cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
PENGARUH JARAK, SUHU, LAMA PENGASAPAN TERHADAP KEMUNDURAN MUTU IKAN BANDENG (Chanos chanos Forks) ASAP SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Shabrina, Nurina Almas; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.151 KB)

Abstract

Pengasapan tradisional merupakan salah satu metode pengolahan dan pengawetan yang populer di Indonesia. Kebanyakan masyarakat melakukan pengasapan ikan dengan menggunakan suhu tinggi, waktu yang relatif singkat di mana jarak antara sumber api dengan ikan sangat dekat, sehingga dapat mempengaruhi mutu ikan asap yang dihasilkan, dimana mutu tersebut berpengaruh terhadap daya awet ikan asap selama dalam penyimpanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemunduran mutu ikan bandeng asap hasil kombinasi jarak, suhu, lama pengasapannya selama penyimpanan hari ke 0-4 (H) pada suhu ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan menggunakan rancangan split plot in time, dimana kombinasi jarak, suhu, lama pengasapan sebagai main plot dan lama penyimpanan adalah sub plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kombinasi jarak, suhu, lama pengasapan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap keselurahan parameter (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan nilai organoleptik yang masih sesuai standar, K1 pada H1: 7,56, K2 pada H2: 7,13. Nilai TBA pada kedua perlakuan kombinasi pengasapan masih di bawah standar yang diijinkan sampai H4, yaitu K1H4: 1,801±0.009, K2H4: 1,696±0.05. Nilai TVBN K1 pada H1: 18,78±0,62, K2 pada H2: 19,61±0,72. Nilai TPC K1 pada H1: 5,7x103±0,12, K2H2: 4,0x104±0,36. Nilai pH pada K1H0: 5,81±0,02 – H4: 7,19±0,06, pada K2H0: 5,76±0,07 – H4: 6,35±0,12. Kadar air pada K1 H0: 56,91±0,57, pada K2 sampai H2: 59,60±0,12. Kadar fenol K1H2: 0,092±0,002 - H4: 0,059±0,004, K2H3: 0,084±0,007 - H4: 0,075±0,01. Traditional smoking is one of popular processing and preserved method in Indonesia.  Most of people smoking fish by using high temperature, in short time where the distance between fire and the fish is too close, so it will affect the smoked fish quality, while thw quality also influence preserve capacity of smoked fish on storage.  The aim of this study is to understand the quality decrease of smoked milkfish as the result from two combinations of distance, temperature, smoke duration during storage on day 0-4 (H). The method of this study is site experiment with using split plot in time program, where the distance combinatioon, temperaturem smoking duration as main plot  and storage period as sub plot.  The result of this study show that the difference of distance combination, temperature, smoking duration and storage period are giving influence to whole parameter  (P<0,05). The result of this study show organoleptic value that is standard, K1 on H1: 7,56, K2 on H2: 7,13. TBA value on both smoking combinations treatment are still lower than standard that allowable until H4, that  K1H4: 1,801±0.009, K2H4: 1,696±0.05. TVBN K1 pada H1: 18,78±0,62, K2  at H2: 19,61±0,72. TPC K1 on H1: 5,7x103±0,12, K2H2: 4,0x104±0,36. The value of pH  at K1H0: 5,81±0,02 – H4: 7,19±0,06,at K2H0: 5,76±0,07 – H4: 6,35±0,12. Water content limit on K1 H0: 56,91±0,57, at K2H2: 59,60±0,12. Phenol content K1H2: 0,092±0,002 - H4: 0,059±0,004, K2H3: 0,084±0,007 - H4: 0,075±0,01.
KARAKTERISTIK AGAR RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa BUDIDAYA TAMBAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ALKALI PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA Santika, Laras Guntur; Ma'ruf, Widodo Farid; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.403 KB)

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena pemanfaatannya yang demikian luas, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia industri. Jenis Gracilaria banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi perlakuan alkali dan umur panen rumput laut Gracilaria verrucosa yang berbeda terhadap karakteristik sifat fisika dan kimiawi agar rumput laut. Mengetahui jumlah konsentrasi perlakuan alkali yang optimal dan waktu panen yang tepat untuk budidaya rumput laut sehingga diperoleh kualitas dan mutu agar yang baik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut G.verrucosa, NaOH, CaOCL2, KCl, CH3COOH dan aquades. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental laboratories menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua perlakuan. Data dianalisa menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan dengan Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perbedaan umur panen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap seluruh parameter kecuali rendemen. Faktor konsentrasi NaOH berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua parameter. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua parameter kecuali viskositas. Tepung agar dengan bahan baku rumput laut Gracilaria verrucosa umur panen 60 hari dan perlakuan alkali penambahan NaOH 5% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: rendemen (13,29%), kekuatan gel (355,35 g/cm2); viskositas (18,47 cP); kadar sulfat (10,03%); kadar air (12,64%); dan kadar abu (1,77%). Seaweed is one of fisheries commodities which has high economic value because its large utilization, both in daily or industry. Gracilaria species is widely used as raw material for making agar. The objective of this study was to determine different alkali concentrations and the effect of seaweed G.verrucosa harvesting times on the physical properties and chemical characteristics of seaweed agar. To know optimum concentration of alkali treatment in order and the exact harvesting times of seaweed cultivation to obtain good quality of agar. The material used in this study was seaweed G.verrucosa, NaOH, CaOCL2, KCl, CH3COOH and aquades. The method used in this study was experimental laboratories using Randomized Block Design (RBD) factorial of two factors. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), continued by Honestly Significant Difference (HSD). The results showed that different harvesting times  had significant effect to (P<0.05) all parameters except the yield. Different NaOH concentrations had significant effect to (P<0.05) all parameters. Interaction of each factor had significant effect to (P<0.05) all parameters except viscosity. Seaweed Gracilaria verrucosa Agar flour with harvesting times 60 days and NaOH concentration 5% is the best treatment for producing agar which had quality criteria: yield (13.29%), gel strength (355.35 g/cm2); viscosity (18.47 cP); sulfate content (10.03%); water content (12.64%); and ash content (1.77%). 
PEMANFAATAN LARUTAN GELATIN-KITOSAN SEBAGAI EDIBLE COATING DALAM MENGHAMBAT KEMUNDURAN MUTU FILET IKAN LELE (Clarias batrachus) PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN Pratama, Yusuf Satria; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filet ikan lele (Clarias batrachus) termasuk produk olahan ikan segar yang mudah mengalami kemunduran mutu. Potensi campuran larutan gelatin dan kitosan sebagai anti bakteri dan pembentuk gel dapat dimanfaatkan sebagai edible coating (EC) dinilai mampu menghambat kemunduran mutu. Aplikasi edible coating larutan gelatin dan kitosan serta peyimpanan suhu dingin pada filet ikan lele diharapkan mampu menjaga mutu filet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi edible coating gelatin-kitosan terhadap mutu filet ikan lele dan pendugaan umur simpan. Bahan penelitian menggunakan filet ikan lele segar yang diberi perlakuan tanpa pelapisan edible coating (K) dan pelapisan edible coating campuran larutan gelatin 8% dan kitosan 1% (GK1), 2% (GK2), 3% (GK3) kemudian disimpan suhu dingin selama 21 hari dan diuji TVB, TPC, TBA, serta kadar air tiap 7 hari (M0, M1, M2, M3). Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menghambat kemunduran mutu filet ikan lele terbaik diperoleh edible coating gelatin-kitosan dengan konsentrasi 3% (GK3) dengan pendugaan umur simpan selama 32 hari.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) CABUT DURI DALAM KEMASAN BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN BEKU Meiriza, Yulisa; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.735 KB)

Abstract

Pengemasan terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku dapat mempertahankan kualitas lebih lama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama penyimpanan beku dengan perlakuan perbedaan kemasan terhadap perubahan kualitas terutama tekstur ikan bandeng cabut duri berdasarkan nilai uji drip loss, PLG dan organoleptik. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola Faktorial. Perlakuan yang diterapkan terhadap pengemasan ikan bandeng cabut duri beku vakum dan non vakum masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah drip loss, PLG dan organoleptik. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemasan ikan bandeng cabut duri yang dibekukan dengan kemasan vakum dan kemasan non vakum selama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai PLG, drip loss dan organoleptik. Hasil uji kualitas terhadap penyimpanan beku selama 2 bulan mendapatkan rata-rata nilai pada uji PLG kemasan non vakum 7,827% dan vakum 8,513%. Sedangkan drip loss kemasan non vakum 7,567% dan vakum 6,813% dan nilai organoleptik kemasan non vakum sebesar 7,676 dan vakum sebesar 7,790. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada kemasan vakum terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku. Packaging to boneless milkfish during frozen storage can extent shelf-life. The purpose of this study was to know the effect of frozen storage time with different packaging treatment to the quality changes on texture of boneless milkfish by drip loss test value, PLG and organoleptic. The research method used was an experimental laboratory with experimental design Completely Randomized Design (CRD) with Factorial pattern. The different treatment was applied to the packaging of frozen milkfish boneless i.e. vacuum and non vacuum in triplicates. All Parameters measured were drip loss, PLG and organoleptic. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the vacuum packaging and non vacuum packaging of frozen milkfish boneless during storage no significantly affect (p<0.05) to the value of drip loss, PLG and organoleptic. The results on the quality of frozen storage for 2 months showed that the average value of the test PLG for non vacuum packaging and vacuum were 7.827% and 8.513%. respectively. Meanwhile drip loss non-vacuum packaging 7.567% and vacuum 6.813%, and non-vacuum packaging organoleptic value of 7.676 and a vacuum of 7.790. The research showed that vacuum packaging was tbe best treatment for milkfish boneless during storage.
PENGARUH EKSTRAK KASAR BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADAFILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SEGAR Rosari, Maria Indera; Ma'ruf, Widodo Farid; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.39 KB)

Abstract

Kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi pada ikan Bandeng sangat mudah mengalami oksidasi dan dapat dicegah dengan penggunaan antioksidan. Buah mahkota dewa mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Fillet Ikan Bandeng direndaman ekstrak kasar buah mahkota dewa dengan konsentrasi 0 ppm (MD0), 100 ppm (MD1), 150 ppm (MD2), dan 200 ppm (MD3) selama 1 jam kemudian disimpan dalam styrofoam selama 12 hari dengan rasio es dan ikan 1:1. Pengujian PV, TBA, pH, kadar air, dan organoleptik dilakukan pada hari 0, 3, 6, 9, dan 12. Hasil nilai PV berkisar antara 3,16 – 7,89meq peroksida/kg yang menunjukkan semua perlakuan masih diterima sampai hari ke 12. Hasil TBA menunjukkan perlakuan MD0 ditolak pada 9 hari penyimpanan dengan nilai 5,69 mg eq/kg sedangkan perlakuan MD1, MD2, dan MD3 ditolak pada 12 hari penyimpanan dengan nilai 5,18; 5,14; dan 5,01 mg eq/kg. Nilai organoleptik menunjukkan perlakuan MD0 ditolak pada hari ke 9 penyimpanan sedangkan perlakuan MD1, MD2, dan MD3 ditolak pada 12hari penyimpanan. Nilai pH berkisar antara 5,63 – 6,18 dan nilai kadar air antara 74,36 – 78,07 %. Konsentrasi terbaik ekstrak buah mahkota dewa sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi lemak fillet ikan Bandeng selama penyimpanan dingin adalah konsentrasi 150 ppm. The high content of unsaturated fatty acids in Milkfish is easily oxidized and it can be prevented by using antioxidants. Crown of god fruit is potential as natural antioxidants because it contains a high flavonoid compounds. Milkfish fillet were soaked with crown of gods fruit crude extract with concentrations 0 ppm (MD0), 100 ppm (MD1), 150 ppm (MD2) and 200 ppm (MD3) for 1 hour then it was stored in a styrofoam during 12 days with ratio between ice and fish 1:1. PV, TBA, pH, moisture, and sensory evaluation were conducted for interval time of  0, 3, 6, 9, and 12 days of storage. Results of PV value range between 3.16 – 7.89 meq peroxide/kg it showed that all treatment can be accepted up to 12 days of storage. Result of TBA showed that MD0 treatment was rejected on 9 days of storage with the value 5.69 mg eq/kg while MD1, MD2, MD3 treatments were rejected on 12 days of storage with the value 5.18; 5.14; dan 5.01 mg eq/kg. Sensory analysis showed that MD0 treatment was rejected on 9 days of storage while MD1, MD2, MD3 treatments were rejected on 12 days of storage. pH value range between 5.63 – 6.18 and moisture value between 74.36 –  78.07 %. The best concentration of crown of gods fruit extract as an antioxidant on lipid oxidation in milkfish fillet is 150 ppm.
SIFAT FISIKA KIMIA FISH SNACK EKSTRUSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN GRIT BUAH LINDUR (Bruguiera gymnorrizha) Utari, Kurnia Suci Tri; Dewi, Eko Nurcahya; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.502 KB)

Abstract

Fish snack ekstrusi adalah makanan ringan yang dibuat melalui proses ekstrusi dari bahan baku tepung kasar (grit) dengan atau tanpa melalui penggorengan. Buah lindur memiliki kandungan karbohidrat tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku fish snack ekstrusi sebagai pengganti beras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika kimia fish snack ekstrusi dengan penambahan buah lindur. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan konsentrasi penambahan buah lindur, yaitu 0%, 2%, 3%, dan 4% dengan 3 kali ulangan. Parameter pengujian adalah kadar proksimat, serat pangan, kerenyahan, warna dan uji hedonik. Data parametrik dianalisa menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non-parametrik menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan grit buah lindur memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar air, protein, lemak, karbohidrat, serat pangan, kerenyahan dan warna, sedangkan kadar abu fish snack ekstrusi tidak berbeda nyata (P>0,05). Fish snack ekstrusi dengan penambahan grit buah lindur 3% merupakan produk yang paling disukai panelis dengan selang kepercayaan 7,93 < µ < 8,31 dan dengan nilai kadar air 3,710%, kadar abu 1,228%, protein 14,836%, karbohidrat 82,422%, lemak 1,714%, serat pangan 18,778%, kerenyahan 4,573% dan °Hue 86,357 menunjukan warna kuning-merah.
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SURIMI IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) Wicaksana, Faya Charla; Agustini, Tri Winarni; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.787 KB)

Abstract

Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar di Indonesia yang jumlahnya melimpah dan berpotensi untuk diolah menjadi surimi dan produk olahan berbasis surimi. Kandungan lemak yang cukup tinggi pada ikan patin menyebabkan kekuatan gel pada ikan tersebut menjadi rendah. Bahan pengikat merupakan bahan bukan daging yang ditambahkan ke dalam adonan dan mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan mengemulsikan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengikat (binding agent) egg white powder (EWP) dan isolat protein kedelai (IPK) terhadap karakteristik fisik (kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih) dari surimi ikan Patin. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara surimi tanpa penambahan bahan pengikat (kontrol), surimi dengan penambahan EWP 3% dan surimi dengan penambahan IPK 16%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengikat yang berbeda memberikan perbedaan yang nyata (P<0,5) terhadap kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih. Nilai kekuatan gel, uji lipat dan uji gigit tertinggi pada surimi ikan patin dengan penambahan IPK yaitu berturut-turut sebesar 4570,51 g.cm; 8,02 dan 7,84.  Nilai derajat putih dan kenampakan tertinggi pada surimi dengan penambahan EWP yaitu sebesar 71,55% dan 8,1. Penambahan bahan pengikat yang menghasilkan karateristik fisik yang paling baik adalah pada surimi dengan penambahan IPK 16%. Catfish (Pangasius hypophthalmus) is one of the freshwater fish commodities in Indonesia which is abundant and  potential to be processed to surimi and surimi-based products. High fat of catfish caused low in gel strength of product resulted. Binder is not a meat ingredient added to the mix and have the ability to water bind and fat emulsified. The purpose of this study was to determine the effect of binder (binding agent) egg white powder (EWP) and isolate soybean protein (ISP) on physical characteristics (gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness) of Catfish surimi. The study was conducted by comparing the surimi without the adition of binding agent (control), surimi with the adition of EWP 3% and surimi with the adition of ISP 16%. The results of different binding agent addition gave significant different (P<0.5) on the gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness. The highest value of gel strength, folding test and cutting test on catfish surimi with the addition of ISP were 4570.51 g.cm; 8.02 and 7.84, respectively. The highest of whiteness values and appearance on surimi with the addition of EWP  were 71.55% and 8.1. The addition of binding agent that produces the best  physical characteristics was surimi with addition of ISP 16%.
UJI BIOAKTIVITAS EKSTRAK TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN Bacillus cereus Nimah, Shofiatun; Ma'ruf, Widodo Farid; Trianto, Agus
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Pengolahan dan bioteknologi hasil perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.936 KB)

Abstract

Holothuria scabra merupakan salah satu organisme yang berpotensi sebagai sumber bahan antibakteri alami. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi ekstrak H. scabra sebagai antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus serta pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak terhadap kedua bakteri tersebut. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran dengan berbagai konsentrasi (150 g/ml, 300 g/ml, dan 450 g/ml) dan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif pada H. scabra. Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak H. scabra terbaik adalah ekstrak etil asetat. Ekstrak etil asetat mempunyai daya hambat tertinggi terhadap bakteri P. Aeruginosa sebesar 6±0 mm, sedangkan terhadap B.cereus sebesar 2,3±0,58 mm pada konsentrasi 450 g/ml. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya kandungan senyawa saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid dalam ekstrak.
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN MINYAK DALAM PROSES PEMINYAKAN TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK Maharani, Ardila Tri; Darmanto, YS; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.945 KB)

Abstract

Peminyakan merupakan salah satu tahapan dari proses penyamakan dimana peminyakan bertujuan untuk menjadikan kulit lebih lemas, lunak dan mudah dilekuk-lekukkan. Peminyakan dapat menggunakan berbagai macam minyak yaitu kuning telur dan minyak ikan tersulfit dimana kedua bahan tersebut mampu meningkatkan kemuluran pada kulit ikan nila samak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis minyak dan konsentrasi yang berbeda terhadap kualitas dari kulit ikan nila samak. Penelitian menggunakan desain percobaan faktorial dengan perlakuan bahan minyak yaitu minyak ikan tersulfit dan kuning telur serta konsentrasi bahan minyak yaitu 3%, 6%, 9%, 12%, 15% dan dilakukan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan minyak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kemuluran, kekuatan tarik, kekuatan sobek dan kadar lemak. Sedangkan faktor konsentrasi bahan minyak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kemuluran, kekuatan sobek, kekuatan tarik dan kadar lemak. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kemuluran, kekuatan sobek, kekuatan tarik dan kadar lemak. Kulit samak ikan nila dengan konsentrasi kuning telur konsentrasi 3% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan sobek (368,10 N/cm2), kekuatan tarik (2169,85 N/cm2), kemuluran (69,51%) dan kadar lemak (5,52%).  Fatliquoring is one of tanning process which aims to make tanned skin more limp, soft and easy to indentation. Fatliquoring can use a wide variety of oils include are egg yolk and sulfitation fish oil where both materials are able to increase flexibility of tanned tilapia skin. The purpose of this research were to know effect of using different oil and concentration on quality of tanned tilapia skin. This research using factorial experimental design with oil material consist of sulfitation fish oil and egg yolk and oil material concentration consist of 3%, 6%, 9%, 12%, 15% treatments in three replication. The results showed that oil material factors had significant effect (P<0.05) against elongation, tensile strength, tear strength and fat content. Meanwhile, oil concentrations factor had significant effect (P<0.05) against elongation, tear strength, tensile strength and fat content. The interaction of these two factors had significant effect (P<0.05) against elongation, tear strength, tensile strength and fat content. Tanned tilapia skin  with egg yolk 3% was the best product which had the quality criteria: tear strength (368.10 N/cm2), tensile strength (2169.85 N/cm2), elongation (69.51%) and fat content (5.52%). 
APLIKASI GELATIN SEBAGAI EMULSIFIER PADA SOSIS IKAN BANDENG (Chanos chanos) KEMASAN VAKUM PENYIMPANAN SUHU RUANG Setyawati, Rita Dwiyani; Ma’ruf, Widodo Farid; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosis merupakan produk yang berbentuk emulsi padat dimana fase zat cair terdispersi dalam suatu zat padat. Gelatin adalah salah satu bahan tambahan makanan yang berfungsi sebagai pengemulsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kestabilan emulsi sosis ikan Bandeng dengan penambahan gelatin dengan kemasan vakum pada penyimpanan suhu ruang.            Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Bandeng      (Chanos chanos) segar dan gelatin kulit ikan Nila. Metode penelitian bersifat eksperimental laboratories. Rancangan percobaan digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2x2x4. Data hedonik dianalisa menggunakan uji Kruskal  Wallis.            Hasil dari pengujian kualitas gelatin yang dilakukan pada tahap I  meliputi rendemen 7,49%, viskositas 18,97%, pH 7,54, kadar air 6,7%, dan kekuatan gel 140,35 bloom. Hasil uji stabilitas emulsi adalah sosis dengan penambahan gelatin (K3) yang dikombinasikan dengan kemasan vakum mempunyai kestabilan emulsi yang lebih tinggi dan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap menurunnya kestabilan emulsi.Â