cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
EFEKTIVITAS BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DALAM MEMPERTAHANKAN KESEGARAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Huda, Saiful; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bilimbi (Averrhoa bilimbi) is a natural medicinal herbs that containing flavonoid compoundsthat act as antimicrobials. However, the utilization of bilimbi (Averrhoa bilimbi) has not beenwidely applied. The purpose of this study was to determine how effective bilimbi (Averrhoabilimbi) to maintain freshness mackerel (Rastrelliger kanagurta) fresh during cold storage.The results showed that the extracts bilimbi and storage time influence on organoleptic, TPCtest, and TVBN test. Organoleptic test results in the treatment of fish: ice bilimbi extract 1:1(B1) with 4.5% can be accepted until day-11 with an average value of 7,11. TPC test resultsin the treatment of fish: ice 1:1 (B1) and 3:1 (3:1) with bilimbi extract 4.5% can be accepteduntil the day of 9 with bacterial counts each 1.93 x 104 Cfu/g and 3.00 x 104 Cfu/g. Testresults on the treatment TVBN fish: ice 1:1 (B1), 3:1 (B2) , and 5:1 (B3) respectively withbilimbi extract 4.5% is still acceptable until day-12 with a value of 14.57 mgN%, 15.64mgN%, and 15.90% mgN%. Bilimbi (Averrhoa bilimbi) proved effective in maintaining thefreshness of the mackerel (Rastrelliger kanagurta) during cold storage
PENGARUH PENGGUNAAN ASAM KLORIDA (HCl) SEBAGAI BAHAN PENGASAMAN TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK Pratiwi, Novita Dinny; Sumardianto, -; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.52 KB)

Abstract

Pickling atau  pengasaman bertujuan menyiapkan kulit sebelum proses penyamakan, menghilangkan noda-noda hitam pada kulit dan pengawetan kulit. HCI merupakan jenis bahan pengasaman yang dapat digunakan sebagai bahan dalam proses pickling pada penyamakan kulit selain H2SO4 dan HCOOH. Tujuan penelitian  ini adalah untuk memperoleh persentase dan pengaruh  HCI  pada proses penyamakan terhadap kualitas kulit ikan nila. Materi yang digunakan kulit ikan nila (Oreochromis niloticus) dari PT Nusantara Aquafarm, Semarang. Parameter pengujian adalah kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, kadar krom oksida, pH, kadar air, dan uji hedonik. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu HCI 2,5%, 3%, dan 3,5%. Data dianalisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HCI sebesar 2,5% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas kulit yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, kadar krom oksida, pH, uji hedonik dan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas kimia kadar air. Kulit ikan nila samak dengan perlakuan konsentrasi HCI 2,5% memiliki kualitas yang baik yaitu, kekuatan tarik (2348,6 N/cm2); kemuluran (23.63 %); kekuatan sobek (235,20 N/cm2); kadar krom oksida (6,23%); pH(4,3);  kadar air(17,63%); uji hedonik parameter serat daging (4,46); parameter kult (4,43); dan parameter sisik/nerf (4,51). Pickling was one of stages of the process into the skin the has properties more resistant to chemical and physical changes. Pickling is one of the stages of tanning the aims prepare the skin before tanning process, eliminating black spots on the skin the caused in the process of liming and skin curing. HCI is a type of pickling agent the can be used as materials for pickling process in tanneries in addition H2SO4 and HCOOH. The purpose of this study is to obtain the best percentage and  the influence of the use of HCI in the tanning process on the quality of tilapia fish skin leather. The material used in this research was skin tilapia (Oreochromis niloticus) from PT Nusantara Aquafarm, Semarang. The testing parameters were tensile strength, elongation, tear strength, contains of chrome, pH, water content, and hedonic test. This research used Completely Randomized Design (CRD) with three treatments of using HCI 2,5%, 3%, and 3,5%. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). Results of this research showed that the best HCI concentration of 2.5% significantly (P<0,05) for physical and chemical quality were tensile strength, elongation, tear strength, contains of chrome, pH, and hedonic test. Meanwhile non significantly (P<0,05) for the chemical quality was water content. Tilapia skin tanned by treatment with HCl 2.5% on process pickling had the best physical and chemical strength were tensile strength (2348,6 N/cm2); elongation (23,63%); tear strength (235,20 N/cm2); contains of chrome oxide (6,23%); pH (4,3); water content (17,63%); meat fibers value (4,46); skin value (4,43); and nerf value (4,51).
PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT Gelidium sp. DALAM MINUMAN BERSERAT M, Srie Wirawan; Ma’ruf, Widodo Farid; Surti, Titi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut Gelidium sp., merupakan jenis rumput laut yang memiliki kandungan serat pangan yang mampu menambah nilai gizi pada makanan dan dapat dijadikan pangan fungsional dengan pengaruh positifnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan serat pangan dapat diaplikasikan menjadi produk minuman. Minuman berserat merupakan minuman yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam memenuhi kebutuhan serat pangan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari dan mengetahui formulasi minuman berserat dengan penambahan tepung Gelidium sp., konsentrasi terbaik dan penerimaan konsumen terbaik, serta dibandingkan dengan minuman berserat komersil.Rumput laut Gelidium sp. diambil dari Pantai Kukup, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, kemudian dilakukan proses penepungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories. Penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan menggunakan uji t untuk membandingkan antara minuman berserat penerimaan terbaik dengan produk komersial. Hasil formulasi minuman berserat, dilakukan analisis  fisik meliputi rendemen, pengujian hedonik dan daya larut. Sedangkan analisis kimia meliputi kandungan serat pangan, kadar air, kadar abu dan pH.Hasil uji hedonik minuman berserat rumput laut tingkat kesukaan terbaik yaitu formulasi K1 (konsentrasi 35%) dengan selang kepercayaan 4,90 ≤ µ ≤ 5,01  tingkat penerimaan agak suka dan memiliki daya larut 48,7%. Kandungan total serat makanan yang terkandung sebesar 2,48 ± 0,04, kadar air 9,40 ± 0,16, kadar abu 6,56 ± 0,02 dan pH sebesar 5,45 ± 0,03. Hasil kandungan total serat makanan dari minuman berserat komersil sebesar 2,74 ± 0,002, sehingga dapat disimpulkan bahwa produk minuman berserat rumput laut Gelidium sp. dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan minuman berserat.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) TERHADAP KADAR KALSIUM STIK KEJU Beybidanin, Atrasya Rahwita; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2016): Wisuda Periode Bulan April 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.693 KB)

Abstract

Cangkang rajungan (Portunus pelagicus) merupakan limbah padat yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selama ini nilai tambah cangkang rajungan hanya diperoleh dari industry pakan. Penambahan tepung cangkang rajungan diharapkan dapat dijadikan alternative sumber kalsium tambahan pada stik keju. Stik keju merupakan makanan ringan yang banyak dijumpai dan digemari masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalsium dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap gizi stik keju dengan penambahan tepung cangkang rajungan, serta untuk mengetahui konsentrasi optimal tepung limbah cangkang rajungan pada stik keju. Penelitian dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Konsentrasi terpilih sebesar 5% sebagai  konsentrasi penambahan tepung cangkang rajungan terbaik yang dapat diterima secara sensori. Tahap kedua penelitian dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kemudian dilakukan pengujian organoleptik, kadar kalsium, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar fosfor dan tingkat kekerasan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju memberikan pengaruh beda nyata (p < 0,05) terhadap semua parameter uji. Konsentrasi 5% menjadi konsentrasi terbaik dengan nilai kadar kalsium 2,39%, kadar air 4,40%, kadar protein 11,29%, kadar lemak 40,27%, kadar fosfor 0,48%, tingkat kekerasan 3,55 N, dan nilai hedonik 7,01.
PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN RUMPUT LAUT Sargassum polycystum TERHADAP STABILITAS EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL Rohmat, Nur; Ibrahim, Ratna; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.227 KB)

Abstract

Sargassum polycystum  adalah rumput laut yang memiliki pigmen fotosintetik klorofil a, klorofil b, karoten, fukosantin dan santofil. Pigmen-pigmen tersebut memiliki kelemahan yaitu labil terhadap suhu dan sinar matahari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu penyimpanan dingin (5°C), suhu ruang (25°C - 28°C) dan dikeringkan (29°C - 32°C) serta lama penyimpanan (0, 2, 4 dan 6 hari) S. polycystum terhadap stabilitas pigmen klorofil dan mengetahui kondisi optimum yang dapat menjaga stabilitas pigmen klorofil. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories dengan menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya Rancanfan Acak Kelompok. Variabel yang diamati adalah kandungan klorofil a dan b, nilai pH dan nilai kecerahan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kandungan klorofil a dan b serta nilai pH yang semakin menurun. Penurunan terbesar terjadi pada perlakuan pengeringan dengan penurunan klorofil a dan b masing - masing 77,79% dan 75,50%, nilai pH menjadi 5,77 serta nilai kecerahan warna semakin naik menjadi 36,85. Kondisi penyimpanan optimum terjadi pada perlakuan suhu dingin dengan penambahan dry ice yang mempunyai nilai penurunan klorofil a dan b masing - masing sebesar 33,47% dan 41,93%, nilai pH menjadi 6,53 serta nilai kecerahan warna mengalami kenaikan menjadi 20,19.
PEMANFAATAN KUNING TELUR BEBEK SEBAGAI BAHAN PEMINYAK ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK Faishal, Imam Farraz; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.395 KB)

Abstract

Kulit ikan kakap putih dapat disamak untuk menghasilkan kerajinan yang memiliki karakteristik fisik dan kimia tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase konsentrasi terbaik kuning telur bebek terhadap kualitas fisik dan kimia kulit ikan kakap (Lates calcarifer) samak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, 3 ulangan, yaitu : perbedaan konsentrasi kuning telur bebek 2%; 4%; 6%; 8%; dan kontrol 2% dengan minyak sintetis. Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, kadar lemak, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar lemak, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kadar air. Pada uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar air semua perlakuan memenuhi SNI mengenai syarat mutu kulit jadi air tawar samak krom, sedangkan pada uji kadar lemak hanya perlakuan konsentrasi 2% saja yang memenuhi SNI dengan nilai 4.61%. Perlakuan konsentrasi 2% mendapatkan nilai kekuatan tarik (1944.97±140.08), kekuatan sobek (745.25 N/cm2±28.05), kemuluran (62.87±3.48), kadar lemak (4.61±0.05), dan kadar air (8.07±0.42). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi 2% merupakan yang terbaik berdasarkan SNI 06-4586-1998 mengenai syarat mutu kulit jadi ular air tawar samak krom.
PENGARUH KONSENTRASI ENZIM PAPAIN DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS KECAP IKAN RUCAH Briani, AMGT Sekar; Darmanto, YS; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.218 KB)

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil fermentasi yang dibuat dari ikan atau limbah ikan (isi perut) dan biasanya digunakan sebagai bumbu. Kendala pada pembuatan kecap ikan umunya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi bahan pangan dapat dipersingkat dengan penambahan enzim papain dan penurunan kadar garam.Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama fermentasi (10, 20, dan 30 hari) kecap ikan dengan penambahan enzim papain (3%, 6%, dan 9%) terhadap kualitas kimia dan sensoris produk.Materi yang digunakan adalah ikan rucah, garam dan enzim papain komersial. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan penambahan garam sebesar 15%, 20%, dan 30% dan didapatkan hasil terbaik pada penambahan garam 20%, penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan kadar garam yang akan digunakan untuk penelitian utama. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPB) dengan perlakuan lama fermentasi yang berbeda, yaitu hari ke-10, hari ke-20, dan hari ke-30 dan konsentrasi enzim papain 3%, 6%, dan 9% dengan perlakuan 3 kali ulangan. Variabel yang diamati adalah total N, TVBN, rendemen, dan mutu produk secara sensoris. Data dianalisis menggunakan Uji  Beda Nyata Jujur.Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai total N, TVBN, rendemen, dan sensori berbeda nyata. Selama proses fermentasi kecap ikan rucah dengan penambahan enzim papain (3%, 6%, dan 9%) menunjukan nilai total N, TVBN, rendemen dan sensori mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi. Nilai total N, TVBN, rendemen, dan sensori dengan penambahan enzim papain 9% dan lama fermentasi 30 hari masing-masing 1,33 gN/100 ml, 85,67 mgN/100 g, 67,73% dan 6.53. Nilai total N masih rendah dibandingkan dengan nilai total N kecap ikan standar industri di Thailand kualitas premium. Fish sauce is fermented product from fish or fish viscera. It is usually used as condiment. Process production of fish sauce generally take a long time and the product is very salty. Food fermentation process can be shortened by the addition of papain enzyme and reduce salt addition.The study aimed to determine the influence of fermentation period ( 10, 20, and 30 days ) with the addition of the papain enzyme ( 3% , 6% , and 9% ) of the quality chemical and sensory of the product.Material used in fish rucah, salt and commercial papain enzyme. The research method applied was experimental laboratories. Preliminary research conducted by the addition of salt by 15%, 20%, and 30% and the best results the addition of 20%. Preliminary study was performed to determine the levels of salt that will be used for the main study. The experimental design used was a Split plot Design with different treatments fermentation period 10th day, 20th day, and 30th day and addition of papain enzyme 3% , 6 % , and 9 %  with 3 replications. Variables measured were total N, TVBN, yield, and sensory of the product. The results showed that total N, TVBN, yield, and sensory significantly different. Total N, TVBN, yield and sensory increased in line with addition papain enzyme and longer fermentasi period. Showed that total N, TVBN, yield and sensory at the end of 30 days fermentation with addition of papain enzyme 9% was 1,33 gN/100 ml, 85,67 mgN/100 g, 67,73% dan 6.53. Respectively  based on the total N the fish sauce quality did not meet the standard of premium grade fish sauce of Thai Industrial Standard Int.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALGA HIJAU Ulva lactuca DARI PERAIRAN PANTAI SUNDAK, GUNUNGKIDUL Arianti, Dyah; Ibrahim, Ratna; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the polarity of bioactive compounds, compounds that act asantioxidants, the effects of different solvent polarity used on the process of macerationtoward the antioxidant activity, total phenolic, chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoidcontents, and the correlation of each of them to the activity of free radical inhibition. Theresults showed that the highest antioxidant activity was obtained from sample which wasaxtracted by acetone solution which has IC50 value of 281.425 ppm. Bioactive compoundsthat act as antioxidants in the U. lactuca were semi polar. It was detected as alkaloids andphenols. The different polarity solvent which was used for maceration of sample caused thevalue of antioxidant activity differ significantly. The highest total phenolic, chlorophyll a,chlorophyll b, and carotenoid contents were obtained from the sample extracted by acetonsolution. Each of their values was 65.753 mg GAE/g sample, 2.547 mg/g sample, 1.996 mg/gsample, and 2.264 mg/g sample recpectively. Each of the value was positively correlated withfree radicals inhibition percentage.
PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAN KADAR KOLESTEROL BELUT (Monopterus albus) ASAP Hutomo, Hanggoro Dwi; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.208 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi usaha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut masih dikatakan rendah karena tingginya kandungan kolesterol pada belut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi asap cair yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol yang terdapat pada belut asap terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia fenol dan nilai proksimat (air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat), serta nilai organoleptik dan hedonik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi asap cair  sebanyak (5%, 10%, 15%) pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol, protein, lemak, air, dan menaikan nilai kadar fenol, abu, dan karbohidrat. Dari segi kimiawi penambahan asap cair 5-15% pada belut asap terhadap kontrol (0%) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai fenol 147-289.66 (ppm), kolesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, lemak 4.86-6.81%, air 75.21-69.62%, abu 9.59-13.66%, dan karbohidrat 0.52-0.78%. Berdasarkan nilai uji organoleptik dan hedonik untuk parameter rupa/warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap belut asap yang disukai panelis adalah belut dengan penambahan konsentrasi asap cair 5-15% dengan nilai organoleptik 8.03- 8.17 (layak dikonsumsi), serta nilai hedonik 7.47-7.82 (disukai). Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap.  Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. However, the consumption of eel is still low due to its high content of cholesterol.The purpose of this research is to figure out the impact of liquid smoke concentration which said to be able to decrease cholesterol content in the smoke eel towards the product quality based on fenol chemical characteristic and proximate value (water, ash, fat, protein, carbohydrate), and alsi organoleptic and hedonic value.The result shows that the increment of liquid smoke concentration to 5,10,15% in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase fenol content, protein, fat, ash, and carbohydrate. Chemically, the increment of liquid smoke between 5-15% in smoked eel towards the control (0%) implies a significant difference with fenol value of 147-289.66 (ppm). Cholesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, fat 4.86-6.81%, water 75.21-69.62%, ash 9.59-13.66%, and carbohydrate 0.52-0.78%. Based on organoleptic and hedonic test value, the expected shape, color, smell and taste  parameter in smoked eel is the one with concentration increment of liquid smoked between 5-15 with organoleptic value of 8.03-8.17 (consumeable) and the hedonic value of 7.47-7.82 (expected). Generally, this smoked eel product have an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, puridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It's really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products.
PERLAKUAN NaOH PADA EKSTRAKSI AGAR DARI RUMPUT LAUT Gracilaria sp DAN Gelidium sp TERHADAP KUALITAS AGAR Rahmandian, Saiful Yusuf; Ma’ruf, Widodo Farid; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut merah merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting karena menghasilkan agar-agar. Beberapa jenis rumput laut merah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan agar-agar adalah Gracilaria, Gelidium, Gigartina, dan Rhodymenia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstraksi terhadap kualitas agar dari rumput laut Gracilaria sp dan rumput laut Gelidium sp, pada penelitian ini membandingkan tiga konsentrasi ekstrasi agar yaitu 5%, 6%, 7% penambahan NaOH. Hasil penelitian ini menunjukan kualitas agar rumput laut Gelidium sp lebih baik dibandingkan dengan Gracilaria sp. Jenis rumput laut memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas agar (P<0,05). penambahan NaOH memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas agar (P<0,05), pada rendemen menunjukkan bahwa penambahan NaOH memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05), sementara pada jenis rumput laut tidak berbeda nyata (P>0,05). rendemen dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahan NaOH maka rendemen semakin rendah, pada tepung agar penambahan NaOH 5% memiliki nilai paling tinggi yaitu 10,65% untuk tepung agar rumput laut Gelidium sp dan 10,41% untuk tepung agar rumput laut Gracilaria sp.

Page 1 of 23 | Total Record : 221