cover
Contact Name
Monica Widyaswari
Contact Email
monicawidyaswari@unesa.ac.id
Phone
+6282231135605
Journal Mail Official
jplus@unesa.ac.id
Editorial Address
Kampus Lidah Wetan: Terletak di Jl. Lidah Wetan, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur 60213
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
J+Plus: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
  • jurnal-pendidikan-luar-sekolah
  • Website
ISSN : 23379286     EISSN : -     DOI : -
Strategi, metode, dan model pembelajaran dalam Pendidikan Nonformal Teknologi dan media pembelajaran untuk Pendidikan Nonformal Pelatihan berbasis komunitas dan pengembangan keterampilan Inovasi dalam pendidikan masyarakat dan pendidikan seumur hidup Pendidikan vokasional dan pelatihan kerja Program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Kebijakan dan manajemen Pendidikan Nonformal Studi kasus implementasi Pendidikan Nonformal di berbagai wilayah Kolaborasi antar lembaga dalam mendukung Pendidikan Nonformal Evaluasi program dan dampak Pendidikan Nonformal
Articles 660 Documents
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN CALISTUNG PESERTA DIDIK PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR DI UPTD SKB KABUPATEN TRENGGALEK ROFIQO AROYA
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Illeteracy is an inability to use the language, to read, to write, to listen, and to speak. It means they cannot read and write well in the appropriate level of written communication or in the level which allows someone to have function at a certain society level. Illiteracy is the main problem for someone to access information and developes their knowledge skill and attitude. They are as follows: a) do not go to school since they are young, b) primary school drop out (first to thrid grade) and c) re-illiterate.literacy education for adult gives the functional function for yhe learners&rsquo; life. It is because the learning process is conduced based on the local context and local desaign. Besides that, it is also because the society development needs dynamic strategy which allows learners to have enojoyable situation. Puzzle is a kind of game which arranges the scrabble pictrues or words. This kind of media can make the learners be fun, becouse it encourages the learners not to keep silent. It encourages the learners to move actively to arrange the scrabble words and to think creatively. This research aim to find out the learners&rsquo; &ldquo;calistung&rdquo; skill before and after the use of puzzle as the learning media, to find out the imrovement of the learning &ldquo;calistung&rdquo; skill after they are given puzzle as the learning media, and to find out whether there is a significant effect of the puzzle as the learning media for the improvement of learners &ldquo;calistung&rdquo; skill. This research uses experimental quantitative research by using single subject. The subject of the research are the learners at the Literacy Primary Education of UPTD SKB Trenggalek. Based on the result of pre-test and post-test, the learners&rsquo; &ldquo;calistung&rdquo; skill in the functional literacy primary education in the post-test is better than in the pre-test. Based on the calculation by usinh Wilcoxon Match Pairs test, Tcount < Ttable = 1 < 52. It Proves that Ha is accepte and Ho is rejected Keywords : Puzzle, &ldquo;Calistung&rdquo;, Litercy Education ABSTRAK Buta aksara adalah ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa ketidakmampuan untuk membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Hal ini, biasanya diartikan tidak mampu membaca dan menulis pada tingkat yang memadai untuk komunikasi tertulis atau pada tingkat yang akan memungkinkan seorang individu untuk berfungsi pada tingkat tertentu dari masyarakat. Buta aksara merupakan penghambat utama bagi individu penyandangnya untuk bisa mengakses informasi dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Ada beberapa alasan mengapa mereka buta huruf, antara lain disebabkan: a) tidak sekolah sejak awal; b) drop out sekolah dasar (SD kelas 1-3); c) buta huruf kembali. Pendidikan keaksaraan bagi orang dewasa memberikan fungsi fungsional bagi kehidupan peserta didik, oleh karena pelaksana pembelajaran berdasarkan konteks dan desain lokal serta dinamika perkembangan masyarakat memerlukan strategi yang dinamis sehingga peserta didik terlibat dalam suasana yang menyenangkan. Puzzle adalah jenis permainan teka-teki menyusun potongan-potongan gambar atau kata. Jenis media ini dapat menyenangkan peserta didik karena media ini mengajak peserta didik agar tidak diam saja melainkan bergerak aktif untuk merangkai penggalan kata tersebut, selain itu media ini mengajak mereka untuk berpikir kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kemampuan calistung peserta didik sebelum adanya penerapan media pembelajaran puzzle, untuk mengetahui peningkatan kemampuan calistung peserta didik setelah adanya penerapan media pembelajaran puzzle, untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh media pembelajaran puzzle terhadap peningkatan kemampuan calistung peserta didik. Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan subyek tunggal (Single Subject). Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik pendidikan keaksaraan tingkat dasar di UPTD SKB Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa bahwa kemampuan calistung peserta didik pendidikan keaksaraan fungsional tingkat dasar pada saat post-test lebih baik daripada kemampuan calistung peserta didik pendidikan keaksaraan fungsional tingkat dasar pada saat pre-test. Sedangkan, Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji wilcoxon match pairs diperoleh hasil Thitung Ttabel = 1 52 Hal ini membuktikan bahwa Ha bisa diterima dan Ho ditolak. Kata Kunci: media puzzle, calistung, pendidikan keaksaraan.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN SINGKONG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN DI DUKUH TANGGUNGREJO DESA KARANG PATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO MIFTAKHUL YENY R
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan luar sekolah dalam proses penyelenggaraannya memilik isuatu sistem yang melembaga, yang di dalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan luar sekolah perlu perencanaan program yang matang, melalui kurikulum isi program, sarana dan prasarana, sasaran didik, sumber belajar, sert afaktor-faktor yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan luar sekolah. Mereka memperoleh kecakapan tambahan melalui partisipasi di dalam kegiatan yang mendorong integrasi refleksi dan aksi, dan metode untuk meningkatkan kesadaran diri. Motivasi kewirausahaan merupakan usaha untuk mendukung, mendorong untuk menciptakan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memiliki resikofinansial, psikologi dansosial yang menyertainya serta kepuasan pribadi. Dengan diberikannya kegiatan peningkatan kewirausahaan, maka setiap peserta pelatihan termotivasi untuk menghasilkan produk guna meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara berkewirausahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang didukung dengan penggunaan tehnik analisis data berupa trianggulasi dan check list. Trianggulasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber, trianggulasi tehnik dan trianggulasi waktu. Dan penggunaan member check agar data yang diberikan dapat tersusun dengan sistematis. Kegiatan pelatihan pemberdayaan perempuan telah memenuhi harapan karena dari 21 peserta pelatihan dengan presentase 100% mereka termotivasi untuk berwirausaha.Dengan hasil yang dicapai sangat bagus maka disarankan untuk diadakan uji kompetensi agar peserta pelatihan mendapatkan sertifikat pelatihan keterampilan yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan yang layak. Harapan mereka setelah mengikuti pelatihan ini, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mengolah singkong agar dapat meningkatkan harga jualnya. Hal itu terbukti ketika kegiatan pelatihan berlangsung semua peserta pelatihan yang mengikuti sangat serius dan memperhatikan ketika narasumber member informasi tahapan pengolahan singkong sampai kegiatan kewirausahaannya. Kata Kunci :Pelatihan, PemberdayaanPerempuan, MotivasiKewirausahaan. Abstract Non formal education in the process have a system that organized, that it contained meaning that of any development of non formal education to planning program that is ripe, trough curriculum the contents of the program facilities and infrastructure, learners, a source of learning, as well as factors which each other can&rsquo;t be separated in non formal education. They acquire proficiency additional through participation in an activity that encourage the integration of reflection and action, and methods to increase self awareness.Motivation of entrepreneurship is to support, encourage to make something different in value by using the effort and time required, financial risk, psychology and the accompanying social and personal satisfaction. Given the entrepreneurial improvement activities, then each of the participants are motivated to produce product in other to boost the economy by entrepreneur. Based of the presentation of data that can be know that in Ponorogo has natural resources in the form of cassava. Cassava will have a high selling price when the food is ready to serve the guests eat processed by the women in the hamlet. Besides being able to increase selling price of cassava can also be used as typical of Ponorogo. From the target is shot in the training activities of the empowerment of women had been due to meet the expectations of the 21 participants with their percentage 100% motivated to entrepreneurship.With the results very good then suggested to be held in order to test competence trainee get a training certificate skill that can be used to find work worth it. Their hope is that after this training, they can improved their quality of life by processing of cassava or its natural resources properly in order to increase the selling price. It is proven when the training activities take place all participants who followed very seriously and note when the resource person inform the stages the processing of cassava to the activities their entrepreneurial. Keyword: Training, Empowerment Women&rsquo;s, Motivation Of Entrepreneurship
PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SMART SOLUTION DAN METODE PEMBELAJARAN MASTER SOLUTION TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI LEMBAGA KURSUS (LBB PRIMAGAMA GEDEG MOJOKERTO DAN LBB HIMALAYA MOJOKERTO) SEPTIAN DWI CAHYO
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problems of this research is to determine how the application of learning methods Smart Solution in tutoring agencies (LBB) Gedeg Primagama in Mojokerto, how the application of learning methods in Master Solution tutoring agencies (LBB) Himalaya Mojokerto, find out if the advantages and disadvantages of each the learning methods, as well as to determine whether there are significant differences between the achievement of students in both the LBB. From the results of research and discussion, it is known that the LBB and LBB Primagama Himalayas have their respective advantages, LBB Primagama with Smart Solution learning methods highlight the experience and systems in terms of learning, prediction, and trick questions in the test, while the LBB Himalaya with learning methods Master Solution concentrate on teaching competence. Based on the results of the discussion, LBB Primagama better in terms of teaching methods, learning process, the formation of affective attitude, and achievement, whereas the Himalayan LBB better in terms of competence tutor. There are significant differences between both LBB and LBB Primagama Himalayas especially in terms of Tutor Learning Process and Competence in the two institutions. This causes the difference in learning achievement were also significantly different between the two graduates of LBB. Both LBB and LBB Himalayas Primagama should pay attention to the results of this study in order to improve teaching methods, learning, tutor competence, affective attitude formation, and student achievement at the institution, as well as adopting teaching methods that are superior to applied at the institution for complementary methods been there. Keywords: learning methods, smart solution, master solution, achievement, course organization. ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Smart Solution di lembaga bimbingan belajar (LBB) Primagama di Gedeg Mojokerto, bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Master Solution di lembaga bimbingan belajar (LBB) Himalaya Mojokerto, mengetahui apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran tersebut, serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik di kedua LBB tersebut. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, menunjukkan bahwa LBB Primagama dan LBB Himalaya mempunyai kelebihannya masing-masing, LBB Primagama dengan metode pembelajaran Smart Solution menonjolkan sisi pengalamannya dan sistemnya dalam hal proses belajar, prediksi, dan trik soal-soal dalam ujian, sedangkan LBB Himalaya dengan metode pembelajaran Master Solution berkonsentrasi pada sisi kompetensi pengajarnya. Berdasarkan hasil pembahasan, LBB Primagama lebih baik dalam hal metode pembelajaran, proses pembelajaran, pembentukan sikap afektif, dan prestasi belajar, sedangkan LBB Himalaya lebih baik dalam hal kompetensi tutor. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua LBB Primagama dan LBB Himalaya terutama dalam hal Proses Pembelajaran dan Kompetensi Tutor yang ada di kedua lembaga tersebut. Adanya perbedaan ini menyebabkan Prestasi Belajar yang berbeda secara signifikan pula antara lulusan kedua LBB. Kedua LBB Primagama dan LBB Himalaya hendaknya memperhatikan hasil penelitian ini agar meningkatkan metode pembelajaran, proses pembelajaran, kompetensi tutor, pembentukan sikap afektif, dan prestasi belajar siswa di lembaganya, serta mengadopsi metode-metode pembelajaran yang lebih unggul untuk diterapkan di lembaganya untuk melengkapi metode yang telah ada. Kata kunci: metode pembelajaran, smart solution, master solution, prestasi belajar, lembaga kursus.
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN POHON AKSARA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN CALISTUNG PADA PROGRAM KEAKSARAANFUNGSIONAL DI UPTD SKB GUDO KABUPATEN JOMBANG MARINDA NUR F
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan keaksaraan fungsional merupakan salah satu dari program pendidikan Nonformal yang ada di UPTD SKB Gudo. Pada umumnya proses pembelajaran keaksaraan fungsional di UPTD SKB Gudo masih konvensional dan monoton sehingga warga belajar merasa jenuh dan bosan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaranya perlu diberikan suatu media yang dapat menarik perhatian warga belajar sehingga warga belajar merasa senang dan termotivasi untuk belajar dalam meningkatkan kemampuan calistung. Kemampuan calistung diberikan agar warga belajar mampu meningkatkan mutu hidupnya serta memecahkan masalah keaksaraan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian tentang penerapan media pembelajaran pohon aksara untuk meningkatkan kemampuan calistung pada program keaksaraan fungsional di UPTD SKB Gudo Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media pembelajaran pohon aksara untuk meningkatkan kemampuan calistung. Jenis penelitian menggunakan Pre Eksperimental Design model Pretest dan Posttest one group design. Sumber data berasal dari pamong, tutor dan warga belajar. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan rumus uji-t. Hasil penelitian kemampuan calistung rata-rata nilai sebelum perlakuan sebesar 67,26 dan setelah diberi perlakuan menjadi meningkat sebesar 75,86, jadi selisihnya sebesar 8,60. Hasil analisis uji-t dari penilaian pretest dan posttest didapatkan t hitung untuk kemampuan membaca sebesar 9,73, kemampuan menulis sebesar 6,83 dan kemampuan berhitung sebesar 6,68, sedangkan nilai t tabel sebesar 2,045 ( t hitung 9,73, 6,83, dan 6,68 > t tabel 2,045). Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan media pohon aksara untuk meningkatkan kemampuan calistung di UPTD SKB Gudo yang berbunyi ada pengaruh penerapan media terhadap kemampuan calistung. Saran yang dapat diberikan: (1) Hendaknya para tutor menggunakan media yang lebih bervariasi sehingga dapat menarik perhatian warga belajar, (2) Hendaknya penggunaan metode pembelajaran lebih bervariasi dengan multi metode dan multi media. Kata Kunci : Media Pembelajaran, Kemampuan Calistung, Keaksaraan Fungsional. Abstract Functional literacy education is one of the non formal education programs that have existed on UPTD SKB Gudo. Generally, functional literacy education process at UPTD SKB Gudo. Still conventional and monotonous so that student feel boring and weary. Therefore, on the learning process need a media that can attract student&rsquo;s learning interest so they can feel happy and motivated to learn to improve their calistung ability. &ldquo;Calistung&rdquo; ability conveyed so they can improve their life quality and solve literacy problems on daily lives. Based on those background, done a study research concerning the application of learning media &ldquo;pohon aksara&rdquo; to improve &ldquo;calistung&rdquo; ability on functional literacy program at UPTD SKB GudoJombang District. This aim research to description the application of learning media &ldquo;pohon aksara&rdquo; to improve &ldquo;calistung&rdquo; ability. The type of research that applied is experimental research, by using pre experimental design model pretest and posttest one group design. Data sources comes from pamong (village administrator), tutor and students. In this research, data collecting method using test, observation and documentation. Data analyzing using t-test formula. The research result of &ldquo;calistung&rdquo; ability, average score of &ldquo;calistung&rdquo; ability before treatment is 67.26 and after treatment improve to 75.86, so the difference between pretest and posttest is 8.60. The analysis result of t-test from pretest and posttest obtain tcount to reading ability of 9.73, writing ability of 6.83 and reckon ability of 6.68, while ttable is 2.045 ( t count 9,73, 6,83, and 6,68 > t table 2,045). So it can be concluded that the result of media &ldquo;pohon aksara&rdquo; application to improve calistung ability at UPTD SKB Gudo is that sound there is an effect of media application to calistung ability. Suggestions that can be offered : 1) tutors should using varied media so that can attract student attention, 2) it should use varied learning method by multi method and multi media. Keywords : Learning media, &ldquo;Calistung&rdquo; ability, Functional literacy
ANALISIS POLA PENGASUHAN ORANG TUA BAGI PERKEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI (0-3 TAHUN) DI DUSUN PLABUHAN DESA PLABUHAN REJO KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN KHORIATUS SODIYAH
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Linguistic and social emotional intelligences development can be developed well when the parenting is given based on the children&rsquo;s age characteristic. Each parenting style which is given by the parents will gives different impact for the linguistic and social emotional intelligence development. Therefore, the research about parenting style for the linguistic and social emotional intelligence development of 0-3 years old children is needed. This research aims to: (1) describe the parenting style for the linguistic and social emotional intelligence development of 0-3 years old children, and (2) describe the parenting style for the 0-3 years old children&rsquo;s social emotional development. The research uses qualitative approach. The data collecting techniques used are interview, observation, and documentation. After getting the data, the researcher analyzes the data through data reduction, data display, and verification. To get the validity of the data, the researcher uses credibility which is assisted by triangulation and member check. Besides that, the researcher also conducts dependence, conformability, and transferability for the research process and result. The result shows that parenting styles which are applied by the parents are the permissive and authoritarian parenting. Both of those parenting styles affect the linguistic and social emotional intelligence development. The children who get permissive and authoritarian parenting style will get the linguistic development based on the age level. On the other hand, their social emotional development cannot be achieved maximally. The conclusion of this research is that parenting styles which are applied by the parents are permissive and authoritarian parenting. Both parenting styles have similar impact for the linguistic and social emotional intelligences development of 0-3 years old children. Based on this conclusion, the parents are suggested to be more involved and control the children&rsquo;s development. Therefore, linguistic and social emotional intelligence development can be achieved maximally. Keywords: parenting, linguistic intelligence, social emotional intelligence. Abstrak Perkembangan kecerdasan bahasa dan sosial emosional anak dapat berkembang secara maksimal apabila pola pengasuhan yang diberikan sesuai dengan karakteristik dan usia anak. Setiap pola pengasuhan yang diterapkan orang tua memiliki dampak yang berbeda terhadap perkembangan bahasa dan sosial emosional anak. Dengan demikian, perlu adanya penelitian lebih lanjut berkenaan dengan pola pengasuhan orang tua bagi perkembangan kecerdasan bahasa dan sosial emosional anak usia 0-3 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan pola pengasuhan orang tua bagi perkembangan kecerdasan linguistik anak usia (0-3 tahun), dan (2) mendeskripsikan pola pengasuhan orang tua bagi perkembangan sosial emosional anak usia (0-3 tahun). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi. Untuk uji keabsahan data peneliti menggunakan kredibilitas dengan triangulasi dan member check, disamping itu juga dilakukan, dependabilitas, konfirmabilitas dan transferabilitas terhadap proses dan hasil penelitian. Hasil penelitian menujukkan bahwa pola pengasuhan yang diterapkan orang tua adalah pola pengasuhan permisif dan otoriter. Ke dua pola pengasuhan tersebut berdampak pada perkembangan bahasa dan sosial emosional anak. Anak dengan pola pengasuhan permisif dan otoriter dapat mencapai perkembangan bahasa sesuai dengan tahap usianya. Berbeda dengan hal itu, perkembangan sosial emosional anak tidak dapat dicapai secara maksimal Simpulan dari hasil penelitian, yaitu: pola pengasuhan yang diterapkan orang tua adalah pola pengasuhan permisif dan otoriter. Kedua pola pengasuhan ini memiliki dampak yang sama terhadap perkembangan kecerdasan bahasa dan sosial emosional anak usia dini (0-3 tahun). Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian dapat disarankan agar orang tua lebih terlibat dan memberikan kontrol terhadap perkembangan anak, dengan demikian perkembangan bahasa dan sosial emosional anak dapat berkembang secara maksimal. Kata kunci : pola pengasuhan, kecerdasan linguistik/bahasa, kecerdasan sosial emosional
PELATIHAN MEMBUAT BATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DI PUSAT PELATIHAN BATIK TULIS AL-HUDAKABUPATEN SIDOARJO ATFREDALIYA LAKSMI
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin rendahnya generasi muda yang ingin meneruskan warisan budaya membatik membuat jumlah pengerajin batik di Kabupaten Sidoarjo semakin menurun, batik tulis Sidoarjo perlu dilestarikan karena memiliki ciri khas tersendiri. Untuk mempertahankan kebudayaan bangsa dan melestarikan batik tulis Sidoarjo, maka perlu diadakan pelatihan membuat batik tulis untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan pola-pola batik baru hasil dari ide-ide kreatif masyarakat, agar batik tulis Sidoarjo semakin berkembang dengan pola-pola yang inovatif. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis &ldquo;Al-Huda&rdquo; perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan kreativitas peserta didik setelah mengikuti pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis &ldquo;Al-Huda&rdquo; perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? (3) Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis &ldquo;Al-Huda&rdquo; perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian yang dijadikan objek adalah di Perumahan Sidokare Asri AW 18 Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, subyek penelitian ini berjumlah 24 informan, yang terdiri dari 1 penyelenggara, 3 tutor dan 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi . Hasil penelitian pada pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis &ldquo;Al-Huda&rdquo; ini antara lain adalah : (1) Proses pelaksanaan pelatihan membuat batik sudah berjalan dengan baik, dan dalam pelatihan ini tutor/ instruktur berperan sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik. (2) Peningkatan kreativitas saat pelaksanaan pelatihan membuat batik dapat dilihat dari ide-ide kreatif peserta didik dalam menciptakan pola-pola batik yang baru, setelah pelatihan berakhir, peserta didik dapat mengaplikasikan keterampilan dan pengalaman dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. (3) faktor pendukung pelatihan membuat batik adalah antusias peserta didik yang sangat tinggi dalam mengikuti pelaksanaan pelatihan, faktor penghambat pelatihan membuat batik adalah peserta didik yang mempunyai kemampuan keterampilan rendah dapat menghambat berjalannya proses pelaksanaan pelatihan. Kata kunci : pelatihan membuat batik, kreativitas Abstract The lower of young generation who want to maintain batik culture legacy make the amount of batik craftman on Sidoarjo Regency become decreased, Batik tulis Sidoarjo need to be conserved since its have unique characteristic. To maintain the nation culture and conserve Batik tulis Sidoarjo it will need a training of the make batik tulis to improve creativity in creating new patterns from communiti&rsquo;s creative ideas for make Batik tulis Sidoarjo more developed with innovative patterns. The problem formulations in this research are: 1) how is the implementation of make batik training at &ldquo;Al-Huda&rdquo; Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? 2) How is the learner&rsquo;s creativity improvement after following make batik training at at &ldquo;Al-Huda&rdquo; Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? 3) What is the supporting factor and demotivating factor of make batik training at at &ldquo;Al-Huda&rdquo; Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? This research applies qualitative research. The research location that becomes the object is at House of SidokareAsri AW 18 Sepande Village Candi Sub district, Sidoarjo District. Subject in this research amounted of 24 informants, which consisted of 1 organizer, 3 tutors, and 20 learners. Data collecting technique performed through deep interview, participant observation and documentation. The research results from the training of make batik at&ldquo;Al-Huda&rdquo; Batik Tulis Training Centre are: 1) the implementation process of make batik training have already run well and belong to very good scoring category. 2) the creativity improvement during make batik training implementation can be seen from the creative ideas of learners in creating new batik patterns, after training end, learner can implement the skill and experience in the effort of improving its life quality. 3) The supporting factor on make batik training is the enthusiast of learners that very high in following training, and the demotivating factor is the learners have low ability that can obstruct the process of training implementation. Keywords : the training of make batik, creativity
PERANAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PADA PNPM MANDIRI PERDESAANDALAM RANGKA PENINGKATANA EKONOMI KELUARGA DI DESA GELUNGKCAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI SARTIKA L ARUM
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kegiatan dalam Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pada prinsipnya SPP merupakan upaya pemerintah untuk membantu memberdayakan masyarakat khususnya bagi perempuan, yang bertujuan mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian dana bergulir untuk pengembangan kegiatan usaha produktif guna meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana apabila program ini berhasil maka akan berdampak pada komunitas penduduk, serta kaum perempuan dapat lebih mandiri dan mampu menjadi penyokong ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan SPP dalam peningkatan ekonomi keluarga serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan SPP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan observasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anggota SPP Fatimah yang berjumlah 10 orang mampu mengembangkan usahanya. Melalui pemberian pinjaman dana bergulir yang didapat sebesar Rp.1.500.000-Rp.5.000.000 tersebut anggota dapat melanjutkan keberlangsungan usahanya yang sebelumnya mengalami kesulitan pada permodalan sehingga tujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga oleh perempuan dapat tercapai melalui indikator : a) Terpenuhinya kebutuhan hidup secara layak dengan hasil 100% b) mampu menyekolahkan anak dengan hasil 80%, c) mampu membuka wirausaha mandiri sebanyak 80% dan 20% wirausaha kelompok d) mendapatkan ketentraman hidup bermasyarakat yang hasilnya 100%. Faktor-faktor pendukung dalam kegiatan ini dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan, sementara faktor penghambatnya mempengaruhi ketidaktahuan anggota tentang cara pengembangan usaha. Kata Kunci: peranan, simpan pinjam perempuan, peningkatan ekonomi keluarga ABSTRACT One of the activities of National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM MP) is the Women's Savings and Loans (SPP). In principle, the SPP is a government&rsquo;s effort to help empowering people, especially for women, which the aim is to accelerate national poverty reduction by giving a revolving fund for the development of productive activities in order to improve people's lives, then if the program is successful it will have an impact to the community, and women can be more independent and being able to be a proponent of the family economy. This study aimed to determine the role of SPP in increasing family income and knowing the supporting and inhibiting factors in the implementation of SPP. Approach used in this study is descriptive qualitative with techniques of data collection using questionnaires, interviews and observation. Result of the research concludes that the members of SPP Fatimah that are about 10 people are able to develop their business. Through revolving fund that loaned around 1.500.000 up to 5.000.000 rupiahs-members can continue their business continuity that had difficulties in budget before so that the goal to improve family economy by women can be achieved through indicators: a) the fulfillment of needs feasibly with the result of 100%, b) the capability of sending children to school with the result of 80%, c) the capability of opening an independent entrepreneurship as much as 80% and 20% of self-employment group, d) peace of living acquirement in the society with the result of 100%. The supporting factors in these activities may affect the implementation of SPP getting success, while the inhibiting factors may affect an ignorance of members on how to improve their business. Keywords: role, women's savings and loans, increasing family income
STUDI TENTANG KEMANDIRIAN WARGA BELAJARMELALUI KURSUS MENJAHIT DI PKBM KIHAJAR DEWANTORO DESA JEGREG KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK IANRITA APRILIA P P
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kegiatan Pendidikan Luar Sekolah pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai wadah kegiatan , KecamatanLengkong, Nganjuk. Salah satu PKBM yang menyediakan program pendidikan non formal yaituPKBM Ki-Hajar Dewantoro menyelenggarakan kursus menjahit kepada warga masyarakat. Dalam pelaksanaan kursus menjahit ini lulusan warga belajarnya disiapkan untuk menjadi penjahit sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya tidak bergantung pada orang lain yang sudah sesuai dengan indicator kemandirian. Dengan ini peneliti menjawab 3 rumusan masalah 1) Bagaimana penyelenggaraan kursus menjahit di PKBM Ki Hajar Dewantoro Desa Jegreg Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk 2) Bagaimana kemandirian warga belajar setelah di PKBM Ki Hajar Dewantoro 3) Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung penyelenggaraan kursus menjahit sebagai peningkatan kemandirian di PKBM Ki Hajar Dewantoro ? Penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di PKBM Ki Hajar Dewantoro Desa Jegreg Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk. Kemandirian kursus menjahit mengacu pada indikator kemandirian menurut pandangan Lerner (1976:89 ) Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya kursus menjahit di PKBM Ki Hajar Dewantoro dapat memberikan kemandirian bagi warga belajarnya. Dapat dilihat dari penyelenggaraan kursus yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Dari 20 warga belajar 15 orang dapat mandiri dapat menjadi penjahit dan 5 orang belum mandiri. Dalam penyelenggaraan kursus sebaiknya lebih mengoptimalkan dalam tahapan-tahapan proses penyelenggaraan agar kemandirian dapat dicapai oleh 20 warga belajar kursus menjahit. Kata Kunci : Kemandirian, Kursus ABSTRACT The developmentof School Education Community Learning Center (PKBM) activities asbasis for activities in Lengkong, Nganjuk. one of PKBM that provides non-formal education program is PKBM Of Ki Hajar Dewantoro organized sewing courses to society. In the implementation of this sewing course, peopleare prepared to be a tailor so that they can meet their needs and not rely on otherthat are in accordance with&ldquo;independence&rdquo; indicator. With this formulation,researcher replied three problems of1) How the implementation of sewing courses at PKBM of Ki Hajar Dewantoro Jegreg, Lengkong of Nganjuk is, 2) How people&rsquo;s independence after learning in PKBM of Ki Hajar Dewantoro is, 3) What theinhibiting and supporting factors in holding sewing courses as independence improvemnet in PKBM of Ki Hajar Dewantoro are. This study uses a qualitative descriptive research approach. Research conducted at PKBM of Ki Hajar Dewantoro Jegreg, Lengkong of Nganjuk. The independence of sewing courses refers to theindicator of independence in the view of Lerner (1976:89). The result shows that the sewing class at PKBM of Ki Hajar Dewantoro can provide independence for people who are learning. It can be seen from the implementation of course that includes the process of planning, implementing, and evaluating. Of the 20 people studied, 15 of them can be independent and can be a tailor, and the rest of 5 have not been independent yet.It should further optimize the stages of implementing process in the course so that independence can be achieved by 20 people who learn sewing. Keywords: Independence, Course.
MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN BORDIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA REMAJA TERLANTAR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL KOTA BLITAR DEA RIANINGTYAS
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan pelatihan keterampilan dapat dilaksanakan oleh lembaga pemerintahan yaitu Unit Pelaksana Tehnis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar. Remaja terlantar yang mengikuti pendidikan pelatihan disana memiliki riwayat pendidikan yang rendah, diantaranya 5,5% dari mereka lulus Sekolah Dasar, 66,6% lulus Sekolah Menengah Pertama, 11,1% lulus Sekolah Menengah Kejuruan, dan 16,6% lulus Sekolah Menengah Atas. Sebagian besar dari mereka putus sekolah karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan sekolah. Pendidikan pelatihan keterampilan dilaksanakan untuk memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak yang putus sekolah dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dengan ini peneliti menjawab rumusan masalah 1) Bagaimana model pelatihan keterampilan bordir yang dilaksanakan di UPT PSRT Kota Blitar?, 2) Apakah model pelatihan keterampilan bordir yang dilaksanakan di UPT PSRT Kota Blitar dapat meningkatkan motivasi berwirausaha remaja terlantar? Tujuan dari penelitian ini adalah 1)Mendeskripsikan model pelatihan keterampilan bordir yang dilaksanakan di UPT PSRT Kota Blitar, 2) Mendeskripsikan peningkatan motivasi berwirausaha pada remaja terlantar yang dilaksanakan di UPT PSRT Kota Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Unit pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar. Subjek penelitian adalah peserta didik, tutor dan penyelenggara pelatihan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode (1)angket (2)wawancara (3)observasi (4)dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)Model pelatihan yang dilaksanakan di UPT PSRT Kota Blitar tidak hanya memberikan pembelajaran 30% teori dan 70% praktek akan tetapi peserta didik diberikan Pelatihan Belajar Kerja dimana peserta didik ditempatkan di lembaga usaha bordir sehingga peserta didik dapat secara langsung praktek berwirausaha. Pelatihan Belajar Kerja yang dilaksanakan oleh UPT PSRT Kota Blitar menjadi kelebihan pelaksanaan pelatihan daripada lembaga pelatihan lain pada umumnya 2)Model pelatihan keterampilan bordir di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar dapat meningkatkan motivasi berwirausaha remaja terlantar. Hal ini terbukti dari hasil angket yang kami bagikan yang bahwa 62,5% peserta didik memiliki motivasi tinggi untuk berwirausaha, 31,25% peserta didik memiliki motivasi cukup tinggi untuk membuka usaha dan 6,25% peserta didik memiliki motivasi yang rendah untuk membuka usaha. Kata Kunci : Model Pelatihan, motivasi ABSTRACT Lifeskill education is be able to do by social organizaton. One of the organization of government which implement the lifeskill is Unit Pelaksana Tehnis Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar. The teens displaced who join the lifeskill have distinguished hystory of low educational, 5,5% of them are pass from primary school, 66,6% pass from Junior High School, 11,1% pass from vocational high school, and 16,6% pass from Senior High School. Most of them are dropout because of lack of funding. Education skills training is conducted to provide an opportunity for children dropping out of school to increase their knowledges and skills. So that, researcher answer 2 formulation of problem 1) How the embroidory skill training type that is provided in Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar? 2) What is the type of Embroidory skill training which is provided in UPT Pelayanan Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar can increase the teens displaced motivation? The purpose of this research are 1) to describe the type of Embroidory skill training that implemented in UPT PSRT Kota Blitar, 2) to describe the increasing of the teens displaced&rsquo;s entrepreneur motivation that implemented in UPT PSRT Kota Blitar. In this research, The reasearcher use descriptive qualitative type. The Reasearch is implemented in Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar Kota Blitar. Data retrieval on May 2013. Research subjects are the participant, tutor and training organizer. The Data retrieval use these method (1) questionnaire (2) Interview (3) Observation (4) documentation. The result of the research show that 1) Embrodory Skills Training Type are conducted in Unit Pelaksana Tehnis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar (UPT PSRT) Kota Blitar is not only gave 30% of theory and 70% of practicing, but also he students are given apprentice training where they can do practice of what they learned about entrepreneurship. The apprentice training that implemented by UPT PSRT Kota Blitar become a strength of training implementation than the other of training organization 2) Embroidory training skills type which is implemented in Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Remaja Terlantar can increase the entrepreneurship motivation of the teens displaced. The Evidence that 62,5% of the students have high motivation in entrepreneurship, 31,25% of them have high motivation enough to open their own business and 6,25% of them have low motivation to open their own business. Keyword : Training Type, Motivation
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PARENTING EDUCATION DI PAUD TARAM SKB KABUPATEN TRENGGALEK DEDY SUKRISNO
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parenting Education is a synergistic activity between EARLY CHILDHOOD educators and the parents through education program for parents. This study uses qualitative approach in order to understand the phenomenon of what is experienced by the subject of research in a descriptive way, in the form of words and language. The methods used in this study are the method of observation, interview and documentation. The result of data analysis demonstrated that the effectiveness of implementation in parenting education of early childhood at Taram SKB &ndash; Trenggalek runs well, in accordance with technical guidance issued by the Director General PAUDNI as research guidelines and suited the theory. The effectiveness of implementation in parenting education of early childhood at Taram SKB &ndash; Trenggalek can be known from learning components such as: andragogy approach used in parent&rsquo;s learning, materials, methods, media, atmosphere and setting of learning that are well synergic so that the desired output by institutions that parents understand parenting education materials, can apply it to their children. There are some obstacles in the implementation, so the advice that is given by researcher, is: that early childhood educators more excited again to strive for the parents more active when the learning takes place and presenters using LCD which is owned by SKB Trenggalek, so parenting education that is in progress can be more interesting. Keywords: effectiveness, and parenting education Abstrak Dalam upaya mengembangkan kemampuan dan potensi anak usia dini diperlukan suatu program yang dapat membantu dan mendukung terhadap perkembangan anak, yang salah satunya adalah diadakannya kegiatan yang mensinergikan antara pendidik PAUD dengan orang tua melalui program pendidikan orang tua (parenting education). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Parenting Education Di Paud Taram SKB Kabupaten Trenggalek. Sasarannya adalah para orangtua yang menjadi peserta didik di lembaga PAUD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. penelitin ini mengunakan penelitian kualitatif. Hasil penelitin menunjukkan bahawa Efektivitas Pelaksanaan Parenting Education Di Paud Taram SKB Kabupaten Trenggalek dapat berjalan dengan baik, itu dapatdilihat dari bentuk-bentuk kegiatan yang sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh DIRJEN PAUDNI, meskipun ada beberapa kendala dari pelaksanaannya. Tetapi pendidik PAUD sekaligus pemateri Parenting Education dapat mengatasinya dengan berbagai cara. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada orangtua sesuai dengan kebutuhan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Kata kunci: efektivita,s dan parenting education

Page 2 of 66 | Total Record : 660