cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
FIKkeS
ISSN : 19786735     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 102 Documents
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG Anik Eka Purwanti; Tri Nur Hidayati; Agustin Syamsianah
FIKkeS Vol 6, No 2 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.159 KB)

Abstract

Latar belakang: Lansia identik dengan adanya perubahan baik secara psikis maupun fisiologis, perubahan fisiologis akibat proses penuaan akan dialami oleh lansia yang diantaranya mengarah pada gangguan sistem kardiovaskuler, termasuk terjadinya hipertensi. Hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol akan memacu timbulnya hipertensi. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan hipertensi dengan pola hidup sehat lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan metode pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan riwayat hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode quota sampling selain yang digunakan sebagai responden dalam uji validitas, sehingga jumlah sampel sebanyak 62 orang. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang hipertensi dan pola hidup sehat pada lansia. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Rank Spearman. Hasil: Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang hipertensi sebanyak 41 orang (50,0%), pola hidup sehat lansia sebagian besar adalah kurang yaitu yaitu sebanyak 37 orang (45,1%). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan pola hidup sehat pada lansia dengan riwayat hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang dengan nilai koofesien korelasi0,545, dan nilai p-value 0,000 < ? (0,05). Saran: Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan lansia dapat mencegah terjadinya hipertensi melalui pola hidup sehat antara lain mengurangi konsumsi garam dan menghindari kebiasaan merokok.Kata kunci: pengetahuan, lansia, hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA BAYI PERTAMA KALI MENDAPATKAN MP-ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAK AJI SEMARANG M. Fathkul Mubin; Pujiastuti -
FIKkeS Vol 2, No 1 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.491 KB)

Abstract

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat dicukupi oleh ASl. Kejadian gizi buruk pada bayi antara lain disebabkan oleh pemberian ASI yang salah dan pemberian makanan tambahan yang tidak tepat. Oleh karena itu pola pemberian ASI yang benar dan pemberian makanan tambahan yang tepat perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan usia bayi saat pertama kali mendapatkan MP-ASI. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan bagi profesi, memberikan pengalaman bagipeneliti, menambah referensibagipendidikan dan sebagaipedoman bagimasyarakat.Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi dan memberikan MP-ASI serta tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tambak Aji Semarang yaitu sebanyak 65 responden. Pengambilan sampel dengan total sampling. Adapun variabel dependent adalah usia bayi saat pertama menerima MP-ASI, sedangkan variabel independent adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sosial budaya, pendapatan keluarga dan sikap ibu. Data dianalisa dengan uji Spearman Bank. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sosial budaya (tradisi), daerah setempat, pendapatan keluarga dan sikap ibu terhadap pemberian MP-ASI dengan usia bayi saat pertama menerima MP-ASI.Kata kunci: MP-ASI, Bayi, Nutrisi.
LAMA WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI USIA DINI DENGAN STATUS GIZI BAYI (6-12 BULAN) DI KELURAHAN TLOGOURANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJA Eko Widya Retno Wahyu Indriani; Tri Hartiti; Amin Samiasih
FIKkeS Vol 4, No 2 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.742 KB)

Abstract

Usia awal bayi yaitu 0-6 bulan sering timbul masalah gizi, baik gizi kurang ataupun gizi lebih. Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah gizi pada bayi adalah perilaku pemberian makanan, dalam hal ini pemberian makanan pendamping ASI secara dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pemberian makanan pendamping ASI di usia dini (0-6) dengan status gizi di Desa Tlogourang Wilayah Kerja Puskesmas Boja. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan yang tinggal di Desa Tlogourang sebanyak 35 orang Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memberikan MP ASI pada usia 5 bulan yaitu 25,7%. Sebagian besar bayi dalam status gizi baik yaitu 71,4%. Berdasarkan uji Chi Square didapatkan nilai p sebesar 0,036 (<0,05), maka dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara usia pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi anak di Desa Tlogourang Wilayah kerja Puskesmas Boja. Diharapkan kepada institusi kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu bayi agar memberikan asupan gizi yang baik terutama ASI eksklusif selama 6 bulan agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung normal.Kata Kunci : Usia MP ASI, Status gizi
STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL Ana Triwijayanti
FIKkeS Vol 8, No 2 (2015): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.09 KB)

Abstract

Terapi oksigen merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah untuk mengatasi hipoksemia, salah satunya dengan head box.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden, saturasi oksigen sebelum dan sesudah diberikan oksigen dengan head box. Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan retrospektif.Hasil penelitian: seluruh responden (100%) berusia 0 hari, 31 responden (65%) laki-laki, rata-rata berat badan 2669,17 gramdengan nilai teratas 4750 gram dan terendah 1200 gram. respirasi rate normal 37 orang (61,7%) meningkat menjadi 50 orang (83,3%) setelah pemberian oksigen.Dari hasil penelitian diharapkan neonatus yang mengalami penurunan saturasi agar diberikan terapi oksigen head box dan ditetapkannya SOP tentang pemberian oksigen head box di ruang perinatologi RSI Kendal.Kata kunci: terapi oksigen, saturasi oksigen, head box
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEGEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULER YANG PERTAMA KALI DIRAWAT DI INTENSIVE CORONARY CARE UNIT RSU TUGUREJO SEMARANG Edy Soesanto; Nurkholis -
FIKkeS Vol 1, No 2 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.462 KB)

Abstract

Masalah yang sering muncul pada pasien gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat di lntensive Coronary Care Unit adalah kecemasan. Kecemasan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal Sedangkan komunikasi terapeutik dianggap sebagai salah satu taktar yang dapat menurunkan kecemasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan pasien gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat di ICCU RSU Tugurejo Semarang. Desain yang digunakanadalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectronal. Sampel penelitian meliputi 39 pasien gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat di|CCU pada bulan Maret sampai Mei 20A8.Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan ujikorelasiProduct Moment. Hasil penelitian secara umum menunjukkan sebagian besar (76,9o/o) pasien mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan bervariasi yang didominasi olehkecemasan ringan sebanyak 41Yo, Sebagian besar perawat (82,1W melaksanakan komunikasi terapeuti|. Dan ada hubungan yang signilikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan pasien gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat di lntensive CoronaryCare Unit.Kata kunci: komunikasi terapeutik, kecemasan, pasien gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat, lntensive Coronary Care Unit
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PERAWAT DALAM MENERAPKAN PROSEDUR TINDAKAN PENCEGAHAN UNIVERSAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR. KARIADI SEMARANG Afip Khoidrudin; Vivi Yosafianti Pohan; Riwayati -
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.795 KB)

Abstract

Latar Belakang : Bulan November 2008 November 2009 Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. Kariadi Semarang telah 12 kali melakukan operasi infeksius, 8 pasien dengan HBsAg (+) dan 4 pasien dengan HIV (+). Hal ini menunjukkan bahwa resiko tertular Hepatitis dan HIV juga terjadi pada perawat IBS. Hal ini membutuhkan suatu tindakan pencegahan universal bagi petugas yang bekerja di kamar operasi. Menurut Tim Pengendali Mutu Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2005, nilai pencapaian standar prosedur tindakan pencegahan universal di kamar operasi baru mencapai angka 70% dari standar yang ditetapkan Depkes yaitu sebesar 80%.Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral berjumlah 60 orang. Sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang.Kesimpulan : Hasil Penelitian adalah pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%). Sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 18 orang (45,0%). Ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan sebagian besar mendukung, yaitu memiliki 8 macam alat pelindung pribadi (3 macam alat pelindung pribadi standar dan 5 macam alat pelindung pribadi khusus) sebanyak 25 orang (62,5%). Motivasi perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup sebanyak 18 orang (45,0%). Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar tidak baik sebanyak 24 orang (60%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,004) < 0,05). Ada hubungan antara sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,003) < 0,05). Ada hubungan antara ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,020) < 0,05). Ada hubungan antara motivasi perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang ( p value (0,003) < dari 0,05).Saran : Perlu adanya pelatihan secara berkala yang diberikan kepada perawat di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang tentang materi tindakan pencegahan universal agar perawat dapat menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal dengan baik.Kata kunci: Perilaku perawat, Tindakan pencegahan universal
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG Afiyati Laili; Amin Samiasih; Mariyam -
FIKkeS Vol 6, No 1 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.945 KB)

Abstract

Anak merupakan generasi unggul penerus suatu bangsa yang pada dasarnya tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang dianggap dewasa. Pertumbuhan merupakan perubaha yang terjadi terhadap fisik anak, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang terjadi baik secara fisik, kognitif, emosi maupun psikososial yang terjadi pada anak. Pencapaian seorang anak menjadi bibit yang unggul dalam suatu bangsa tentunya dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dalam perjalanan hidup seorang anak. Dalam kebutuhan dasar Maslow disebutkan bahwa kebutuhan manusia meliputi kebutuhan biologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut pada hakikatnya harus terpenuhi sebelum anak mencapai tingkat kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Dukungan dalam suatu keluarga merupakan cara yang dapat diberikan oleh keluarga terhadap anak dalam mencapai kebutuhan dasar Maslow yang paling tinggi yaitu kebutuhan Aktualisasi diri, dukungan yang dapat diberikan keleuarga terhadap anak yaitu berupa dukungan informasi, emosi, instrumental dan penilaian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian ini adalah Descriptive correlation . Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional. Cara pengambilan sampel dengan metode total sampling jumlah sampel 48 responden. Hasil penelitian responden yang keluarganya mendukung 45 orang (93,8%) sedangkan responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga 3 orang (6,2%). Responden yang aktualisasi positif 45 anak (93,8) , dan yang aktualisasi negatif 3 anak (6,2%). Hasil uji statistik nilai p sebesar 0,018. Hasil ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan aktualisasi diri anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang.Kata kunci: Dukungan keluarga, aktualisasi diri prasekolah.
GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS REMAJA YANG MENDAPAT LABELING DI SMK PERDANA KOTA SEMARANG Nunung Hidayatul Khoisiyah
FIKkeS Vol 7, No 2 (2014): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.777 KB)

Abstract

Istilah labeling merupakan pemberian julukan kepada seseorang atau kelompok atas ciri-ciri yang melekat pada diri individu. Ciri-ciri tersebut dapat berasal dari ciri fisik, penyakit yang diderita, karakter, orientasi seksual, ciri kolektif ras, etnik dan golongan. Pemberian label tersebut biasanya didapat dari hasil interaksi sosial. Individu yang diberi label biasanya mengikuti label yang telah ditetapkan kepada dirinya dan akan menjadi dasar untuk beradaptasi sepanjang hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon psikologis remaja yang mendapat labeling di SMK Perdana Kota Semarang. Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X dari SMK Perdana Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari aspek kognitif, umumnya remaja yang mendapat labeling tetap konsentrasi dan memperoleh hasil belajar yang baik tetapi ada pula responden yang sulit memahami dan tidak fokus dalam belajar. Secara umum perasaan remaja yang muncul akibat labeling adalah rasa tidak percaya diri, marah, sedih, dan khawatir. Perilaku sosial responden sejauh ini dapat diterima di lingkungannya sehingga hubungan terjalin baik. Ada pula responden yang menjadi enggan berbicara dengan teman ketika suasana hatinya tidak baik sehingga cenderung menghindar ketika terjadi pelabelan. Responden menginginkan untuk dipanggil dengan namanya sendiri. Bahkan, adapula responden yang menjadikan pelabelan pada dirinya sebagai motivasi untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan perawat, institusi pendidikan, guru dan orang tua untuk bekerja sama melakukan penyuluhan, pengawasan dan bimbingan pada perkembangan psikologis remaja khususnya agar tidak melakukan pelabelan kepada siapapun.Kata Kunci : Labeling, Respon Psikologis, Remaja
KADAR TRIGLISERID PADA PEMAKAIAN DEPOMEDROKSI PROGESTERON ACETAT PESERTA KB DIWILAYAH JATISARI Ttri Hartati; Machmudah -
FIKkeS Vol 3, No 2 (2010): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1795.264 KB)

Abstract

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik di lndonesia semakin banyak dipakai karena cara kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis dan harganya relatif murah serta aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntik ini untuk mencegah kehamilan. Hasil penelitian dilapangan oleh BKKBN menyatakan bahwa kontrasepsi suntik dimulai tahun 1965 dan sampai sekarang diseluruh dunia diperkirakan berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi. Efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Acetat ( DPMA ) berupa gangguan haid yaitu amenorea, spotting ( bercak darah ), menorragia. Juga dijumpai keluhan mual, sakit kepala, pusing, muntah, rambut rontok, peningkatan tekanan darah serta kenaikan Berat Badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan berat badan pada pemakai Kotrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Acetat ( DPMA ) karena meningkatnya kadar Trigliserid dalam darah sebagai akibat menggunakan kontrasepsi tersebut. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, explanatory research . metode yang digunakan adalah survai dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional populasi pada penelitian ini adalah peserta KB suntik DPMA yang mendapatkan suntik DPMA di Bidan Swasta di Jatisari Jatingaleh dan Perumahan Pondok Majapahit, dan samplenya seiumlah 19 orang. Rerata pemakaian Depomedroksi Progesteron adalah 54,9 bulan atau 4,5 tahun dengan lama pemakaian terpendek 12 bulan atau 1 tahun dan pemakaian terlama 169 bulan 14 tahun 1 bulan. Rerata umur responden adalah 36 tahun dengan umur termuda 24 tahun dan umur tertua 42 tahun Rerata kadar Trigliserid adalah 193,5 mgr/dcliter dengan kadar terendah 76,7 mgr/dcliter dan kadar trigliserid tertinggi 437,7 mgr/dcliter Rerata Beret Badan ibu sebelum menggunakan Depomedraksi Progesteron adalah 51 ,263 kg Berat badan terendah 44 kg dan tertinggi 62 kg. Namun setelah menggunakan Depomedroksi Progesteron rerata naik menjadi 60,368 kg dan BB terendah menjadi 48 kg dan BB tertinggi menjadi 82 kg Semakin Lama menggunakan KB Suntik DPMA maka semakin meningkat kadar air dalam darah yang ditunjukkan dengan kenaikan Berat Badan dan Semakin Lama menggunakn KB Suntik DPMA maka kadar lemak dalam darah juga meningkat yang ditunjukkan kadar trigliserid dalam darah yang meningkat Kata Kunci : trigliserid pada pemakaian depomedroksi progtesteron acetat
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN ANAK PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DIRUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Casmirah -; Sri Rejeki; Edy Wuryanto
FIKkeS Vol 5, No 2 (2012): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.271 KB)

Abstract

Peran orang tua (Support Social) pada anak hospitalisasi dapat menguatkan anak melalui pemberian penghargaan baik dengan kasih sayang, perhatian dan kehangatan.Peran orang tua pada saat pemasangan infus pada anak prasekolah dapat mengurangi kecemasan anak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan kecemasan anak prasekolah (4 6 tahun) pada tindakan pemasangan infus.Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah (4 - 6 tahun) yang dirawat di ruang mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pada tanggal 11 Januari 12 Febuari 2011 dengan jumlah sampel 34 responden. Hasil penelitian menunjukan 70,6 % peran orang tua baik dan 70,6% anak prasekolah mengalami kecemasan sedang pada tindakn pemasangan infus. Ada hubungan antara peran orang tua dengan kecemasan anak prasekolah (4 - 6 tahun) pada tindakan pemasangan infus diruang mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dengan hasil P value 0,001 <? (0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan anak selama hospitalisasi seperti faktor lingkungan, dukungan keluarga, pengetahuan orang tua dan umur orang tua, serta perlu dipertimbangkan penggunaan metode penelitian yang berbeda dan pengembangan kuesioner penelitian.Kata kunci : peran orang tua, kecemasan anak prasekolah, tindakan pemasangan infus

Page 2 of 11 | Total Record : 102