cover
Contact Name
Alfons Tampenawas
Contact Email
alfonsreenz@gmail.com
Phone
+6285256475233
Journal Mail Official
oudysepang@stt-indonesia.ac.id
Editorial Address
Jalan Tololiu Supit no. 54, Manado - 95119
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AMBASSADORS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : -     EISSN : 27234290     DOI : https://doi.org/10.54369/ajtpk
Core Subject : Religion,
AMBASSADORS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani adalah forum publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian dalam bidang Teologi dan Pendidikan Kristiani. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Manado dan ditujukan bagi para dosen, peneliti, serta akademisi dari berbagai institusi yang memiliki minat dalam pengembangan kajian teologi dan pendidikan Kristiani. Jurnal AMBASSADORS terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember, serta menerapkan sistem double-blind peer review untuk menjamin kualitas publikasi. Jurnal AMBASSADORS berfokus pada kajian teologi yang mengintegrasikan berbagai perspektif kontemporer dan interdisipliner guna mengupas makna serta relevansi teologi dalam konteks modern. Selain itu, jurnal ini juga mengeksplorasi dinamika dan tantangan dalam Pendidikan Kristiani, termasuk isu-isu yang muncul dalam era digital serta dalam masyarakat yang semakin multikultural. Melalui pendekatan yang berbasis penelitian ilmiah, Jurnal AMBASSADORS bertujuan untuk menjadi wadah refleksi teologis yang dapat memperkaya wawasan akademik dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia teologi dan pendidikan Kristiani.
Articles 34 Documents
Eksplorasi Efesus 1:3-14 melalui Redemptive historical Approach : Sebuah Refleksi Teologis Karya Penebusan Kristus: Sebuah Refleksi Teologis Karya Penebusan Kristus Purwonugroho, Daniel Pesah
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4 No 1 (2025): Juni
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v4i1.62

Abstract

Abstract: This paper aims to explore Ephesians 1:3-14 through the lens of redemptive historical approach and reflect theologically on the redemptive work of Christ. Ephesians 1:3-14 is a soteriological elaboration by Paul. Ephesians 1:3-14 affirms the spiritual blessings, election, redemption and sealing that believers receive. On the one hand, the redemptive historical approach is a hermeneutical lens to view the Bible from the history of redemption. This redemptive history in the Bible culminates in the work of Christ on the cross. The hermeneutical approach integrates three important things: textual, epochal and canonical. Through a descriptive qualitative approach, the author will explore Ephesians 1:3-14 through a redemptive historical approach and then reflect theologically on the redemptive work of Christ. The author states that the exploration of Ephesians 1:3-14 through a redemptive historical approach provides a significant reflection on the redemptive work of Christ. This paper contributes a new reading of Ephesians 1:3-14 through a redemptive historical perspective and provides a more integrative and historical theological framework in understanding the redemption of Christ.   Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi Efesus 1:3-14 melalui lensa redemptive historical approach dan merefleksikannya secara teologis pada karya penebusan Kristus. Efesus 1:3-14 merupakan elaborasi soteriologis yang diulas oleh Paulus. Efesus 1:3-14 menegaskan tentang berkat rohani, pemilihan, penebusan dan pemeteraian yang didapatkan oleh orang percaya. Di satu sisi, redemptive historical approach merupakan lensa hermeneutis untuk melihat Alkitab dari sejarah penebusan. Sejarah penebusan di dalam Alkitab ini berpuncak kepada karya Kristus di atas kayu salib. Pendekatan hermeneutis tersebut mengintegrasikan tiga hal penting yaitu tekstual, epokal dan kanonikal. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, Peneliti akan melakukan eksplorasi Efesus 1:3-14 melalui redemptive historical approach kemudian merefleksikannya secara teologis pada karya penebusan Kristus. Peneliti menyatakan bahwa eksplorasi Efesus 1:3-14 melalui redemptive historical approach memberikan refleksi teologis yang signifikan bagi karya penebusan Kristus. Artikel ini memberikan kontribusi pembacaan baru atas Efesus 1:3-14 melalui perspektif redemptive historical dan memberikan kerangka teologis yang lebih integratif dan historis dalam memahami penebusan Kristus
Kode Etik Guru: Landasan Etis dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Kristen: Landasan Etis dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Kristen Wicaksono, Aditya Putra Pangestu; Arifianto, Yonatan Alex
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4 No 1 (2025): Juni
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v4i1.63

Abstract

Abstract: Teachers' code of ethics has a central role in shaping the professionalism of Christian Religious Education teachers. This study aims to analyse how the teacher code of ethics serves as an ethical foundation in raising standards of professionalism, integrity and moral responsibility in teaching practice. Using a qualitative approach based on literature review, this study examines the relevance of the PAK teachers' code of ethics in the context of modern education as well as the challenges faced in its implementation. The results show that the teacher code of ethics functions not only as a moral guide but also as an instrument that strengthens commitment to the development of learners' character in accordance with Christian values. Educational policies that emphasise teachers' codes of conduct contribute to improving the quality of learning that is more ethical and oriented towards spiritual values. Thus, consistent implementation of the code of conduct can improve the quality of teaching and shape a more inclusive and value-based educational environment. The novelty of this research lies in the approach that highlights the relationship between teachers' codes of conduct and professionalism in Christian religious education, which has rarely been discussed in depth. The findings provide new insights into how a code of ethics can be used as an instrument of character strengthening and moral transformation in education, especially in a religious contex.   Abstrak: Kode etik guru memiliki peran sentral dalam membentuk profesionalitas guru Pendidikan Agama Kristen (PAK). Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kode etik guru menjadi landasan etis dalam meningkatkan standar profesionalisme, integritas, dan tanggung jawab moral dalam praktik pengajaran. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis kajian literatur, penelitian ini mengkaji relevansi kode etik guru PAK dalam konteks pendidikan modern serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode etik guru berfungsi tidak hanya sebagai panduan moral tetapi juga sebagai instrumen yang memperkuat komitmen terhadap pengembangan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Kristen. Kebijakan pendidikan yang menekankan kode etik guru berkontribusi pada peningkatan mutu pembelajaran yang lebih beretika dan berorientasi pada nilai-nilai spiritual. Dengan demikian, penerapan kode etik yang konsisten dapat meningkatkan kualitas pengajaran serta membentuk lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis nilai. Kebaharuan penelitian ini terletak pada pendekatan yang menyoroti hubungan antara kode etik guru dan profesionalitas dalam pendidikan agama Kristen, yang masih jarang dibahas secara mendalam. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana kode etik dapat dijadikan sebagai instrumen penguatan karakter dan transformasi moral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam konteks keagamaan.
Microloan sebagai Pelayanan Holistik Gereja: Implementasi Etika Kristen dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Marginal: Implementasi Etika Kristen dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Marginal Telaumbanua, Agus Arda Setiawan; Ruata, Jayson Lodewyk
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4 No 1 (2025): Juni
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v4i1.64

Abstract

Poverty continues to be a significant challenge in Indonesia, especially for communities that are marginalized and struggle to gain access to business capital. Microloans are a strategic approach that can meet financial needs while having the capacity to evolve into a comprehensive form of church ministry based on Christian principles. This research aims to analyze and explain the function of microloans as an access ministry in the context of Christian ethics, which addresses the economic needs of the underprivileged while fulfilling the church's mandate to provide holistic ministry. Then, to show that microloans can be a strategic instrument to achieve social transformation through Biblical values, as well as a tangible manifestation of love and justice in contemporary society. This article uses a qualitative approach through a literature review to look at the function of microloans as a ministry of the church within the framework of economic empowerment and social justice. Grounded in the principle of love (Matthew 22:37-40) and the cultural mandate (Genesis 1:28), microloans become an alternative expression of the church's mission to restore dignity and improve the welfare of the poor, opening opportunities for evangelism and expanding the impact of holistic ministry amid contemporary socio-economic challenges.   Abstrak: Kemiskinan terus menjadi tantangan yang signifikan di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang terpinggirkan dan kesulitan untuk mendapatkan akses modal usaha. Pinjaman mikro merupakan pendekatan strategis yang dapat memenuhi kebutuhan finansial sekaligus memiliki kapasitas untuk berkembang menjadi bentuk pelayanan gereja yang komprehensif berdasarkan prinsip-prinsip Kristen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan fungsi pinjaman mikro sebagai pelayanan akses dalam konteks etika Kristen, yang menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat yang kurang mampu sekaligus memenuhi mandat gereja untuk memberikan pelayanan yang holistik. Kemudian untuk menunjukkan bahwa pinjaman mikro dapat menjadi instrumen strategis untuk mencapai transformasi sosial melalui nilai-nilai Alkitabiah, sekaligus menjadi wujud nyata dari kasih dan keadilan di tengah masyarakat kontemporer. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui tinjauan literatur untuk melihat fungsi pinjaman mikro sebagai pelayanan gereja dalam kerangka pemberdayaan ekonomi dan keadilan sosial. Berlandaskan pada prinsip kasih (Matius 22:37-40) dan mandat budaya (Kejadian 1:28), mikroloan menjadi alternatif ekspresi nyata dari misi gereja untuk memulihkan martabat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, membuka peluang untuk melakukan penginjilan dan memperluas dampak pelayanan yang holistik di tengah tantangan sosial-ekonomi kontemporer.
Dimuridkan oleh Algoritma, Digembalakan oleh Media Sosial: (Sebuah Refleksi Kritis Peran Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga) Legi, Hendrik; Giban, Yoel; Kainara, Semi
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4 No 1 (2025): Juni
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v4i1.65

Abstract

Abstract: The rapid development of digital technology has brought significant changes in the lifestyle of Christian families, especially in the process of child discipleship. Social media algorithms now play a dominant role in shaping children's behaviors, thoughts, and moral values, replacing the traditional role of the family as the center of faith education. This situation raises important questions. What is the role of Christian Religious Education (PAK) in the family in facing the challenges of algorithms and the dominance of social media in the process of forming children's faith? This research aims to critically reflect on the role of PAK in the Christian family in the context of an increasingly complex digital age. The research method used is a reflective qualitative approach with literature study and content analysis. The study found that many Christian families tend to let algorithms be the primary "disciples" of children, while parental spiritual involvement is diminishing. The novelty lies in an integrative perspective that links discipleship, digital algorithms, and the role of parents as spiritual shepherds of children in the contemporary context. This reflection emphasizes the importance of the family as the main space for faith education that must be active and conscious in shaping children's character through example, teaching the word, and managing digital media wisely. In conclusion, if the Christian family does not take back the mandate of discipleship from the hands of algorithms, then the world will continue to shepherd the younger generation with values that are contrary to the Gospel. Therefore, PAK in the family must be restored as the main strategy to form a resilient generation of disciples of Christ in the digital age.   Abstrak: Perkembangan teknologi digital yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam pola hidup keluarga Kristen, khususnya dalam proses pemuridan anak. Algoritma media sosial kini memainkan peran dominan dalam membentuk perilaku, pemikiran, dan nilai-nilai moral anak-anak, menggantikan peran tradisional keluarga sebagai pusat pendidikan iman. Situasi ini menimbulkan pertanyaan penting. Bagaimana peran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam keluarga dalam menghadapi tantangan algoritma dan dominasi media sosial dalam proses pembentukan iman anak? Penelitian ini bertujuan untuk merefleksikan secara kritis peran PAK dalam keluarga Kristen dalam konteks era digital yang semakin kompleks. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif reflektif dengan studi literatur dan analisis isi. Penelitian ini menemukan bahwa banyak keluarga Kristen cenderung membiarkan algoritma menjadi “pemurid” utama anak, sementara keterlibatan spiritual orang tua semakin berkurang. Noveltinya terletak pada perspektif integratif yang mengaitkan pemuridan, algoritma digital, dan peran orang tua sebagai gembala rohani anak dalam konteks kekinian. Refleksi ini menekankan pentingnya keluarga sebagai ruang utama pendidikan iman yang harus aktif dan sadar membentuk karakter anak melalui keteladanan, pengajaran firman, dan pengelolaan media digital secara bijak. Kesimpulannya, jika keluarga Kristen tidak mengambil kembali mandat pemuridan dari tangan algoritma, maka dunia akan terus menggembalakan generasi muda dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Injil. Oleh sebab itu, PAK dalam keluarga harus dipulihkan sebagai strategi utama membentuk generasi murid Kristus yang tangguh di era digital

Page 4 of 4 | Total Record : 34