cover
Contact Name
Monica Widyaswari
Contact Email
monicawidyaswari@unesa.ac.id
Phone
+6282231135605
Journal Mail Official
jplus@unesa.ac.id
Editorial Address
Kampus Lidah Wetan: Terletak di Jl. Lidah Wetan, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur 60213
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
J+Plus: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
  • jurnal-pendidikan-luar-sekolah
  • Website
ISSN : 23379286     EISSN : -     DOI : -
Strategi, metode, dan model pembelajaran dalam Pendidikan Nonformal Teknologi dan media pembelajaran untuk Pendidikan Nonformal Pelatihan berbasis komunitas dan pengembangan keterampilan Inovasi dalam pendidikan masyarakat dan pendidikan seumur hidup Pendidikan vokasional dan pelatihan kerja Program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Kebijakan dan manajemen Pendidikan Nonformal Studi kasus implementasi Pendidikan Nonformal di berbagai wilayah Kolaborasi antar lembaga dalam mendukung Pendidikan Nonformal Evaluasi program dan dampak Pendidikan Nonformal
Articles 660 Documents
PELATIHAN LIFE SKILL MENJAHIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK KESETARAAN PAKET C DI PKBM AL-HIKMAH SUKODONO SIDOARJO LILIK ALFIAH
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelatihan life skill menjahit merupakan salah satu program pendidikan luar sekolah yang memberikan keterampilan khusus kepada peserta didik sehingga memiliki keterampilan sebagai penunjang terciptanya lapangan pekerjaan sebagai bekal untuk mandiri. Teori yang dikembangkan dalam penelitian ini seperti pendidikan luar sekolah, pelatihan life skill, kemandirian peserta didik. Dirumuskan masalah bagaimanakah pelaksanaan pelatihan life skill menjahit, bagaimanakah upaya peningkatan kemandirian peserta didik melalui pelatihan life skill menjahit, serta bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelatihan life skill menjahit dalam upaya meningkatkan kemandirian peserta didik di PKBM Al-Hikmah Sukodono Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan rumusan masalah di atas. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini penyelenggara PKBM Al-Hikmah, pendidik pelatihan life skill menjahit, dan peserta didik sebagai. Metode data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data meliputi reduksi data, display data, tolok ukur keberhasilan, dan penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian pelatihan life skill menjahit pada peserta didik sudah berjalan secara terstruktur dalam artian dapat memenuhi 10 komponen pendidikan luar sekolah. Faktor pendukung meliputi motivasi dan antusias peserta didik dalam proses pembelajaran pelatihan life skill. Faktor penghambat yaitu keterbatasan peserta didik dalam menyiapkan bahan yang tidak disediakan oleh penyelenggara namun semua dapat di atasi dengan baik. Disarankan untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri. Kata Kunci : pelatihan life skill, kemandirian, peserta didik Abstract Sewing training as one of the life skill is one of the non formal education programs which gives the certain skill for the students to be independent. The theories used in this research are non formal education, life skill training, and students independence. The research problems are the use of life skill sewing training, the use of life skill sewing training to improve students independence, and the factors which support or disturb the life skill sewing training to improve students independence at Al-Hikmah Society Learning Center Sukodono Sidoarjo. This research uses qualitative method. The informants are the one who handle the Al-Hikmah Society Learning Center, the training of sewing life skill, and the students. The data collecting methods are interview, observation, and documentation. The data analysis used are data reduction, data display, minimum success criteria, and getting conclusion. The conclusion of the research is that life skill sewing training for the students run well structurally. It means that it meets the 10 components of non formal education. The supporting factors are students motivation and enthusiasm in the training of sewing life skill. The factors which disturb the process are the students limitation in preparing the materials which are not provided by the head of Al-Hikmah Society Learning Center. This problem can be solved well. It is suggested to make the relation with industry and work field. Keyword: life skill training, independence, students.
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) NGUDI KAWERUH DENGAN MINAT BACA MASYARAKAT DI SKB KABUPATEN TRENGGALEK FITRI RAHMAWATI
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah kegiatan usaha pemakaian dan pemanfaatan atau pendayagunaan bahan bacaan oleh masyarakat. Tetapipada kenyataannya terdapat berbagai masalah antara lain lemahnya pengelolaan TBM, terbatasnya ketenagaan yang mengelolanya serta keterbatasan jumlah bahan bacaan dan tidak beragamnya jenis – jenis buku yang ada di TBM, merupakan masalah yang menyebabkan minat baca masyarakat sulit meningkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah – masalah tersebut dengan memperbaiki pelayanan Taman Bacaan Masyarakat serta pengadaan bahan pustaka yang variatif. Penelitian ini menjawab rumusan masalah, adakah hubungan antara pelayanan taman bacaan masyarakat (TBM) Ngudi Kaweruh dengan minat baca masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pelayanan taman bacaan masyarakat (TBM) Ngudi Kaweruh dengan minat baca masyarakat. Objek penelitian ini adalah pengunjung TBM. Responden yang diteliti sejumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pelayanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan minat baca masyarakat hal ini terbukti dari analisis data dihasilkan r hitung sebesar 0,411. Sedangkan r tabel dengan taraf kesalahan 5% untuk N=30 yaitu 0,361.(r hitung 0,411> r tabel 0,361) Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi dapat diketahui bahwa korelasi hitung sebesar 0,411 termasuk kategori yang sedang. Jadi terdapat hubungan yang sedang antara pelayanan TBM dengan minat baca masyarakat di SKB Kabupaten Trenggalek. Kesimpulan penelitian yaitu hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pelayanan TBM dengan minat baca masyarakat di SKB Kabupaten Trenggalek diterima, yang artinya makin baik pelayanan TBM maka makin meningkat minat baca masyarakat. Kata kunci: Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat, Minat baca Abstract Colportage service is the activities of reading material utilization and usage by community. But in reality, there are many problems like the poor of TBM management, the limited manpower that manage as well as the limit of books amount and lack of variation on book type that available at TBM, are problems that cause society read interest hard ti improve. One of the ways to solve those problems is by improving the service of TBM and the supplying of varied literature. This research answer the problem formulation, is there any relation between the service of Ngudi Kaweruh TBM with community reading interest This research aim to find out is there any relation between the services of Ngudi Kaweruh TBM with community reading interest. The research object is the TBM visitors. Respondent that researched amounted of 30 peoples. Method that applied in this research are questioner method, observation and documentation. Data analysis technique applying product moment analysis. Research result show that there is a positive relation between the service of Ngudi Kaweruh TBM with community reading interest , it proved from data analysis which obtained r count as big as 0.411. While r table with error rate 5% for N=30 is 0.361 (r count 0.41 > rtable 0.361). Based on correlationcoefficient interpretation table it can be found that count correlation as big as 0.411 belong to medium category. So there is a medium relation between the service of Ngudi Kaweruh TBM with community reading interest. Research conclusion namely research hypothesis that stated there is relation between the service of Ngudi Kaweruh TBM with community reading interest is accepted, that mean the better service so the more community reading interest improvement. Keywords: colportage service, reading interest
PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERIDAN KEBERHASILAN ALUMNI DI LEMBAGA KURSUS BEC (BASIC ENGLISH COURSE) SINGGAHANPELEM PARE KABUPATEN KEDIRI GINA TRIANAWATI
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kursus merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan luar sekolah yang memberikan pengetahuan danketerampilan tertentu berupa kecakapan hidup bagi masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Salah satunya adalahkursus bahasa inggris.Berdasarkan hasil observasi di lembaga kursus BEC (Basic English Course) Pare ditemukankemenarikan dan keunikan pada sistem pembelajarannya yaitu menerapkan sistem pondok dalam pembelajarannya.Penguasaan materi yang mendekati 100% dan tingkat keberhasilan alumni 90%. Hal ini disebabkan adanya penerapansistem pembelajaran pondok yang dikombinasikan dengan sistem pembelajaran kursus. Sehubungan dengan hal tersebutpeneliti melakukan penelitian tentang penerapan sistem pembelajaran pondok dalam meningkatkan penguasaan materidan keberhasilan alumni.Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem pembelajaranpondok yang dilaksanakan, penguasaan materinya, keberhasilan alumninya dan analisis sistem pembelajaran pondokdapat meningkatkan penguasaan materi dan keberhasilan alumni. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penerapansistem pembelajaran pondok, penguasaan materi, keberhasilan alumni dan menganalisis sistem pembelajaran pondokdapat meningkatkan penguasaan materi dan keberhasilan alumni.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptifkualitatif. metode observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, sertamenggunakan teknik analisis data berupa reduksi,display,dan verifikasi data juga simpulan.Ada beberapa penemuanpenelitian yaitu kurikulum didasarkan kebutuhan belajar peserta didik, penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM,pola dan media pembelajaran tradisional, tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten dalam bidang bahasainggris, peserta didik yang bervariasi, menggunakan metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, hafalan dengan sistemhalaqah, lingkungan pembelajaran yang kondusif, tutor sebagai sumber pembelajaran hasil pembelajaran atau lulusan90% berhasil bekerja dengan jaringan mitra kerja yang dilakukan oleh lembaga.Hasil penelitian menunjukkan bahwadengan penerapan sistem pembelajaran pondok meliputi penggunaan 10 komponen pembelajaran, penguasaan materiyang mendekati 100%, keberhasilan alumni lulusan dengan luasnya jaringan mitra kerja yang dilakukan oleh lembagakursus BEC. Kata Kunci : sistem pembelajaran pondok,penguasaan materi, keberhasilan alumni Abstract The course is one form of out-of-school educational institutions that provide knowledge and specific skills such aslife skills for communities within a period of time. One of them is an English course.Based on the results of observationin the course of BEC (Basic English Course) Pare found attractiveness and uniqueness in the learning system that isimplemented in the cottage system of teaching. Mastery of the material are approaching 100% and 90% success rate ofalumni. This is due to the application of the system of learning that cabin combined with learning system course. Withrespect to the application of researchers doing research on teaching system of huts in increasing mastery of thematerial and the success of alumni.Synthesis problem of this research is how the application of learning cottage systemexercised, mastery of the material; success alumnus and systems analysis of learning cottage can increase mastery ofmatter and the success of the alumni. The purpose of this research described the implementation of the cottagelearning, mastery matter, the success of the alumni and analyzing of learning cottage system can increase mastery ofmatter and the success of the alumni.This research using descriptive qualitative approach. A method of observationparticipatory, interview deep and documentation in collecting the data, and uses the technique analysis of datakeputusan reduction, display, and verification of data also drawing conclusions.There are some research findingswhich are curriculum based learning needs of learners, learning strategies, use of PAIKEM patterns and traditionallearning media, educators and educators who are competent in the field of English language learners, using variedmethods of lectures, discussions, group work, with a system of memorizing the halaqah, a conducive learningenvironment, the tutor as a source of learning outcomes or learning graduates 90% successful work with networkpartners the work done by the Agency.The result showed that by the application of learning cottage system covering theuse of 10 components of learning, mastery of material that is approaching 100 %, the success of the alumni graduateswith the breadth of a network partners work done by the institute of course bec. Keywords :learning cottage system, mastery matter and alumni succeses
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN ANEKA KERAJINAN SAMPAH PLASTIK DENGAN TERCIPTANYA WIRAUSAHA PESERTA DIDIK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM SONGGOLANGIT PONOROGO RISTA PUTRI NUR W
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan nonformal sebagai salah satu jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan antara lain melayani kebutuhan masyarakat yang memerlukan pendidikan. Pendidikan nonformal memiliki beberapa program. Salah satu program yang dimiliki pendidikan nonformal adalah program pelatihan. Dengan adanya pelatihan diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik serta meningkatkan pengetahuan, ketrampilan sikap dan penerapan terhadap sesuatu yang diharapkan. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan kerajinan sampah plastik. Latar belakang yang semakin mendesak pentingnya proses daur ulang plastik adalah semakin meningkatnya penggunaan plastik yang menyebabkan semakin banyaknya limbah plastic di masyrakat. Sampah yang bersal dari plastic ini butuh waktu berjuta-juta tahun untuk menguraikannya. Jadi proses daur ulang sampah plastic sangat penting selain dapat mengurangi volume sampah juga dapat dijadikan barang bernilai ekonomis dengan cara daur ulang menjadi aneka kerajinan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah adakah hubungan antara pelatihan aneka kerajinan sampah plastic dengan terciptanya wirausaha peserta didik keaksaraan fungsional di PKBM Songgolangit Ponorogo. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan hubungan antara pelatihan aneka kerajinanan sampah plastik dengan terciptanya wirausaha pada peserta didik keaksaraan fungsional di PKBM Songgolangit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelasional. Hasil dari penelitian ini adalah koefisien korelasi antara penguasaan kerajinan tangan dari sampah plastic dengan terciptanya wirausaha sebesar 0,778 adalah signifikan. Dengan r table untuk N=30 dan rtabel =0,361, maka Ha diterima. Artinya penguasaan kerajinan tangan berkorelasi positif dengan terciptanya wirausaha baru, jadi semakin bagus penguasaan kerajinan tangan dari sampah plastic maka makin meningkatkan peluang terciptanya wirausaha baru. Kata kunci : pendidikan non formal, pelatihan, wirausaha Abstract Non formal education is one of education tracks in the national education system that has a purpose for serving people needs in education. Non formal education has some programs. One of its programs is training program. Hopefully, it could change mass behavior in order to be better in the future; also, could improve knowledge, attitude, skill, and implementation toward certain things. A Training program which is mentioned above is plastic waste handicrafts training. The problem background that is urging the importance of recycling waste is because increasing plastic usage and has caused innumerable waste in the environment. Waste that is came from plastic need million years to decompose. Therefore, recycling plastic waste to be various handicrafts is very important not only decreasing waste volume, but also making plastic waste become useful and has economic values. The problem background that is urging the importance of recycling waste is because increasing plastic usage and caused innumereable waste in the environment. Waste that is came from plastic need million years to decompose. Therefore, recycling plastic waste to be various handicrafts is very important not only decreasing waste volume, but also making plastic waste become useful and has economic values. Formulation of the problem from this research is, are there any connection between plastic waste handicrafts training with creating business of functional literacy student in PKBM SonggolangitPonorogo. So the purpose of this research is to analyze and describe connection between plastic waste handicrafts training with creating business of functional literacy student in PKBM SonggolangitPonorogo. This research makes use of quantitative correlation method. The result from this research is: correlation coefficient between mastery in making handicrafts from plastic waste with creating business as 0,778 is significant. By rtablefor N=30 and rtable=0,361, so Ha is accepted. It means mastery in making handicrafts is positively correlated with creating new business. In conclusion, mastery in making various handicrafts from plastic waste turns big opportunities to make new business. Key Words: Non Formal Education, Training, Business
KORELASI PEATIHAN LAS LISTRIK DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEMUDA KARANG TARUNA DI UPT PELATIHAN KERJA TULUNGAGUNG ETIK MASROCHATIN
J+PLUS UNESA Vol. 2 No. 2 (2013): vol 3 tahun 2013
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran yang lebih ditekankan kepada peningkatan keterampilan sebagai bekal untuk persiapan ke dunia kerja. Dalam hal ini pelatihan yang dilaksanakan yaitu pelatihan las listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan las listrik peserta didik yang mengikuti pelatihan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi dan metode tes. Teknik analisa data menggunakan analisis Product Moment terhadap penilaian hasil pembelajaran sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelatihan las listrik di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung sudah baik. Keadaan peserta sebelum pelatihan sudah cukup baik dengan skor untuk pengetahuan 3,33 dan untuk keterampilan 2,97, sedangkan keadaan peserta setelah pelatihan untuk pengetahuan sudah tinggi dengan skor 4,3 dan untuk keterampilan sangat tinggi dengan skor 4,7. Hasil analisis product moment dari penilaian pretest dan posttest didapatkan r hitung untuk pengetahuan sebesar 0,693 dan r hitung untuk keterampilan sebesar 0,427 sedangkan nilai r tabel 0,361 (r hitung 0,693 dan 0,427 > r tabel 0,361). Hasil hitung dari analisis product moment menunjukkan bahwa Ho yang berbunyi bahwa tidak ada korelasi pelatihan las listrik dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan pemuda karang taruna di UPT Pelatihan Kerja Tulungagung ditolak yang berarti ada perbedaan secara signifikan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Dan setelah diberikan perlakuan berupa pelatihan las listrik terdapat persentase peningkatan pengetahuan sebesar 41% dan keterampilan 74%. Kata kunci: Pelatihan,Pengetahuan, Keterampilan, dan Las listrik Abstract The training program is a learning process that is concerned with improving the skills in preparation for the world of work to prepare. In this case the training is carried out electrical welding training. The aim of this study is to determine the enhancement of knowledge and skills that learners electrical welding training. The method that to used in this study are the method of observation, documentation and test methods. The data analysis use Product Moment analyze of the learning outcome assessment before treatment (pretest) and after treatment (posttest). The results showed that the process of electric welding training in UPT Tulungagung Job Training is good. The state of the participants before the training was pretty good with a score of 3.33 for the knowledge and skills to 2.97, while the state of knowledge of the participants after the training has been high with a score of 4.3 and to a very high skill with a score of 4.7. The results of product moment analysis of assessment from pretest and posttest for knowledge obtained r count of 0.693 and r count for skill obtained 0.427 while the r table 0.361 (r count 0.693 and 0.427 > r table 0.361). Count the results of the analysis showed that the product moment Ho which says that there is no corelation of electrical welding training in the improvement of knowledge and skill of youth in karang taruna in UPT Tulungagung Job Training rejected which means that there are significant differences before treatment and after treatment. And after treatment are given in the form of electrical welding training are the percentage increase in knowledge of 41% and 74% skill. Keywords: Training, Knowledge, Skills, and electrical welding
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KESETARAAN PAKET C DI UPTD SKB GUDO JOMBANG MOHAMMAD ZAINURI
J+PLUS UNESA Vol. 3 No. 1 (2014): vol 4 tahun 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompetensi tutor adalah sebagai gambaran tentang apa yang seyogyanya dikuasai oleh tutor untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, yang terpenting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tetapi pada kenyataannya terdapat berbagai masalah antara lain tutor yang hanya mengajar asal-asalan, kurang memahami bakat peserta didik. Salah satu cara untuk mengatasi masalah–masalah tersebut dengan menciptakan proses pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif sehingga sedikit banyaknya dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini menjawab rumusan masalah, adakah hubungan antara kompetensi tutor dengan motivasi belajar peserta didik kesetaraan paket C di UPTD SKB Gudo Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara kompetensi tutor dengan motivasi belajar peserta didik kesetaraan paket C di UPTD SKB Gudo Jombang. Objek penelitian ini adalah peserta didik paket C. Responden yang diteliti sejumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara kompetensi tutor dengan motivasi belajar peserta didik kesetaraan paket C hal ini terbukti dari analisis data dihasilkan r hitung sebesar 0,416. Sedangkan r tabel dengan taraf kesalahan 5% untuk N=30 yaitu 0,361.(r hitung 0,416> r tabel 0,361) Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi dapat diketahui bahwa korelasi hitung sebesar 0,416 termasuk kategori yang sedang. Jadi terdapat hubungan yang sedang antara kompetensi tutor dengan motivasi belajar peserta didik kesetaraan paket C di SKB Gudo Jombang. Kesimpulan penelitian yaitu hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kompetensi tutor dengan motivasi belajar peserta didik kesetaraan paket C diterima, yang artinya semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh tutor maka akan semakin baik pula motivasi belajar peserta didik. Kata kunci: Kompetensi tutor, Motivasi belajar Abstract Competence tutor is a picture of what should be controlled by the tutor to be able to do the job, either in the form of activities, behavior and results can be shown. In conjunction with teaching and learning activities, most importantly how to create a condition or a process that directs students to perform learning activities. So as to increase the motivation of learners. But in fact there are a variety of problems including a tutor who teaches only perfunctory, less talent learners understand. One way to overcome these problems by creating a creative learning process, effective and innovative so that more or less can affect learners' learning motivation. This study answers the formulation of the problem, is there a relationship between competence tutor with learners' learning motivation equality in UPTD SKB package C Gudo Jombang. This research aims at finding out if the relationship between competence tutor with learners' learning motivation equality in UPTD SKB package C Gudo Jombang. Object of this research is the package learners C. Respondents who studied some 30 people. The method used in this study is a questionnaire method, observation and documentation. Analysis using product moment correlation analysis. The results showed that there is a positive relationship between competence tutors with learners' learning motivation package equality C it is evident from the analysis of data generated r count of 0.416. While r table with a 5% error level for N = 30 is 0.361. (R count 0.416> r table 0.361) Based on the interpretation of the table it can be seen that the correlation coefficient correlation of 0.416 count being categorized. So there is a relationship between the competence of tutors who are the learners' learning motivation equality in the LCS package C Gudo Jombang. Conclusions of research that studies the hypothesis which states that there is a relationship between tutor competence and motivation of learners equality C package is received, which means the better the competency of the tutor, the better the motivation of learners. Keywords: Competence tutor, learning motivation
ANALISIS KARAKTERISTIK WARGA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM SANGGAR BELAJAR YALATIF DIWEK JOMBANG SITI MAFULLAH
J+PLUS UNESA Vol. 3 No. 1 (2014): vol 4 tahun 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan keaksaraan fungsional (KF) adalah salah satu program pendidikan luar sekolah dalam bidang pengentasan buta aksara. Suatu penelitian tentang karakteristik dan tipologi warga belajar dalam pengembangan program pembelajaran. (1) Bagaimana karakteristik warga belajar KFdilihat dari faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan lingkungan geografis? (2) Bagaimana karakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan desa Made dalam proses pembelajaranKF? Dan (3) Bagaimanahubungan antarakarakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan desa Made dengan peran tutor dalam mengembangkan program pembelajaranKF?.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang. Subyek dalam penelitian ini adalah warga belajar KF. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.Keabsahan data yaitu kredibilitas yang meliputi triangulasi.Hasil penelitian inimenyimpulkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan lingkungan geografis mempengaruhi karakteristik warga belajar mengakibatkan terjadi berbedaan karakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan di Desa Made, dengan demikian saran dari peneliti adalah dalam proses pembelajaran sebaiknya tutor lebih memperhatikan kondisi karakteristik warga belajar KF, agar tujuan dari penyelenggaraan program KF dapat berjalan lancar, berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Kata Kunci:KF, Karakteristik Warga Belajar, Pengembangan Program. Abstract The functional literacy education (KF) is one of non-formal education programin the field ofil literacy curb.mThis study concerns on the characteristics of participants in the development of learning programs.(1)How do the characteristics of the KF participants viewed fromage, sex, occupation, andgeographicrange?(2)How do the characteristics of the participants in Watugaluh and Made villages in the KF learning process? And (3) How is the relationship between thecharacteristics of the participants from Watugaluh and Made villages in the KF learning programs’ development? This study used a qualitative approach. This research was conducted at CLC Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang. The subjects in this study were KF resident’s learner. Data was collected by interview, observation, and documentation. The analysis of the data technique wasused data reduction, data presentation, and drawing conclusions.Data validity scredibility which includes triangulation.The results ofthis study showed that the factors of age, gender, occupation and geographic alenvironments affected the characteristics of the learners. This is then, triggering the difference characteristics of learners in Made and Watugaluh village. Thus, the researcher suggests the tutors should pay more attention to the KF characteristics’ condition so that theimplementation ofthe KFprogramcanrun smoothly, managedin accordanceto what has been expected. Keywords: KF, Characteristicsof Citizen Learning, Development Program
PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM RANGKA REHABILITASI SOSIAL REMAJA TERLANTAR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL REMAJA TERLANTAR (UPT. PSRT ) JOMBANG ETIK SURAIYAH
J+PLUS UNESA Vol. 3 No. 1 (2014): vol 4 tahun 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rehabilitasi sosial merupakan rangkaian kegiatan yang berfungsi untuk mengembalikan peran klien menjadi anggota masyarakat yang sesuai dengan norma yang berlaku. Rehabilitasi sosial memiliki hubungan penting dengan pendidikan luar sekolah karena pelaksanaan rehabilitasi dilakukan secara non formal dengan pendekatan personal yang intensif. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan proses rehabilitasi sosial di UPT PSRT Jombang, mendeskripsikan tanggapan klien mengenai rehabilitasi sosial yang diterima dan mendeskripsikan perubahan yang diperoleh klien setelah mendapatkan rehabilitasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dengan metode wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Sasaran penelitian ini adalah pegawai UPT PSRT Jombang yang mencakup pekerja sosial, instruktur keterampilan, dan staff lain serta klien UPT PSRT Jombang. Peneliti melakukan keabsahan data menggunakan teknik kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan transferabilitas. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah memiliki peranan dalam rehabilitasi sosial. Pelaksanaan bimbingan sosial, bimbingan mental, bimbingan fisik serta bimbingan keterampilan merupakan bentuk pendidikan luar sekolah yang berfungsi untuk membiasakan klien disiplin dan mandiri. Keberadaan instruktur dan sarana prasarana yang mampu mendukung kegiatan tersebut. Akan tetapi faktor penghambat terdapat pada motivasi klien serta sarana dan prasarana yang apabila terdapat kerusakan, pengadaan kembali sarana prasarana tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Kata kunci : Rehabilitasi Sosial, Pendidikan Luar Sekolah ABSTRACT Social rehabilitation is a series of activities to restore the role of the client is a member of the community in accordance with the norms of the place. Social rehabilitation has an important relationship with non formal education for the rehabilitation carried out in non-formal with intensive personalized approach. The purpose of this study is used to describe the process of social rehabilitation in UPT PSRT Jombang, describe the responses of the clients received social rehabilitation and describes the changes that the client obtained after getting social rehabilitation. This research uses descriptive qualitative method. Where the study was conducted by collecting data with in-depth interviews, observation and documentation. Objectives of this study were employees of UPT psrt Jombang which includes social workers, skills instructors, and other staff and clients UPT PSRT Jombang. . Researchers conducted the validity of data using techniques of credibility, dependability, confirmability and transferability. From these results, it can be concluded that non formal education has a role in social rehabilitation. Implementation of social guidance, counseling mental, physical guidance and skills guidance, non formal education is a form of education that serves to familiarize the client and self discipline. The existence of the instructor and infrastructure capable of supporting such activities. However, there is a limiting factor in the motivation of the client and the facilities and infrastructure when there is damage, re-procurement infrastructure requires considerable time. Key word : social rehabilitation, non formal education
HUBUNGAN PELATIHAN AKSESORIS TERHADAP MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK KESETARAAN KEJAR PAKET C DI BUNULREJO KOTA MALANG AZMIER NADYA
J+PLUS UNESA Vol. 3 No. 1 (2014): vol 4 tahun 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Non-formal education as a path of education in te national education system has a purpose among others serve the needs of the community in need of education as a substitute, enhancer, and complement formal education in order to support life long learning and developmentally appropriate claim to the times. (UUD Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Training was an activity undertaken in a short time held in order to improve the skills, knowledge, attitudes and skills of manufacture accessories. The pupose of this study was to determine relation training accessories training onentrepreneurial students’ motivation inpackagecbunulrejo malang. for acquire research used in this study was a quantitative approach. Object of study was 30 students. Using a pre experimental design method that aimed to relation the effect of independent variables on the dependent variable. Research design used one group pretest postes design with a pattern of O1 X 02. Based on the analysis and hypothesis testing in mind that the state of the learners before training gained an average of 53,2 while for after training gained an average of 71,5. Hypothetis testing results obtained 0.000 probability is smaller than the real level of 0.05. this proved that Ha was accepted an Ho rejected. So the conclusion was that the motivation before training acquired lower category but after training was increased skills. So there significant motivation training on entrepreneurial skills ABSTRAK Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional mempunyai tujuan antara lain melayani kebutuhan masyarakat yang memerlukan pendidikan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan perkembangan zaman. (UUD Sisdiknas, No.20 Tahun 2003. Pelatihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam waktu relatif singkat yang diselenggarakan dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan tentang pembuatan aksesoris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelatihan aksesoris terhadap motivasi wirausaha peserta didik kesetaraan kejar paket C Di Bunulrejo Kota Malang. Untuk mendapatkan data penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Objek penelitian adalah 30 peserta didik. Menggunakan metode pra eksperimen design yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitian menggunakan desain one group pretest posttest dengan pola O1 X O2.. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diketahui bahwa keadaan peserta didik sebelum pelatihan diperoleh rata-rata 53,2 sedangkan untuk setelah pelatihan diperoleh rata-rata 71,5. Hasil pengujian hipotesis diperoleh probabilitas 0.000 lebih kecil dari taraf nyata 0.05. hal ini membuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulannya adalah bahwa motivasi sebelum pelatihan diperoleh kategori rendah tetapi setelah pelatihan keterampilan meningkat. Jadi terdapat hubungan pelatihan aksesoris terhadap motivasi wirausaha.
Pelatihan Keterampilan Membuat Tas Dari Daur Ulang Sampah Plastik Sebagai Upaya Memberdayakan Ibu-Ibu Pkk Di Desa Kemantren Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto SITI NUR AINI
J+PLUS UNESA Vol. 3 No. 1 (2014): vol 4 tahun 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya tumpukan sampah yang dapat menyebabkan polusi atau pencemaran lingkungan. Penting diadakan pelatihan keterampilan membuat tas dari daur ulang sampah plastik sebagai upaya memberdayakan ibu-ibu PKK yang bertujuan untuk, (1) mengetahui proses pelaksanaan pelatihan (2) mengetahui hasil pelatihan (3) mengetahui faktor pendukung (4) mengetahui faktor penghambat dalam pelatihan (5) mengetahui tentang dampak dari pelatihan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:(1) proses pelaksanaan pelatihan keterampilan membuat tas dari daur ulang sampah plastik ini sudah berjalan dengan baik. Tutor/instruktur berperan sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik, serta berperan sebagai penyelenggara, (2) hasil yang di dapat dalam pelatihan ini dengan perubahan sikap hidup, pengetahuan, keterampilan yang dirasakan oleh peserta didik, (3) faktor pendukung dari pelatihan ini adalah antusias peserta didik dalam mengikuti pelatihan dan bahan yang mudah didapat, (4) Faktor penghambat pelatihan ini adalah kurangnya fasilitas mesin jahit dan kurangnya tutor yang membuat terhambatnya pelaksanaan pelatihan ini, (5) dampak yang dirasakan oleh peserta didik dari hasil pelaksanaan pelatihan ini adalah adanya pembentukan usaha kelompok yang diikuti dengan peningkatan pendapatan ekonomi keluarga dan peningkatan partisipasi sosial dalam kehidupan masyarakat. Saran yang penulis ingin sampaikan sebaiknya pelatihan ini dilakukan terus menerus. Kata kunci :Pelatihanketerampilanmembuattas, pemberdayaanibu-ibu PKK Abstract Many piles of garbage that may cause pollution or environmental pollution. Essential skills training held bag made ??from recycled plastic waste as it empowers the PKK aimed for, (1) determine training processes (2) determine the result of training (3) determine contributing factors (4) knowlimiting factor in training (5) find out about the impact of the training. The method used is descriptive qualitative method approach while data collection techniques by observation , interviews, documentation. The results of this study are as follows: (1) the process of implementation skills elatihan making bags from recycled plastic waste is already underway with baik.Tutor / instructors act as facilitators who assist the students, as well as acting as organizer, (2) results in can in this training to change attitudes, knowledge, skills perceived by the students, (3) supporting factor of this training are enthusiastic learners in training and materials are readily available , (4) training inhibiting factor is the lack of engine facility sewing and lack of tutors who make this training implementation delays, (5) the impact is felt by the students of the results of the implementation of this training is the formation of a group effort, followed by an increase in economic income families and increase social participation in the life of the author wants to convey masyarakat.Saran this training should be done continuously . Keywords :bag-making skills training, empowermentPKK

Page 3 of 66 | Total Record : 660