cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 280 Documents
PENGEMBANGAN SENYAWA BERTANDA 99mTc-GLUKOSA-6-FOSFAT UNTUK PENCITRAAN KELENJAR PINEAL. Nanny Kartini Oekar; Entit Susilawaty; Epy Isabela
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.1.1691

Abstract

PENGEMBANGAN SENYAWA BERTANDA 99mTc-GLUKOSA-6-FOSFAT UNTUK PENCITRAAN KELENJAR PINEAL. Kelenjar pineal, adalah suatu kelenjar yang terletak di bawah otak kecil, dan berfungsi mensinkronkan beberapa fungsi dalam tubuh, juga menjaga kesetimbangan pada manusia dan hewan. Adanya kelainan pada kelenjar ini, menyebabkan terjadinya gangguan pada kesetimbangan dan bertambahnya tekanan pada intracarnial. Sampai saat ini, di Indonesia belum ada radiofarmaka yang dapat digunakan untuk mendeteksi organ tersebut. Tujuan dan penelitian ini adalah mengembangkan pembuatan senyawa bertanda 99mTc-gIukosa-6-fosfat, kemudian akan dilanjutkan dengan formulasi bentuk kit-keringnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat dapat dibuat dalam kondisi reaksi yang optimal, yaitu sebagai berikut: pH reaksi penandaan adalah 6,5 ; jumlah reduktor SnCI22H20 sebesar 400 — 700 µg yang sebelumnya di ikatkan terlebih dahulu dengan bahan pengompleks (chelating agent) Na-pirofosfat sebanyak 10,0 — 17,5 mg. Jumlah yang optimal dan glukosa-6-fosfat sebagai ligan utarna adalah 11 mg, dan reaksi penandaan dilaksanakan dalam penangas air temperatur 60 0C selama 30 menit. Efisiensi penandaan dan kemurnian radiokimia dari senyawa bertanda tersebut ditentukan dengan menggunakan 2 metode kromatografi, yang pertarna dengan ITLC-SG/aseton untuk memisahkan 99mTC-perteknetat bebas, dan ke dua dengan kertas Whatman 31ET/NaCI 0,9 % untuk memisahkan 99mTc-tereduksi. Senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat terbaik yang dihasilkan, mempunyai kemurnian radiokimia 94- 98 %, yang diharapkan memenuhi persyaratan sebagai radiofarmaka untuk pencitraan kelenjar pineal.
STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR Abdul Waris; Budiono Budiono
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2008.9.1.1829

Abstract

Studi awal tentang fisibilitas daur ulang aktinida minor (MA) tanpa melibatkan plutonium dalam reaktor air mendidih (boiling water reactor, BWR) telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menaikkan konsentrasi fisil MA dalam bahan bakar mixed oxide (MOX) dan/atau memperkecil fraksi hampa maka faktor multiplikasi efektif pada awal siklus akan naik juga, tetapi kenaikan ini belum cukup untuk membuat reaktor kritis. Disisi lain memperkecil void fraction akan menaikkan ayunan reaktivitas yang pada akhirnya akan menurunkan faktor keselamatan dari reaktor. 
PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP PADA HEWAN UJI SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG Rizky Juwita Sugiharti; Yana Sumpena; Misyetti .
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.653

Abstract

1,4,8,11-tetraaza cyclotetradecyl-1,4,8,11-tetramethylene phosponic acid (CTMP) sebagai senyawa baru untuk penyidik tulangtelah berhasil disintesis di PTNBR-BATAN Bandung yang kemudian ditandai denganradioisotop 99mTc. Uji biodistribusi dari senyawa ini dilakukan pada mencit untuk mengetahui uptake-nya di tulang dan organ-organ yang lain. Pada penelitian ini dilakukan juga uji biodistribusiradiofarmaka 99mTc-MDP sebagai pembanding untuk mengevaluasi kehandalan radiofarmaka99mTc-CTMP. Hasil uji biodistribusi memperlihatkan up take radiofarmaka 99mTc-CTMP padatulang sebesar 3,57; 2,90; 4,14 dan 4,39 (%ID/g) masing-masing pada 1, 3, 5 dan 24 jam, hasilini masih lebih rendah dibandingkan up take radiofarmaka 99mTc-MDP pada tulang sebesar10,73; 10,12; 10,48; dan 5,95 (%ID/g) pada 1, 3, 5 dan 24 jam. Meskipun up take radiofarmaka99mTc-CTMP lebih rendah dibandingkan dengan 99mTc-MDP, radiofarmaka 99mTc-CTMPmemiliki stabilitas in vivo yang lebih baik dari radiofarmaka 99mTc-MDP sehingga memberikangambar pencitraan tulang yang lebih jelas dibandingkan dengan radiofarmaka 99mTc-MDP.
KARAKTERISTIK GENERATOR tBSW/188Re BERBASIS POL Y ZIRCONIUM COMPOUND Adang H G; Abdul Mutalib; Yono S; Sulaeman .
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2007.8.2.2154

Abstract

KARAKTERISTIK GENERATOR 188W/188Re BERBASIS POLY ZIRCONIUM COMPOUND. Penggunaan senyawa poly zirconium compound (PZC) sebagai pengganti alumina 99 99rn pada sistem generator Mo/ Tc telah berhasil dilakukan di indonesia sebagai hasil kerjasama penelitian antara PRR-BATAN dengan JAERI dan Kaken Co. dari Jepang. Senyawa PZC yang mempunyai daya serap tinggi terhadap molibdenum (200-250 mg Mo/g PZC), tefah berhasil dikembangkan dalam bentuk generator 99Mo/ggrnTc di PRR-BATAN. Kesamaan sifat kimia molibdenum dengan wolfram mendorong dilakukannya pengembangan pembuatan generator ~8~/~88Re dengan menggunakan PZC sebagai penyerap wolfram. Penentuan kapasitas serap senyawa PZC terhadap wolfram diperoleh dengan melihat besarnya aktivitas '88W setelah campuran PZC dan wolfram dipanaskan selama 3 jam. Bari pengamatan ini dlketahui bahwa setiap gram PZC mampu menyerap lebih dari 400 rng wolfram. Persentase yield yang dihasilkan dar[ sistem generator ~88Wt:88Re dengan 3 perlakuan berbeda ( A= tanpa NaOCl , C= dengan NaOCl, tanpa alumina dan D = dengan NaOCI dan a[umina) menunjukkan bahwa yield generator A pada etusi ke 2 dan seterusnya lebih rendah bila dibandingkan generator C dan D. Profil elusi generator renium tidak menunjukkan perbedaan antara generator dengan kolom tambahan alumina dan tanpa kolom alumina, Kedua jenis generator memberikan yield > 90 % dengan volume 6 mi. Besarnya wolfram breakthrough generator renium tanpa pencucian dengan larutan 188 188 NaOCI 0,5 Yo dipero[eh > 0,1 I JCl W/mCi Re sedangkan yang dicuci dengan larutan NaOCI 0,5 % diperoleh < 0,1 pCi ~SBW/mCi ~SSRe. Penggunaan alumina sebagai kolom kedua dapat meminimalkan lolosan wolfram pada eluat generator.
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM BIDANG KESEHATAN MASA KINI Johan S Masjhur
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2000.1.2.1654

Abstract

APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM BIDANG KESEHATAN MASA KINI. Salah satu cabang ilmu kedokteran yang berkembang pesat sejak berakhirnya Perang Duma Kedua adalah kedokteran nuklirberikut aplikasinya dalam pelayanan kedokteran. Iilmu kedokteran nuklir mempelajari proses fisiologidan biokimia yang teijadi dalam organ tubuh manusia dengan menggunakan perunut bertanda radioaktif. Aplikasinya meliputi studi in vivo, in vitro atau in vivitro dan terapi radionukiida. Perkembangan daiam berbagai disiplin ilmu dan teknologi pendukungnya telah mampu meningkatkan produksi lebih banyak jenis radionuklida dan radiofarmakanya, mulai dan senyawa bertanda iodium radioaktif, kemudian dengan 99mTc dan 201T1 serta radiofarmaka berwaktu paro pendek produksi sikiotron seperti senyawa bertanda 123I,18F, 11C, 13N dan 82Ru. Begitu pula dalam hal peralatan telah dirancang dan mampu diwujudkan peralatan deteksi mulai dan skener rektilinear, kamera gamma dan yang lebih mutakhir seperti kamera SPECT dan PET. Bertumpu pada berbagai perangkat tersebut teknologi kedokteran nukiir telah dimampukan memberi kontribusi yang berarti dalam pelayanan kesehatan dan peneitian kedokteran dasar dan terapan.  
PENGARUH PENAMBAHAN CoO TERHADAP FAKTOR KENON LINEARAN DAN STRUKTUR MIKRO VARISTOR ZnO-Bi203 Dani Gustaman Syarif; Djoko Hadi Prajitno; Engkir Sukirman; Bambang Ariwahjoedi
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.1.1681

Abstract

PENGARUH PENAMBAHAN CoO TERHADAP FAKTOR KENON LINEARAN DAN STRUKTUR MIKRO VARISTOR ZnO-Bi203. Untuk mencari varistor yang efektif, studi pengaruh periambahan CoO terhadap karakteristik varistor ZnO-Bi203 telah dipelajari. Dalam studi ini dilakukan penyinteran pelet ZnO-0,8% mol Bi203 yang ditambahi O hingga 2 % mol CoO pada suhu 1100°C selama 1 jam, serta analisis metalografi dan difraksi sinar-X. Penambahan CoO diketahui telah mmeningkatkan faktor kenon-linearan varistor ZnO- Bi203 karena CoO telah mengurangi jumlah cacat sebagai sumber elektron berenergi aktivasi rendah dan menghasilkan jebakan elektron yang dalam yang merupakan sumber elektron berenergi aktivasi tinggi. Flarga faktor kenon-linearan yang sesuai kebutuhan pasar yaitu antara 20-50 dapat diperoleh dengan menambahkan CoO dengan konsentrasi 0,5 hingga 2 % mol. Analisis metalografi dan difrak sisinar-X memperlihatkan bahwa pada struktur mikro varistor ZnO-Bi203 -CoO, lapisan batas butir dibentuk oleh ZnO-24Bi2O3 dan butirnya dibentuk oleh larutan padat ZnO-CoO.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MICROSPHERE BERBASIS POLIMETIL META AKRILAT (PMMA) Indra Gunawan; Tri Darwinto; Sudaryanto D; Ari Handayani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.4.1716

Abstract

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MICROSPHERE BERBASIS POLIMETIL META AKRILAT (PMMA). Telah dilakukan studi tentang pengaruh konsentrasi PMMA terhadap bentuk dan ukuran microsphere dengan menggunakan scanning electron microscope (SEM). Sintesis microsphere dilakukan dengan metode pengadukan dan evaporasi larutan dan suatu sistem emulsi. Proses emulsifikasi dilakukan dengan mencampurkan larutan PMMA di dalam pelarut kloroform dengan variasi konsentrasi 1, 4, 8 dan 16 % (b/b) kedalam larutan PVA di dalam pelarut aquades dengan konsentrasi 1 % (b/b). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ukuran dan bentuk microsphere dipengaruhi oleh konsentrasi larutan polimer. Pada konsentrasi PMMA terlalu rendah (1% b/b) atau konsentrasi PMMA terlalu besar(16% b/b) diperoleh ukuran microsphere beragam dari 20 - 200 µm, sedangkan pada konsentrasi polimer PMMA 4% dan 8% (b/b) diperoleh ukuran microsphere yang relatif seragam sebesar 20 µm. Analisis ketahanan panas dengan menggunakan differental thermal analyzer (DTA) diperoleh titik gelas microsphere berbasis PMMA, Tg berkisar pada 256,5 °C dan entalpi gelas ∆H = 1,476 J/g. Sedangkan suhu leleh Tm = 275,8 oC dengan entalpi leleh ∆H = -12,72 J/g dan suhu dekomposisi Td = 3 73,4 oC dengan entalpi dekomposisi ∆H =-27,86 J/g.
PARAMETER TRANSFER RADIOSTRONSIUM 85Sr DI LINGKUNGAN MELALUI JALUR TANAH – TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.) Putu Sukmabuana
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2010.11.2.401

Abstract

Transfer radionuklida dari tanah ketanaman pangan merupakan salah satu jalur dimana radionuklida kemudian dapat sampaimengkontaminasi tubuh manusia. Parameter yang digunakan untuk menjelaskan interaksitanah – tanaman adalah faktor transfer (Ft) dan koefisien laju transfer (k12). Penelitian mengenaitransfer radionuklida dari tanah ke tanaman pangan telah dilakukan untuk mengetahui besarnyakemampuan tanaman dalam mengakumulasi radionuklida untuk keperluan pengkajian dosisinterna pada manusia. Tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi, yaitu bayam (Amaranthussp.), ditumbuhkan dalam media tanah yang dicemari dengan radionuklida 85Sr selama duabulan. Setiap lima hari sekali tanaman dan tanah tempat tumbuhnya dicuplik, dikeringkan dankemudian diukur kandungan radionuklida 85Sr menggunakan spektrometer gamma. Daripenelitian ini diketahui besarnya kemampuan tanaman dalam mengakumulasi 85Sr yangdinyatakan sebagai faktor transfer, yaitu sebesar 3, sedang nilai k12 yang menyatakan koefisienlaju transfer diperoleh sebesar 9,99 x 10-3 hari-1dan 9,98 x 10-3 hari-1, masing-masing untuk0<t<41 hari dan t>41 hari. Parameter transfer radionuklida 85Sr dari tanah ke tanaman bayamnantinya dapat diaplikasikan untuk pengkajian dampak radiologik pada saat terjadi pencemaranradionuklida Sr di tanah. Dengan diketahui nilai Ft dan k12 dapat diperkirakan besarnya aktivitasradionuklida Sr dalam tanaman setelah selang waktu tertentu pencemaran di tanah.
PERANAN TEKNIK NUKLIR UNTUK TERAPI PALIATIF KANKER TULANG METASTASIS Misyetti ,
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.2.2143

Abstract

PERANAN TEKNIK NUKLIR UNTUK TERAPI PALIATIF KANKER TULANG METASTASIS. Kanker tulang metastasis umumnya merupakan penyebaran kanker payudara dan kanker prostat. Penderitanya sangat menderita karena tingkat kenyerian yang tinggi. Kalau kondisinya sudah sangat parah, biasanya obat analgesik, hormon dan obat kimia lainya serta radiasi eksternal sudah tidak efektif, sementara tingkat kenyerian makin bertambah. Untuk mengatasi rasa nyeri ini digunakan radiofarmaka dengan radionuklida pemancar sinar β. Di antara radionuklida yang sesuai untuk tujuan paliatif yang akan dibahas adalah 89Sr, 32p, 186/188Re dan 153Sm. Makalah ini berupa pengkajian tentang peranan teknik nuklir untuk terapi yang pembahasanya mencakup radiofarmaka untuk paliatif, sifat radionuklida, pembuatan serta bentuk senyawa yang digunakan. Masing-masing radionuklida disuntikan pada pasien dalam bentuk senyawa kimia yang sesuai agar dapat mencapai bagian tulang yang terkena kanker secara selektif seperti 89SrCl2, Na32PO4, 186/188Re-HEDP dan 153Sm-EDTMP. Radiofarmaka tersebut akan masuk ke bagian tertentu pada tulang sehingga mempunyai kemampuan untuk mengiradiasi kanker tulang metastasis pada jarak yang terbatas. Masing-masing radiofarmaka mempunyai keunggulan dan kelemahan satu dari yang lainnya, sehingga untuk pemilihan radiofarmaka yang akan digunakan dapat mempertimbangkan beberapa aspek yang sesuai dengan kondisi yang ada seperti aspek ekonomi, kondisi kanker metastasis dan radiofarmaka yang tersedia.
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN BIOAFINITAS 99mTc-GLUKOSA-6-FOSFAT TERHADAP JARINGAN TUMOR DALAM HEWAN MODEL Nanny Kartini Oekar; Witri Nuraeni; Epy Isabela; Iswahyudi .; Hendris Wongso; Isti Daruwati; Aang Hanafiah Ws
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2014.15.1.1270

Abstract

KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN BIOAFINITAS 99mTc-GLUKOSA-6-FOSFATTERHADAP JARINGAN TUMOR DALAM HEWAN MODEL. Senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan terakumulasi di dalam jaringan atauorgan yang tingkat metabolismenya relatif lebih cepat atau lebih tinggi seperti halnya sel-selkanker atau tumor maligna dari pada organ atau jaringan lainnya yang normal, sehingga dapatdigunakan untuk mendeteksi keberadaan dan viabilitas sel-sel maligna di dalam tubuh manusia.Telah dikembangkan metode baku preparasi kit-kering glukosa-6-fosfat yang akanmenghasilkan kit-diagnostik yang memenuhi persyaratan. Karakteristik fisiko-kimia 99mTcglukosa-6-fosfat yang ditentukan meliputi kemurnian radiokimia menggunakan metodekromatografi kertas dan lapis tipis, lipofilisitas menggunakan metode partisi n-oktanol/air,besarnya ikatan dengan protein plasma ditentukan dengan metode pengendapanmenggunakan larutan TCA 20 %, muatan listrik menggunakan metode elektroforesis kertas.Stabilitas sediaan baik berupa kit-kering maupun senyawa bertanda ditentukan dengan metodekromatografi. Adapun tingginya afinitas terhadap sel kanker dibuktikan dengan menyuntikkansenyawa tersebut ke dalam tubuh hewan model yang mempunyai jaringan tumor artifisial didalam tubuhnya. Hasilnya menunjukkan bahwa kit kering glukosa-6-fosfat stabil sampai 20minggu pada penyimpanan di lemari es (4 oC), sedangkan senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat stabil pada temperatur kamar sampai 2 jam setelah penandaan dengan kemurnianradiokimia yang diperoleh sebesar 94,4 ± 2,25 %. Radioaktivitas dari 99mTc-perteknetat yangdapat ditambahkan ke dalam kit-kering tersebut sekitar 5-30 mCi dengan volume tidak lebih dari3 mL. Senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat mempunyai sifat hidrofilik dengan koefisienpartisi octanol/air (P) sebesar 1,09 ± 0,45 dan tingginya ikatan dengan protein plasma sebesar81,26 ± 12,74 %. Rasio akumulasi pada jaringan tumor (target) terhadap jaringan normal (nontarget)otot dan hati masing-masing sebesar 4 kali (400 %) pada 60 menit pasca injeksi (p.i)dan 2,5 kali (250%) pada 45 menit p.i. Diharapkan senyawa bertanda tersebut dapatmengsubstitusi kebutuhan akan 18FDG-(flouro dioxy glucose bertanda F-18) bagi kedokterannuklir yang tidak memiliki fasilitas cyclotron dan PET yang harganya sangat mahal, untuk dapatmendeteksi adanya tumor.Kata kunci : Bioafinitas, 99mTc-glukosa-6-fosfat, sel tumor artifisial, kit-diagnostik.

Filter by Year

2000 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue