Jurnal Laboratorium Sains Terapan
Focus: Laboratory journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan adalah jurnal ilmiah yang berfokus pada penelitian dan perkembangan terbaru dalam aplikasi laboratorium di bidang Fisika, Kimia, dan Biologi. Jurnal ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi peneliti dan profesional dalam mengembangkan metode eksperimen inovatif, perangkat analitik, serta aplikasi teknologi laboratorium yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan di ketiga bidang tersebut. Scope: Jurnal ini mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan laboratorium di bidang Fisika, Kimia, dan Biologi. Topik-topik yang diterima dalam jurnal ini meliputi, namun tidak terbatas pada: Fisika Laboratorium: Instrumen dan Peralatan Eksperimental: Desain, pengembangan, dan penerapan alat fisika untuk eksperimen laboratorium, seperti spektrometer, mikroskop, dan detektor partikel. Teknik Pengukuran: Pengembangan dan aplikasi teknik pengukuran presisi tinggi dalam fisika laboratorium, seperti pengukuran suhu ekstrem, tekanan, dan medan magnet. Fisika Material: Pengujian sifat fisik material dalam kondisi laboratorium, termasuk teknik difraksi, mikroskopi elektron, dan analisis permukaan. Simulasi dan Model Komputasi: Penggunaan metode komputasi dalam simulasi eksperimen fisika dan analisis data eksperimen di laboratorium. Kimia Laboratorium: Kimia Analitik: Pengembangan teknik analisis laboratorium untuk deteksi dan kuantifikasi senyawa kimia, termasuk kromatografi, spektroskopi, dan elektroanalisis. Sintesis Kimia: Teknik laboratorium untuk sintesis senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, serta pengembangan reaksi kimia baru. Kimia Fisika di Laboratorium: Eksperimen yang menghubungkan prinsip kimia fisika dengan analisis di laboratorium, seperti dinamika reaksi kimia, termodinamika, dan kinetika. Laboratorium Lingkungan dan Analisis Polutan: Teknik laboratorium untuk menganalisis polutan lingkungan, bahan berbahaya, serta dampak kimia terhadap ekosistem. Biologi Laboratorium: Bioteknologi dan Rekayasa Genetik: Pengembangan teknik laboratorium untuk manipulasi genetik organisme, kultur sel, dan rekayasa biologis untuk aplikasi bioteknologi. Biologi Molekuler dan Sel: Teknik laboratorium dalam penelitian struktur dan fungsi molekul biologis, termasuk analisis DNA/RNA, protein, dan asam nukleat. Imunologi dan Mikrobiologi: Aplikasi eksperimen laboratorium untuk mengidentifikasi patogen, penelitian antibodi, serta teknik kultur mikroba dan analisis mikroskopis. Analisis Biofisik dan Biokimia: Penggunaan alat dan teknik biofisika di laboratorium untuk mempelajari interaksi molekuler, termasuk spektroskopi NMR, kristalografi, dan mikroskopi fluoresein. Metodologi dan Inovasi Laboratorium: Perangkat dan Teknologi Laboratorium: Pengembangan perangkat dan instrumen baru yang meningkatkan efisiensi dan akurasi eksperimen di laboratorium fisika, kimia, dan biologi. Keamanan dan Etika Laboratorium: Protokol dan standar keamanan untuk eksperimen laboratorium, serta isu etika terkait penggunaan bahan kimia dan organisme hidup. Automasi dan Teknologi Tinggi: Penggunaan automasi, robotik, dan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan akurasi dalam eksperimen laboratorium. Pengolahan Data Laboratorium: Pengembangan metode analisis data untuk eksperimen laboratorium, termasuk penggunaan perangkat lunak analisis statistik, pengolahan citra, dan machine learning.
Articles
15 Documents
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi L.) TERHADAP PENGAWETAN TELUR AYAM KAMPUNG
Aura Aprilia Ningsih;
Deni Agus Triawan
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.3369/jlst.1.1.18-26
ABSTRAK Telah dilakukan pengawetan telur ayam kampung dengan perendaman ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi dan lama perendaman di dalam ekstrak daun belimbing wuluh terhadap pengawetan telur ayam kampung. Kadar esktrak daun belimbing wuluh divariasi mulai dari 10%, 15%, dan 20%, serta menggunakan telur tanpa perlakuan sebagai blanko. Lama perendaman telur ayam kampung dalam larutan belimbing wuluh divariasi dari 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Lama penyimpanan telur ayam kampung 21 hari. Telur yang diawetkan dengan larutan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) dianalisa untuk menentukan pH telur, nilai haugh unit telur dan nilai IKT. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tinggi konsentrasi akan memberikan efek terhadap kualitas telur. Konsentrasi 15% dan 20% adalah konsentrasi yang baik digunakan untuk pengawetan telur ayam kampung semakin lama perendaman telur ayam kampung pada larutan ekstrak daun belimbing wuluh juga mempengaruhi kualitas telur.
PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KELISTRIKAN BIO-BATERAI PADA LARUTAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
Sofia Jupita Andini;
Heriansyah
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.3369/jlst.1.1.7-11
Krisis energi global mendorong pengembangan teknologi biobaterai, termasuk salah satunya pemanfaatan dari limbah buah mengkudu(Morinda citrifolia L.). Pengaruh waktu fermentasi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan dari biobaterai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap kelistrikan biobaterai larutan buah mengkudu. Parameter pengujian yang dilakukan adalah pH, arus, tegangan, dan daya listrik. Larutan buah mengkudu dilakukan variasi waktu fermentasi yang berbeda (7, 10, 13, dan 19 hari) dan biobaterai menggunakan elektroda Cu-Zn. pH dari larutan buah mengkudu meningkat seiring dengan meningkatnya waktu fermentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan larutan buah mengkudu dengan lama waktu fermentasi 19 hari memiliki arus, tegangan, dan daya listrik tertinggi dengan nilai masing-masing 1,38 mA; 1,805 V; dan 2,490 mW. Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan waktu fermentasi secara umum meningkatkan arus dan daya listrik biobaterai. Namun, tegangan tidak menunjukkan peningkatan signifikan dengan variasi waktu fermentasi. Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi ion H+ mengalami saturasi pada permukaan elektroda ketika keasaman sangat tinggi (pH 2,8-2,2), sehingga membatasi peningkatan lebih lanjut dalam tegangan meskipun arus meningkat. Penelitian ini menunjukkan bahwa waktu fermentasi memiliki pengaruh pada kinerja biobaterai buah mengkudu, dengan waktu fermentasi optimal akan menghasilkan arus dan daya listrik maksimum.
PEMBUATAN PROTOTYPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN SENSITISER ALAMI EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.): Dye sensitisez solar cell
Lutvi Fitriani;
Refpo Rahman
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.3369/jlst.1.1.1-6
Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya fotoelektrokimia yang menggunakan semikonduktor berlapis pewarna untuk menghasilkan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype DSSC serta mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan dari dye bunga telang (Clitoria ternatea L.). Penelitian ini menggunakan metode pencampuran antara dye dan pasta TiO2 secara langsung, elektrolit perasan lemon, serta elektroda karbon. Seluruh komponen bahan penyusun di tumpuk dengan menggunakan teknik sandwich dan dijepit penjepit kertas di bagian sampingnya. Pengukuran karakteristik I-V dilakukan dari pukul 10.30 – 12.30 WIB dengan kondisi cuaca cerah menggunakan alat multimeter digital. Hasil dari pengukuran diperoleh nilai arus yang paling tinggi adalah 14.43 μA dan tegangan paling tinggi 145,7 mV. Daya maksimal yang dihasilkan dari rangkaian DSSC sebesar 2,102 μWatt. Secara keseluruhan penelitian DSSC dengan sensitiser alami bunga telang berpotensi sebagai energi alternatif menggunakan energi surya.
PEMBUATAN SABUN PADAT DARI MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE COLD PROCESS
Della Eka Mareta Winanti;
Fades Br Gultom
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.3369/jlst.1.1.12-17
Sabun merupakan produk kimia yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penambahan lidah buaya sebagai bahan pengganti air pada proses pembuatan sabun dapat dilakukan karena lidah buaya memiliki kadar air sebesar 99,5%. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sabun alami dengan kondisi yang optimal melalui pengujian mutu fisik (tekstur, warna dan bau) dari sabun, dan mengukur pH pada sabun. Pembuatan sabun menggunakan metode cold process, pada suhu 30ºC-35ºC (suhu ruangan). Pengujian pH pada sabun dilakukan pada hari ke-3 ke-7 dan ke-14. Adapun pengujian mutu sabun secara organoleptik dilakukan pada 11 orang responden. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil berupa sabun padat yang berwarna merah muda dan beraroma identik dengan minyak zaitun. Tekstur sabun yang dihasilkan yaitu padat dengan permukaan halus. Serta pH yang dihasilkan pada hari ke 14 sebesar 9 sesuai standar American Society for Testing Materials International. Maka disimpulkan, sabun padat berbahan minyak kelapa dengan pembahan Aloe vera dapat digunakan sebagai sediaan sabun padat alami.
PENAMBAHAN EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TAHU PUTIH
Zavira Nurjali;
Doni Notriawan
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.3369/jlst.1.1.27-38
Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L) sebagai pewarna dan pengawet alami tahu putih. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh penambahan ekstrak bunga sebagai pewarna alami tahu putih, lama penyimpanan, pH, dan parameter fisik. Ekstrak dibuat dengan cara dimaserasi selama 15 menit kemudian diambil filtratnya. Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 3%, 6%, 9% ,12% dan 15% dengan variasi suhu 8 °C dan 28 °C. Pada uji daya simpan, sampel tahu putih yang paling lama bertahan adalah sampel P5 (konsentrasi 15%). Pada variasi suhu 8 °C tahu dapat bertahan selama 17 hari. Sedangkan sampel yang cepat terjadi pembusukkan adalah sampel P0 (konsentrasi 0%) hanya bertahan di hari ke 3 dengan suhu 28 °C. Pengaruh konsentrasi terhadap uji pH menunjukkan derajat keasaman dari awal pengujian pH yaitu 5-6 menjadi pH akhir 7-8 pada suhu 8 °C dan 28 °C. Pada pengujian parameter fisik warna, tekstur dan aroma pada suhu 28 °C mengalami perubahan yang cepat sedangkan untuk di suhu 8 °C fisik tahu dapat bertahan lama. Ekstrak bunga telah dapat dijadikan sebagai pewarna alami tahu putih.
EKSPLORASI TANAMAN OBAT SUKU REJANG KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU
Media Sasmita;
Tarmo Sujono
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33369/jlst.1.2.28-39
Masyarakat suku Rejang memiliki tradisi pengobatan turun temurun yang didasarkan pada penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan alami yang lebih aman dan terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi tanaman obat tradisional yang dimanfaatkan oleh masyarakat suku Rejang di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Metode penelitian yaitu wawancara dan observasi langsung untuk memperoleh data primer yang disajikan kedalam tabel dan di narasikan serta dideskriptifkan. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa terdapat 36 jenis tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat suku rejang dengan 14 diantaranya tanaman budidaya dan 22 merupakan tanaman liar. Bagian tumbuhan yang digunakan berfariasi mulai dari daun, batang, akar, umbi, bunga dan buah. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tanaman obat suku rejang memiliki potensi besar dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman obat tradisional ini. Selain itu, perlu juga dikembangkan metode pengolahan bahan obat dari tanaman tradisional.
ANALISIS KUALITAS AIR BERDASARKAN PARAMETER FISIKA DAN PARAMETER KIMIA DI KAWASAN UNIVERSITAS BENGKULU MENGGUNAKAN METODE IP (INDEKS PENCEMARAN)
Edis Ariesta;
Fades Br. Gultom;
Refpo Rahman
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33369/jlst.1.2.16-27
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air di kawasan Universitas Bengkulu. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling untuk menganalisis sampel dari beberapa sumur di kawasan Universitas Bengkulu. Jumlah sampel yang akan digunakan yaitu 15 sampel dengan masing-masing pengulangan sebanyak 3 kali. Metode analisis yang digunakan yaitu metode IP (Indeks Pencemaran). Parameter yang diukur adalah TDS, Kekeruhan, bau, Suhu, DHL, pH, Fe, dan Cl. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 15 sampel air memiliki nilai kekeruhan berkisar 0,88-35,2 NTU. Nilai TDS yang tinggi juga di dapatkan yaitu berkisar 104,8-770,0 Mg/L. Begitu juga dengan nilai DHL yang tinggi selaras dengan nilai TDS nya. Nilai Fe pada kualitas air di kawasan Universitas Bengkulu juga tergolong tinggi terutama pada titik 14 yaitu di perpustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 15 sampel air memiliki derajat keasaman (pH) yang netral di semua titik. Adapun nilai klorida yang tinggi di beberapa titik sampel. Berdasarkan hasil analisis sampel menggunakan metode IP, didapatkan IP ≤ 5 atau tergolong cemar ringan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kualitas air di kawasan Universitas Bengkulu pada penelitian ini masih tergolong cemar ringan sehingga masih layak digunakan keperluan higiene sanitasi.
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR AIR, LAJU PEMBAKARAN DAN KADAR ABU PADA ARANG BRIKET SEKAM PADI DAN SERBUK GERGAJI KAYU
Helza Kholifahtul;
Fades Br Gultom;
Deni Agus Triawan
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33369/jlst.1.2.1-7
Briket adalah suatu padatan yang dihasilkan melalui proses pemampatan dan pemberian tekanan dan jika dibakar akan menghasilkan sedikit asap. Briket dapat dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bonggol jagung, daun, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas pada pembuatan briket sekam padi dan serbuk gergaji. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan memvariasikan jumlah perekat dan arang sekam padi dan serbuk gergaji kayu. Sampel yang digunakan sebanyak 3 sampel dengan komposisi sampel 1 (S1) 6:4, sampel 2 (S2) 7:3, sampel 3 (S3) 8:2. Hasil analisa nilai kadar air pada sampel sekam padi S1 11,4%, S2 9,3%, S3 8,2%, pada sampel serbuk gergaji kayu S1 13,7%, S2 10% sedangkan pada sampel 3 serbuk gergaji kayu tidak dapat dibentuk dikarenakan tekstur dari sampel yang tidak menyatu sehingga susah untuk dibentuk. Analisis laju pembakaran pada sampel sekam padi S1 0,35 g/menit, S2 0,34 g/menit, S3 0,33 g/menit, pada sampel serbuk gergaji kayu S1 0,28 g/menit, S2 0,25 g/menit. Analisis kadar abu pada sampel sekam padi S1 33,05%, S2 33,15% S3 37,4%, pada sampel serbuk gergaji kayu S1 7,3%, S2 8,55%. Kata kunci : Briket, Molase, Sekam Padi, Serbuk Gergaji Kayu
STUDI KESALAHAN PADA SENSOR LDR SEBAGAI ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA
Ayu Sahara;
Heriansyah Heriansyah;
Fades Br. Gultom
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33369/jlst.1.2.8-15
Pencahayaan dalam ruangan merupakan aspek penting yang memengaruhi kenyamanan dan produktivitas aktivitas sehari-hari. Luxmeter dan sensor Light Dependent Resistor (LDR) adalah alat yang umum digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Namun, ketepatan dan akurasi pengukuran sensor LDR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti karakteristik resistor, kondisi lingkungan, dan kalibrasi alat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesalahan pengukuran sensor LDR terhadap jarak pengukuran dan daya sumber cahaya. Metode penelitian melibatkan tahapan kalibrasi alat ukur pencahayaan berbasis Arduino. Kalibrasi dilakukan melalui dua tahap, yaitu menggunakan persamaan eksponensial pada resistansi dan regresi linear pada perbandingan skala. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode regresi eksponensial menghasilkan kesalahan pengukuran di bawah 14% pada intensitas cahaya 147 lux. Kesalahan menurun dengan penambahan proses regresi linear pada pengujian pertama, dengan tingkat kesalahan di bawah 7% pada intensitas cahaya 149 lux. Kombinasi metode regresi eksponensial dan linear pada kalibrasi sensor LDR dapat menghasilkan tingkat kesalahan yang lebih rendah, meningkatkan potensi penggunaan sensor LDR sebagai luxmeter yang lebih akurat.
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN ARANG AKTIF CANGKANG KELAPA DAN KULIT PISANG SERTA PEMANFAATANYA SEBAGAI LILIN AROMATERAPI
Luthfi Cahya Insani;
Leza Nadia;
Apita Rahma Dianti;
Deni Agus Triawan
Laboratory Journal : Jurnal Laboratorium Sains Terapan Vol. 1 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Unib Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33369/jlst.1.2.40-47
Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan minyak jelantah dengan menggunakan arang aktif dari tempurung kelapa dan kulit pisang dengan teknik perendaman dan pengujian kadar asam lemak bebas (FFA). Terdapat tiga formula yang digunakan, yaitu F1 perendaman minyak jelantah menggunakan arang aktif dari tempurung kelapa, F2 perendaman minyak jelantah menggunakan kulit pisang, dan F3 perendaman minyak jelantah menggunakan arang aktif dari tempurung kelapa dan kulit pisang. Waktu yang digunakan dalam proses perendaman berbeda-beda yaitu F1 48 jam, F2 48 jam dan F3 96 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah proses perendaman warna minyak jelantah menjadi lebih cerah dan kandungan FFA pada minyak jelantah mengalami penurunan yaitu F1 53,09%, F2 37,42% dan F3 26,98%. Arang aktif tempurung kelapa dan kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan penyerap pada proses pemurnian minyak jelantah karena memiliki pori-pori yang kecil sehingga dapat menyerap kotoran pada minyak jelantah dan lama waktu perendaman berpengaruh terhadap peningkatan kecerahan, penurunan viskositas, dan penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah. Setelah dilakukan pemurnian, minyak jelantah tersebut dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi yang ramah lingkungan dan dapat dijual. Kata kunci: Arang aktif, lilin aromaterapi, kulit pisang, minyak jelantah.