cover
Contact Name
Mohammad Syafi'i Budi Santoso
Contact Email
jurnal.tijarotana.stiesba@gmail.com
Phone
+6281216997878
Journal Mail Official
jurnal.tijarotana.stiesba@gmail.com
Editorial Address
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Babussalam, Lantai I, LPPM Dsn. Kalibening Rt/Rw : 05/02 DesaTanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang Telp. (0321) 489 0099 - 081216997878 web: https://www.stiesbabussalam.ac.id/ Link Scholer : https://scholar.google.com/citations?hl=id&view_op=list_works&authuser=5&gmla=AL3_zij3sWWgwfStcEXqfdiTkwuFaM-WSAXqJZE7Z1Ti4-apwJL9-Eg4QMrd_jNzkbEineqma0-dSs5nkurvb-qHLgbdsLxMt6_m&user=wbDSI_MAAAAJ Link Jurnal : https://ejournal.stiesbabussalam.ac.id/index.php/tijarotana/index e-mail: stiesbabussalam19@gmail.com
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah
ISSN : 27213897     EISSN : 27462420     DOI : -
Core Subject : Religion, Economy,
Tentang jurnal ini, Penerbit : LPPM STIES BABUSSALAM TIJAROTANA : Jurnal berbahasa Indonesia ini diterbitkan sejak 01 Maret oleh LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Babussalam, Kalibening Mojoagung Jombang. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media lain. Naskah diketik di atas kertas A4 sepanjang Tidak lebih dari 30 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman belakang ( petunjuk bagi calon penulis). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting oleh Penyunting Ahli (Mitra Bestari).Nomor ISSN : 2721-3897 (Cetak - Cetak) ,Nomor SK ISSN : 0005.27213897/JI.3.1/SK.ISSN/2020.03 Nomor ISSN : 2746-2420 (Online - Elektronik), Nomor SK ISSN : 0005.27462420/K.4/SK.ISSN/2020.10. Jurnal publish by LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Babussalam i Published 1 year 2 times (Maret and September) Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Dsn. Kalibening Rt/Rw : 05/02 DesaTanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang Telp. (0321) 489 0099 - 081216997878 web: https://www.stiesbabussalam.ac.id/ Link Scholer : https://scholar.google.com/citations?hl=id&view_op=list_works&authuser=5&gmla=AL3_zij3sWWgwfStcEXqfdiTkwuFaM-WSAXqJZE7Z1Ti4-apwJL9-Eg4QMrd_jNzkbEineqma0-dSs5nkurvb-qHLgbdsLxMt6_m&user=wbDSI_MAAAAJ Link Jurnal : https://ejournal.stiesbabussalam.ac.id/index.php/tijarotana/index e-mail: stiesbabussalam19@gmail.com
Articles 84 Documents
Implementasi Penerapan Kaidah Al-Mashaqqah Tajlib Al-Taysir Dalam Praktek Sosial-Ekonomi Qolbi, Aiunun; Dimyati, Dimyati
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 5 No 02 (2024): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v5i02.2

Abstract

As a religion that prioritizes the values of public welfare, Islam introduces the principle of al-mashaqqah tajlib al-taysir as a means to address difficulties. This principle, which means that hardship brings ease, applies to nearly all issues related to fiqh (Islamic jurisprudence). It serves to emphasize the verses of the Qur'an and the hadith that highlight how Islam, from its inception, is oriented toward facilitating ease for its followers. One of the reasons a mukallaf (accountable person) experiences ease is the existence of difficulties (mashaqqah). Mashaqqah can stem from actions taken or arise independently of those actions. This raises the question: can all forms of mashaqqah lead to concessions, or only certain types will bring relief to those who experience them? Islam offers many forms of ease, including the reduction of obligations, the prioritization of actions, postponement, and the alteration of responsibilities. This relief applies not only to acts of worship (‘ubudiyah) but also to social and economic practices. The ease granted by Allah SWT should not be interpreted as a trivialization of the religion; rather, it is intended to ensure that mukallafs can fulfill His commands and avoid prohibitions without violating the established rules. A detailed understanding of the concept of rukhsah (concessions) is essential to prevent the development of a dismissive attitude toward the law (mutasahil bi al-ahkam).
UPAYA MEMBANGUN KEARIFAN LOKAL MELALUI PARADIGMA SADAR WISATA (Studi Khasus : Di Desa Sendang Dhuwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan) Budi Santoso, Mohammad Syafii
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.4

Abstract

The study starts from the fact that Indonesia has manyamazing tourism. The tomb of Sunan Sendang in Lamonganparticularly has beautiful temples, unique culture and varioustempting traditional arts. Their attractions become a potential todevelop and it will bring advantages for the society. Byexploring and developing local wisdom, we can decrease andavoid the poverty since the natural source is conserved for thenext generation. Local wisdom contains norms and social valueswhich regulate the balance of natural source support and humanlife style and needs. Therefore, it should be inseparated part ofpolicy against poverty. Beside a structural approach, we canexplore local society life. The development of tourism villageleads to vary activities in the village and open a wide workfieldfor the society.The study aims to (1) describe the efforts to build localwisdom (2) describe the effort to build tourism awarenessparadigm to develop tourism village, (3) to find supporting andinhibiting factors in developing tourism village.The researcher employed a qualitative approach usingcase study design. Data collection was done using in-depthinterview, participative observation, and documentation. Dataanalysis technique included data reduction, data presentationand conclusion drawing. To check data validity, the researcherused source and method triangulation. The informants were thevillage chief, the family of Sunan Sendang, the head ofPokdarwis, the committee of Pokdarwis, the members ofPokdarwis and the society. The result shows that (1) the effortsto build local wisdom should involve the society, governmentand private parties in developing tourism village. Creating aPokdarwis becomes a solution for the village society andgovernment in building local wisdom to be a tourism attraction;(2) In building tourism awareness, it is important to have aparticular organization and governemnt support to provideassistance, training and guidance for the society to developtourism awareness in the village of Sendang Duwur ; (3) Thesupporting factor in developing tourism village is the supportfrom central, local and village government. Meanwhile, theinhibiting factor are the society apatism and businesscompetition among batik and gold enterpreneurs.
E-COMMERCE DALAM SYARI’AH ISLAM (Studi Pendekatan dengan Metode Istidlal) Nur Husen, Mohamad
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.5

Abstract

Perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK) menjadi sebuah pijakan yang besar serta memanjakan generasi milenial dalam menunjang segala aktifitas pada kegiatan atau rutiritas setiap harinya terutama dalam konteks ini ialah jual beli online. Sistem e-commerce hadir di tengah masyarakat milenial, baik secara konsep maupun sasaran marketnya begitu luas tanpa memandang daerah hingga manca Negara. Bagaimana hukum e-commerce dalam pandangan Islam serta analisisnya merupakan kajian penting dalam pembahasan ini.E-commerce merupakan transaksi jual beli online yang mana penjual dan pembeli melakukan akad dengan barang yang masih ada dalam genggaman penjual, baik secara pembayaran, jatuh tempo, bentuk barang, dan sebagainya dilakukandengan kesepakatan kedua belah pihak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan hukum Islam dalam kajian e-commerce dengan menggunakan pendekatan metode Istidlal. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa e-commerce apabila dikaitkan dengan metode Istidlal dengan pendekatan qiyas, maka e-commerce dapat di analogikan dengan model jual beli as-salam dan al-isthisna’. Dari sisi kekuatan maknanya, tergolong dengan qiyas adna, adapun dari segi kekuatan hukumnya, e-commerce tergolong dengan qiyas jali
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM PEMBIAYAAN DAN RELEVANSINYA DENGAN NORMA EKONOMI ISLAM DI BPRS BUMI RINJANI BATU Syahni, Ahmad
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.6

Abstract

Dengan lahirnya Bank Islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank–bank konvensional, merupakan peluang bagi ummat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Merupakan peluang, karena ummat Islam akan berhubungan dengan bank dengan tenang, tanpa keraguan dan di dasari oleh motivasi keagamaan yang kuat di dalam memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan ekonomi ummat. Dalam hal ini perbankan syari’ah menerapkan suatu prinsip yang dijadikan acuan untuk mengidentifikasi pembiayaan–pembiayaan yang layak untuk mendapatkan persetujuan, tentunya dengan prosedur–prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) Bumi Rinjani Batu yang kegiatan usahanya berdasar prinsip syari’ah harus memperhatikan prinsip kehati–hatian, yang untuk operasionalnya di jabarkan dalam rambu–rambu kesehatan bank. Penetapan rambu–rambu kesehatan bank itu bertujuan agar bank sebagai financial intermediary institution yang melakukan kegiatan pembiayaan harus selalu dalam keadaan sehat. Adanya upaya kehati–hatian Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Batu terhadap pemberian pembiayaan kepada nasabah adalah dengan menerapkan prinsip 5C sebagai dasar pertimbangan pengajuan pembiayaan. Di samping itu adanya keterkaitan emosional antara pihak bank dan nasabah mengakibatkan kesamaan tanggung jawab dalam menghadapi resiko usaha serta membagi keuntungan secara adil dan jujur. Penerapan prinsip 5C tersebut adalah sebagai upaya yang di lakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Batu dalam pencairan dana kepada nasabah, karena untuk menghindari adanya tingkat resiko usaha operasional yang dihadapi tidak semakin tinggi. Kemudian seluruh tahapan dan kegiatan tersebut harus dipastikan benar-benar sesuai dengan prinsip dan norma ekonomi Islam.
PRILAKU PELAKU USAHA DALAM UPAYA MERAHASIAKAN LABEL PRODUKSI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UUPK NO.8 TAHUN 1999 Hidayati, Nur Laily
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.7

Abstract

Dalam Islam kebenaran dan kejujuran dalam mencantumkan label dan memberikan informasi tentang kondisi barang atau jasa mempunyai peranan penting dalam kegiatan bisnis, hal tersebut berkaitan dengan perlindungan hak-hak dan kewajiban konsumen. Oleh karena itu setiap pelaku usaha diwajibkan harus berbuat jujur kepada konsumen, sehingga perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Kesadaran konsumen yang rendah dapat memberi peluang kepada pelaku usaha untuk melakukan kecurangan. Sebagian pelaku usaha dalam melakukan promosi atau mengiklankan barang dan jasa, sering mengunggul-unggulkan produk yang dihasilkan agar cepat laku dan mendapat keuntungan. Kegiatan seperti itu sangat merugikan pihak konsumen, hak-hak dan kewajiban konsumen tidak dilindungi dan direndahkan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui tinjauan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap upaya pelaku usaha dalam merahasiakan label produksi; 2) Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam tentang perlindungan konsumen terhadap upaya pelaku usaha dalam merahasiakan label produksi. Islam menekankan sisi moralitas dalam semua kegiatan yang dilakukan manusia, Jika moralitas dipisahkan dari suatu kegiatan ekonomi, maka stabilitas dan keseimbangan sosial akan sangat rapuh dan akhirnya akan runtuh. Dalam kajian fikih Islam, kebenaran dan keakuratan informasi ketika pelaku usaha mempromosikan suatu barang dagangannya menempati kajian yang sangat signifikan, yaitu berlaku prinsip keseimbangan (al-ta’adul) atau ekuilibriun dimana pembeli dan penjual harus berhati-hati, dimana hal tersebut tercermin dalam teori perjanjian (nazhariyyat al-uqud) dalam Islam. keharusan pelaku usaha memberikan informasi yang benar adalah sebuah kewajiban, hal tersebut sesuai dengan Qs. Al-Isra ayat 53. Dalam fiqih Islam promosi tidak jujur disebut dengan istilah al-ghurur. Tindakan al-ghurur ada yang bersifat perkataan dan perbuatan, tindakan tersebut biasanya dilakukan dengan sengaja oleh pelaku usaha, contohnya menyembunyikan cacat atau jenisnya dan yang bersifat perkataan yaitu promosi atau iklan bohong yang menyatakan keunggulan produk. Pelaku usaha yang melakukan kegiatan promosi barang atau jasa, dalam proses membuat dan menyebarkan suatu informasi harus mempunyai nilai keyakinan bahwa segala akivitas di dunia tidak lepas dari pengawasan Allah SWT.
MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI PONDOK PESANTREN MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN: (Studi Analisis di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum Puton Diwek Jombang) Dimyati, Dimyati
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.8

Abstract

In Fathul Ulum Islamic boarding school in Jombang Diwek Puton each students who completed Alfiah given the choice to live independently by following boarding entrepreneurship program. This writing aims to explain the implementation of entrepreneurial activities in boarding school Fathul 'Ulum Puton Diwek Jombang as a means of building independence Pondok pesantren economics and know the supporting factors and inhibitors in an effort to build economic independence boarding school through entrepreneurial activities in boarding school Fathul' Ulum Puton Diwek Jombang. The type of research the writer uses is field research and library research, primary data collected through interviews, observation and documentation, how to approach wear phenomenology, and the method used to analyze the data is descriptive method normative.In building a boarding school can not be separated from the name of the cost, therefore boarding school Fathul Ulum Puton Diwek Jombang obtain these costs through entrepreneurship is done by kyai who as manager and santri as manager. Not a few areas of entrepreneurship in the work but there are several areas of entrepreneurship. Every entrepreneur is sheltered by BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren), this institution regulates every way entrepreneurship and body that agree if there is a new business that will be done by santri. For capital in entrepreneur santri cooperate with BMT Al-Amin by using Mudharabah contract.
PENERAPAN PASAL 4 HURUF G UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI: (STUDI ANALISIS ETIKA BISNIS SYARI’AH DAN UUPK) Azizah, Ninik
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.9

Abstract

Dalam perspektif Islam kebutuhan ditentukan oleh konsep maslahah.[1] Dalam Pasal 4 huruf G UUPK ditegaskan bahwa konsumen mempunyai hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan pelayanan yang dilakukan oleh pelaku usaha harus ramah dan tidak berusaha mengelabuhi atau bahkan memberikan informasi yang tidak benar kepada para konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui Bagaimana penerapan Pasal 4 Huruf G UUPK dalam transaksi jual beli pad umumnya, 2) Bagaimana tinjauan Etika bisnis Syari’ah terhadap Penerapan Pasal 4 UUPK No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pada praktiknya tidak jarang dijumpai pelaku usaha yang melayani konsumen dengan kurang baik seperti halnya kurang jujur dan diskriminatif. Pelaku usaha tersebut hanya mengejar keuntungan semata tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkan dari perilakunya. Pelaku usaha tersebut bertindak demikian dikarenakan ingin mencapai target penjualan dan bisa memperbarui atau memperbanyak stok barangnya serta ketidaktahuan akan adanya Undang-Undang yang mengatur dan menjamin konsumen jika haknya dirugikan dalam aktivitas ekonomi (bisnis). Namun demikian, terdapat pula sebagian besar pelaku usaha yang secara tidak langsung telah menerapkan pasal 4 huruf G UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pelaku usaha yang bersikap diskriminatif terhadap konsumen atau dengan kata lain pelaku usaha enggan mengedepankan etika, karena dianggap sebagai penghambat berkembangnya suatu bisnis. Sesuai dengan kaidah fiqh yang berbunyi “menghindari mafsadah lebih utama daripada menarik manfaat”, maka menurut penulis hendaknya pelaku usaha lebih menghindari perilaku yang mengandung mafsadah (seperti diskriminatif, tidak jujur dan sebagainya) daripada mengambil manfaat (keuntungan) agar tidak merugikan salah satu pihak dan antara kedua pihak saling diuntungkan.
PRAKTIK JUAL BELI PADI TEBASAN DITINJAU DARI AKAD JUAL BELI DALAM ISLAM : (Studi Kasus di Desa Karanglo Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah) Gunanto, Ikrar
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 01 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i01.10

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh praktik jual beli padi dengan sistem tebasan yang terjadi di Desa Karanglo dengan luas lahan pertanian yakni 264.5 ha dan jumlah kepala keluarga 1.217 KK yang mayoritas masyarakat Desa Karanglo tersebut bekerja sebagai buruh tani dan petani. Cara tersebut memungkinkan terjadinya spekulasi antara petani dan pedagang padi tebasan dikarenakan menggunakan taksiran tanpa menggunakan alat timbangan. Penelitian ini bertujuan untuk, yang pertama; mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana tradisi praktik jual beli padi tebasan di Desa Karanglo, kedua; mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana mekanisme praktik jual beli padi tebasan perspektif akad jual beli dalam Islam, ketiga; mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana biaya transaki praktik jual beli padi tebasan di Desa Karanglo tersebut. Metode penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah kualitatif dan pendekatan studi kasus, sedangkan untuk menganalisis peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis praktik jual beli padi tebasan yang terjadi di Desa Karanglo Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: 1) Tradisi jual beli padi tebasan yang terjadi di Desa Karanglo sudah cukup lama dan para pedagang padi tebasan tidak mengetahui siapa yang memulai praktik jual beli tersebut dan memiliki unsur suka sama suka antara kedua belah pihak yang bertransaksi. 2) Akad jual beli padi tebasan sudah memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli dalam Islam yakni terdapat ‘akid (petani dan pedagang padi tebasan), ma’qud ‘alaihi (harga dan objek), shigat (ijab qabul). Jika dilihat dari ijab qabul nya berbentuk lafaz atau perkataan, adapun para ‘akid tidak termasuk di dalam kategori orang-orang yang tidak sah melakukan akad, mengenai objeknya yakni padi yang siap panen yang sudah diketahui oleh kedua belah pihak namun kedua belah pihak atau salah satu dari mereka tidak mengetahui ukuran dan berat dari padi tersebut dan dapat diserahkan ketika akad berlangsung walaupun proses panen padi tergantung pembeli, dan objek yang dijualbelikan tidak dilarang oleh syari’at karena bukan termasuk barang yang dilarang oleh syari’at. 3) Biaya transaksi pada praktik jual beli padi tebasan adalah sebagai berikut; biaya pembelian padi 1 bau (700 m²) dari petani Rp 13.000.000,-00, biaya tleser Rp 300.000,-00, biaya ngarit 6 orang untuk luas 1 bau Rp 300.000,-00, biaya pengangkutan untuk 2x angkut Rp 100.000,-00, biaya penjemuran untuk 4 ton padi basah selama 2 hari Rp 240.000,-00, biaya resmil Rp 840.000,-00 dengan spesifikasi hasil 1,8 ton beras @Rp 350,-00/kg beras, jadi total biaya transaksi praktik jual beli tebasan tersebut adalah Rp 14.780.000,-00
MODEL PENGELOLAAN ZAKAT INFAK SEDEKAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 2014 : (Studi di Masjid Jami' Kota Malang) Nur Husen, Mohamad
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 02 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i02.11

Abstract

Jami 'Malang is one of the important elements in the Malang area which has been carrying out charity, Infaq, Shodaqah (ZIS) with a variety of management. Management of ZIS in Jami 'has a value of its own that is different from other mosques in general, especially in terms of the collection, distribution and utilization. The aims of this research know about how the management of zakat Infaq Shodaqah in Jami Malang. And as for the second aim know, How Shodaqah Infaq zakat management in Jami' Malang in terms of Act No. 23 of 2011 on the management of zakat Article 2 and Rule government No. 14 of 2014 article 56 and 57. This type of research in this study is the kind of empirical research with a qualitative approach. The method of analysis in this research is descriptive method using primary data as the main data obtained directly from the object of research with secondary data supported the Act. The results study is that the model of the management of zakat, Infaq, Shodaqah in Jami 'Malang in ZIS collection can be through three forms namely Masjid accounts, charity boxes, and secretarial. The distribution of zakat is done in the form of weekly, monthly, yearly and proposals. As for the charity Infaq fund management utilized in the form of land use for the production of drinking water and used for the construction and maintenance of mosques which include payment of electricity and facilities. Implementation of management in Jami 'is not contrary to the Act No. 23 of 2011 Article 2 on the principle of zakat management, but not according to Government Regulation No. 14 Year 2014 Article 56 and 57 of the status of the management of the institution.
STUDI ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BI AL-TAMLIK DI PERBANKAN SYARIAH Dimyati, Dimyati
TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 1 No 02 (2020): Tijatorana : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : TIJAROTANA : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64454/tj.v1i02.12

Abstract

Hybrid contract in the financing of ijarah muntahia bi al-tamlik is to make two forms of contract, namely the lease agreement and the sale and purchase agreement into one. The concept of hybrid contract in the perspective of Islamic law is permissible. This is because some scholars have agreed on the ability to merge the two contracts. In the fiqh rules it has also been stated that the law of origin in all forms of mu'amalah is permissible unless there is a proposition that forbids it. In practice, the Syari'ah Financial Institution is inseparable from the decision of the National Syari'ah Council which in its fatwa mentioned the ability of a hybrid contract, namely in the fatwa of the National Syari'ah Council No.27/DSN-MUI/III/2002 about Ijarah Muntahia Bi Al-Tamlik.