cover
Contact Name
Hendi Santoso
Contact Email
hendisantoso@oso.ac.id
Phone
+6281314996543
Journal Mail Official
jurnalkelautanpesisir@oso.ac.id
Editorial Address
Fakultas IPA dan Kelautan Universitas OSO Jl. Untung Suropati, No. 99, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, 78113
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Kelautan dan Pesisir
Published by Universitas OSO
ISSN : 3089963X     EISSN : 30889863     DOI : -
Jurnal Kelautan dan Pesisir merupakan jurnal ilmiah open access dan peer reviewed yang diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas IPA dan Kelautan Universitas OSO semenjak tahun 2024. Jurnal ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil riset pada bidang Ilmu Kelautan dan serumpunnya. Jurnal diterbitkan setiap dua kali setahun (Bulan Juni dan Desember). Tiap artikel di review oleh ahli sesuai bidang dalam double blind peer-review sebelum diterima untuk dipublikasikan. Jurnal ini memuat artikel penelitian original, artikel review, dan short communication, dalam lingkup: Ekologi dan biologi kelautan dan pesisir, teknologi kelautan, bioteknologi, manajemen sumberdaya perairan, budidaya perikanan, proses dan dinamika kelautan, konservasi laut, pencemaran laut, pengelolaan sumber daya laut dan pesisir, teknologi pengolahan kelautan dan perikanan, geologi kelautan, teknologi penangkapan ikan, oseanografi fisika dan kimia.
Articles 17 Documents
Analisis Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang Berdasarkan Parameter Oseanografi Di Pulau Ayer Kepulauan Seribu Anggieta Tri Cahyani; Nabila Zahra Sukmaputri; Ar Reemuna Rizqandaru; Izra Aliyya Ed-har; Prabu Hariangbanga; Puti Hanifa Kamal; Raina Giga Carissa; Lutfhi Anzani; Wilky Syahdhan Nurdiantoro
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem perairan yang berperan penting terhadap kehidupan di laut. Terumbu karang memiliki hubungan yang sangat sensitif terhadap parameter oseanografi. Parameter oseanografi dapat mempengaruhi keanekaragaman bentuk pertumbuhan karang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keanekaragaman lifeform terhadap parameter oseanografi di Pulau Ayer Kepulauan Seribu. Metode Underwater Photo Transect (UPT) digunakan sebagai sarana dalam pengambilan data, software Coral Point Count with Excel extensions (CPCe) yang digunakan untuk menganalisis data dari hasil pengamatan dan PCA (Principal Component Analysis) digunakan dalam proses pengolahan data dan analisis keterkaitan antara keanekaragaman bentuk pertumbuhan dengan parameter oseanografi. Hasil analisis data menunjukan bahwasannya bentuk pertumbuhan yang paling banyak atau mendominasi perairan Pulau Ayer adalah bentuk branching dengan genus Acropora (ACB), bentuk encrusting dengan genus Acropora (ACE) dan bentuk massive (CM). Keanekaragaman bentuk pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh parameter oseanografi seperti ACB dapat hidup di perairan jernih dengan arus yang lemah, berbanding terbalik dengan CM yang dapat hidup di daerah dengan arus dan tingkat kekeruhan tinggi.
Studi Kandungan Mikroplastik pada Kerang Lorjuk (Solen Sp.) di Perairan Dusun Pesisir, Desa Kaduara Timur, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur Nuril Nabila Al Hidayah
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Microplastics are very small fragments, which are less than 5 mm, the result of degradation of plastic waste. Solen sp. or lorjuk clams are included in the Solenidae family, which is a type of filter feeder animal or filters the surrounding water to get food so it is very likely that microplastics will also be eaten. The research location is located in Pesisir Hamlet, East Kaduara Village, Sumenep Regency where local residents still dispose of garbage into the sea. The purpose of this study was to analyze the concentration and characteristics of microplastics in Solen sp., as well as the relationship between length and weight of Solen sp. on the amount of microplastics. Sampling was carried out by random sampling method and obtained a total sample of 138 samples and divided into 3 classes based on the length of the shell. Class 1 shell length was 2.80 – 3.14 cm for 22 samples, class 2 was 3.15 – 3.54 cm for 78 samples, and class 3 was 3.55 – 4.00 cm for 38 samples. The average value of microplastic concentration in Solen sp. that is equal to 23.81 items/g in class 1, in class 2 that is 13.26 items/g, while in class 3 that is 7.11 items/g. The microplastic content found in lorjuk shells or Solen sp. 328 particles were found in the form of fragments, 251 particles in the form of pellets, 405 particles in the form of fibers, and 293 particles in the form of films. The colors of the microplastics found were black, blue, yellow, red, purple, green, white and transparent. Shell length and Solen sp weight have a very weak correlation to the amount of microplastics.
Pengaruh Perbedaan Habitat Terhadap Persebaran Komunitas Moluska di Pesisir Utara Pulau Tarahan, Banten Ferly Salwa Nugraha
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji keanekaragaman moluska di Pulau Tarahan, Teluk Banten, yang memiliki ekosistem pesisir seperti terumbu karang, makro alga, dan sampah. Sampel diambil dari tiga stasiun dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan ANOSIM untuk menguji perbedaan struktur komunitas di seluruh habitat dan nMDS untuk memvisualisasikan pola distribusi spesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang memiliki keanekaragaman spesies tertinggi, sementara puing-puing memiliki variasi terendah. Spesies seperti Turbo argyrostomus berkontribusi secara signifikan terhadap variasi komunitas antar habitat. Nilai R yang diperoleh dari ANOSIM menunjukkan bahwa perbedaan antar habitat tidak signifikan secara statistik, yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti ketersediaan makanan dan kualitas air lebih berpengaruh terhadap distribusi moluska dibandingkan dengan jenis substrat habitat.  
Analisis Perbandingan Keanekaragaman Crustacea Pada Karang Mati Dan Pesisir Wilayah Timur Pulau Tarahan Maulana Waliuddin, Rifqi; Indriyawati, Fharikha; Maulida, Meilisa; Candraningtiyas, Serlina; Sayyida Nafisa, Devina; Saad, Moch; Nurazizatul Hasanah, Afifah; Santoso, Prakas
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Tarahan, yang terletak di wilayah timur Kabupaten Serang, Banten, merupakan kawasan pesisir yang masih relatif alami dan kaya akan keanekaragaman biota laut. Crustacea merupakan bagian penting dari rantai makanan laut dan menunjukkan seberapa baik lingkungan perairan. Untuk mengukur kualitas air, parameter Dissolved Oxygen (DO) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD) digunakan. Sampel diambil menggunakan tangan (handpick) Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi spesies berbeda di masing-masing habitat. Di pesisir ada 12 spesies dengan lebih banyak individu daripada Pilumnus leach, sedangkan di karang mati ada 8 spesies dengan lebih banyak individu daripada Coenobita spp. Nilai indeks keanekaragaman (H') di kedua lokasi sedang (1,94 di pesisir dan 1,96 di karang), dan indeks dominansi (C') rendah (0,1) menunjukkan komunitas yang stabil tanpa spesies yang mendominasi. Kualitas air di seluruh stasiun berada dalam kategori yang mendukung kehidupan akuatik, berdasarkanengukuran DO dan BOD. Dengan DO tertinggi 6,9 mg/L dan BOD tertinggi 1,1 mg/L, keduanya berada di bawah batas wajar. Hasil ini menunjukkan bahwa distribusi dan kelimpahan spesies Crustacea dipengaruhi oleh perbedaan habitat dan kualitas air. Keanekaragaman hayati di daerah pesisir dan karang mati sangat didukung oleh substrat kompleks, bahan organik, dan oksigen terlarut.  
Keanekaragaman Arthopoda pada Ekosistem Lamun di bagian Timur Pulau Tarahan, Kabupaten Serang, Banten Fa, Mujadida; Safina, Nazmi; Setiawan, Tito; Purnamasari, Retno; Shalsabila, Kayla; Hasanah, Afifah; Santoso, Prakas; Saad, Moch
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Tarahan, Banten, memiliki potensi kekayaan ekosistem pesisir, termasuk padang lamun dan berbagai keanekaragaman hayati lainnya. Tetapi informasi ilmiah tentang keanekaragaman Arthropoda dan kondisi lamun di sana masih minim, sehingga peneliti melakukan penelitian tentang informasi keanekaragaman Arthropoda dan kondisi lamun di Pulau Tarahan. Melalui teknik purposive sampling dengan mempertimbangkan kerapatan dan distribusi lamun di area penelitian, hasil penelitian menunjukkan adanya spesies lamun dominan Thalassia Hemprichii dengan skor indeks kesehatan ekosistem lamun (IKEL) sebesar 0,25 yang menunjukkan kondisi sangat buruk akibat rendahnya tutupan dan kepadatan lamun. Indeks keanekaragaman arthropoda Shannon-Wiener (H') sebesar 3,07 menunjukkan keanekaragaman yang tinggi dengan dominasi kelas Gastropoda (15 jenis). Namun, indeks keseragaman (E = 0,11) menunjukkan keanekaragaman spesies yang tidak seragam, berbanding dengan indeks dominansi (D) yang membenarkan dominansi Gastropoda atas kelas lainnya.
Analisis Kesesuaian dan Strategi Pengembangan Ekowisata di Pantai Karang Jahe, Rembang, Jawa Tengah Mastura, Alya Oktavianti; Oktavianti Mastura, Alya
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Karang Jahe menjadi salah satu pantai dikawasan pesisir pantai utara yang dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pantai dan menjadi salah satu pantai paling banyak dikunjungi di Kabupaten Rembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian Kawasan Pantai Karang Jahe, Kabupaten Rembang Jawa Tengah, sebagai destinasi ekowisata serta merumuskan strategi pengembangan kawasan secara berkelanjutan. Pantai Karang Jahe memiliki potensi ekowisata yang besar dengan di dukung oleh kondisi fisik dan adanya Kawasan konservasi ekosistem terumbu karang. penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei langsung. Analisis yang digunakan meliputi pengukuran kualitas perairan, perhitungan indeks kesesuaian wisata (IKW), daya dukung kawasan (DDK), serta analisis SWOT untuk perumusan strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pantai Karang Jahe masuk kedalam kategori “Sangat Sesuai” untuk dijadikan kawasan ekowisata rekreasi pantai. Berdasarkan hasil kuesioner, responden menunjukan presepsi dan aspirasi positif terhadap pengembangan ekowisata di Kawasan ini. Pengembangan perlu dilakukan dengan memeperhatikan aspek konservasi lingkungan, daya dukung Kawasan serta partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk menjamin keberlanjutan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Analisis Kepekaan Masyarakat terhadap Kawasan Konservasi Penyu di Desa Serangan, Bali Salsabilah, Khofifah; Puspitayanti, Putu Sri Dewi; Januardy, Valentino; Saraswati, Suprabadevi Ayumayasari; Ayezcca, Zhaleth Levenery Gavrily
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Kelautan dan Pesisir
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan konservasi penyu di Desa Serangan, Bali memiliki nilai ekologis dan sosial budaya yang tinggi sehingga keberhasilan pengelolaan kawasan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan masyarakat terhadap kawasan konservasi penyu beserta faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 364 responden yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki tingkat kepekaan yang tinggi karena adanya keterlibatan dalam kegiatan konservasi, seperti penangkaran, edukasi, dan ekowisata. Faktor yang memengaruhi kepekaan antara lain nilai budaya lokal, edukasi lingkungan, dan peran aktif kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas). Adanya penelitian ini menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan lokal, dan integrasi nilai sosial-budaya dalam kebijakan konservasi untuk mendukung pengelolaan kawasan yang berkelanjutan.

Page 2 of 2 | Total Record : 17