cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ITENAS REKARUPA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
Kajian Optimalisasi Kinerja Mahasiswa Desain Interior Terhadap Teknologi Digital Berdasarkan Kondisi Flow (Studi kasus Mahasiswa Tugas Akhir Desain Interior Itenas Bandung) Edwin Widia; Deddy Wahjudi; Widihardjo .
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Teknologi digital digunakan sebagai alat bantu bagi mahasiswa desain interior dalam percepatan proses kerja, Penelitian ini mencari hubungan dan pengaruh dari kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengoptimalisasi kinerjanya sehingga produktivitas dan kreativitas mahasiswa dapat mencapai titik optimal. Optimalisasi kinerja mahasiswa akan terjadi ketika mahasiswa dapat meningkatkan produktivitasnya dalam kurun waktu tertentu dengan hasil yang maksimal, hal tersebut akan terjadi ketika mahasiswa tersebut bekerja dalam kondisi flow, kondisi ini adalah kondisi dimana keadaan mahasiswa tersebut berada dalam kondisi yang seimbang antara kemampuan dan tantangannya, sehingga membuatnya terlarut dalam proses penyelesaian tugas yang optimal. Proses pencarian data dilakukan dengan mengambil sampel dari 14 orang mahasiswa tugas akhir yang menggunakan teknologi digital yang sama, kemudian diukur kondisi kerja mereka dengan menggunakan variabel kondisi flow yang disesuaikan dengan kuesioner lalu dibandingkan dengan nilai hasil evaluasinya.   Kata Kunci: Optimalisasi, Teknologi Digital, Flow, Kinerja. ABSTRACT Digital technology is used as a means of tools for interior design students in the acceleration of the process of task, in this paper the authors look for relationships and the influence of students' ability to utilize digital technology to optimize performance so that the productivity and creativity of the students can achieve optimal point. Optimizing the performance of students will occur when a student can improve productivity within a certain time with maximum results, it will happen when students are working in conditions of flow, this condition is a condition in which the state of the student in a state of balance between ability and challenge, so dissolved in the process of making optimal task completion. The process of data retrieval is done by taking a sample of 14 students final project that uses the same digital technology, then measured their working conditions by using variable flow conditions are adjusted to the questionnaire were then compared with the value of the results of the evaluation. Keywords: Optimization, Digital Technology, Flow, Performance.
Interaksi Simbolik Dalam Tiga Lukisan Kaca Karya Haryadi Suadi Rizal Sapari
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Haryadi Suadi adalah maestro lukisan kaca khas Cirebon. Meskipun Haryadi seorang akademisi di lingkungan seni modern, Haryadi berperan penting di dalam mengembangkan seni lukis kaca khas Cirebon, tempat kelahirannya. Karya Haryadi Suadi merupakan substasiekspresi yang menekankan pada berbagai interpretasi atau pengalaman hidup penciptanya. Komunikasi seni yang terjadi dalam penyajian-pameran karya seni lukis kaca tradisi Haryadi Suadi berkorelasi dengan etnografi singkat lukisan kaca khas Cirebon. Lukisan yang dijadikan studi kasus kajian adalah lukisan berjudul Buroq, Kalacakra dan Sang Keadilan. Metode dan Teori yang digunakan adalah interaksi simbolik Herbert Blumer dengan metode kualitatif untuk menguraikan makna estetika simbolik tiga karya tersebut. Kata kunci: lukisan kaca, Haryadi Suadi, Interaksi Simbolik, Komunikasi Seni. ABSTRACT Haryadi Suadi is a Cirebon glass painting maestro. Although Haryadi was an academic in the modern art environment, Haryadi played an important role in developing the unique glass painting of cirebon, his birthplace. haryadi suadi's work is an expression substrate that emphasizes various interpretations or life experiences of its creator. the art communication that takes place in the presentation of glass painting works of the haryadi suadi tradition correlates with a brief ethnography of cirebon glass paintings. paintings used as case study studies are paintings titled buroq, kalachakra and the justice. the method and theory used are herbert blumer's symbolic interaction with qualitative methods to describe the symbolic aesthetic meaning of the three works. Keywords: Three Works of Haryadi glass painting, Symbolic Interaction, Communication of Art.
Dari Ritual ke Realitas Virtual (Tinjauan Video Komersial Seni Pertunjukan Tradisi Yang Beredar di Bandung) Agus Djatnika
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The ease and convenience offered by technology, especially for the audio-video recording has penetrated the tradition performance art and has become an offer that enriches the treasury of the cultural tradition itself. The trend appears in the tradition  performance art in different regions in Indonesia especially in Java, although the aspects of the production process seems to be amateurish as it is still limited to only a recording of an art performance event during the show. In addition, it is not specifically prepared for a production. The distribution of the tradition art performance video is accepted by the community with a tendency to be getting more and more in types as well as the choices of the tradition performance art among the commercial video markets. The goal diversity of the tradition performance art video launches in the markets ranging from the goal of a conventional business opportunity, a tradition art promotion, to a video recording studio promotion has become the parts of the diversity itself. Documenting the tradition performance art has become one of the cultural advantages which is very invaluable and has emerged from the community itself. These symptoms will be more culturally valuable if coupled with the seriousness of the video makers professionally completed with a narrative that contains all information about the distributed tradition performance arts and finally the society can be invited to be more intelligent appreciators. Keywords: technology, performance art, tradition Abstrak Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan teknologi, khususnya perekaman  dalam bentuk audio-video merambah pada seni pertunjukan tradisi, dan  menjadi  sebuah tawaran yang memperkaya  perbendaharaan budaya tradisi itu sendiri. Kecenderungan ini muncul pada seni pertunjukan tradisi di berbagai daerah di Indonesia khususnya di Jawa, meskipun dari aspek  proses produksi terkesan amatiran karena hanya sebatas  perekaman suatu peristiwa. saat seni pertunjukan itu berlangsung,  dan tidak secara  khusus dipersiapkan untuk  diproduksi. Peredaran video seni pertunjukan tradisi disambut baik oleh masyarakat dengan kecenderungan makin marak jenis maupun pilihan seni pertunjukan tradisidi tengah pasar video komersial. Keragaman tujuan peluncuran video seni pertunjukan  tradisi di pasaran mulai dari tujuan kesempatan bisnis  konvensiona, promosi kelompok seni tradisi hingga promosi studio rekaman video menjadi bagian dati keragaman tersebut. Pendokumentasian seni pertunjukan tradisi jadi salah satu manfaat budaya yang tidak ternilai dan muncul dari masyarakat itu sendiri. Gejala ini bisa lebih bernilai budaya bila dibarengi dengan kesungguhan para pembuat video secara professional dibarengi dengan narasi yang berisi informas tentang seni pertunjukan tradisi yang diedarkan tersebut yang pada akhirnya masyarakat sebagai aprisiator diajak lebih cerdas. Kata Kunci: teknologi, seni pertunjukan, tradisi
Kajian Faktor-faktor Pembentuk Lingkungan Kerja pada Desain Interior Coworking Space di Kota Bandung Shafira Maemanah; Dwinita Larasati; G. Prasetyo Adhitama
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coworking space pada dasarnya merupakan tempat kerja bersama bagi para profesional yang bekerja mandiri namun membutuhkan interaksi sosial. Tempat ini berkembang luas secara global, termasuk di Indonesia. Di Kota Bandung jumlah coworking space terus bertambah, namun setelah ditinjau ulang, beberapa tempat tutup atau sepi pengunjung. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pengembangan coworking space dari segi kenyamanan pengguna saat bekerja di dalamnya. Faktor-faktor yang diteliti adalah pengaturan spasial, jenis furnitur, kebisingan, penghawaan yang mempengaruhi temperatur, pencahayaan, dan suasana yang dihadirkan dari tampilan visualnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memberikan saran pengembangan desain interior yang dapat diterapkan di Kota Bandung. Sampel yang diambil adalah 3 tempat dengan pemilihan nonprobabilitas. Metode penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan melakukan observasi di masing-masing tempat dan wawancara pengguna untuk mengetahui persepsinya sebagai data pendukung. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa faktor pembentuk lingkungan kerja belum diterapkan secara optimal untuk kenyaman penggunanya.Kata kunci: desain interior, lingkungan kerja, coworking space, bandungAbstractCoworking space is basically a shared workplace for professionals who work independently but require social interaction. This place is growing globally, including in Indonesia. In the city of Bandung,the number of coworking space continues to grow, but after pre-field research, some places closed or have quiet visitors. This research is conducted as an effort to develop coworking space in terms of user's comfort while working in it. Factors studied are spatial arrangement, type of furniture, noise, air circulation that affect temperature, lighting, and atmosphere presented from visual appearance. The purpose of this research is to review and provide suggestions for interior design development that can be applied in Bandung. Three places were taken as samples with non-probability selection. This research method is done qualitatively by doing observation in each place and user interview to know perception as supporting data. The results show that some of the factors that form the working environment have not been optimally applied for user’s convenience.Keywords: interior design, working environment, coworking space, bandung
Kajian Pelaksanaan Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual Itenas (periode 2013-2016) Aditya Januarsa
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan tugas akhir di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Nasional Bandung selalu dianggap sebagai sebuah proses yang sangat rumit dan sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari track record pelaksanaan yudisium sebelum tahun 2013, yang selalu melewati batas tenggat waktu serta mendekati pelaksanaan wisuda. Jurusan selama ini selalu menjadikan alasan kurangnya waktu yang disediakan untuk tugas akhir semester ganjil, sehingga selalu mengambil jadwal semester berikutnya. Hal tersebut menyebabkan efek domino yang mempengaruhi stamina dosen, koordinator, dan mahasiswa ketika mengikuti penjadwalan tugas akhir yang tidak memiliki waktu jeda panjang. Kajian ini berusaha merumuskan relasi antar variabel yang menentukan atau mempengaruhi proses tata kelola tugas akhir di jurusan DKV Itenas.Kata kunci: Manajemen Tugas Akhir, Desain Komunikasi VisualABSTRACTThe implementation of the final project assignment in the Departement of Visual Communication Design (DKV) Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas), often be regarded as a difficult and very complicated process. It can be seen from the track record of yudisium before 2013, which always past the deadline and close to the graduation. The lack of time during odd semester always become the main reason. Overlapping schedule within the next semester caused the domino effect that affects the stamina of lecturer, coordinator, and students within the departement. This study attempted to formulate a relationship between variables that determine or influence the governance process of the final assignment in the Department of Visual Communication Design Itenas.Keywords: Final Project Management, Visual Communication Design
Tinjauan Pembentukan Kawasan Heritage Budaya Kampung Glam di Singapura dengan Pendekatan Analisis Morfologi dan Tipologi Bangunan Novrizal Primayudha
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kawasan heritage multikultural, melalui eksistensi situs kawasan-kawasan cagar budaya China, Melayu, India serta beberapa etnik lain yang juga menetap di sana. Upaya pembentukkan kawasan ini dapat dieksplorasi melalui kajian morfologi kawasan dan tipologi bangunan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan perilaku masyarakat pada awal pembentukkan kawasan hingga dapat terus  eksis  saat ini. Kampong Glam merupakan  salah satu kawasan heritage kebudayaan yang merupakan sebuah bukti eksistensi kebudayaan Melayu dan Arab yang telah menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada di negara ini. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memahami upaya pelestarian kebudayaan lokal di Singapura dengan  mengungkap temuan-temuan  terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembentukkan kawasan serta klasifikasi elemen arsitektural dengan pendekatan metode morfologi dan tipologi bangunannya. Kata Kunci : Kawasan Heritage Budaya, Morfologi dan Tipologi, Kampong Glam Abstract Singapore is a country that has a lot of areas of multicultural heritage, through the existence of sites of cultural heritage areas of China, Indonesia, India and some other ethnic groups are also settled there. Efforts to form the region can be explored through the study of the morphology of the area and typology of the building to reveal the cultural values ​​and behavior of people in the early formation of the region to be able to continue to exist today. Kampong Glam is one of ​​cultural heritage area, which is a proof of the existence of the Malay and Arab culture that has become part of the diversity of cultures that exist in this country. Therefore, this study was made to understand local cultural preservation efforts in Singapore to unveil the findings of the factors that influence the formation of the pattern of the region as well as the classification of architectural elements with the approach of morphological method and typology of the building. Keywords: Cultural Heritage Region, Morphology and Typology, Kampong Glam
Peran Media Interaktif terhadap Pengalaman Pengunjung di Museum Rockheim, Norwegia Anastasha, Oktavia Sati Zein
Jurnal Rekarupa Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Museum sebagai salah satu tempat untuk memberikan informasi mengenai jejak kebudayaan kini telah mengalami perubahan yang tidak hanya menitik beratkan kepada keberadaan benda pamernya saja tetapi juga museum baru harus mengerti terhadap kebutuhan pengunjung. Terlebih dengan rendahnya tingkat kunjungan masyarakat umum ke museum sebagai sarana rekreasi pendidikan, mengharuskan museum saat ini untuk meningkatkan diri dengan mengerti kebutuhan pengunjung terhadap benda pamer yang memberikan informasi secara interaktif. Penelitian mengenai Rockheim yang merupakan museum mengenai musik Norwegia antara tahun 1950 sampai dengan tahun 2000an ini memberikan pengalaman baru pada saat berkunjung, informasi yang diberikan mayoritas menggunakan media interaktif digital yang menarik minat pengunjung untuk mencoba dan juga selaras dengan kebutuhan pengunjung masa kini. Pengamatan langsung pada museum ini memberikan wawasan lebih jelas mengenai pengalaman pengunjung terhadap media interaktif di museum. Konsep museum baru dengan menerapkan penggunaan media secara interaktif pada museum dapat memberikan pengalaman berbeda yang baru dan menyenangkan bagi pengunjung dan diharapkan akan berkontribusi terhadap tingkat kunjungan di museum Indonesia. Kata kunci: Media Interaktif, Museum Baru, Pengalaman Pengunjung ABSTRACT Museum as one of the places to provide information about the cultural footprint has now been changed which not only focuses on the collection of exhibits, but also the new museum must understand the needs of visitors. Higher with the low level of public visit to the museum as a means of educational recreation, the museum needs now to improve itself by understanding the needs of visitors to show off objects that provide information interactively. Research on Rockheim which is a museum on Norwegian music between the 1950s and 2000s provides a new experience during a visit, the information provided by the majority uses digital interactive media that attracts visitors to try and also align with the needs of today's visitors. Direct observations at this museum provide clearer insights about visitors' experiences of the interactive media at the museum. The new museum concept by applying interactive media usage to the museum can provide a different and exciting new experience for visitors and is expected to contribute to the level of visit in Indonesian museums. Keywords: Interactive Media, New Museum, Visitor Experience
Kajian Historis dan Filosofis Kujang Aris Kurniawan
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 1 (2014): rekarupa
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini berangkat dari penelusuran kujang ke berbagai wilayah di Jawa Barat  untuk melengkapi berbagai penelitian kujang terdahulu yang masih menyisakan pertanyaan mendasar terutama makna filosofis dan simbolis kujang serta hubungannya dengan kosmologi Sunda. Dari penelusuran kujang tersebut banyak ditemukan berbagai bentuk perupaan kujang yang sama sekali belum diinventarisasi dan dikaji sebagai varian kujang dalam berbagai penelitian sebelumnya. Keragaman perupaan kujang hasil temuan tersebut sangat menarik untuk di kaji dan diteliti lebih dalam. Wilayah temuan kujang tersebut meliputi Bandung dan sekitarnya, kabupaten Sumedang, Cirebon, Garut, Ciamis, dan Kanekes Provinsi Banten. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam penamaan, bentuk kujang memiliki struktur yang hampir sama. Bentuk tersebut mengarah kepada bentuk burung, atau manuk dalam bahasa Sunda. Kujang mempunyai latar belakang sejarah dan  periode penciptaan yang panjang. Sebagai karya seni tradisi, kujang sarat akan makna filosofis dan simbolis. Kata kunci: kujang, Sunda, makna filosofis dan simbolis,       Abstract This study departs from research of kujang,  a traditional Sundanese cleaver, to various areas in West Java to complete complements previous studies that still leaves the fundamental question is mainly philosophical and symbolic significance relationship with kujang and Sundanese cosmology . Of the many research, kujang found in various shapes of kujang that have not inventoried as a variant of kujang , and studied in many previous studies. The diversity shape of kujang are very interesting for consideration and investigated more deeply . Region where kujang  found include Bandung and its surroundings , Sumedang district , Cirebon , Garut , Kudat, and Baduy Banten Province . Although there are slight differences in naming , the shape of kujang has a similar structure . The shape leads to a form of a bird , or manuk in Sundanese . kujang has a historical background and a long period of creation . As a work of art traditions , kujang full of philosophical and symbolic meaning . Keywords: kujang, Sunda, philosophical and symbolical meaning
Hasil Uji Beda Warna Bahan Alami Sebagai Salah Satu Alternatif Pewarnaan pada Bahan Kain Batik Purwanto .
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan bahan pewarna sintetis pada kain pembuatan batik saat ini memang sudah banyak digunakan karena proses pengerjaan lebih mudah dan tidak memakan waktu serta warna yang dihasilkan lebih cerah dan bervariasi, namun dengan pemakaian bahan pewarna sintetis ini juga menimbulkan efek samping yang bisa mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Untuk itu saat ini sudah banyak yang memulai menggunakan pewarna alami dalam pembuatan batik. Salah satu hal penting adalah “masalah lingkungan” sehingga pewarna alami dalam pembuatan batik mulai banyak dilakukan, ada lebih dari 150 jenis tanaman yang bisa menghasilkan warna alami diantaranya daun tom/indigofera (Indigoferaferafera Sp.), kulit buah jalawe (Terminaliabellirica) dan kulit kayu tingi (Ceriops tagal). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui beda warna hasil pewarna alami dari fermentasi daun indigofera, ekstraksi dari kulit buah jalawe dan kulit kayu tingi untuk bahan pewarnaan pada kain batik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan proses fermentasi dan ekstraksi bahan alami tersebut, kemudian dilakukan proses  fiksasi (penguncian warna). Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan alami indigofera, jalawe dan tingi apabila difiksasi menggunakan tawas akan menghasilkan warna ke arah cerah atau warna muda, sedangkan fiksasi dengan kapur warna akan berubah agak tua dari warna asalnya.  Kata kunci :  batik, fiksasi, pewarnaan alami ABSTRACTThe use of synthetic coloring materials on batik making cloth is now widely used because the process of processing is easier and does not take time and the resulting color is brighter and varied, but with the use of synthetic coloring materials also cause side effects that can pollute the environment and interfere with health . One of the important things is "environmental problems" so that many natural dyes in batik making are starting to be done, there are more than 150 types of plants that can produce natural colors including tom / indigofera leaves (Indigoferaferafera Sp.), Jalawe fruit skin (Terminaliabellirica) and bark high (Ceriops tagal). The purpose of the study was to determine the color differences of natural coloring results from indigofera leaf fermentation, extraction from jalawe fruit peel and high bark for coloring material on batik cloth. The method used in this study is the fermentation and extraction process of natural materials, then the fixation process. The results showed that the natural ingredients of indigofera, jalawe and high when fixed using alum will produce a bright or light color, while fixation with lime color will change a little older than the original color. Then fixation with chalk will lead to older or darker colors.  Keywords : batik, fixation, natural coloring
Interpretasi Visual terhadap Bentuk dan Fungsi Kujang Huma Pamangkas dengan Uji ANOVA (Analysis Of Variance) dan VAS (Visual Analog Scale) Edi Setiadi Putra
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   The kujang recognizable as a typical cultural artifact Sunda. Classification of Kujang is determined by functions, namely as weapons, agricultural tools and ceremonial tool. The functions of kujangs are determined based on user behavior that characterize a particular form, this phenomenon is interesting to traced, to determine the elements in form of Kujang huma pamangkas as agricultural tools who showing variability of functions, the study sought to explore the visual perception of some observers, through VAS approach (visual analog scale) and the ANOVA test (analysis of variance), towards some form of kujang pamangkas from several museums, This study concluded the fact the relationship between form with function (form follows function), which was preserved until the present into the design characteristics of traditional farming tools in west Java. Keyword: Kujang, huma, Sunda ABSTRAK   Kujang dikenali sebagai artefak khas budaya Sunda. Klasifikasi kujang ditentukan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai senjata, perkakas pertanian serta alat upacara. Fungsi-fungsi kujang ditentukan berdasarkan perilaku pengguna yang membentuk karakter bentuk tertentu. Fenomena ini menarik untuk ditelusuri, guna mengetahui unsur pada karakter bentuk kujang perkakas pertanian yaitu kujang huma pamangkas yang menunjukkan variabilitas fungsi. Penelitian ini mencoba menggali persepsi visual dari beberapa pemerhati, melalui pendekatan VAS (Visual Analog Scale) dan uji ANOVA (Analysis Of Variance), terhadap beberapa bentuk artefak kujang pamangkas dari beberapa museum. Penelitian ini menyimpulkan adanya fakta keterkaitan antara bentuk dengan fungsinya (form follows function), yang dilestarikan hingga masa kini kedalam karakter desain perkakas pertanian tradisional di Jawa Barat.   Kata kunci: Kujang, huma, Sunda  

Page 8 of 11 | Total Record : 106