cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA RACANA
ISSN : -     EISSN : 24772569     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 539 Documents
Kinerja Simpang Jalan Jakarta – Jalan Supratman Kota Bandung dengan Metode MKJI 1997 dan Software PTV Vissim 9 (Hal. 52-62) Pamusti, Galuh; Herman, Herman; Maulana, Andrean
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 3: September 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.69 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i3.52

Abstract

ABSTRAKPermasalahan transportasi terutama di daerah persimpangan merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Pergerakan transportasi memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan evaluasi kinerja simpang Jalan Jakarta – Jalan Supratman dengan menggunakan metode MKJI 1997 dan software PTV Vissim 9. Analisis kinerja simpang eksisting dengan menggunakan metode MKJI 1997 menghasilkan derajat kejenuhan pada Jalan Ahmad Yani sebesar 0,898 yang berarti volume lalu lintas mendekati pada kapasitas sehingga arus tidak stabil, untuk panjang antrian terpanjang terjadi pada lengan simpang Jalan Ahmad Yani sebesar 244,345 meter dan nilai tundaan simpang rata-rata sebesar 84,699 detik/smp. Analisis kinerja simpang eksisting dengan menggunakan software PTV Vissim 9 terjadi antrian paling panjang dengan panjang antrian maksimal 182,97 meter pada lengan simpang Jalan Ahmad Yani dan menghasilkan nilai tundaan rata-rata sebesar 82,96 detik.Kata kunci: derajat kejenuhan, kinerja simpang jalan, MKJI 1997, PTV Vissim 9. ABSTRACTThe problems of transportation in the intersection is a problem that occurred in many cities. This transportation movement requires the adequated facilities and transportation infrastructures. The purpose of this study was to evaluate the performance intersection of Jakarta Road – Supratman Road using MKJI 1997 and PTV Vissim 9 Software. Analysis the performance existing intersection using MKJI 1997 produced 0.898 the degree of saturation at Ahmad Yani Road which means the volume is close to capacity so the traffic flow is unstable, the longest queue is 244.345 meters at Ahmad Yani road and the average intersection delay value using MKJI 1997 is 84.699 sec/pcu. Analysis the performance existing intersection using PTV Vissim 9 software there is longest queue with a maximum queue length is 182.97 meters at Ahmad Yani Road and produced 82.96 sec delay average. Keywords: degree of saturation, performance of intersection, MKJI 1997, PTV Vissim 9.
Model 3D Desain Struktur Baja Canai Dingin pada Rumah Sederhana 2 Lantai Berdasarkan SNI 7971-2013. (Hal. 9-17) Hafizha, Muhammad Ahdi; Kamaludin, Kamaludin
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 2: Juni 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.466 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i2.9

Abstract

ABSTRAKIndonesia adalah negara berkembang dengan pertumbuhan pembangunan yang cukup tinggi, sementara luas lahan yang tersedia masih tetap dan terbatas. Akibat dari kondisi tersebut, berdampak pada kebutuhan akan rumah tinggal atau hunian akan semakin tinggi, Rumah sederhana 2 lantai yang layak dan kokoh berbasis ekonomis adalah solusi untuk masyarakat tersebut. Profil baja canai dingin adalah jenis profil baja yang memiliki ketebalan dimensi yang relatif tipis dengan rasio dimensi lebar setiap elemen profil terhadap tebalnya sangat besar, karena ketebalan dimensi profil relatif tipis, maka pembentukan profil dapat dilaksanakan menggunakan proses pembentukan dingin. Maka dari itu adanya model rumah sederhana 3D menggunakan profil baja canai yang praktis dan relatif murah adalah solusi masalah tersebut. Peneliti mengkhususkan mengetahui perbandingan gaya dalam dan rasio yang terjadi  pada model struktur 2D dan 3D. Hasil yang Didapat dari rasio balok yaitu 0,98 dan kolom 0,69.Kata kunci: baja canai, rumah, balok, kolom. ABSTRACTIndonesia is a developing country with relatively high development growth, while the available land area is still limited. As a result of these conditions, the impact on the need for residential or occupancy will be higher, simple and economically viable 2-storey house is a solution for the community. The profile of cold rolled steel is a type of steel profile that has a relatively thin dimensional thickness with the width dimension ratio of each profile element to a very large thickness. Because the profile thickness thickness is relatively thin, the profile formation can be performed using cold forming process. Therefore the existence of a simple 3D home model using a practical and relatively cheap steel roll profile is the solution of the problem. The researcher specializes in knowing the inner force ratio and the ratios that occur in 2D and 3D structural models. The results obtained from beam ratios are 0.98 and 0.69 columns.Keywords: cold formed, house, beams, coloum.
Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Irigasi Rawa (Hal. 48-59) Putri, Yully Santi Eka; Wurjanto, Andojo
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.722 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.48

Abstract

ABSTRAKRawa sebagai salah satu sumber daya air di Indonesia, memiliki total luas lahan yang cukup besar yaitu kurang lebih 33,41 juta ha, yang terbagi ke dalam lahan rawa lebak seluas 13,28 juta ha dan sisanya lahan rawa pasang surut 20,13 juta ha. Pengelolaan dan pengembangan lahan rawa sebagai lahan pertanian sudah berjalan namun belum optimal dikarenakan belum adanya tata cara atau standar perencanaan irigasi khusus lahan rawa. Pedoman yang sudah tersedia dan berjalan baik di Indonesia saat ini adalah standar perencanaan irigasi permukaan. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Irigasi Rawa khususnya rawa pasang surut. Penyusunan Tata Cara Perencanaan Teknik dilakukan dengan cara melakukan kaji literatur kebijakan yang berlaku, referensi akademis dan non akademis, artikel serta studi terdahulu terkait pekerjaan rawa. Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Irigasi Rawa memuat tahapan-tahapan sebagai langkah awal dalam perencanaan pekerjaan jaringan irigasi rawa terutama untuk daerah rawa pasang surut.Kata kunci: Perencanaan teknik, tata cara, jaringan irigasi, rawa, pasang surut. ABSTRACTSwamp is one of the water resources in Indonesia with a considerably large area at approximately 33.41 million ha in total. This area is divided into 13.28 million ha lowland swamp and 20.13 million ha tidal swamps. These swamps are still underutilised compared to population growth and demand due to the absence of procedure or standard for swamp irrigation design, where currently the only available standard for surface irrigation design.The aim of this thesis is to develop a technical procedure for swamp irrigation network planning, especially for tidal swamps. The development of this technical procedure is based on literature review on available policies, academic and non-academic references, and past articles and studies regarding swamp irrigation planning. This technical procedure for swamp irrigation planning includes steps as an initial phase for planning on swamp irrigation work planning, especially for tidal swamp areas.Keywords : Technical planning, procedure, irrigation network, swamp, tides.
Kajian Eksperimental Sifat Mekanik Panel Cross Laminated Timber Kayu Sengon dan Kayu Jabon (Hal. 78-87) Abdurrahman, Irfan Naufal; Gultom, Heru Juhdi; Desmaliana, Erma
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.934 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.78

Abstract

ABSTRAKPanel Cross Laminated Timber (CLT) merupakan rekayasa kayu dengan penyusunan kayu dengan arah bersilangan 90  Material kayu yang digunakan yaitu kayu Sengon dan kayu Jabon. Pembuatan panel CLT menggunakan perekat Polyvinyl Acetate, Cross-linker, dan Lateks Karet Alam dengan perbandingan 1:1 untuk base dan 15% untuk katalisator. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui kinerja panel CLT kayu Sengon dan kayu Jabon terhadap beban tekan dan geser. Pembuatan panel CLT dilakukan dengan menggunakan kempa dingin dan dimensi panel CLT yang digunakan yaitu 950mm 950mm 120mm. Hasil pengujian eksperimental pada benda uji small clear, didapatkan bahwa kayu jabon dan kayu sengon masuk kedalam kelas kuat V. Kapasitas tekan panel CLT kayu Sengon lebih kuat dibandingkan CLT Jabon yaitu 12,196 MPa dengan defleksi 10,51 mm dan kapasitas tekan panel CLT Kayu Jabon 9,572 MPa dengan defleksi 2,67. Pada pengujian kuat geser Panel CLT kayu Sengon menghasilkan nilai kuat geser lebih baik dari pada CLT kayu Jabon sebesar 0,09 MPa, dan kuat geser CLT kayu Jabon 0,089 MPa. Kata kunci: cross laminated timber, perekat, kuat tekan, kuat geser, defleksi. ABSTRACTCross Laminated Timber (CLT) Panel Is wood engineering with wood’s arrangement cross direction 90°. Wood materials used Sengon and Jabon. Making CLT panels using Polyvinyl Acetate, Cross-linker, and Natural Rubber Latex adhesives with a ratio of 1:1 for base and 15% for catalyst. The purpose of this research is to know the performance of Sengon and Jabon wood CLT panels against press and shear load. CLT panel is made by used cold press processed and the CLT panel dimensions used is 950mm 950mm 120mm. The results of small clear test object, found that Jabon wood and sengon wood were included in the strong V class.The compressive capacity of Sengon wood CLT panel is stronger than Jabon CLT which is 12.196 MPa with 10.51 mm deflection and the compressive capacity of Jabon CLT panel is 9.572 MPa with a deflection of 2.67. The shear strength testing of Sengon wood CLT Panel produces better shear strength than Jabon wood. Shear strength Sengon’s CLT is 0.089 MPa and Jabon’s CLT is 0.128 MPa.Keywords: cross laminated timber, glue, compression strength, shear strength, deflection.
Studi Mengenai Pengaruh Gradasi Agregat Kasar terhadap Kebutuhan Air untuk Mencapai Suatu Kelecakan Campuran Beton pada Cara SNI. (Hal. 73-82) Nugraha, Bayu; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 2: Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.014 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i2.73

Abstract

ABSTRAKKebutuhan air untuk mencapai suatu rentang kelecakan campuran beton yang direncanakan pada cara SNI hanya bergantung pada ukuran maksimun agregat kasar dan jenis agregat yang digunakan. Pada cara SNI ini banyaknya ragam gradasi agregat kasar yang digunakan selama ukuran maksimumnya tidak berubah, maka jumlah air yang dibutuhkan tetap sama. Kejelasan tentang jenis gradasi agregat kasar yang terdapat pada perkiraan jumlah air dalam campuran beton sangat perlu untuk memperhitungkan kebutuhan air campuran beton menjadi lebih tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gradasi agregat kasar terhadap kebutuhan air campuran beton pada cara SNI. Kebutuhan air campuran beton berbanding lurus dengan persentase jumlah air tiap ukuran agregat kasar yang digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah air yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan jumlah air yang dihitung. Jumlah air yang dibutuhkan dapat dirumuskan sebagai jumlah dari persen ukuran agregat kasar dikali jumlah air dari tiap ukuran agregat kasar tersebut.Kata kunci: cara SNI, gradasi agregat kasar, kebutuhan air. ABSTRACTAmount of waters that need to reach a slump range of mix concrete that planned on SNI only depending on maximum amount of coarse aggregate and the kind of aggregate. Depending of SNI, variety of graded coarse aggregate as long as the maximum amount does not change or stable does not change the amount of water needed. Clarity of  the kind of coarse aggregate graded on water amount estimate to calculate a water on mix concrete to be accurate. The study was done to overcome the effect coarse aggregate graded to amount of water needed on SNI. The water needed mix concrete directly proportional with percentage of water every size of coarse aggregate used. The result shown that amount of water needed equivalent with calculation of water that calculated. Amount of water needed can be formulated as a total of percentage size of coarse aggregate multiplied by amount of water of every size of coarse aggregate.Keywords: SNI method, coarse aggregate graded, water needed.
Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak (Hal. 36-47) Zaid, Naufal; Yakin, Yuki Achmad
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 2: Juni 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.079 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i2.26

Abstract

ABSTRAKTanah lempung memiliki tegangan geser dan permeabilitas yang rendah, oleh karena itu tanah lempung tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai landasan konstruksi agar diperoleh daya dukung yang baik. Perbaikan tanah dengan melakukan perkuatan dapat dilakukan. Analisis daya dukung dan penurunan Fondasi rakit dan tiang rakit pada timbunan di atas tanah lunak dengan melakukan pemodelan menggunakan metode elemen hingga. Variasi pada fondasi rakit yaitu tebal pondasi rakit. Pada Fondasi tiang rakit variasi yang digunakan yaitu ukuran penampang tiang, tinggi tiang, jarak antar tiang, dan tebal fondasi rakit. Tebal rakit pada Fondasi rakit mempengaruhi kapasitas daya dukung dan penurunan. Tinggi tiang dan jarak antar tiang berpengaruh pada kapasitas daya dukung dan penurunan pada fondasi tiang rakit. Hasil perbandingan antara fondasi rakit dan tiang rakit menunjukan bahwa adanya tiang pada fondasi tiang rakit dapat menambah kapasitas daya dukung dan memperkecil penurunan.Kata kunci: daya dukung, penurunan, fondasi rakit, fondasi tiang rakit, metode elemen hingga, metode Terzaghi, metode Hein & Lee, metode Randolph. ABSTRACTClay has low shear stress and permeability, therefore clay soil must be repaired before being used as the basis for construction to obtain good bearing capacity. Soil improvement by using reinforcement can be done. Capacity analysis and settlement of raft foundation and pile raft foundation on soft soil by performing modeling using finite element method. Variations on the raft foundation is thickness of raft foundation. In the pile raft foundation variations used are cross-sectional size of pile, pile height, space of pile , and thickness of raft foundation. Thickness of raft foundation affect to bearing capacity and  settlement. Pile height and the space of pile affect to bearing capacity and settlement of pile raft foundation. Comparison between raft foundation and pile raft foundation showed that their pile at the pile raft foundation can increase the bearing capacity and minimalizer settlement.Keywords: bearing capacity, settlement, raft foundation, pile raft foundation, finite element method, Terzaghi method, Hein & Lee method, Randolph method.
Pengaruh Jumlah dan Diameter Helix terhadap Daya Dukung Fondasi Helical Pile (Hal. 56-67) Fitriana, Sena Bayu Adji; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.957 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.56

Abstract

ABSTRAKFondasi helical pile adalah fondasi tiang baja yang memiliki helix untuk menambah daya dukung yang dihasilkan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menentukan kapasitas daya dukung fondasi helical pile seperti, membandingkan metode analitis yang terdiri dari metode cylindrical shear dan metode individual bearing dengan metode elemen hingga. Banyak variasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung fondasi helical pile, variasi yang dilakukan untuk mengetahui kapasitas daya dukung fondasi ini seperti menambah jumlah helix dan memvariasikan diameter helix pada helical pile. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung akibat bertambahnya jumlah helix menunjukan penambahan sebesar 9,38% pada tanah lempung dan 5,58% pada tanah pasir dan adanya penambahan ukuran diameter tengah sebesar 50% menambah daya dukung sebesar 19,66% pada tanah lempung dan 10,83% pada tanah pasir.Kata kunci:  helical pile, cylindrical shear, individual bearing, elemen hingga ABSTRACTHelical pile foundation is a steel pile that has a helix to increase the bearing capacity. There are several things that can be done to determine the bearing capacity of helical pile such as, comparing analytical methods (cylindrical shear and individual bearing) with finite element method. Many variations can be done to increase the bearing capacity of the helical pile foundation, variations were made to determine the bearing capacity such as increasing the number of helix and increasing the diameter helix on the helical pile. The result of the bearing capacity due to increasing the number of helix shows the addition of 9.38% in the clay soil and 5.58% in the sand soil. By adding 20 cm diameter size of helix, it also increases the bearing capacity 19.66% in clay soil and 10.83% in sand soil.Keywords: helical pile, cylindrical shear, individual bearing, finite element
Studi Kadar Aspal Optimum Menggunakan Alat Marshall dan Alat Percentage Refusal Density (Hal. 26-35) Maulana, Yusuf; Sukirman, Silvia; Zurni, Rahmi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.567 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.26

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan ekonomi dan industri yang berkembang, berdampak pada peningkatan pergerakan lalu lintas.Kerusakan lapisan perkerasan umumnya dipengaruhi pori dan rongga yang besar akibat pemadatan pelaksanaan kurang baik, mengakibatkan air masuk ke struktur perkerasan melalui retak dan celah sehingga membentuk lubang.Kepadatan mutlak dimaksudkan sebagai kepadatan tertinggi yang dapat dicapai oleh campuran sehingga campuran tersebut tidak dapat menjadi padat lagi, untuk memperkecil pori dan ronggapada campuran perkerasaan digunakan metode pemadatan alat Marshall dan Percentage Refusal Density.Kadar aspal yang memenuhi spesifikasi Marshall berada pada rentang 5,95% dan 6,85% sehingga KAO diperoleh sebesar 6,4% dibulatkan 6,5%. Benda uji campuran Percentage Refusal Density menggunakan KAO sebesar 6%, 6,5% dan 7%, untuk membandingkan nilai VIM.Hasil penelitianmenunjukan bahwa pemadatan menggunakan alat Percentage Refusal Density nilai kepadatan lebih besar, kepadatan semakin besar nilai VIMrefusal lebih kecil dibandingkan dengan VIM Marshall dan KAOrefusal diperoleh 6,2%.Kata Kunci: Kadar Aspal Optimum, Percentage Refusal Density, VIMRefusal, ABSTRACTEconomic growth and industry development impacted to the enhancement to traffic movement. Pavement damage generally affected by large pore and void due to poor compaction, which resulted the water could get into the pavement structure through crack and gap and forming holes. The absolute density means the highest density (maximum) that can be achieved by the mixture that the mixture cannot become more solid, to minimize voids and pores in the mixture then used the method of Marshall tool compaction and Percentage Refusal Density. Asphalt content that meets the specification of Marshall is in the range of 5,95% and 6,85% that OBC value gained is 6,4% rounded to 6,5%. The specimen of Percentage Refusal Density used OBC value of 6%, 6,5%, and 7% to compare the value of VIM obtained. The result showed that compaction using Percentage Refusal Density tools produce bigger density value, with bigger density it means that the value VIMrefusal is smaller than VIM Marshall and OBCrefusal value obtained is 6,2%.Keywords: Optimum Bitumen Content, Percentage Refusal Density, VIMRefusal,
Evaluasi Deformasi dan Stabilitas Struktur Tiang Pelat (Pile Slab) di Atas Tanah Gambut (Studi Kasus: Ruas Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung, Provinsi Sumatera Selatan) (Hal. 105-116) Munir, Misbahul; Yakin, Yuki Achmad
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.425 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.105

Abstract

ABSTRAKEvaluasi deformasi dan stabilitas struktur pile slab diterapkan dalam studi kasus yang dilakukan pada ruas jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung, Sumatera Selatan. Analisis kapasitas daya dukung aksial dan penurunan dilakukan dengan menggunakan metode Mayerhof, metode Poulos, dan program PLAXIS 2D 2017. Analisis mengunakan metode Meyerhof diperoleh kapasitas daya dukung tiang tunggal sebesar 617,591 ton, kelompok tiang sebesar 6.1759,1 ton, sedangkan untuk Penurunan menggunakan metode Poulos diperoleh interaksi ujung sebesar 0,0232 m, interaksi gesek sebesar 0,0567 m, dari PLAXIS 2D diperoleh daya dukung sebesar 7.078,83 ton dengan penurunan sebesar 0 m. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai daya dukung dan penurunan kelompok tiang, baik hasil perhitungan metode empirik maupun numerik menunjukan bahwa struktur pile slab dalam penelitian ini aman terhadap deformasi dan gangguan stabilitas.Kata kunci: penurunan, kapasitas daya dukung, PLAXIS 2D ABSTRACTA case study to evaluate the deformation and stability of pile slab structure was conducted on Pematang Panggang - Kayu Agung Highway Project in South Sumatera. Using Mayerhof method, Poulos method, and  PLAXIS 2D 2017 program to analyze the axial bearing capacity and settlement of the structure. Resulted a single pile bearing capacity value of 617.591 tons, group pile bearing capacity value of 6,175.91 tons, with settlement interaction value of 0.0232 m, settlement frictional interaction value of 0.0567 m using the Poulos method, and bearing capacity value of 7,213.3 tons with settlement value of 0 m using PLAXIS 2D software. As a result bearing capacity and settlement pile grup, the use of both numerical and empirical method show that pile slab structure in this research is safe from instability and deformation.Keywords:  settlement, bearing capacity, PLAXIS 2D
Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton (Hal. 115-125) Dimalouw, Brayn Gilang; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.145 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.115

Abstract

ABSTRAKPerancangan campuran beton memformulasikan bahwa kekuatan beton hanya ditentukan oleh faktor air-semen sedangkan modulus kehalusan pasir hanya mempengaruhi kelecakan beton segar. Modulus kehalusan pasir yang direkomendasikan SNI yaitu 1,50–3,50 dan pada ACI yaitu 2,40–3,00. Mengingat rentang modulus kehalusan pasir cukup jauh pada cara SNI/BS, dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui pengaruh perubahan modulus kehalusan pasir terhadap kuat tekan beton. Penelitian dilakukan dengan membuat campuran beton menggunakan cara Dreux, untuk kuat tekan rencana 30 MPa, slump rencana 80 mm, faktor granular ( ) 0,40, 0,45, dan 0,50, serta modulus kehalusan pasir 1,50, 2,00, 2,50, 3,00, dan 3,50. Hasil penelitian memperlihatkan sebaran kuat tekan aktual berfluktuaktif mendekati kuat tekan prediksi. Hal ini menunjukkan modulus kehalusan pasir tidak berpengaruh secara signifikan  terhadap kuat tekan beton. Hasil penelitian ini memperkuat perancangan campuran beton cara SNI/BS, ACI, dan lainnya seperti cara Dreux, yang beranggapan bahwa kuat tekan beton hanya dipengaruhi oleh faktor air-semen saja.Kata kunci: SNI/BS dan ACI, kuat tekan beton, faktor air-semen, modulus kehalusan pasir ( ).ABSTRACTThe concrete mix design states that the strength is only determined by the water-cement ratio, whereas the sand fineness modulus just affects the workability of fresh concrete. The sand fineness modulus in SNI is recommended about 1.50–3.50 and the ACI is about 2.40–3.00. Considering the ranges of sand fineness modulus is far enough in the SNI/BS, it is necessary to carry out further research to determine the effect of changes of sand fineness modulus on the concrete compressive strength. The Research is performed by making the composition of concrete mix using Dreux method, for the compressive strength design of 30 MPa, slump 80 mm, granular factor ( ) 0.40, 0.45, and 0.50, and the sand fineness modulus 1.50, 2.00, 2.50, 3.00, and 3.50. The results show that the distributions of actual compressive strengths scattered around the prediction of compressive strength. The results indicate that the sand fineness modulus does not affect significantly the compressive strength of concrete, even it does not affect the workability of fresh concrete. Thus this research reinforce concrete mix design theory of the SNI/BS and ACI method, which state that the compressive strength of concrete is only affected by the water-cement ratio.Keywords: SNI/BS and ACI, concrete compressive strength, water-cement factor, sand fineness modulus ( ).

Page 5 of 54 | Total Record : 539