cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Interaksi Online
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Interaksi Online adalah jurnal yang memuat karya ilmiah mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Undip. Interaksi Online menerima artikel-artikel yang berfokus pada topik yang ada dalam ranah kajian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Arjuna Subject : -
Articles 1,563 Documents
Pengaruh Strategi Program Siaran dan Kompetensi Komunikasi Penyiar terhadap Minat Mendengarkan Radio 90,2 Trax FM Semarang Ambarwati, Diah Rukmi; Santosa, Hedi Pudjo; Nugroho, Adi; Lailiyah, Nurriyatul
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.339 KB)

Abstract

Radio mampu menstimulasi daya imajinasi pendengarnya melalui permainan suara (Stokking, 1997). Karakteristiknya sebagai media auditif memungkinkan pendengar radio untuk mendengarkannya sambil melakukan aktivitas lain, seperti belajar atau menyetir. Akan tetapi, popularitas radio mulai menurun seiring dengan teknologi internet. Kemudahan mengakses lagu dan informasi semuanya bisa diperoleh dengan mengandalkan internet. Alasan khalayak masih mendengarkan radio hanyalah sebagai teman di kala sepi serta adanya kehangatan dari penyiarnya.Penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh antara strategi program yang dilakukan oleh Radio 90,2 Trax FM Semarang serta kompetensi komunikasi penyiarnya terhadap minat khalayak mendengarkan Radio 90,2 Trax FM Semarang. Penelitian ini berangkat dari menurunnya jumlah pendengar Radio 90,2 Trax FM dari tahun 2010 sampai 2014.Teori yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah Teori Hot and Cold Media (Marshal McLuhan), Teori Media Equation (Reeves dan Nass) dan Teori Uses and Gratifications (Blumer dan Katz) dengan metodologi kuantitatif. Sample berjumlah 50 orang dengan teknik Purposive Sampling, yaknii khalayak yang pernah atau sering mendengarkan siaran Radio 90,2 Trax FM Semarang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara strategi program siaran dan kompetensi komunikasi penyiar secara bersama-sama terhadap minat mendengarkan Radio 90,2 Trax FM Semarang dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 16,8%. Variable X2 yakni kompetensi komunikasi penyiar berpengaruh secara signifikan terhadap minat mendengarkan. Sementara variabel X1 yakni strategi program siaran tidak berpengaruh secara signifikan karena berdasarkan penjelasan Teori Efek Terbatas, terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pendengar seperti faktor individual dan situasional.
MEMAHAMAMI PROSES ADAPTASI MAHASISWA TORAJA DI SEMARANG Agnes Sarung Allo; Hedi Pudjo Santoso
Interaksi Online Vol 7, No 1: Januari 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.823 KB)

Abstract

Life of shoreline students in the process of adaptation is interested to be researched, considering that there are many issues they may face during adapting process, such as how they overcomenee culture. Toraja students studying in Semarang become the main focus of this research regarding how they go throught with process of adaptation in new environment. The object of this research is to examine the experience of Toraja students in adapting life in Semarang. It conducts descriptive qualitative method with terminological approach. In addition, the theory of Culture Shock (U-Curve) Gundykunst dan Kim (2010), is applied in order to help the researcher explan the findings. This research takes three Torajanese students as the object of research. The research focuses on four phases, namely; Phase of Joy; Disappointment Phase; Phase of Resolution and Phase Functions Effectively. This research took three students from Toraja. The findings show that Toraja students studying at earlier phase studying in Semarang experience the excitement and have good college life expectation in new environment. The results of this study indicate that Toraja students who are educated in Semarang Toraja students feel happy and have hope for college life in a new environment. After adapting, Toraja students experience a culture shock because of the cultural differences espoused specifically in understanding language differences and habits in the living environment. The last is Toraja students after going through the phases in the adaptation process where Toraja students begin to be able to socialize well with the campus environment and place of residence and begin to adopt several cultures in new environments such as using regional languages.
Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Yuk Keep Smile dan Bentuk Parental Mediation dengan Perilaku Kekerasan Yang Dilakukan Anak Annisa Aulia Mahari; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; Sri Widowati; Agus Naryoso
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.15 KB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah didasarkan pada tingginya kekerasan yang dilakukan anak, salah satu faktor anak melakukan kekerasan itu adalah karena dampak dari televisi. Anak menonton tayangan dan mengadopsi perilaku yang mereka lihat dalam adegan tayangan tersebut. disini, tayangan Yuk Keep Smile merupakan tayangan yang memberikan dampak negatif. Yuk Keep Smile merupakan acara hiburan, namun di dalam adegannya sering ditemukan kekerasan verbal dan kekerasan fisik. Orang tua haruslah memberikan mediasi antara anak dengan televisi, sehingga anak tidak serta merta menirukan apa yang mereka lihat. Bentuk parental mediation manakah yang berhubungan dengan adopsi perilaku anak dari tayangan yang mereka tonton.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas menonton tayangan Yuk Keep Smile dan bentuk parental mediation dengan perilaku kekerasan yang dilakukan anak. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori belajar sosial dari Bandura dan diperkuat dengan teori Powerfull Berdasarkan data dari lapangan didapatkan hasil bahwa intensitas menonton tayangan Yuk Keep Smile cukup tinggi dan 61persen responden mendapatkan coviewing mediation. Anak yang mendapatkan coviewing mediation kecenderungan melakukan kekerasan cukup tinggi, anak yang mendapatkan active mediation kecenderungan melakukan kekerasan rendah dan anak yang mendapatkan restrictive mediation kecenderungan melakukan kekerasan cukup rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berdomisili di Semarang yang berusia 6 - 12 tahun dan pernah menonton tayangan Yuk Keep Smile. Sampel yang digunakan non random dengan tekhnik accidental sampling dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Untuk menguji hubungan variabel X1 dengan Y dan variabel X2 dengan Y maka digunakan uji analisis Korelasi Pearson, dan uji formula dengan Chi Square, sedangkan untuk menguji variabel X1 dan X2 dengan Y, digunakan uji analisis Korelasi Konkordansi Rank Kendall (Kendall’s W Test). Berdasarkan hasil penelitian maka semakin tingginya intensitas menonton tayangan Yuk Keep Smile dan mendapatkan coviewing mediation semakin tinggi kecenderungan perilaku kekerasan yang dilakukan anak.Kata kunci: dampak televisi dengan anak, parental mediation,kekerasan oleh anak.
Interpersonal Communication to Manage Dating Trauma Feelings Desneildawati, Devy; Budi Lestari, SU, Dr. Dra. Sri
Interaksi Online Vol 4, No 4: Oktober 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.17 KB)

Abstract

It has been human’s fundamental need to socialize with others, including to have romantic relationship. Romantic relationship is one of important processes in adulthood phase. In early adulthood (college period), choosing romantic partner is more future-oriented, which is a marriage. In reality, not all of romantic relationship go without flaws. As the result of severe conflict situation is discontinuation of romantic relationship which can leads to trauma. Discontinuation of a romantic relationship that involved two individuals will surely leaving wounds both physically, psychologically, and socially. Anxiety is one of psychologic trauma symptoms toward mistakes and unpleasant incident from previous relationship. This is a qualitative-descriptive kind of research, using phenomenological approach with interpretative-constructivism paradigm, focusing on communication for managing romantic relationship trauma. Research informants are couples who getting back together with their ex and individuals who choose to find new partner domiciled in Semarang and Jakarta. Based on Interpersonal Communication Develops and Sustain Relationships, Committed Relationships Theory, Mediated Interpersonal Communication Theory, Attachment Theory, Maintenance Relationships Theory, and Coordinated Management of Meaning Theory, which could explain much about managing romantic relationship trauma. As the result, communication to managing the trauma conducted intensively and effectively. The process of managing trauma must be done with identification and acceptance to any cause that ends the relationship. Women feel bigger trauma than men, as well as openness toward partner. Interest and dependence toward partner become factors that cause ‘move on phase’. Reminiscing sweet moment, past and experience challenge, shared meanings, shared future, commitment, culture, sacrifice, environment, parents, and friends have a role to make decision after managing trauma. Secure attachment could becomes preoccupied attachment and vice versa. There are two different decision after having trauma which are getting back to ex partner and looking for a new partner.
Pengaruh Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif Ranisatuhu, Mona
Interaksi Online Vol 1, No 1: Januari 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.565 KB)

Abstract

ABSTRAKSJudul : Pengaruh Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan TingkatPendidikan Ibu Terhadap Tingkat Pengetahuan ASI EksklusifNama : Mona RanisatuhuNIM : D2C604150 Latar belakang penelitian ini didasari oleh semakin menurunnya angka pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi, yang berdampak pada meningkatnya kasus gizi buruk yang menimpa anak Indonesia. Hal ini menandakan bahwa bentuk komunikasi yang selama ini dilakukan pemerintah untuk mensosialisasikan pemberian ASI Eksklusif, gagal atau kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya pengaruh kualitas komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan tingkat pendidikan ibu terhadap tingkat pengetahuan ASI eksklusif. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah “Social Marketing” dari Philips Kotler. Tipe penelitian yang dipakai adalah eksplanatori, yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dan ibu menyusui yang melakukan pemerikasaan di UPT Puskesmas Srondol. Sampel penelitian ini sebanyak 50 responden, diambil dengan menggunakan teknik sampel non random. Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara kualitas komunikasi Ibu-Penyuluh ASI (X1) dengan tingkat pengetahuan ASI Eksklusif (Y), nilai hubungannya sebesar 0,498, dengan sig sebesar 0,000 < 0,01 dengan kata lain X1 dan Y terdapat hubungan positif yang signifikan. Pada variabel tingkat pendidikan ibu (X2) dengan tingkat pengetahuan ASI Eksklusif (Y), nilai hubungannya sebesar 0,397, dengan sig sebesar 0,003 < 0,01. Dengan kata lain antara X2 dan Y terdapat hubungan positif yang signifikan. Pada pengukuran kekuatan hubungan antara variabel kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan variabel tingkat pendidikan ibu (X2) secara bersama-sama terhadap variabel tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y), diperoleh nilai signisikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien korelasi 0,377. Artinya hipotesis diterima, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan tingkat pendidikan ibu terhadap tingkat pengetahuan ASI eksklusif. Kata Kunci: Kualitas Komunikasi, Pendidikan, PengetahuanABSTRACTTitle : Influence The Quality Of Communication Between Mom With BreastMilk Counselor And Mom’s Education Level To The Level OfExclusive Breast Feeding KnowledgeName : Mona RanisatuhuNIM : D2C604150 This research aims to examine the influence of communication quality between mom with breast milk counselor and mom’s education level to the level of exclusive breast feeding knowledge. This research based on the decrease number of exclusive breast feeding in Indonesia. Using the Relationship Enhancement Method, this research explain the relations between communication quality in level of knowledge. Type of research that has been used is Explanatory Research, that aims to explain causal relationship between variables were examinated by testing the hypothesys that have been formulated. The result shows there are positive and significant relationship between communication quality between mom with breast milk counselor and mom’s education level to the level of exclusive breast feeding knowledge. But some respondents declare that they are less active in participating in counseling. According to respondent, the counselor is less friendly, they are rarely smiles and rarely give compliment to moms. Based on that result, this research recommends the counselors to be more friendly and learn about persuasive communications, moms should be more open to counselor, so they can help to solve moms problem. Keywords: Communication Quality, Educations, KnowledgePengaruh Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan TingkatPendidikan Ibu Terhadap Tingkat Pengetahuan ASI EksklusifLatar BelakangPenelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin menurunnya angka pemberian ASI Eksklusif yang menyebabkan meningkatnya kasus gizi buruk yang menimpa anak Indonesia. Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) sejak tahun 1990 yang bertujuan untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi usia 0 sampai 6 bulan. Program tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan, dengan menempatkan seorang penyuluh ASI di setiap fasilitas kesehatan.Komunikasi yang terjalin antara masyarakat dengan petugas penyuluh asi menjadi faktor penting yang akan menentukan sukses tidaknya program PP ASI. Komunikasi Antar Pribadi merupakan konteks komunikasi yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ASI. Kegiatan penyuluhan selalu menekankan pada komunikasi dua arah antara petugas penyuluh asi dengan masyarakat, sehingga diharapkan informasi yang diperoleh masyarakat lebih detail, mendalam dan jelas. Keterbukaaan, empati, kepositifan, dukungan, dan kesamaan adalah faktor faktor yang harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi untuk menumbuhkan kualitas komunikasi yang baik. Dengan kualitas komunikasi yang baik diharapkan mampu mempengaruhi pengetahuan, sikap, pendapat dan perilaku masyarakat yang menjadi sasaran program PP ASI.Meskipun program tersebut telah berjalan selama bertahun tahun namun cakupan angka pemberian ASI Eksklusif masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Data RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 27,2%. Masih rendahnya praktek pemberian ASI Eksklusif di Indonesia menunjukkan bahwa bentuk komunikasi yang selama ini dijalankan oleh pemerintah kurang efektif atau gagal.Ibu merupakan figur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya asi menjadi salah satu faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu turut berpengaruh pada kemampuannya untuk memperoleh pengetahuan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan ibu dalam pemberian ASI.Perumusan Masalah Pertanyaan yang ingin diajukan adalah bagaimana pengaruh kualitas komunikasi Ibu dengan Penyuluh ASI dan tingkat pendidikan ibu terhadap tingkat pengetahuan ASI Eksklusif.Tujuan Penelitian Untuk mengkaji adanya pengaruh kualitas komunikasi Ibu dengan Penyuluh ASI dan tingkat pendidikan ibu terhadap tingkat pengetahuan ASI eksklusif.Kerangka TeoriTeori ttg Kualitas KomunikasiKualitas komunikasi antar pribadi diartikan sebagai faktor-faktor yang dapat menumbuhkan hubungan antar pribadi yang baik, sebab hubungan adalah jantung dari komunikasi interpersonal (Littlejohn, 1999: 253). Sebuah komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh lima hal yaitu:1. Keterbukaan (openness), keterbukaan menunjukkan adanya sikap untuk saling terbuka di antara pelaku komunikasi dalam melangsungkan komunikasinya.2. Empati (emphaty), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain.3. Kepositif (positiveness), yaitu sikap positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.4. Dukungan (supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut. Kalau pihak yang diajak berkomunikasi sudah menolak sejak awal, maka komunikasi yang diharapkan tidak akan terjadi.5. Kesamaan (equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Misalnya adanya kesamaan bahasa dan budaya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif ( Rejeki dan Anita, 1999 : 8)Teori yang menjelaskan hubungan antara Kualitas Komunikasi dengan Tingkat Pengetahuan adalah metode yang dikembangkan oleh Arnold P. Goldstein (dalam Rakhmat, 2005: 120) yang disebut sebagai “relationship enchanchment methods” (metode peningkatan hubungan). Ia merumuskan metode ini dengan tiga prinsip : Makin baik hubungan interpersonal, (1) makin terbuka pasien terhadap perasaannya, (2) makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam, dan (3) makin cenderung ia mendengar penuh perhatian dan bertindak atas nasehat yang diberikan penolongnya. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, maka makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara komunikator. Hal inilah yang diharapkan terjadi antara seorang ibu dengan penyuluh.Teori ttg Tk. PendidikanPendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dng dunianya (ki hajar dewantoro) (Soemanto dan Soetopo, 1982: 9 11)Tingkat pendidikan/jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran (Ihsan, 2005: 22)Teori yang menghubungkan antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan adalah pendapat dari Liliweri yang menyatakan Kalau seseorang sekolah makin tinggi maka kita anggap mereka mengerti atau sekurang-kurangnya mudah diberikan pengertian mengenai suatu informasi. Sebaliknya kalau seseorang sekolah makin rendah maka kita anggap mereka makin susah diberikan pengertian mengenai suatu informasi (Liliweri, 2007:190-191)HipotesisAntara kualitas komunikasi antara ibu dan penyuluh asi (X1) dan tingkat pendidikan ibu (X2) memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengetahuan ASI eksklusif (Y).Definisi Konseptual dan OperasionalKualitas Komunikasi Antara Ibu dan Penyuluh ASIKondisi saat terjadi interaksi antara ibu dan penyuluh asi secara langsung atau tatap muka dan bersifat pribadi yang dapat meningkatkan hubungan antar pribadi.Indikator : Keterbukaan (Openness)- Kesediaan untuk menciptakan komunikasi timbal balik dengan orang lain- Kesediaan untuk mengungkapkan pendapat- Mampu membuka diri dengan jujur Empati (Emphaty)- Memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain.- Melakukan pengungkapan diri yang berkaitan dengan peristiwa dan perasaan orang lain Kepositifan (Positiveness)- Adanya suasana yang nyaman ketika berkomunikasi dengan orang lain- Adanya perilaku mendorong, menghargai keberadaan dan kepentingan orang lain Dukungan (Supportiveness)- Mempunyai kemampuan untuk menciptakan situasi yang mendukung sehingga lawan bicara dapat lebih terbuka dan jujur Kesamaan (Equality)- Adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh ibu dan penyuluh asi.Tingkat Pendidikan IbuJenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan oleh ibu.Indikator : Perguruan Tinggi (D3, S1, S2, S3) Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Dasar (SD)Tingkat Pengetahuan ASI EksklusifSejauh mana pemahaman terhadap segala hal yang berkenaan dengan pemberian ASI Eksklusif.Indikator : Mampu menjelaskan tentang ASI eksklusif Mampu menjelaskan manfaat ASI eksklusif Mampu menjelaskan persiapan dan merpertahankan kegiatan menyusui Mampu menjelaskan tata cara laktasiMetodologi PenelitianTipe penelitian yang dipakai adalah eksplanatori, yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungankausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalahibu hamil dan ibu menyusui yang melakukan pemerikasaan di UPT Puskesmas Srondol. Sampelpenelitian ini sebanyak 50 responden, diambil dengan menggunakan teknik sampel non random.Kuesioner dibagikan kepada responden untuk diisi. Setelah semua data terkumpul kemudiandianalisa sehingga data mempunyai makna untuk menjawab masalah yang diteliti dan bermanfaatuntuk menguji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Kendall Tau ( ).Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan untukmengetahui derajat asosiasi antara variabel X1 dan X2 secara bersama sama terhadap Y, digunakanteknik analisa data Koefisien Konkordasi Rank Kendall (W), pengukuran ini dapat bermanfaatdalam mempelajari reliabilitas saling menentukan dan menguji (Siegel, 1997: 292)Hasil PenelitianKualitas KomunkasiTabel 3.17Rekapitulasi Data Variabel Kualitas KomunikasiNo.Kategori JawabanFrekuensiPersentase1.2.3.4.Sangat BaikBaikBurukSangat Buruk102911-20,058,022,0-Jumlah50100Sumber : diolah dari kuesioner no.1-10Dari tabel 3.17 diketahui bahwa kualitas komunikasi ibu-penyuluh asi adalah baik. dengan perolehan 58%. Hanya 22% saja yang menyatakan kualitas komunikasi mereka dengan penyuluh ASI burukTingkat Pendidikan IbuTabel 3.18Persebaran Persentase Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanN= 50Kategori JawabanF%Perguruan Tinggi612,0SMA3774,0SMP612,0SD--Total50100,0Dari tabel 3.18 diketahui sebagian besar responden yaitu sebesar 74% memiliki tingkat pendidikan menengah atau SMA.Tk Pengetahuan ASIXTabel 3.24Rekapitulasi Data Variabel Tingkat PengetahuanNo.Kategori JawabanFrekuensiPersentase1.2.3.4.Sangat BaikBaikKurang BaikTidak Baik33143-66,028,06,0-Jumlah50100Dari tabel 3.24 diketahui sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai ASI Eksklusif.Hub. antara Kualitas Kom dgn Tk. PengetahuanTabel 3.25Hubungan Antara Variabel Kualitas Komunikasi (X1)dengan Variabel Tingkat Pengetahuan (Y)Kualitas KomunikasiTingkat PengetahuanJumlahSangat BaikBaikKurang BaikTidak BaikSangatBaik990,0%1(10,0%)--10(100,0%)Baik22(75,9%)7(24,1%)--29(100,0%)Buruk2(18,2%)6(54,5%)3(27,3%)-11(100,0%)SangatBuruk----Jumlah33(66,0%)14(28,0%)3(6,0%)-50(100,0%)Sumber : diolah dari tabel indukTabel 3.25 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kualitas komunikasi sangat baik dengan petugas penyuluh ASI memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik, persentasenya sebesar 90%. Responden yang memiliki kualitas komunikasi baik dengan petugas penyuluh ASI juga memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik, persentase sebesar 75,9%. Responden yang memiliki memiliki kualitas komunikasi buruk dengan petugas penyuluh ASI memiliki tingkat pengetahuan yang baik, persentasenya sebesar 54%. Kesimpulan dari tabel silang diatas adalah ada kecenderungan terjadi hubungan antara variabel kualitas komunikasi dengan variabel tingkat pengetahuan. Ketika kualitas komunikasi buruk, tingkat pengetahuan baik. Dan ketika kualitas komunikasi meningkat menjadi baik, maka tingkat pengetahuannya meningkat menjadi sangat baik. Ini menandakan bahwa semakin baik kualitas komunikasi maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.Hub antara Tk. Pendidikan dng Tk. PengetahuanTabel 3.26Hubungan Antara Variabel Tingkat Pendidikan (X1)dengan Variabel Tingkat Pengetahuan (Y)Tingkat PendidikanTingkat PengetahuanJumlahSangatBaikBaikKurangBaikTidakBaikTinggi4(66,7%)2(33,3%)--6(100,0%)Menengah27(73,0%)8(21,6%)2(5,4%)-37(100,0%)Dasar2(28,6%)4(57,1%)1(14,3%)-7(100,0%)Jumlah33(66,0%)14(28,0%)3(6,0%)-50(100,0%)Sumber : diolah dari tabel indukDari tabel silang 3.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan dasar memiliki tingkat pengetahuan yang baik, persentasenya sebesar 57,1%. responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik, persentase sebesar 73,0%. Kesimpulan dari tabel silang adalah ada kecenderungan terjadi hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel tingkat pengetahuan. Ketika tingkat pendidikan dasar, tingkat pengetahuan baik. Dan ketika tingkat pendidikan meningkat menjadi menengah, maka tingkat pengetahuannya meningkat menjadi sangat baik. Ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.Uji Hipotesis dan AnalisisHipotesis IHo : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI dengan tingkat pengetahuan ASI EksklusifHa : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI dengan tingkat pengetahuan ASI EksklusifTabel 4.1Uji Korelasi Antara Variabel Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI (X1) dengan Variabel Tingkat Pengetahuan (Y)Correlations Tingkat Pengetahuan Kualitas Komunikasi Kendall's tau_b Tingkat Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .498** Sig. (2-tailed) . .000 N 50 50Kualitas Komunikasi Correlation Coefficient .498** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 50 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa probabilitas kesalahan (Sig.) adalah 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,01 (taraf signifikan 99%). Hal ini berarti ada signifikansi antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI dengan tingkat pengetahuan ASI Eksklusif sebesar 0,498.(Artinya baik buruknya pengetahuan ASI Eksklusif yang dimiliki oleh ibu dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang terjadi antara ibu dengan petugas penyuluh ASI. Semakin baik kualitas komunikasinya, maka semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki.)Hipotesis IIHo : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ASI EksklusifHa : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ASI EksklusifTabel 4.2Uji Korelasi Antara Variabel Tingkat Pendidikan Ibu (X2)dengan Variabel Tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y)Correlations Tingkat Pengetahuan Tingkat Pendidikan Kendall's tau_b Tingkat Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .397** Sig. (2-tailed) . .003 N 50 50 Tingkat Pendidikan Correlation Coefficient .397** 1.000 Sig. (2-tailed) .003 . N 50 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa probabilitas kesalahan (Sig.) adalah 0,003 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,01 (taraf signifikan 99%). Hal ini berarti ada signifikansi antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ASI Eksklusif sebesar 0,397.(Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Liliweri, bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang diperoleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu maka semakin baik pula pengetahuannya.)Dari hasil kedua tabel tersebut dapat diketahui jika hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kualitas Komunikasi Ibu dengan Penyuluh ASI dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif.Derajad Asosiasi antara variabel kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan variabel tingkat pendidikan ibu (X2) secara bersama-sama terhadap variabel tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y)Ketentuan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.Hipotesis untuk penelitian ini: Ho = variabel bebas tidak berasosiasi. Berarti tidak ada hubungan antara variabel kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan tingkat pendidikan ibu (X2) dengan tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y). Ha = variabel bebas berasosiasi. Berarti ada hubungan antara variabel kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan tingkat pendidikan ibu (X2) dengan tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y).Tabel 4.3Koefisien Konkordasi Rank Kendall W(a)antara Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI (X1) dan Tingkat Pendidikan (X2) Ibu dengan Tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y)Test Statistics N 50 Kendall's Wa .377 Chi-Square 37.672 df 2 Asymp. Sig. .000 a. Kendall's Coefficient of ConcordanceDari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai asymptotic significance adalah 0,000 atau probabilitas dibawah 0,05 ( 0,000 < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain ada signifikansi antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan tingkat pendidikan ibu (X2) dengan tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif (Y), dengan nilai hubungannya sebesar 0,377.(Artinya bahwa dengan adanya kualitas komunikasi yang baik antara ibu dengan penyuluh ASI serta tingkat pendidikan yang memadai, mampu meningkatkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif yang dimiliki oleh ibu.)Kesimpulan1. Terdapat hubungan antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, dengan nilai hubungan sebesar 0,498 dan probabilitas kesalahan (Sig.) adalah 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,01 (taraf signifikansi 99%).2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ASI Eksklusif, dengan nilai hubungan 0,397 dan probabilitas kesalahan (Sig.) adalah 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,01 (taraf signifikansi 99%).3. Terdapat kecenderungan hubungan antara kualitas komunikasi ibu-penyuluh ASI (X1) dan tingkat pendidikan ibu (X2) dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif (Y) dengan nilai hubungan sebesar 0, 377 dan probabilitas kesalahan (Sig.) adalah 0,000, atau probabilitas dibawah 0,05 (0,000 <0,05)Saran1. Petugas penyuluh sebagai seseorang yang berhadapan langsung dengan target penyuluhan ASI Eksklusif perlu dibekali dengan kemampuan dan keterampilan yang baik mengenai pemberian ASI Eksklusif seperti pelatihan tentang teknik komunikasi persuasif dalam penyuluhan, pengetahuan tentang perkembangan terbaru tata cara pemberian ASI yang baik dan benar, serta peningkatan kemampuan bersosialisasi dengan ibu.2. Petugas penyuluh sebaiknya memperlakukan ibu secara sopan, tidak menghakimi kondisi ibu dan bayi, apapun latar belakang yang dimiliki oleh ibu.3. Petugas penyuluh sebaiknya dapat lebih bersikap ramah dengan cara memberikan respon positif terhadap keluhan ibu dan menggunakan respon gerakan tubuh seperti memberikan senyuman kepada ibu. Hal tersebut menunjukkan bahwa petugas penyuluh memberikan perhatian kepada ibu. Sikap ini akan memberikan rasa nyaman dan percaya diri pada ibu.DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian.Yogyakarta: Rineka Cipta.Effendy, Onong Uchjana.2000.Ilmu, Teori dan Filsafat.Bandung: Citra Aditya Bakti.Fisher, Aubrey. 1987. Interpersonal Communication (Pragmatic of Human Relationship). New York: Random HouseHafied, Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaKardjati, Sri, dkk. 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Kottler, Philip, Ned Roberto and Nancy Lee. 2002. Social Marketing Improving the Quality of Life 2nd edition.USA: Sage Publication.Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication Third Edition. New Mexico: Wadsworth Publishing Company.Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan.Pengenalan Teori dan Penerapannya Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja RosdakaryaRejeki, Ninik Sri dan F. Anita Herawati. 1999. Dasar-Dasar Komunikasi Untuk Penyuluhan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Empat.Soemirat, Soleh. 2000. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.Supratiknya, A. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius.Tubs, Stewart L & Moss, Sylvia. 1996. Human Communication. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Literatur non buku :Laporan Pencapaian Pembangunan Millenium Indonesia. 2001. Jakarta: Bappenas.Pelatihan Konseling Menyusui. 2011. WHO dan UNICEFPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas Puskesmas. 1997. Jakarta: Departemen Kesehatan.Program Gizi Kota Semarang 2010. 2010. Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang.Rencana Tingkat Puskesmas (RTP) Puskesmas Srondol. 2012. Semarang: Puskesmas SrondolSkripsi:Bayu, FX. 2007. Pengaruh Kualitas Komunikasi Antar Pribadi Pasangan Suami Istri Terhadap Kepuasan Perkawinan Dalam Rumah Tangga Di Perumahan Duta Bukit Mas Banyumanik Semarang. Semarang: Universitas DiponegoroNugroho, Suko D. 2010. Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Terapetik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Pada Layanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Wilasa “CITARUM” Semarang. Semarang: Universitas DiponegoroArifin, Moh. Syamsul. 2007. Hubungan Intensitas Membaca Berita Narkoba Di Media Cetak Dan Kualitas Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dengan Remaja Terhadap Pemahaman Bahaya Narkoba. Semarang: Universitas DiponegoroInternet:http://health.detik.com/read/2011/12/13/120045/1789796/764/kisah-legendaris-bayi-yang-diberi-asi-dan-tidak di akses pada tanggal 15 Februari 2012 jam 5.05http://health.kompas.com/read/2012/03/17/11014083/ASI.Eksklusif.Wajib di akses pada tanggal 12 Februari 2012 jam 18.35http://www.ppid.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=20&Itemid=53 di akses pada tanggal 14 Februari 2012 jam 13.51
PT. erudeye Indonesia’s Pazcal Cloud Launching Activity Report (Project Officer) Pipin F.P. Lestari; Djoko Setyabudi; Nurrist Surayya Ulfa; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 3: Agustus 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.02 KB)

Abstract

PT erudeye Indonesia is a B2B company with a business model that is established in the information technology and focuses on cloud computing and enterprise services. In 2014, PT. erudeye Indonesia plans to develop cloud computing services Pazcal (Spazio & Scala), spazio means space, scala is scale which is intended for enterprise IT in the Jakarta. PT erudeye Indonesia through Pazcal product want to enter the cloud computing market in Indonesia because Indonesian enterprise needs for a large data storage. But, Pazcal has not received the awareness because the product is still new. Furthermore, cloud providers in Indonesia are also very numerous and varied so that Pazcal must have a difference of positioning. Therefore PT erudeye Indonesia wants to do the right marketing communication activities for the Pazcal product to get attention and has a position of products in the mind of the target market.The goal of marketing communications activities is to foster awareness and create product positioning as efficient and reliable cloud computing products. Pazcal message strategy arranges the analytical survey considerations, competitors, SWOT, and the theoretical framework which will be delivered by multiple tools at three stages of the implementation strategy of positioning. There are the building stage, the stage of providing education and strengthen the positioning stage in the form of online and offline campaign. At building positioning stage, the tools used are the interface design websites, articles, e-books, social media and media relations. Education stage, the tools used are articles, webinars "PaaS for Quick Development, Collaboration & Deployment" and the seminar "Rainbow Rendezvous: Boost Your Experience with Pazcal". While on the strengthen positioning stage, the tools used are a video testimony, webinar "PaaS for Quick Development, Collaboration & Deployment "and the seminar" Rainbow Rendezvous: Boost Your Experience with Pazcal ". Whole of that marketing communications activities are designed to support the goal of launching Pazcal cloud products.
Hubungan Terpaan Media Sosial dan Persepsi Kerentanan dengan Minat Melakukan Tes Kanker Serviks pada Remaja Wanita di Kota Semarang Riskiastri Prambandari Rachmawati; Sri Herieningsih
Interaksi Online Vol 6, No 2: April 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.873 KB)

Abstract

Cervical cancer is one of diseases that high risk for woman being. Cervical cancer patients from year to year experienced a significant increase. Indonesia there are at least 15,000 women infected with cervical cancer each year. Lack of understanding about the dangers of cervical cancer cause many women who consider themselves will not be affected by cervical cancer so the interest to perform cervical cancer prevention measures are also still low. So it takes effort to promote the danger of cervical cancer and how to prevent it through various media one of them social media that is currently widely used by the community. The purpose of this study is to determine the relationship of exposure of social media and perceptions of susceptibility with interest in cervical cancer testing. The study population is female adolescent who live in Semarang affected by social media exposure about cervical cancer in the last one month. Meanwhile, the sample of research taken many as 60 respondents with age range 18-22 years by using purposive sampling technique. Based on the hypothesis test conducted using Pearson’s correlation or Product Moment correlation analysis it shows that: First, there is a positive relationship between exposure of social media with interest to cervical cancer testing with a significance value of 0.000 and correlation coefficient value of 0,504. This indicates a moderate relationship with the direction of a positive relationship. The higher the exposure to social media, the higher the interest in cervical cancer testing, and vice versa. Second, there is a positive relationship between perceptions of susceptibility with interest in testing cervical cancer with a significance value of 0.001 and a correlation coefficient of 0.447. The closeness of the acquired relationship and the direction of the relationship is positive. This means, the higher the perception of vulnerability the higher the interest in cervical cancer testing, and vice versa. Suggestion given that social media should be able to provide deep information about cervical cancer and prevention of cervical cancer world, so it is expected interest to do cervical cancer prevention action will increase.
Hubungan Terpaan Iklan, Terpaan Publisitas, dan Terpaan Promosi Penjualan KFC dengan Keputusan Pembelian Satryani, Melinda Wita; Pradekso, Tandiyo; Setyabudi, Djoko; Ulfa, Nurrist Surayya
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.373 KB)

Abstract

Dalam bersaing dengan kompetitor, KFC menggunakan bauran promosi sebagai alat dalam memasarkan dan mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat. Sebelumnya KFC telah menggunakan alat promosi berupa iklan dan publisitas sebagai bauran promosinya namun bauran promosi ini belum banyak berpengaruh terhadap peningkatan pembelian produk KFC. Memasuki tahun 2012 KFC menambah bauran promosi dengan alat promosi berupa promosi penjualan yang mana hal ini berdampak positif dalam peningkatan penjualan produk KFC. KFC hingga kini masih konsisten menggunakan ketiga bentuk promosi terseb dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara terpaan iklan, terpaan publisitas dan terpaan promosi penjualan KFC dengan keputusan pembelian. Dengan mengacu pada teori Cognitive Respons dan teori behavior learning dalam prinsip Operant Conditioning. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatori. Penelitian ini menggunakan teknik non random Sampling dengan cara purposive sampling sebagai teknik untuk menentukan sampel. Terdapat 70 responden yang menjadi sampel. Alat yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah uji statistik korelasi Kendalls.Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara terpaan iklan dan terpaan publisitas KFC dengan Keputusan Pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan angka signifikansi sebesar 0.000 dan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.163. Selanjutnya hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara terpaan promosi penjualan KFC dengan keputusan pembelian. Hipotesis kedua dalam penelitian ini ditunjukkan oleh angka signifikansi sebesar 0,000 di leverl signifikansi1% dengan koefisien korelasi sebesar 0,625Kata kunci : Terpaan Iklan, Terpaan Publisitas, Terpaan Promosi Penjualan, Keputusan Pembelian.
Terpaan Pesan Persuasif Nusatrip di Media Sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) dan Persepsi Kualitas Website Nusatrip terhadap Minat Beli Tiket Pesawat dan Reservasi Hotel di Nusatrip.com ., Diah Yuniasari; S.Sos, M.Si, Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 4, No 2: April 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.198 KB)

Abstract

Latar Belakang penelitian ini didasari karena adanya kegiatan komunikasi persuasif yang dilakukan Nusatrip dengan menggunakan media sosial. Selain itu, Nusatrip sebagai e-commerce Online Travel Agent tentunya mengunakan website sebagai sarana untuk mencari informasi dan melakukan transaksi bagi para konsumen. Dengan pengalaman penggunaan website akan terbentuk persepsi terhadap kualitas mengenai kepuasan ataupun sebaliknya. Sehingga kedua hal tersebut berdampak pada minat beli tiket pesawat dan reservasi hotel di nusatrip.com Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara terpaan pesan persuasif Nusatrip di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) dan persepsi kualitas website Nusatrip terhadap minat beli tiket pesawat dan reservasi hotel di Nusatrip.com Teori – teori yang mendukung penelitian ini adalah Exposure Theory yang menyebutkan bahwa terpaan dapat menciptakan perasaan atau sikap tertarik terhadap brand yang menggerakkan khalayak untuk menggunakan produk, yang kemudian mengarah pada keinginan untuk mengkonsumsi. Teori The Expectancy Disconfirmation Model sendiri ialah menekankan bahwa kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan ditentukan oleh suatu proses evaluasi pelanggan, dimana persepsi tersebut mengenai hasil suatu produk atau jasa, atau hal tersebut dibandingkan dengan standar yang diharapkan dan persepsi elemen-elemen kualitas dapat mempengaruhi perilaku pembelian, kualitas dari suatu website dapat meningkatkan kepuasan dan mendorong pengguna untuk melakukan pembelian. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksplanatori, karena penelitian ini ingin mengetahui hubungan antar variabel penelitian yang sudah dirumuskan dalam hipotesis. Sedangkan populasi yang diambil adalah responden yang memenuhi kriteria responden yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah non – probability sampling jenis purposive yaitu 100 orang. Analisa data penelitian menggunakan korelasi Kendall’s Tau_b. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan korelasi Kendall’s Tau_b dan dianalisis dengan SPSS dalam proses pengolahan data untuk melihat signifikansi antar variabel terpaan pesan persuasif Nusatrip di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) (X1) dengan minat beli tiket pesawat dan Reservasi Hotel di Nusatrip.com (Y) nilai signifikansi 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,465. Koefisien korelasi persepsi kualitas website Nusatrip (X2) dengan minat beli tiket pesawat dan reservasi hotel di Nusatrip.com (Y) sebesar 0,479 dengan niai signifikansi 0,000. Oleh karena sig sebesar 0,000 < 0,01 terdapat hubungan yang signifikan antar variabel. Sehingga hipotesis menyatakan bahwa ada hubungan positif antara terpaan pesan persuasif Nusatrip di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) dan persepsi kualitas website Nusatrip mempunyai hubungan terhadap minat beli tiket pesawat dan reservasi hotel di Nusatrip.com.
Hubungan Antara Terpaan Informasi Kelompok Rujukan Online Dan Kelompok Rujukan Offline Dengan Keputusan Pembelian Kamera Sony A7ii Binarso Budiono Budiono; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 7, No 3: Agustus 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.76 KB)

Abstract

Cameras have become a necessity for social media users to upload interesting content. There are several brands on the camera market today, such as Lumix, Olympus, Fujifilm, Sony, Canon, Nikon. Because the camera is a product with high involvement that makes consumers have to be involved and conduct a search before making a purchase decision, from the many brands that circulate consumers get and search for information through the reference group that they use to make decisions about which camera to buy. The exposure of information obtained by consumers comes from online referral groups and offline referral groups. Thus this study aims to determine the relationship between exposure to information from online referral groups and offline reference groups with the decision to purchase Sony A7II cameras. The theory used in this research is the Theory Reference Group and Information Integration Theory. This research is a quantitative research with explanatory type. This study uses a non-random technique with a total sample of 60 people aged 18-30 years on the island of Java. The results of the Kendall Tau correlation analysis show that exposure to online referral group information has a strong relationship with the purchase decision of Sony A7II camera, indicated by a coefficient value of 0.563 and significance of 0.000, and the relationship between exposure to offline referral group information with purchasing decisions of Sony A7II cameras also has this strong relationship can be seen from the test results, the correlation coefficient value is 0.503 and the significance value is 0.000. from the results obtained it is recommended for Sony camera brands, to be able to hold offline seminars that invite photographic figures and there are Sony camera product displays, so that consumers can immediately feel the performance of the camera so that consumers can make purchases after getting information.

Page 1 of 157 | Total Record : 1563