cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Hikari
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa Jepang - Fakultas Bahasa dan Seni UNESA Bidang Kajian Linguistik Jepang.
Arjuna Subject : -
Articles 94 Documents
TINDAK TUTUR IMPERATIF LANGSUNG DITINJAU DARI SKALA KESANTUNAN LEECH DALAM SERIAL ANIME CLANNAD: AFTER STORY KARYA TATSUYA ISHIHARA NUR HIDAYAH, LIS
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis tindak tutur imperatif langsung dalam serial anime Clannad: After Story. Dalam tindak tutur imperatif langsung ada orang yang mendapatkan beban dan ada juga orang yang mendapatkan manfaat dari tuturan tersebut. Ada tiga permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu bagaimana jenis tindak tutur imperatif langsung, bagaimana skala untung-rugi tindak tutur imperatif langsung, dan bagaimana skala pilihan tindak tutur imperatif langsung dalam serial anime Clannad: After Story. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut, jenis tindak tutur imperatif langsung ada lima yaitu ungkapan perintah memiliki penanda kesantunan ~nasai, ~te, ~e/ro, ~tekudasai, dan ~tekure. Ungkapan permintaan memiliki penanda kesantunan ~tekudasai dan ~tekure. Ungkapan permohonan memiliki penanda kesantunan ~tekudasai dan ~tekure. Ungkapan ajakan memiliki penanda kesantunan ~masho dan ~u/yoo. Ungkapan larangan memiliki penanda kesantunan ~na dan ~naidekudasai. Skala untung-rugi tindak tutur imperatif langsung terbagi menjadi empat yaitu penutur dan lawan tutur untung dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~te, ~e / ro, ~tekudasai, ~tekure, ~mashoo, dan ~u / yoo. Penutur dirugikan dan lawan tutur diuntungkan dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~tekudasai, ~u / yoo, dan ~naidekudasai. Penutur diuntungkan dan lawan tutur dirugikan dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~nasai, ~te, ~tekudasai, dan ~u / yoo. Kemudian, penutur dan lawan tutur rugi dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~naidekudasai. Skala pilihan tindak tutur imperatif langsung terbagi menjadi tiga yaitu harus melakukan dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~e / ro, ~tekudasai, ~tekure, ~mashoo, ~u / yoo, dan ~na. Pilihan (boleh melakukan dan boleh tidak melakukan) dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~e / ro, ~tekudasai, ~mashoo, dan ~naidekudasai. Kemudian, boleh tidak melakukan dibagi berdasarkan penanda kesantunan ~e / ro, ~te, ~tekudasai, ~tekure, ~mashoo,dan~u / yoo. Kata Kunci: Tindak Tutur Imperatif Langsung, Skala Kesantunan, Clannad: After Story ?? ??????Clannad: After Story??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????Clannad: After Story????????????????????????????????????????????????????????????????/?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????/??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ?????: ???????????????Clannad: After Story
PENGGUNAAN TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SERIAL DRAMA RICH MAN POOR WOMAN 『リッチマン・プアウーマン』 KARYA NAOKO ADACHI IKA ARUMA RESKHI, TITIS
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis tindak tutur ekspresif dalam serial drama Rich Man Poor Woman??????????????. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur ekspresif yang digunakan dalam serial drama Rich Man Poor Woman??????????????, mendeskripsikan tindak tutur ekspresif langsung dalam serial drama Rich Man Poor Woman??????????????, dan mendeskripsikan tindak tutur ekspresif tidak langsung dalam serial drama Rich Man Poor Woman??????????????. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif terdiri dari 6 jenis. Ekspresif mengucapkan terima kasih, ekspresif mengeluh, ekspresif mengucapkan selamat, ekspresif menyanjung / memuji, ekspresif menyalahkan, dan ekspresif mengkritik. Kemudian tindak tutur ekspresif langsung pada penelitian ini terdapat 39 data. Semua jenis tindak tutur ekspresif muncul dalam tindak tutur ekspresif langsung yaitu mengucapkan terima kasih, mengeluh, mengucapkan selamat, menyanjung/memuji, menyalahkan, dan mengkritik. Kemudian tindak tutur ekspresif tidak langsung yang muncul dalam penelitian ini adalah mengeluh, mengucapkan selamat, menyanjung/memuji, menyalahkan, dan mengkritik. Terdapat tindak tutur ekspresif yang tidak muncul yaitu tindak tutur mengucapkan terima kasih. Alasannya karena tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih menyampaikan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya tanpa memiliki maksud lain. Kata Kunci: Tindak Tutur Ekspresif, Tindak Tutur Langsung, Tindak Tutur Tidak Langsung, Rich Man Poor Woman ?? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ??? ?????????????????6??????????????11???????????13???????????8??????????????????????????5???4???????????15???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????  ?????: ????????????????????????????????????
UNGKAPAN PENOLAKAN DITINJAU DARI PRINSIP KERJASAMA DALAM ANIME ITAZURA NA KISS KARYA TADA KAORU ADISTYA, RIMA
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ungkapan penolakan merupakan tuturan yang mengandung makna atau informasi untuk dapat menghindar atau menolak tuturan dari penutur dengan cara-cara tertentu. Penolakan yang diutarakan memiliki relevansi dengan tuturan yang ditujukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu bentuk ungkapan penolakan, jenis penolakan langsung serta jenis penolakan tidak langsung yang ditinjau dari maksim relevansi pada prinsip kerjasama dalam anime Itazura na Kiss. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Grice (dalam Rahardi, 2010), teori Sperber dan Wilson ( dalam Asim Gunawan, 2007) dan teori dari Bee, Takahasi & Uliss-Weltz (dalam Nurhayati, 2009). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif karena hasil dari penelitian ini merupakan sebuah deskripsi terhadap sebuah tuturan yang terdapat dalam anime Itazura na Kiss. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa bentuk ungkapan penolakan yang memenuhi maksim relevansi terdiri bentuk yang menyatakan penolakan dengan jelas serta bentuk penolakan dengan menggunakan cara lain Jenis penolakan langsung yang memenuhi maksim relevansi diklasifikasikan menjadi penolakan yang menggunakana verba performatif, menyatakan tidak, dan menyatakan ketidaksanggupan atau kesediaan negatif. Dan jenis penolakan tidak langsung yang memenuhi maksim relevansi terdiri dari penolakan yang menyatakan alasan, mengkritik, melepaskan lawan tutur dari tanggung jawab serta penolakan dengan menyatakan penyesalan. Kata Kunci :Penolakan Langsung, Penolakan Tidak Langsung, Prinsip Kerjasama, Itazurana Kiss,Tada Kaoru. ?? ????????????????????????????????????????????????????????????????????Itazurana Kiss?????????????????????????????????Itazurana Kiss????????????????????????????????????????Itazurana Kiss????????????????????????????????????? ???????????Grice (Rahardi ?2010)?Sperber and Wilson (Asim Gunawan ?2007)?Bee?Takahasi & Uliss-Weltz (Nurhayati ?2009)???????????????????????????????????????????????? ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ????????????????????????Itazurana Kiss, Tada Kaoru.
GAYA BAHASA PADA TOKOH YANG BERKARAKTER HIKIKOMORI(引きこもり) DALAM FILM ONIICHANNO HANABI (お兄ちゃんの花火)KARYAHAYAKAWATOMOKO DAN SERIAL DRAMA YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE (山となでしこ七変化) KARYA MASAFUMI NISHIDA FADILATIS SAADAH, NUR
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengenai gaya bahasa pada tokoh yang berkarakter hikikomori dalam film Oniichan no Hanabi danserial drama Yamato Nadeshiko Shichi Henge . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan oleh tokoh yang berkarakter hikikomori. Tokoh yang berkarakter hikikomori cenderung mengasingkan diri dari dunia luar sehingga intensitas komunikasi sangat kurang, karena itu ketika berbicara, hikikomori memiliki gaya yang sangat menarik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat pada tuturan tokoh yang berkarakter hikikikomori dalam film oniichan no hanabi dan serial drama Jepang yamato nadeshiko shichi henge. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori dari Keraf sebagai teori utama. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut, jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang terdapat dalam penelitian ini meliputi empat macam yaitu klimaks, antiklimaks, anititesis dan repetisi. Klimaks 2 jenis gaya bahasa klimaks yang meliputi gradasi dan anabasis. Dalam gradasi terdapat dua jenis struktur kalimat yaitu gradasi berstruktur positif dan gradasi berstruktur negatif. Pada gaya bahasa antiklimaks terdapat tiga jenis yaitu antiklimaks dekrementum, katabasis dan batos.Sementara antitesis tidak memiliki sub klasifikasi. Pada jenisgaya bahasa repetisi terdapat empat jenis repetisi yaitu epizeuksis, anafora, epistrofa dan epanalepsis Kata Kunci :Gaya Bahasa, Hikikomori, Oniichan no Hanabi, Yamato Nadeshiko Shichi Henge ????????????????????????????????????????????????????????????.?????Keraf??????????????????????????????????????????????????????????????klimaks, antiklimaks, antitesis?????????Klimaks ?????????????????????????Antiklimaks?????????Antiklimaks dekrementum?katabasis?batos??????????????????????epizeuksis?anafora?epistrofa?epanalepsis ?????: ????????
KEAMBIGUITASAN MAKNA KALIMAT IKLAN PADA WEBSITE RESMI PRODUK SHISEIDO HIDAYAH, NURUL
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ambiguitas dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah ‘aimaisei’ merupakan fenomena kebahasaan yang sering dijumpai dalam contoh-contoh kalimat bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan keambiguitasan makna berdasarkan faktor penyebab kemunculannya, kemudian mendeskripsikan bagaimana interpretasi ujaran yang mengandung keambiguitasan makna, serta mengaitkannya dengan keefektifitasan iklan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yakni mengenai keambiguitasan makna oleh Shibatani dan Momiyama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Kemudian teknik untuk menganalisis data adalah teknik deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 53 data yang mengandung keambiguitasan makna dalam iklan produk Shiseido yang dimuat dalam website resmi Shiseido disebabkan karena 5 hal yaitu karena berpoliseminya kata tertentu, disebut dengan istilah tagigo ni yoru aimaiseisebanyak 16 data, karena terdapat kata yang homonim atau disebut dengan istilah douonigi sebanyak 1 data, kemudian karena perbedaan penafsiran struktur gramatikal atau disebut dengan istilah kouzouteki aimaisei, yang ditemukan dalam tingkatan kata sebanyak 4 data, dalam tingkatan frase sebanayak 9 data, maupun dalam tingkatan kalimat sebanyak 27 data. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa meskipun ujaran-ujaran tersebut mengandung keambiguitasan makna iklan tersebut tetap efektif untuk mencapai tujuan iklan. Ambiguity which is called ‘aimaisei’ in Japanese is a linguistic phenomenon that frequently comes into spot within the examples of Japanese sentences. This research was aimed to classify meaning ambiguity based on the causal factors, to describe the interpretations of utterances which have ambiguous meanings, and to relate that with the effectiveness of the advertisement. The researcher investigated if there are any ambiguous meanings in the advertisement that make it effective, especially in the advertisement of Shiseido cosmetics which stands as the research subject. The theory used in this research is theory of ambiguous meaning proposed by Shibatani and Momiyama. In term of its relation with the effectiveness of the advertisement, the researcher used several theories related to the linguistic functions, the structures of advertising language, and the aspects required to make the advertisement effective. This research is a qualitative research. Data collection techniques used are documentation technique, Uninvolved Conversation Observation (Simak Bebas Libat Cakap) Technique, and noting technique. The data were analyzed using descriptive qualitative technique. The results show that there are 53 data that have ambiguous meaning within the advertisement of Shiseido products advertised on the official website of Shiseido; this is caused by 5 factors that are to have particular polysemy called tagigo ni yoru aimaisei, to have different grammatical interpretation called kouzouteki aimaisei, and to have homonym inter-words, inter-phrases, and inter-sentences. The research has also revealed that despite the ambiguous meanings, the advertisement remains effective because it meets the linguistic functions, the structure of advertising language, and/or the aspects of advertising language required to make an advertisement effective.
PRAANGGAPAN PADA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM SERIAL KUROKO NO BASUKE SEASON 1 KARYA TADATOSHI FUJIMAKI FITRI ARIES SANDI PUTRI, EKA
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Berkomunikasi memerlukan pengetahuan akan segala sesuatu yang melatari tuturan yang akan disampaikan agar komunikasi dapat diterima. Praanggapan sebagai tolok ukur dalam menentukan pilihan bahasa yang dirasa paling sesuai. Praanggapan adalah asumsi sebelum bertutur, sehingga pengetahuan tentang apa yang akan dituturkan telah lebih dahulu diasumsikan oleh pengguna bahasa. Sama halnya dengan praanggapan ada sebuah kajian pragmatik yang juga memperhatikan konteks pada saat ingin memaknai sebuah tuturan yaitu implikatur. Jika praanggapan adalah sesuatu yang dijadikan landasan pembicaraan oleh penutur maka implikatur adalah sesuatu yang dikomunikasikan lebih dari yang seharusnya disampaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk implikatur percakapan yang terdapat pada serial kuroko no basuke, kemudian bentuk praanggapan yang muncul dalam implikatur percakapan tersebut dan jenis-jenis praanggapan apa saja yang akan muncul pada implikatur percakapan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini untuk rumusan masalah pertama adalah teori Grice dan Lubis. Untuk rumusan masalah kedua menggunakan teori dari Levinson dan Lubis dan untuk rumusan masalah ketiga menggunakan teori dari Yule. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif karena hasil dari penelitian ini merupakan sebuah deskripsi terhadap sebuah tuturan yang terdapat dalam serial kuroko no basuke season 1. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa implikatur percakapan dibagi menjadi 2 yakni implikatur percakapan khusus dan implikatur percakapan umum,?dari implikatur tersebut akan memunculkan praanggapan, praanggapan muncul sebelum petutur dan lawan tutur mengucapkan sebuah tuturan, sama dengan implikatur, praanggapan bisa muncul juga dengan melihat konteks dari tuturan tersebut. Namun bedanya jikai mplikatur muncul setelah melakukan sebuah tuturan. Praanggapan muncul sebelum melakukan sebuah tuturan. Jenis-jenispraanggapan yang sering muncul dalam penelitian ini adalah praanggapan eksistensi, praanggapan faktif dan praanggapan leksikal. Kata Kunci :Implikatur percakapan, praanggapan, konteks, jenis-jenis praanggapan. ?? ?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ???????????????????????????????????????????????????? ????????????Grice?Lubis???????????????????Levinson?Lubis??????????????????Yule??????????????????????????????????????????????????? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????existential presupposition?factive presupposition?lexical presupposition???? ????????????????????
INFERENSI PERCAKAPAN DALAM SERIAL DRAMARYOKITEKI NA KANOJOKARYA IYODA HIDENORI(KAJIAN ANALISIS WACANA) RIZKI RIZAL AFFANDI, SLAMET
GoKen Vol 4, No 1 (2016): Edisi Wisuda 85 (April 2016)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas mengenai “Inferensi PercakapanDalam Serial DramaRyokiteki Na Kanojo Karya Iyoda Hidenori” melalui sudut pandang analisis wacana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penentuan inferensi dan fungsinya pada sebuah percakapan. Serta konteks yang melatarbelakangi terjadinya inferensi percakapan. Untuk menjawab rumusan masalah pertama di atas, digunakan teori dari Brown dan Yule tentang proses penentuan inferensi. Kemudian untuk rumusan masalah kedua digunakan teori dari Searle tentang fungsi tuturan. Sedangkan teori dari Hasan Lubis tentang konteks percakapan digunakan untuk menganalisis rumusan masalah ketiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif karena data yang digunakan berupa tuturan pada serial drama. Sedangkan, data yang ditemukan dalam sumber data sebanyak 50 data. Hasil dari penelitian ditemukan berdasarkan empat proses penentuan inferensi. Semua proses penentuan inferensi ditemukandalam serial drama Ryokiteki na Kanojo. Keempat proses penentuan inferensi tersebut diperoleh sebagai berikut. Pada penentuan kesimpulan-kesimpulan yangakan dibuat.Kesimpulan sebagai mata rantai yang hilang.Kesimpulan sebagai hubungan non otomatis. Kesimpulan sebagai pengisi celah atau tempat yang lowong. Fungsi tuturan yang digunakan dalam tuturan yang mengandung inferensi percakapan adalah fungsi asertif berupa mengemukakan pendapat dan menyatakan kebenaran umum, serta fungsi direktif berupa perintah dan pertanyaan. Jenis konteks yang ditemukan melatarbelakangi terjadinya inferensi percakapan adalah konteks linguistik dan konteks epistemis. Di mana frekuensi kemunculan konteks epistemis lebih sering. Kata Kunci: Analisis Wacana, Inferensi Percakapan, Fungsi Tuturan ?? ???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????Brown?Yule??????????????????Searle????????????????????????????Hasan Lubis????????????????????????????????????????????????????????50????????? ?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????missing link???????????????????????????Non automatic connection????????????????????????????Filling in gaps or dicontinuities in interpretation?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????asertif?????????????????????????????direktif??????????????????????????????????????????linguistic?????????????????epistemis?????????????????epistemis???????????????? ??????:????????????????
MAKNA GRAMATIKAL VERBA MAJEMUK (FUKUGOUDOUSHI) ~AU DALAM DRAMA YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA SHINOZAKI ERIKO SYAFAATI, ZETI
GoKen Vol 5, No 2 (2017): Edisi Wisuda Juli 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Makna Gramatikal Verba Majemuk (Fukugoudoushi) ~Au dalam drama Yamato Nadeshiko Shichi Henge karya Shinozaki Eriko”. Pembentukan struktur fukugoudoushi yang berawal dari satu verba bergabung dengan verba lain yang terkadang menjadi kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang pemula adalah hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian  ini. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memecahkan dua rumusan masalah antara lain yaitu jenis verba majemuk (fukugoudoushi) ~au dan makna gramatikal fukugoudoushi dalam drama Yamato Nadeshiko Shichi Henge karya Shinozaki Eriko. Rumusan masalah pertama dijawab dengan teori dari Youichi (1987: 2) tentang klasifikasi jenis verba. Dan rumusan masalah kedua dijawab dengan teori dari Himeno (1999: 144) tentang pengelompokan makna gramatikal fukugoudoushi ~au. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan data penelitian berupa penggalan dialog yang mengandung fukugoudoushi ~au dari sumber data drama Jepang berjudul Yamato Nadeshiko Shichi Henge karya Shinozaki Eriko. Hasil analisis penelitian ini  sebagai berikut: 1) Jenis fukugoudoushi ~au ditentukan oleh klasifikasi verba menurut teori dari Youichi (1987: 2) yaitu diperoleh 5 data berjenis verba jidoushi, 5 data berjenis tadoushi, 5 data berjenis ishisei, 2 data berjenis muishisei, 1 data berjenis keizokusei, dan 2 data berjenis shunkansei. 2) Makna gramatikal yang dihasilkan dari fukugoudoushi ~au yang terdapat dalam drama yamato nadeshiko shichi henge terdiri dari makna gramatikal pertemanan, makna gramatikal kedekatan, makna gramatikal pertemuan, makna gramatikal percintaan, makna gramatikal hubungan psikis, makna gramatikal hubungan fisik, makna gramatikal bantuan/kerjasama dan makna gramatikal pertengkaran. Kata kunci                 : Makna gramatikal, fukugoudoushi, drama.   ?? ?????????????????? ???????????????  ??? ?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ????? ??????????????? ?????? ?????????? ?????????????????????????????????????????????????????????????? (1987: 2)???????????????? ???????????? (1999: 144) ???? ????? ????????????????????????????????????????????????  ??????????  ????????????10??????????????????????????????????????????????????? ???????? ??????????????????????????????????????????????????????????????????? ???????????????? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ???????????????????
STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF DALAM FILM EIEN NO BOKURA SEA SIDE BLUE KARYA RYO NISHIMURA Octa P, Nevia
GoKen Vol 5, No 3 (2017): Edisi Wisuda Oktober 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam kegiatan berkomunikasi bukan hanya untuk bertukar informasi, tetapi juga untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain dengan cara tidak melukai perasaan atau citra diri lawan tutur. Tindak tutur ilokusi ekspresif merupakan salah satu tindak tutur yang mungkin dapat melukai perasaan atau citra diri lawan tutur. Oleh karena itu, diperlukan strategi kesantunan agar maksud ekspresif dapat tersampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif dan strategi kesantunan dalam film Eien no Bokura Sea Side Blue . Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif untuk berterima kasih, mengucapkan selamat, meminta maaf, memuji, mengkritik, mengeluh, dan menyalahkan. Kemudian strategi kesantunan pada penelitian ini adalah strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif. Dari strategi kesantunan positif terdapat empat sub-strategi yaitu memberikan perhatian khusus pada lawan tutur, melebih-lebihkan perasaan terhadap sesuatu, menyatakan lelucon dan memberikan dan meminta alasan. Untuk strategi kesantunan negatif terdapat empat sub-strategi yaitu lawan tutur telah memberikan kebaikan kepada penutur, menggunakan permohonan maaf, menggunakan bentuk pertanyaan dengan partikel tertentu, dan mengungkapkan secara tidak langsung. Kata kunci: Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif, Strategi Kesantunan, Kesantunan Positif, Kesantunan Negatif                                                   ?? ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????Sea Side Blue?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ??????????????????????????????????????????????????????
STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF LANGSUNG DALAM DRAMA『5 時から 9 時まで』 GOJI KARA KUJI MADE KARYA MIKI AIHARA Indahningrum, Marina
GoKen Vol 5, No 3 (2017): Edisi Wisuda Oktober 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan berkomunikasi tidah hanya untuk bertukar informasi tetapi juga untuk menjaga hubungandengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi penutur menjaga citra diri untuk tidak melukai perasaanorang lain. Salah satu tuturan yang dapat melukai harga diri lawan tutur adalah kalimat imperatif. Olehkarena itu, diperlukan suatu strategi kesantunan agar maksud tuturan imperatif dapat tersampaikan denganbaik tanpa melukai harga diri lawan tutur. Terdapat tiga permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini,yaitu bagaimana bentuk tuturan imperatif langsung, bagaimana fungsi tuturan imperatif langsung,danbagaimana strategi kesantunan tuturaan imperatif langsung dalam drama goji kara kuji made. Data yangditemukan sebanyak 1 81 data, yakni : ungkapan perintah memiliki bentuk kalimat ~nasai, ~te, ~e/ro.Ungkapan permintaan memiliki bentuk kalimat ~tekudasai,~tekure, dan~kudasai. Ungkapan permohonanmemiliki bentuk kalimat ~tekudasai dan ~kudasai. Ungkapan larangan memiliki bentuk kalimat~naidekusai. Ungkapan ajakan memiliki bentuk kalimat ~mashoo,~ou/yoo, ~masenka. Strategi Kesantunanberbahasa yang digunakan untukmengungkapkan imperatif terbagi menjadi dua, yaitu strategi kesantunanpositif terdapat empat sub strategi yang digunakan yaitu memperhatikan lawan tutur, mencari persetujuan,peserta lawan tutur berada dalam sebuah aktivitas yang sama, dan memberikan simpati kepada lawan tutur.Sedangkan untuk strategi kesantunan negatif terdapat lima sub strategi yang ditemukan yaitu permintaansecara tidak langsung konvensional, bersikap pesimis, meminimalkan unsur paksaan,memberipenghormatan dengan membuat perbedaan posisi dengan lawan tutur, dan membedakan/ mengakhirikalimat dengan kata benda.Kata Kunci: tindak tutur imperatif langsung, strategi kesantunan, strategi kesantunan positif, strategikesantunan negatif.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????5 ??? 9 ???????????????????????????? ????????????????????? ????????????????????????????????????????????? 181 ????????????????????????5 ??? 9 ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????~?+?????? (???????)? (?????????)?????????????????????? (?????????)???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????<

Page 2 of 10 | Total Record : 94