Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

IDENTIFIKASI TATA KELOLA PERSAMPAHAN BERDASARKAN TIPOLOGI KAWASAN PERUMAHAN TERENCANA DI KOTA MANADO Anggreny Purukan; Linda Tondobala; O. H. A Rogi
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i1.5257

Abstract

PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP RELOKASI PASAR GIRIAN DI KOTA BITUNG Mariani R.G.O Sakul; Linda Tondobala; Windy Mononimbar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i2.5323

Abstract

PARTISIPASI MASYARAKAT KECAMATAN MADIDIR TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BITUNG Stefanus T Tanod; M. M Rengkung; Linda Tondobala
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6051

Abstract

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Partisipasi Masyarakat dianggap sebagai suatu cara efektif dalam menangani permasalahan sampah karena masyarakat yang merupakan sumber sampah itu sendiri. Kota Bitung yang memiliki penduduk ±214.913 jiwa (Agustus 2012) menghasilkan sampah dengan total ±520 m3/hari, dengan hanya ±376 m3/hari yang dapat terangkut oleh Dinas Kebersihan dan ada ±144 m3/hari yang tidak terangkut. Selisih yang cukup besar membuat penelitian dirasakan perlu dilakukan mengenai tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Madidir Kota Bitung. Kecamatan Madidir dipilih karena berada di pusat Kota Bitung, dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kecamatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dengan menggunakan 8 (delapan) tangga partisipasi Arnstein; dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode skoring dan analisis distribusi frekuensi. Kesimpulan yang diperoleh adalah, tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Madidir terhadap program pengelolaan sampah Kota Bitung berdasarkan tipologi Arnstein berada pada tingkat ketiga yaitu pemberitahuan yang masuk dalam kategori derajat tokenisme/penghargaan. Dari hasil analisis, faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, dan sosial-budaya.  
Analisis Perkembangan Fisik Perkotaan Berbasis GIS di Kabupaten Minahasa Utara Gabriela Fabiola Manumpil; Linda Tondobala; Esly Takumansang
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 1 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i1.31722

Abstract

Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kependudukan dan interaksi antara kota dengan kota lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan dan pertumbuhan faktor tersebut menjadi pemicu berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya penggunaan lahan dan perubahan fisik. Salah satu fenomena yang menandai perkembangan fisik kota adalah ekspansi daerah terbangun pada daerah non terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada Kabupaten Minahasa Utara. Kabupaten Minahasa Utara memiliki 4 Wilayah perkotaan yaitu di daerah Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat kota dan Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi perkembangan fisik yang terjadi pada wilayah perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2011 & 2019; 2) menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilakukan dengan 2 metode analisis yaitu pada tujuan pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisa spasial dan menggunakan software Arcgis 10.3 dan tujuan kedua dengan metode deskripstif. Berdasarkan hasil penelitan, perkembangan terjadi pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema cenderung mengalami perkembangan secara horizontal. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, berbeda di tiap kecamatan seperti adanya faktor kebijakan strategis terkait perekembangan, keadaan geografis, fungsi kota yang menjadi daya tarik masyarakat. Kata kunci: Perkembangan Fisik Perkotaan, Faktor-faktor perkembangan
SARANA KEBUGARAN DAN RELAKSASI DI MANADO. “ARSITEKTUR LANSEKAP – SENSASI NATURAL” Alfa A. Joseph; Linda Tondobala; Windy Mononimbar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17090

Abstract

Kesehatan merupakan harapan semua orang saat ini, ditengah hiruk pikuk, polusi dan kesibukan kerja di perkotaan. Pentingnya menjaga kesehatan menjadi salah satu tujuan hidup yang utama, yang kadang dilupakan oleh manusia. Kesibukan dan aktivitas yang cukup tinggi pada masyarakat yang bekerja dan tinggal di daerah perkotaan menuntut gaya hidup yang serba cepat. Gaya hidup ini tentunya membutuhkan suatu fasilitas kebugaran dan relaksasi yang dapat menunjang kesehatan tubuh. Dalam  realita masyarakat perkotaan saat ini tingkat persaingan dalam berbagai aspek menuntut pemenuhan kebutuhan harus terpenuhi dengan cepat, efisien dan mudah. Kehadiran sarana kebugaran dan relaksasi dihadirkan dalam satu tempat bersamaan di mana keduanya memiliki sinkronisasi dengan tujuan untuk memperoleh kebugaran dan kesehatan jasmani yang dibutuhkan masyarakat perkotaan yang hidup dengan kompleksitas kerja dan rutinitas. Perancangan sarana kebugaran dan relaksasi ini mempertimbangkan aspek penting yang mendukung kesehatan manusia yaitu lingkungan alam sekitar, sehingga dalam perancangannya alam atau lingkungan memegang peranan penting. Sensasi natural akan menjadi suatu kajian dalam tema arsitektur lansekap yang akan dihadirkan dalam konsep dan ide desain ke objek rancangan. Sensasi natural yang dimaksudkan memiliki beberapa substansi yang akan dijadikan sebagai acuan pada konsep dan perancangan dengan tetap memperhatikan elemen-elemen arsitektur lansekap sebagai kajian tematik. Sensasi natural yang akan dihadirkan bertujuan untuk memberikan suatu perasaan dan kesan yang berbeda yang dapat dirasakan pengguna, dimana pengguna disini dapat merasakan suatu kondisi lingkungan yang menunjang untuk melakukan aktivitas berolahraga dan relaksasi. Pemenuhan objek dengan tema arsitektur lansekap-sensasi natural ini diharapkan akan menjadi nilai tambah yang berbeda dari tempat kebugaran dan relaksasi lainnya di Manado. Kata kunci: Kebugaran dan Relaksasi – Lansekap – Sensasi Natural
PUSAT KEGIATAN REMAJA DI KOTA BITUNG. Arsitektur Origami Christian V. Vially; Linda Tondobala; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19312

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil atlet olahraga dan kesenian di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan sistem pelatihan dan bimbingan yang baik di kota-kota besarnya. Ini bertolak belakang dengan kota-kota berkembang seperti kota Bitung. Padahal, kota Bitung merupakan kota dengan beragam suku dan ras yang menyimpan berbagai talenta mulai dari usia dini yakni remaja. Remaja di kota Bitung kebanyakan menyalurkan bakat-bakat mereka ke hal-hal negatif dikarenakan belum ada wadah di Kota Bitung yang dapat menampung talenta-talenta terpendam mereka. Oleh karena itu maka dibutuhkan wadah yang selain dapat menampung bakat-bakat tersebut, namun diiringi dengan bimbingan dan didikan yang tepat agar tetap bersifat positif.                Pusat Kegiatan Remaja merupakan salah satu fasilitas yang tepat dalam mengatasi permasalahan di atas. Selain mereduksi angka kriminalitas, fasilitas ini secara tidak langsung dapat menjadi sekolah kedua para remaja yang berfokus pada Olahraga dan Kesenian. Pusat Kegiatan Remaja ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan yang dapat menghasilkan atlet dan seniman yang dapat bersaing di kancah Nasional maupun Internasional.                Untuk menciptakan Pusat Kegiatan Remaja yang dapat menarik perhatian dan apresiasi masyarakat serta tidak kalah dari kota-kota besar, maka tema atau gaya Arsitektur yang akan digunakan sebagai pendekatan adalah Arsitektur Origami yang memberikan kelebihan pada nilai estetikanya dan sesuai denga perkembangan zaman.Kata Kunci : Pusat, Kegiatan, Remaja, Origami
PUSAT PELATIHAN PENYANDANG DISABILITAS FISIK. Arsitektur Perilaku Darlene Damopolii; Linda Tondobala; Julianus A. R. Sondakh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23687

Abstract

Penyandang Disabilitas Fisik merupakan kelainan tubuh yang dimiliki oleh seseorang dalam rentan waktu yang cukup lama dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Para Penyandang Disabilitas Fisik membutuhkan bantuan untuk mengembangkan diri mereka, karena sampai saat ini masalah menyangkut disabilitas masih sangat terabaikan. Penyandang Disabilitas Fisik perlu untuk mengembangkan kemampuan, ketrampilan, serta bakat mereka agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi baik  dengan masyarakat luar maupun dengan sesama penyandang disabilitas. Karakteristik dari berbagai macam penderita disabilitas fisik berbeda-beda. Maka dari itu perlu adanya pengamatan terhadap masing-masing klasifikasi disabilitas fisik. Pendekatan Arsitektur Perilaku menjadi langkah yang dipakai untuk mempelajari lebih dalam hubungan antara penyandang disabilitas fisik dan lingkungan. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik dengan menggunakan tema Arsitektur Perilaku.Arsitektur Perilaku yang memiliki karakteristik untuk mempertimbangkan perilaku perancangan membantu dalam memahami penyandang disabilitas fisik dalam segala aspek yang dibutuhkan. Dengan tema Arsitektur Perilaku inilah arsitektur akan menyesuaikan diri dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas dan menghadirkan objek rancangan Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik yang memperhatikan keamanan, kemudahan, kenyamanan dan kemandirian dari sang pengguna. Keempat strategi ini yang akan menjadi dasar dalam perancangan pusat pelatihan bagi penyandang disabilitas ini. Aplikasi tema Arsitektur Perilaku diterapkan pada objek perancangan lewat : pola hubungan ruang, sirkulasi dan entrance, tata ruang dalam, tata ruang luar, selubung bangunan serta utilitas bangunan. Dengan menghadirkan Pusat Pelatihan Penyandang Disabilitas Fisik di Manado dengan tema Arsitektur Perilaku inilah dapat menjadi suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan ketrampilan serta menjadi sarana pembelajaran serta pengembangan diri yang lebih baik bagi penyandang disabilitas fisikagar untuk kedepannya mereka dapat secara mantap kembali terjun ke realita kehidupan dengan kualitas yang lebih baik. Kata kunci : Penyandang Disabilitas, Fisik, Arsitektur Perilaku, Pelatihan
HOTEL HAJI DI MANADO. Arsitektur Modular Riandi A. Supardjo; . Sangkertadi; Linda Tondobala
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25048

Abstract

Kondisi Kota Manado sekarang ini yang semakin membaik dan lebih konduktif dengan terjaminnya keamanan dalam melakukan semua kegiatan termasuk dalam melaksanakan salah satu rukun islam yang kelima yaitu naik haji bagi yang mampu, membuat semakin banyak masyarat yang memiliki keinginan untuk melaksanakan ibadah haji dengan aman dan nyaman. Agar tidak terjadi permasalahan nantinya, maka dibutuhkan sebuah wadah yang mampu menampung para calon jamaah haji sekaligus sebagai tempat untuk para jamaah haji ini belajar mengenai tata cara melaksanakan ibadah haji dengan benar. Untuk membuat para jamaah haji semakin mendalami pembelajarannya maka akan dihadirkan suatu tema perancangan yaitu Arsitektur Modular dengan konsep Islami sehingga dapat dirancangnya sebuah wadah untuk memfasilitasi fasilitas pada musim haji dan diluar musim haji yaitu sebuah Perancangan Hotel Haji di Manado. Kata Kunci : Kota Manado, Hotel Haji, Arsitektur Modular
PUSAT KESEHATAN SEKSUAL DAN ALAT REPRODUKSI DI MANADO. Arsitektur Perilaku Chelsea E. Songko; Linda Tondobala; Pingkan P. Egam
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25050

Abstract

Kota Manado berkembang dengan begitu pesat. Pertumbuhan penduduk juga semakin meningkat dan pergaulan bebas pun tidak bisa dihindari, semakin hari banyak kaum muda atau remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Oleh karena itu, penyebaran dan penularan HIV/AIDS juga menyebar dengan cepat selain itu masih kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya kaum muda atau remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan seksual dan alat reproduksi. Sehingga dari beberapa faktor tersebut maka diperlukan adanya perancangan Pusat Kesehatan Seksual dan Alat Reproduksi di Manado yang bertujuan agar dapat mendapatkan suatu wadah yang membantu pemulihan, pengurangan, dan penanggulangan pergaulan bebas yang menyebabkan penularan HIV/AIDS dan juga masalah-masalah lainnya di kalangan remaja dan juga masyarakat. Dalam peracangan ini diterapkan pendekatan Arsitektur Perilaku yang mempelajari hubungan antara perilaku objek rancangan dengan lingkungan. Arsitektur Perilaku mempertimbangkan perilaku dalam perancangannya dengan memperhatikan kenyamanan, kondisi dan perilaku pengguna, dan juga keamanan dari pengguna. Aplikasi penerapan tema Arsitektur Perilaku dalam perancangan Pusat Kesehatan Seksual dan Alat Reproduksi ini lewat : tata ruang dalam, tata ruang luar, sirkulasi dan entrence, serta pola hubungan ruang. Dengan menghadirkan Pusat Kesehatan Seksual dan Alat Reproduksi di Manado tidak hanya menjadi wadah kesehatan khususnya dibagian seksual dan reproduksi tapi juga sebagai wadah untuk merehabilitasi, bahkan menjadi sarana mengembangkan keterampilan dan pembelajaran tentang kesehatan seksual dan alat reproduksi. Kata kunci : Kesehatan Seksual, Pergaulan Bebas, Arsitektur Perilaku, Kota Manado
TALAUD BEACH RESORT. Eko Arsitektur Chesar Rumegang; Linda Tondobala; Frits O. P. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25056

Abstract

Resort merupakan fasilitas akomodasi yang dibangun di tempat-tempat wisata. Tujuan pembagunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktifitas wisata.  Beach Resort merupakan resort yang terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam dan laut sebagai daya tariknya. Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah yang terletak di Provinsi Suawesi Utara yang saat ini sedang dalam proses perkembangan dalam sektor pariwisata. Akomodasi penginapan dengan jumlah yang masih sedikit dalam menujang para wisatawan yang datang menjadikan sebuah masalah bagi pemerintah setempat.                        Tujuan perancangan Talaud Beach Resort ini adalah untuk menanggapi pertumbuhan perkembangan parawisata Kabupaten Kepulauan Talaud dengan cara mendesain suatu sarana akomodasi yang dapat mendukung perkembangan parawisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. Proses perancangan Talaud Beach Resort dimulai dari metode pengumpulan data, studi literatur serta studi komparasi kemudian di analisis. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Resort, tipe dan syarat hotel, pedoman perencanaan hotel resort kemudian  tinjauan eko-arsitektur dalam mengkaji prinsip-prinsip eko-arsitektur yang diangkat dalam tema ini, dilanjutkan dengan analisis. Analisis-analisis sebagai berikut: analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis kebutuhan ruang, analisis besaran ruang, dan analisis tapak. Seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur.Dengan demikian perancangan Talaud Beach Resort menjadi sebagai suatu solusi perancangan dalam menanggapi permasalahan yang ada di sektor parawisata Kabupaten Kepulauan Talaud  dengan hasil akhir penerapan tematik pada konsep dan menghasilkan gambar gambaran perancangan berupa rencana tapak, lay out, denah bangunan, tampak bangunan, interior bangunan, exterior bangunan, yang menerapkan tema Eko-Arsitektur.Kata Kunci: Resort, Beach Resort, Kab.Kep.Talaud, Eko-Arsitektur