cover
Contact Name
Cynthia Erlita Virgin Wuisang
Contact Email
cynthia.wuisang@unsrat.ac.id
Phone
+6281340240129
Journal Mail Official
mmatrasain@unsrat.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Unsrat, JL Kampus Unsrat, Bahu Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Media Matrasain
ISSN : 18581137     EISSN : 27231720     DOI : https://doi.org/10.35792/matrasain
Journal of Media Matrasain publishes research results, critical studies/analysis, innovative ideas/thoughts and the results of design works in the fields of architecture and urban planning.
Articles 251 Documents
KAJIAN PERUBAHAN BENTUK ARSITEKTUR DENAH RUMAH TINGGAL KAITAN DENGAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PEMUKIM PADA PERUMAHAN KARYAWAN KANTOR GUBERNUR DI WINANGUN MANADO Joseph Rengkung; Vicky H. Makarau; Herry Kapugu
MEDIA MATRASAIN Vol. 9 No. 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v9i3.676

Abstract

Perumahan Karyawan Kantor Gubernur di Desa Winangun Dua Manado dibangun tahun 1978 dan awal ditempati tahun 1981, berjumlah 70 unit terdiri dua tipe yaitu tipe 70 M2 dan tipe 54 M2.  Dalam perkembangan perumahan tersebut telah mengalami perubahan bentuk arsitektur dimana ada indikasi perubahan terkait dengan kehidupan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat pemukim. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan bentuk Arsitektur difokuskan pada perubahan bentuk denah rumah  dari ke dua tipe rumah yang ada diperumahan ini dengan melihat kaitan terhadap indikasi tersebut di atas. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dan pengambilan sampel penelitian dilakukan secara proposive (sampel bertujuan) dengan melihat indikasi visual terhadap kondisi perubahan rumah yang ada. Sampel yang diperoleh dapat menggambarkan secara faktual fenomena yang terjadi pada ke dua tipe  rumah yang ada di perumahan ini. Sedangkan untuk mendapatkan data sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat pemukim dilakukan observasi terhadap populasi rumah yang ada di perumahan ini. Kajian dilakukan secara deduktif untuk menguji kebenaran konsep penelitian yang dibangun dari kajian teori. Hasil kajian penelitian ditemukan bahwa perubahan bentuk denah rumah terdiri dari tiga kategori yaitu; (1) Reparasi denah, (2) Modifikasi denah dan (3) Rekonstruksi denah, dimana  perubahan ini meliputi; penambahan ruang, penghapusan ruang dan perubahan fungsi ruang. Hasil kajian menunjukan bahwa perubahan yang ada   terkait dengan kondisi sosial ekonomi serta tuntutan rutinitas melakukan aktivitas kehidupan dan merupakan aplikasi konsep keluarga yang erat hubungan dengan nilai budaya masyarakat pemukim. Kata kunci : Perubahan Rumah,Sosial ekonomi dan Budaya masyarakat Pemukim
STUDI PENGAMATAN TERJADINYA POLA PERGESERAN FUNGSI RUANG PADA BANGUNAN RUMAH-TOKO DI MANADO Deddy Erdiono; Hendriek H. Karonkong; Frits O.P. Siregar
MEDIA MATRASAIN Vol. 9 No. 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v9i3.677

Abstract

Rumah-toko (Shop house) adalah bangunan khas perkotaan dengan fungsi ganda sebagai tempat usaha (dagang) sekaligus hunian (rumah tinggal). Fungsi ini biasanya berawal pada satu kawasan pasar dengan aktivitas utama adalah dagang. Rumah dalam konteks rumah-toko (ruko) tersebut merupakan kebutuhan papan (primer) di samping aktivitas mata pencaharian utama. Jajaran ruko itu sendiri merupakan bangunan rintisan mengawali kegiatan bisnis terutama aktivitas dagang pada satu kawasan kemudian perkembangan berikutnya menjadi pusat perdagangan dan jasa dengan berbagai kesibukan bisnis yang merupakan bagian integral suatu kota. Perencanaan bangunan ruko di Manado awalnya didominasi oleh masyarakat pedagang keturunan Tionghoa (Cina) dengan rancangan ruko pada lahan yang terbatas. Fungsi rumah-toko tersebut masih seimbang antara fungsi hunian dan dagang, namun seiring dengan perkembangan jaman serta meningkatnya aktivitas berdagang daripada aktivitas berhuni, telah menyebabkan terjadinya perubahan fungsi ruang pada bangunan rumah-toko. Untuk mengetahui tentang perubahan tersebut, maka dilakukan penelitian terjadinya pergeseran fungsi ruang pada bangunan rumah-toko pada beberapa kawasan di Manado menurut urutan tahun pembangunannya. Penelitian ini dilakukan untuk: 1) Mengamati transformasi fungsi ruang pada beberapa kelompok bangunan rumah-toko di Manado secara berurut sesuai tahun pembangunannya; 2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendominasi penyebab terjadinya perubahan fungsi ruang pada bangunan rumah-toko tersebut. Hasil dari kedua pengamatan tersebut akan dijadikan bahan dalam merumuskan tipe atau karakteristik perubahan yang terjadi pada bangunan rumah-toko di kota Manado. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Diharapkan nantinya dari proses penelitian ini diperoleh karakteristik pola transformasi fungsi ruang bangunan rumah-toko di Manado, adalah pola transformasi yang didominasi oleh penyebab yang spesifik. Kata Kunci : Rumah-toko, fungsi ruang, transformasi, pergeseran, dagang.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MINAHASA MEMBANGUN RUMAH TINGGAL YANG HIJAU DAN NYAMAN Pierre Holy Gosal
MEDIA MATRASAIN Vol. 9 No. 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v9i3.678

Abstract

Masyarakat Minahasa menempati rumah dalam berbagai bentuk dan jenis. Seiring perjalanan waktu, dan dengan semakin majunya teknologi terutama dalam teknologi informatika telah merembet jauh dalam pemikiran manusia sampai pada cara-cara membangun rumah baik model, penggunaan material dan cara membangun.  Sesungguhnya Masyarakat Minahasa memiliki kearifan dalam membangun rumah tinggal. Kearifan lokal ini pernah penurunan dijaman kolonial karena kesalah persepsi terhadap budaya Eropa, tetapi sekarang telah mulai menguat kembali serta tumbuh dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan kembali semakin digemarinya Rumah Kayu Minahasa dan produksinya meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir ini. Rumah kayu saat ini tidak lagi dianggap bangunan nomor 2 sesudah rumah beton tetapi rumah ini dilihat sangat seksi dan eksotik bila dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Kata kunci: kearifan lokal, minahasa, tradisional, rumah kayu, kenyamanan
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA Linda Tondobala
MEDIA MATRASAIN Vol. 9 No. 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v9i3.679

Abstract

Manado, kota yang sudah berusia 387 tahun memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangan kota. Keragaman warisan sejarah, budaya, nilai dan pola hidup masyarakat serta kepercayaannya, tercermin dalam wujud fisik kota. Dari segi historis Pusat Kota Manado bertumbuh di sekitar daerah pelabuhan lama, adalah lokasi yang menjadi embrio pertumbuhan kota Manado. Di kawasan ini peradaban kota terbentuk. Peninggalan sejarah berupa artefak (bangunan, arsitektur, prasarana fisik dan benda fisik lainnya) merupakan aset wisata yang memberikan ciri Pusat Kota Manado. Pusat Kota Manado,sebagai historic city, diperkaya oleh lokasinya yang berada di pesisir pantai dan sungai sehingga memiliki daya tarik lingkungan alami. Sayangnya potensi alami dan peninggalan peradaban kota belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan elemen perancangan kota. Demikian pula, obyek wisata yang ada belum kompak membentuk unity citra/identitas pusat kota. Urban heritage di pusat kota masih bersifat statis. Artefak sejarah, budaya dan kondisi/ekspresi sosial mayarakat tidak dikembangkan secara integratip dan saling melengkapi/memperkuat. Padahal artefak yang ada jika ditunjang oleh kondisi kawasan yang dinamis akan “menghidupkan kawasan” (tercipta animasi urban) dan menarik wisatawan untuk melakukan aktivitas pariwisata. Kata kunci : Pusat Kota Manado, wisata sejarah, wisata alam, wisata kota, destinasi pariwisata
BIOSTRUKTUR DALAM ARSITEKTUR Rima Kapugu; Judy O. Waani
MEDIA MATRASAIN Vol. 9 No. 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v9i3.680

Abstract

Arsitektur adalah perpaduan antara seni dan teknik merancang bangunan. Dalam arsitektur dikenal proses desain yang disebut analogi. Analogi terdiri dari dua yaitu analogi organik dan analogi biomorfik. Pada biomorfik dikembangkan menjadi  biostruktur. Berbagai imajinasi dan unsur dapat diterapkan didalamnya. Dari alam manusia belajar banyak tentang prinsip dan motif alam. Biomorfik merupakan arsitektur yang menerapkan prinsip alam kedalam karya arsitektur. Sistem struktur dan motif alam mulai diterapkan dalam arsitektur. Biostruktur merupakan sistem struktur pada alam yang pengaplikasiannya terdapat pada bangunan. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang pun menunjang dalam proses berkarya, sehingga motif-motif alam dengan sistem struktur yang unik diterapkan dalam arsitektur. Kata kunci: arsitektur, biomorfik, biostruktur.
PANAS DAN KENYAMANAN IKLIM MIKRO AKIBAT SIFAT BAHAN PERKERASAN PELAPIS PERMUKAAN RUANG LUAR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB (Heat and Comfort of Micro Climate due to Thermal Properties of Hard Materials of Ground Surface in Humid Tropics Environment) Prof. Sangkertadi; Reny Syafriny
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4085

Abstract

Architect or urban designer’s major task is to create the best possible outdoor environment to the people’s activities. Environmental-friendly technology appreciation in the context of urban architecture may be interpreted as the application of materials covering buildings envelop and ground surface. Soft and hard materials covering park space, roofing and envelop wall, play important role determining convective and radiant temperature of its environment. Outdoor thermal comfort that influenced by ambiance temperature, is therefore depends on utilization of surface material.This paper contains the intention of thermal performance of outdoor environment in a tropical and humid environment with a case of the city of Manado, Indonesia. One hour steps of temperature measurement at the surface of hard materials for ground covering (asphalt and concrete block) without solar shading in a hot season were done. Air temperature of outdoor space was also recorded. This is to know the effect of using different types of materials on outdoor environment. Some of calculations were also realized in order to make comparison with the results from measurement and to know the quantity of outdoor comfort level of the environment. This study recommend of principles of thermal properties of materials for ground covering of a tropical environment.
VISUALISASI PERILAKU ANGIN VENTILASI ALAMI RUANG BAWAH TANAH DENGAN METODE CFD DAN KOTAK ASAP Serfie B. Mansauda
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4086

Abstract

Pada masa kontemporer ini ruang bawah tanah banyak dibangun dan lajim digunakan sebagai lantai basement untuk parkir, ruang petemuan, pertokoan bahkan untuk kamar hunian. Hal mengenai ventilasi ruang bawah tanah menjadi perhatian serius karena berhubungan dengan pola aliran pergantian angin dan kebutuhan udara segar bagi pemakainya.Studi ini fokus pada konteks ventilasi alami ruang bawah tanah tipe satu ruang (monozone) dengan menerapkan cerobong udara masuk dan keluar pada ketinggian di ruang luar diatasnya. Hendak diketahui pola aliran angin dan distribusi kecepatan udara dalam ruang dengan variabel sudut vertikal arah udara masuk. Metode yang digunakan meliputi CFD (paket versi demo/limited) dan Kotak Asap yang dibuat khusus untuk ini. Pemodelan dengan CFD dibatasi hanya 2D. Kotak asap dibuat berdasarkan ide teknologi fogging dan berukuran skala 1:20 terhadap bangunan nyata. Ukuran ruang yang dimodelkan adalah panjang 7,6 m, lebar 4.5 m dan tinggi 5.3 m.Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku angin yang diketahui melalui visualisasi asap ternyata mirip dengan visualisasi grafis dengan CFD. Dengan demikian maka Kotak Asap tervalidasi dengan baik terhadap CFD. Sudut angin masuk ke cerobong (inlet) yang divariasikan 300, 400 dan 500 tidak menunjukkan efek perbedaan yang signifikan terhadap kecepatan dan pola aliran dalam ruangan. Kecepatan angin pada ketinggian manusia duduk (sekitar 1.5 m) ditengah ruangan ternyata hampir sama dengan kecepatan angin masuk pada cerobong.Kata kunci : Kotak asap ventilasi, pola aliran, CFD, basement
POTENSI PV TERINTEGRASI PADA RTP SEBAGAI PENUNJANG ENERGI KAWASAN PERKOTAAN. STUDI KASUS KOTA MANADO (Introduce of the potential of POSIPV (Public Open-Space Integrated PhotoVoltaic). A case study in Manado.) Sarina J. Binti; Prof. Sangkertadi
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4087

Abstract

Ruang Terbuka Publik (RTP) merupakan merupakan bagian dari elemen arsitektur kota dan umumnya terdiri dari RTP bertipe RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan RTNH (Ruang Terbuka Non Hijau). Fungsi utama RTH yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan seperti social umumnya lebih dominan, dibandingkan dengan fungsi ekonomi. RTP yang terletak didaerah beriklim tropis yang kaya akan sinar matahari , selayaknya juga dapat difungsikan sebagai lokasi penyedia energi listrik berbasis surya melalui instalasi PV (Photo Voltaic) pada beberapa elemen arsitekturalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsep dan peluang Photovoltaic terintegrasi RTH sehingga dapat menunjang kebutuhan energi kawasan perkotaan dan menghidupkan area RTH Kawasan Perkotaan itu sendiri sehingga RTH bisa mandiri energy.Penelitian dilaksanakan di Kota Manado, menerapkan metode pengukuran dengan modul PV melalui eksperimen lapangan dan simulasi komputasi menggunakan pogram computer “Matahari”. Hasilnya menunjukan bahwa kemiringan PV terbaik berada pada sudut 10˚-15˚ dengan arah orientasi ke arah Barat sedangkan apabila cuaca dianggap cerah dan faktor penyinaran lebih besar dari 60% maka arah orientasi terbaik menghadap arah Selatan. Peluang PV terintegrasi RTH dapat menghasilkan energy untuk mendukung RTH mandiri energi.Kata kunci : RTH, PV, arsitektur kota, POSIPV, tropis
RUANG TEPI LAUT SEBAGAI DESTINASI PUBLIK DI PERKOTAAN (Sebuah Pendekatan Penataan Ruang Publik Tepi Laut di Kota Pesisir) Reny Syafriny
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4088

Abstract

Ruang tepi laut perkotaan masa kini merupakan batas kota yang memiliki keuntungan dari segi estetika, ekonomi, sosial dan lingkungan fisik dimana pembangunannya merupakan tempat yang tematik, landmark/branded penuh gairah dan juga konflik. Oleh karena itu kawasan tersebut memiliki gairah tinggi untuk dirubah agar kota lebih memiliki daya jual dan demi menunjang persaingan dalam skala global. Nilai lokasi lahan sangat tinggi dan mendorong perebutan berbagai kepentingan komersial dan budaya, profit dan non profit, kepentingan publik dan privat. Sebagai pusat kegiatan konsumtif, pada kawasan tepi laut telah diciptakan tempat tempat mencari hiburan (leisure), budaya, komersial dan keramahtamahan (hospitality) yang pada umumnya dilakukan pendekatan berdasarkan visi pengembang, perencana ataupun pemangku kepentingan kota saja. Kajian ini mencoba mengeksplorasi konsep penataan dan penyelenggaraan ruang publik kota berdasarkan pendekatan dari bawah (bottom up planning) yang digunakan oleh berbagai kota di dunia melalui pendekatan placemaking. Pendekatan ini dikembangkan oleh kelompok non profit di New York dalam upaya menciptakan ruang kota yang berkualitas, berenergi dan disukai oleh warga. Salah satu bagian kota yang menjadi target adalah ruang di tepian air. Prinsip dasar yang dikemukakan untuk kawasan spesifik ini adalah penciptaan destinasi publik dan keterhubungan satu dengan yang lain yang merupakan faktor kunci kesuksesan penyelenggaraan ruang di tepi laut kota kota pesisir.Kata kunci : destinasi publik, placemaking, ruang tepi laut.
RESPON TERHADAP BAKU KEBISINGAN BUNYI DENGAN PENEKANAN PADA SOUNDSCAPES DI PUSAT KOTA. STUDI KASUS KAWASAN TKB DI KOTA MANADO (Response to the Standard Noise With Emphasis on Soundscapes in the Center Town. A Case Study of the Area of TKB in Manado) Hendrik S. Suriandjo; Linda Tondobala
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4089

Abstract

Standard noise in Indonesia is about the noise level in the living environment and based on the Decree of the Minister of Environment No. Kep-48/Menlh/11/1996. Acoustics soundscapes is part of the living environment that put emphasis on the quality of the sound perception by people. The purpose of this study to determine the amount of the value of sound-level for the comfort of the public open space in urban areas. It will be then be proposed as new standard of sound comfort in RTNH (Non Green Open Space) in the city center. The study has aim also to discover the benefits of soundscapes as a tool of analysis in the design of the city. The experiment was conducted in center-town of Manado (TKB area). The study apply mix methods, measurements with a sound level, and descriptive analysis by using qualitative and quantitative approaches. Calculations also realized by applying formula LAeq (10 minutes) and Leq (afternoon), to get the standard limit noise of the area. The results showed that the response of people feel comfortably in the range of 55 to 60 dBA. These values may reach of 20% higher than as mentioned in the standard noise level in Indonesia (Kep-48/Menlh/11/1996). Moreover, it can be justified that soundscapes can be used as tool in the analysis of urban design, especially in the search for the meaning of places.Key Word : standard outdoor noise, response, soundscapes, public open space

Page 6 of 26 | Total Record : 251