada indeks 70,22% dengan demikian peran penyuluh pertanian tergolong sedang.Masalah yang dihadapi dalam penerapan teknologi dan alat mesin pertanian adalah belum dilaksanakan dengan baik peran sebagai supervisi, pemantauan dan evaluasi sehingga hasilnya belum maksimal/optimalKata kunci : peran  penyuluh pertanian, penerapan teknologi alsintan
ANALISIS USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER) SISTEM KERJASAMA OPERSIONAL AGRIBISNIS (KOA) PADA PT CIOMAS ADISATWA DI DESA LOK BATUNG KECAMATAN PARINGIN KABUPATEN BALANGAN Rezky Fauji; Umi Salawati; Rifiana Rifiana
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.662

Abstract

Peternakan ayam broiler merupakan salah satu agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia. Agroindustri umumnya mempunyai kontribusi yang signifikan bagi negara berkembang karena tiga alasan, yaitu sebagai sarana transformasi produksi pertanian menjadi produk siap konsumsi, sebagai faktor manufaktur andalan komoditas ekspor dan sebagai penyediaan bahan makanan sumber nutrisi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Usaha peternakan ayam ras pedaging pada umumnya menghadapi beberapa permasalahan seperti mortalias ayam pada setiap periode produksi. Bagi peternak plasma yang melakukan kemitraan memilki persoalan seperti pelayanan, harga kontrak, kualitas DOC dan biaya produksi yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme kemitraan, sistem kesepakatan harga sarana produksi dan hasil produksi serta bentuk perjanjian kerjasama antara PT Ciomas Adisatwa dengan Peternak, mengetahui besar biaya, penerimaan dan keuntungan, mengetahui kelayakan usaha usaha ternak ayam pedaging (broiler) sistem kerjasama opersional agribisnis (KOA) pada PT Ciomas Adisatwa di Desa Lok Batung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lok Batung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan yang dimulai dari bulan Februari sampai April 2018. Jumlah sampel sebanyak 4 orang peternak, diambil dengan cara metode simple random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, biaya, penerimaan, keuntungan dan RCR. Hasil penelitian diperoleh mekanisme atau cara bermitra dengan PT Ciomas Adisatwa ada dua cara yaitu peternak mengajukan permohonan kepada PT Ciomas Adisatwa atau pihak perusahaan memberikan tawaran untuk melakukan kerjasama pemeliharaan ternak ayam pedaging (broiler). Kesepakatan harga sarana produksi dan hasil produksi di PT Ciomas Adisatwa ini ditandatangan dua minggu sebelum anak ayam (DOC) diserahkan kepada peternak untuk di pelihara. Bentuk perjanjian berupa dokumen Kesepakatan Harga serta Perjanjian Kerjasama. Pada usaha ternak ayam pedaging (broiler) di Desa Lok Batung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan proses produksi umumnya ada 6 periode produksi selama 1 tahun, pada skala usaha menengah rata-rata biaya totalnya sebesar Rp 1.345.390.812,68 sedangkan skala usaha kecil rata-rata biaya totalnya sebesar Rp 857.297.933,04 dan rata-rata penerimaannya untuk skala usaha menengah sebesar Rp 1.374.320.535,82 sedangkan skala usaha kecil sebesar Rp 875.583,352,46 sehingga keuntungan yang diperoleh peternak untuk skala usaha menengah sebesar Rp 28.929.723,14 dan skala usaha kecil Rp 18.285.419,42. Besarnya RCR pada skala usaha menengah sebesar 1,0215 dan skala usaha kecil sebesar 1,0213 yang berarti setiap satu rupiah yang di keluarkan akan memberikan penerimaan lebih besar dari satu rupiah, dan usaha ternak ayam pedaging tersebut layak diusahakan.Kata kunci: usaha ternak ayam pedaging (broiler), sistem kerjasama operasional agribisnis (KOA).
PROFIL USAHATANI AGRIBISNIS MELON (Studi Kasus pada Usahatani Melon Milik Bapak Faisal di Kelurahan Guntung Manggis Banjarbaru) Megawati Megawati; Emy Rahmawati; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.667

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan komoditas yang kaya dan luas akan pertanian, sebagian besar penduduk adalah petani. Buah-buahan Indonesia yang diperkirakan permintaannya akan terus meningkatan salah satunya adalah buah melon. Data luas lahan usahatani melon di Banjarbaru menurut Dinas Pertanian memiliki kisaran 1-2 Hektar dengan hasil produksi berfluktuasi di tiap periodenya. Penelitian ini dilaksanakan pada usahatani milik Bapak Faisal di Kelurahan Guntung Manggis yang dimulai sejak tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus, dengan analisa data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan Profil Usahatani Agribisnis Melon yang terdiri dari pengolahan lahan sampai dengan panen sudah berlangsung secara baik dan terarah, karena 1 ha menghasilkan ± 21,6 ton hal tersebut menunjukkan tahapan dalam setiap bagian berjalan dengan semestinya dan sesuai standar. Adapun analisis keuangan permusim tanam terdiri dari total biaya sebesar Rp 61.203.530 dan total penerimaan sebesar Rp 177.120.000 diperoleh keuntungan sebesr Rp 115.916.470 permusim tanam. Permasalahan pada Usahatani Melon milik Bapak Faisal yaitu Serangan penyakit, yang menyebabkan buah busuk dan tidak dapat dipanen permasalahan ini masih belum bisa dikendalikan. Bibit yang digunakan dari usahatani milik Bapak Faisal diperoleh dari agen ataupun toko sarana produksi. Bibit melon tergolong bibit mahal dengan harga yang bervariasi dari harga Rp 125.000–Rp 150.000 per bungkus tergantung dari ketersediaan agen.Kata kunci: melon, profil usahatani
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN Zulkarnain Zulkarnain; Nuri Dewi Yanti; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.653

Abstract

Negara tropis seperti di Indonesia memilliki peluang yang cukup besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Sayur-sayuran adalah salah satu komoditas pertanian yang potensial untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan hidup petani yang memikul beban berat dalam masa krisis sekarang khususnya bagi para petani kecil. Di Kecamatan Bungur dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan dan penurunan dari sisi produksi dan luas panen pada usahatani bawang merah, tetapi dari sisi produktivitas Kecamatan Bungur mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dari penurunan produktivitas tersebut apakah masih banyak petani yang menanam bawang merah mengingat bahwa daya produksi yang menurun akan mempengaruhi terhadap pendapatan petani. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui biayadan penerimaan pada usahatani bawang merah, mengetahui pendapatan dan keuntungani yang diterima dari usahataniibawang merah, dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi petani dalam proses budidaya bawang merah serta alternatifnya. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportionate Random Sampling dengan jumlah sampel 40 responden di Desa Shabah 26 orang dan Desa Purut 14 orang. Analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan dalam satu kali periode tanam (dua bulan) rata-rata luas lahan usahatani bawang merah di Kecamatan Bungur adalah 0,514 ha dengan rata-rataiibiaya total usahataniibawang merah di Kecamatan Bungur adalah Rp 46.509.292,-/ usahatani (Rp 90.485.003,-/ha), rata-rata penerimaan bawang merah Rp 52.942.500,-/usahatani (Rp 103.000.972,-/ha), rata-rata pendapatan usahatani bawang merah Rp 33.747.924,-/usahatani (Rp 65.657.439,-/ha) dan keuntungan sebesar Rp 6.434.187,-/usahatani (Rp 12.515.966,-/ha).Kata kunci : biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan
ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT DI DESA MALILINGIN KECAMATAN PADANG BATUNG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Alfianor Alfianor; Yudi Ferrianta; Hamdani Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.663

Abstract

Tanaman hortikultura yang banyak diusahakan di Kalimantan Selatan adalah cabai besar, cabai rawit, terung, semangka, ketimun, dan lain-lain. Produksi tanaman hortikultura mengalami perubahan dalam berproduksi yang fluktuatif meskipun banyak yang mengalami peningkatan produksi dari tahun ke tahun. serangan hama, penyakit,kurangnya keahlian pengelolaan usahatani,kondisi cuaca dan iklim yang berubah-rubah serta sulit diperkirakan dapat menjadi salah satu penyebab naik-turunnya tingkat produksi tanaman hortikultura. Hal ini menunjukan tanaman hortikultura tetap berpotensi mengalami risiko produksi yang akan mempengaruhi jumlah produktivitas. Salah satu kabupaten yang mengusahakan usaha tani yang bergerak dibidang hortikultura adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan salah satunya Kecamatan Padang Batung. Kecamatan Padang Batung ini cukup banyak masyarakatnya bergerak dalam usahatani cabai rawit karena memiliki prospek yang cerah dan sebagai penghasilan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan produksi atau budidaya tanaman cabai rawit dan menganalisis besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman cabai rawit di Desa Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Jumlah sampel responden diambil sebanyak 30 orang petani dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara proportionated random sampling pada semua kelompok tani yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan nilai expected return yang diperoleh adalah sebesar 1,512, yang artinya petani cabai rawit di Desa Malilingin mengharapkan perolehan hasil sebanyak 1,512 ton/ha disaat kondisi risiko produksi 43%. Sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko produksi adalah serangan hama, penyakit, cuaca, dan iklim sulit diprediksi serta kurangnya keahlian manajemen usahatani. Berdasarkan hasil analisis risiko produksi diperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,431, artinya pada setiap satu kilogram cabai rawit yang dihasilkan akan mengalami risiko 43% pada saat terjadi risiko produksi. Risiko produksi terjadi pada saat serangan hama, penyakit, cuaca dan iklim sulit diprediksi serta kurangnya keahlian manajemen usahatani.Kata kunci: sumber-sumber risiko, analisis risiko
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN RENGGINANG (Studi Kasus pada Usaha “Rengginang RG 33 di Kota Banjarbaru) Wahyu Heldayanti; Umi Salawati; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.668

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran usaha, untuk mengetahui analisis biaya, penerimaan, keuntungan, mengetahui besar titik impas/ Break Even Point dan kelayakan terhadap Rengginang RG 33 di Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai dengan Januari 2018. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerimaan rengginang RG 33 sebesar Rp 91.200.000 selama dua bulan, biaya tetap sebesar Rp 23.318.776 biaya variabel sebesar Rp 39.600.000. Keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp 28.281.224 dan selama dua bulan mencapai titik impas (BEP) pada saat produksi rengginang mencapai 4.459 bungkus. Dengan kelayakan secara finansial diperoleh nilai RCR (Revenue Cost Ratio) sebesar 1,45 maka RCR lbh dr 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha rengginang ini lyk secara finansial. Pemasaran melibatkan beberapa pihak diantaranya pedagang pengecer dan konsumen.Kata Kunci : biaya, titik impas, BEP, kelayakan usaha.
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE (Studi Kasus Kripik Tempe Sagu cap ASA di Kota Banjarbaru) Elianingsih Elianingsih; Kamiliah Wilda; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.657

Abstract

Industri pengolahan merupakan penyumbang untuk memajukan perekonomian di Indonesia. Keberadaan industri sebagai salah satu motor penggerak yang cukup penting untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia. SalahIsatu industri yang ada di Kota Banjarbaru adalahIindustri keripik tempe yang memiliki potensi yang seharusnya dikembangkan karena memiliki keunggulan dan memiliki prospek yang baik untuk kedepannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai tambah yang didapat, strategi pemasaran dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Data yangIdigunakan ialahIdataIprimer dan sekunder. Penelitian ini merupakan studi kasus yaitu di keripik tempe sagu cap ASA. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan snowball. Berdasarkan hasil penelitian nilaiItambah yang di dapat dari kedelai menjadi tempe sebesar Rp. 3.296/kg. Sedangkan nilai tambah yang dihasilkan usaha industri keripik tempe sebesar Rp. 44.665/kg. Strategi pemasaran yang harus dilakukan industri di tempat penelitian adalah Strategi Diversifikasi yang lebih fokus pada strategi ST (strength-threaths) yaitu menciptakan strategi yangmenggunakanIkekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST (Strength- threaths): Meningkatkan produksi kripik tempe dengan mempertahankan kualitas bahan baku yang suda ada. Mempertahankan kualitas dan merek produk dengan harga yang terjangkau. Mempertahankan pelanggan dengan melalukan pelayanan yang baik supaya produk dapat terus laku di pasaran. Masalah yang dihadapi oleh usaha industri kripik tempe yaitu pemilik yang belum fokus pada usaha, usaha ini hanya sebagai usaha sampingan.Kata kunci: keripik tempe, nilai tambah, strategi pemasaran, SWOT

Page 2 of 2 | Total Record : 20