cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Hikari
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa Jepang - Fakultas Bahasa dan Seni UNESA Bidang Kajian Linguistik Jepang.
Arjuna Subject : -
Articles 94 Documents
PENGEMBANGAN MEDIA ILUSTRASI DIGITAL UNTUK MEMAHAMI LATAR TEMPAT DAN WAKTU DALAM PUISI KO-UTA (小唄) LITTLE SONGS OF THE GEISHA KARYA LIZA DALBY RISWANA MULYO SAPUTRI, OVIE
GoKen Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam mempelajari bahasa, terutama bahasa Jepang tidak dapat lepas dari pembelajaran budaya serta sastranya. Dengan begitu media pembelajaran sastra sangat dibutuhkan untuk menarik minat siswa dalam mempelajari sastra Jepang. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yang pertama yaitu bagaimana proses pengembangan dari media ilustrasi digital untuk memahami latar tempat dan waktu dalam puisi ko-uta. Selanjutnya yaitu bagaimana respon siswa terhadap media ilustrasi digital untuk memahami latar tempat dan waktu dalam puisi ko-uta. Berdasarkan kedua rumusan masalah tersebut penelitian berjudul ?Pengembangan Media Ilustrasi Digital Untuk Memahami Latar Tempat Dan Waktu Dalam Puisi Ko-uta????Little Songs Of The Geisha Karya Liza Dalby? ini dilakukan untuk menambah minat dari pembelajar bahasa Jepang serta sebagai media pembelajaran untuk pembelajar bahasa Jepang. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 19 Surabaya pada kelas peminatan bahasa Jepang yaitu kelas XII IPS 3 dengan fasilitas yang memadai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Tahap penelitian meliputi potensi dan masalah dan pengumpulan data yang didapatkan dengan cara menyebarkan angket pra-penelitian di kelas XII IPS 3 dan wawancara tidak terstruktur kepada guru bahasa Jepang di SMA Negeri 19 Surabaya. Data yang digunakan untuk materi media dikumpulkan dari puisi ko-uta Little Songs of The Geisha yang dikelompokkan berdasarkan empat musim. Data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui latar tempat dan waktu sebagai data yang akan digunakan untuk membuat media ilustrasi digital. Setelah data terkumpul mulai dilakukan tahap pengembangan yaitu, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 19 Surabaya dengan menyebarkan angket respon siswa, dan revisi produk sebagai tahap terakhir pengembangan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari perhitungan skala Likert media ilustrasi digital mendapat persentase sebesar 84% dari angket respon siswa terhadap media ilustrasi digital. Kemudian 84,44% dari validasi ahli media, dan 90% dari ahli materi media. Hal tersebut menunjukkan interpretasi skor yang sangat kuat sehingga media ilustrasi digital ini layak digunakan untuk memahami latar tempat dan waktu dalam puisi ko-uta Little Songs of The Geisha. Adapun saran yang diberikan dalam melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran sastra Jepang adalah memperhatikan fasilitas yang mendukung di tempat penelitian, yaitu kelas. Selain itu memberikan kuis dan permainan yang menarik agar siswa tidak bosan di tengah pembelajaran sastra. Kata Kunci : pengembangan, media ilustrasi digital, latar tempat dan waktu puisi ko-uta.
PENGGUNAAN OMOIYARI HYOUGEN DALAM SERIAL ANIMASI DEATH NOTE KARYA TSUGUMI OHBA IRAWAN, DEDI
GoKen Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam faktor sosial budaya dalam berbahasa, orang Jepang terkesan berempati, tahu malu, dan berhati-hati saat bertutur kata. Kehati-hatian dalam bertutur kata serta mempunyai empati terhadap lawan bicara inilah yang dinamakan omoiyari hyougen. Peneliti merasa bahwa sebagian pembelajar bahasa Jepang di Indonesia belum mengerti tentang pentingnya penggunaan omoiyari hyougen ketika bertutur kata dengan lawan bicara, khususnya dengan orang Jepang, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam. Pada penelitian dengan judul ?Penggunaan Omoiyari Hyougen dalam Serial Animasi Death Note Karya Tsugumi Ohba? ditemukan data tentang penggunaan omoiyari hyougen. Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu : 1) Bagaimana penggunaan omoiyari hyougen dalam serial animasi Death Note karya Tsugumi Ohba?, 2) Bagaimana faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan omoiyari hyougen dalam serial animasi Death Note karya Tsugumi Ohba?, 3) Bagaimana konteks yang mendasari penggunaan omoiyari hyougen dalam serial animasi Death Note karya Tsugumi Ohba?. Untuk menjawab rumusan masalah pertama akan digunakan teori oleh Lebra (1976) yaitu tentang penggunaan omoiyari hyougen serta fungsi-fungsinya pada saat berkomunikasi. Rumusan masalah kedua akan dibahas menggunakan teori Chaer (1995) mengenai faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan omoiyari hyougen dan rumusan masalah ketiga akan dibahas dengan menggunakan teori oleh Toshio (1997) yaitu mengenai konteks yang mendasari penggunaan omoiyari hyougen. Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah metode simak bebas libat cakap dan disertai juga dengan metode catat. Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung omoiyari hyougen dalam serial animasi Death Note karya Tsugumi Ohba. Hasil penelitian ini adalah ditemukan penggunaan omoiyari hyougen dalam serial animasi Death Note sebanyak 68 data mengenai 5 fungsi yaitu dengan rincian memelihara konsensus 6 data, mengoptimalkan kenyamanan orang lain 29 data, timbal balik 21 data, komunikasi intuitif 1 data, perasaan bersalah 11 data. Data yang telah ditemukan diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan fungsinya. Demikian juga dalam penelitian ini ditemukan faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan omoiyari hyougen yaitu identitas sosial penutur, identitas sosial lawan tutur, dan lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi. Kemudian ditemukannya konteks yang mendasari penggunaan omoiyari hyougen yaitu gender, status sosial dan situasi. Dalam penelitian ini juga didapatkan hasil klasifikasi baru berupa pengembangan dari klasifikasi fungsi oleh Lebra (1976). Kata Kunci: omoiyari, hyougen, empati, sosiopragmatik Abstract In socio-cultural factors of language, Japanese people seem empathetic, shameless, and careful while having a conversation. Carefulness in conversation and having empathy for the interlocutor is called omoiyari hyougen. Researcher feel that some Japanese language learners in Indonesia do not understand the importance of using omoiyari hyougen while having a conversation with interlocutors, especially with Japanese people, so researcher is interested in studying more deeply about it. In the research entitled "The Use of Omoiyari Hyougen in the Death Note Animation Series by Tsugumi Ohba" data was found about the use of Omoiyari Hyougen. In this study there are three problem formulations, which is : 1) How is the use of Omoiyari Hyougen in the Death Note animated series by Tsugumi Ohba ?, 2) What are the social factors that influence the use of Omoiyari Hyougen in the Death Note animated series by Tsugumi Ohba ?, 3) What is the underlying context in the use of Omoiyari Hyougen in the animated series Death Note by Tsugumi Ohba ?. To answer the first problem formulation, a theory by Lebra (1976) about the use of omoiyari hyougen and its functions will be used. The second problem formulation will be discussed using Chaer (1995), the theory is regarding social factors that influence the use of omoiyari hyougen and the third problem formulation will be discussed using theory by Toshio (1997) which is about the underlying context in the use of omoiyari hyougen. The used method to obtain data in this study is a observe method and also a note-taking method. The datas in this study are in the form of utterances containing omoiyari hyougen in the animated series Death Note by Tsugumi Ohba. The use of omoiyari hyougen in the Death Note animated series were found, the results of data this study is 68 data on 5 functions, which is 6 data of maintaining consensus, 29 data of optimizing the comfort of others, 21 data of reciprocity, 1 data of intuitive communication, 11 data of feeling guilty. The data that has been found is classified and analyzed based on its function. Also, in this study found social factors that influence the use of omoiyari hyougen which is the social identity of the speaker, the social identity of the interlocutor, and the social environment in which the speech occurred. Then, found the context that underlies the use of omoiyari hyougen which is gender, social status and situation. In this study also obtained the results of a new classification of the development from the classification of functions by Lebra (1976). Keywords: omoiyari, hyougen, empathy, sosiopragmatic.
MAKNA KONTEKSTUAL PADA TANDA DALAM FILM KIMI NO NA WA (君の名は) KARYA MAKOTO SHINKAI ROHMAH, FAUZIYATUR
GoKen Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Bahasa merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam kehidupan manusia saat berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, manusia harus dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman atau perbedaan informasi yang diterima oleh pendengar dengan informasi yang ingin disampaikan oleh pembicara. Tanda merupakan salah satu alat dalam berkomunikasi yang memiliki cara tersendiri untuk dapat dipahami dan diartikan. Tanda memiliki hubungan dengan acuan dan interpretasi yang dihasilkannya untuk menghasilkan sebuah makna. Oleh karena itu tanda dan makna diperlukan dalam berkomunikasi. Terdapat dua rumusan pada penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana jenis tanda pada film Kimi no Na wa (????) karya Makoto Shinkai ? 2. Bagaimana makna kontekstual tanda pada film Kimi no Na wa (????) karya Makoto Shinkai ? Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, digunakan teori jenis tanda dari Peirce. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua digunakan teori makna kontekstual dari Pateda. Sumber data pada penelitian ini adalah film Kimi no Na wa (????) karya Makoto Shinkai, sedangkan data berupa kata maupun kalimat yang mengandung jenis tanda linguistik. Penelitian ini adalah penilitian deskrpitif kualitatif. Dalam menganalisis jenis tanda dan makna, digunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis tanda yang muncul dalam film Kimi no Na wa (????) karya Makoto Shinkai adalah jenis tanda Qualisign ditemukan 3 data yang menunjukkan kualitas tanda bahwa pembicara sedang marah atau perasaan tidak nyaman, Rhematic Indexical Legisign ditemukan 19 tanda yang menunjukkan kata tunjuk benda dan tempat, Rhematic Symbol ditemukan 6 data yang menunjukkan pemahaman umum dari sebuah tempat dan gambar, Dicent Symbol ditemukan 23 tanda yang menunjukkan sikap yang ditunjukkan oleh lawan bicara, dan Argument ditemukan 69 data yang menunjukkan penilaian mengenai situasi/kondisi, benda, tempat dan seseorang. 2. Makna kontekstual yang muncul pada tanda dalam film Kimi no Na wa (????) karya Makoto Shinkai hanya 6 konteks dari 11 konteks yang ada, yaitu konteks situasi berupa situasi ramai dan situasi yang sedang terjadi, konteks tujuan berupa ajakan, larangan, dan suruhan, konteks suasana hati berupa marah, tidak nyaman, khawatir, bahagia dan rindu, konteks waktu berupa waktu yang akan datang, senja, dan hari ini, konteks tempat berupa desa itomori, alam para dewa, festival, dan konteks objek berupa benda, tempat, dan orang. Kata Kunci : Semiotik, jenis tanda, makna kontekstual
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DALAM ANIME D-FRAG EPISODE 1-12 KARYA TOMOYA HARUNO Permana Putra, Hertanto Novan
GoKen Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ext-transform: none; white-space: normAbstrakBahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah terjadinyainteraksi. Dalam interaksi tersebut menghasilkan sebuah peristiwa tutur. Peristiwa tutur tersebut masukdalam kajian tindak tutur. Salah satu jenis tindak tutur adalah tindak tutur ilokusi direktif, yaitu penuturmenginginkan sesuatu terhadap lawan tutur. Dengan adanya penelitian ini dapat memberi wawasan dimasyarakat tentang tindak tutur ilokusi direktif.Tujuan dari penelitian ini ada dua, yang pertama menjelaskan jenis tindak tutur ilokusi direktifdalam anime D-frag episode 1-12 karya Tomoya Haruno dan yang kedua perubahan bentuk kata kerja padatuturan ilokusi direktif. Untuk menjawab rumusan masalah pertama menggunakan teori Searle, sedangkanteori bahasa Jepang menggunakan teori Namatame. Dan untuk menjawab rumusan masalah yang keduamenggunakan teori Dedi Sutedi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.Hasil penelitian rumusan masalah pertama adalah terdapat 4 jenis tindak tutur ilokusi direktif yaitumenyuruh ???? , memohon ??????? , menyarankan ??????????? danmenantang ?????. Hasil penelitian rumusan masalah kedua adalah perubahan bentuk kata kerja padatuturan ilokusi direktif, yaitu ilokusi direktif menyuruh menggunakan pola meirei, ilokusi direktifmemohon menggunakan pola V~?????, ilokusi direktif menyarankan menggunakan pola ~????????? , ilokusi direktif menantang menggunakan pola kanoukei+??.Kata Kunci: Tindak tutur, ilokusi direktif, perubahan bentuk kata kerja, anime D-fragAbstractLanguage is a tool of communication has a very important role in a interaction. In interaction therewas a speech act. Speech act is included in the speech act study. One type of speech act is directive speechact, directive speech act is the speaker want something with the opponent. For the future with this research,can provide insight into the society about directive speech acts.There is two purpose in this research, first to describe directive speech act in anime D-fragmentsepisodes 1 -12 by Tomoya Haruno and second verb change in directive speech acts. To answer the firstproblem use the Searle?s theory, and the theory in Japanese uses Namatame's theory. To answer the secondproblem use the Dedi Sutedi?s theory. This type of research is descriptive qualitative research.The first result in the first problem is there are 4 types of directive speech acts, that is order(????), beg(???????), suggest(??????????? ), and challenge(?????).The second result in the second problem is directive speech acts ordered use the meirei pattern,directive speech acts beg use the V~????? pattern, directive speech acts suggest use the ~????????? pattern, and directive speech acts challenge use the kanoukei+?? pattern.Keywords: Speech Act, Directive Speech Act, Verb Change, Anime D-fragments
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DALAM ANIME D-FRAG EPISODE 1-12 KARYA TOMOYA HARUNO Permana Putra, Hertanto Novan
GoKen Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah terjadinyainteraksi. Dalam interaksi tersebut menghasilkan sebuah peristiwa tutur. Peristiwa tutur tersebut masukdalam kajian tindak tutur. Salah satu jenis tindak tutur adalah tindak tutur ilokusi direktif, yaitu penuturmenginginkan sesuatu terhadap lawan tutur. Dengan adanya penelitian ini dapat memberi wawasan dimasyarakat tentang tindak tutur ilokusi direktif.Tujuan dari penelitian ini ada dua, yang pertama menjelaskan jenis tindak tutur ilokusi direktifdalam anime D-frag episode 1-12 karya Tomoya Haruno dan yang kedua perubahan bentuk kata kerja padatuturan ilokusi direktif. Untuk menjawab rumusan masalah pertama menggunakan teori Searle, sedangkanteori bahasa Jepang menggunakan teori Namatame. Dan untuk menjawab rumusan masalah yang keduamenggunakan teori Dedi Sutedi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.Hasil penelitian rumusan masalah pertama adalah terdapat 4 jenis tindak tutur ilokusi direktif yaitumenyuruh ???? , memohon ??????? , menyarankan ??????????? danmenantang ?????. Hasil penelitian rumusan masalah kedua adalah perubahan bentuk kata kerja padatuturan ilokusi direktif, yaitu ilokusi direktif menyuruh menggunakan pola meirei, ilokusi direktifmemohon menggunakan pola V~?????, ilokusi direktif menyarankan menggunakan pola ~????????? , ilokusi direktif menantang menggunakan pola kanoukei+??.Kata Kunci: Tindak tutur, ilokusi direktif, perubahan bentuk kata kerja, anime D-fragAbstractLanguage is a tool of communication has a very important role in a interaction. In interaction therewas a speech act. Speech act is included in the speech act study. One type of speech act is directive speechact, directive speech act is the speaker want something with the opponent. For the future with this research,can provide insight into the society about directive speech acts.There is two purpose in this research, first to describe directive speech act in anime D-fragmentsepisodes 1 -12 by Tomoya Haruno and second verb change in directive speech acts. To answer the firstproblem use the Searle?s theory, and the theory in Japanese uses Namatame's theory. To answer the secondproblem use the Dedi Sutedi?s theory. This type of research is descriptive qualitative research.The first result in the first problem is there are 4 types of directive speech acts, that is order(????), beg(???????), suggest(??????????? ), and challenge(?????).The second result in the second problem is directive speech acts ordered use the meirei pattern,directive speech acts beg use the V~????? pattern, directive speech acts suggest use the ~????????? pattern, and directive speech acts challenge use the kanoukei+?? pattern.Keywords: Speech Act, Directive Speech Act, Verb Change, Anime D-fragments
MAKNA KONTEKSTUAL KATA SIFAT AMAI 「甘い」 DALAM LAGU JEPANG AGUS JAUHAR HABIBIE, MUHAMMAD
GoKen Vol 1, No 1 (2013): Edisi Wisuda Oktober 2013
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul ?Makna Kontekstual Kata Sifat Amai ????dalam lagu Jepang? dengan latar belakang penelitian ini yaitu makna kata sifat amai????tidak hanya manis, melainkan juga bisa bermakna lain. Hal ini dikarenakan makna kata sifat amai adalah kata yang berpolisemi dan memiliki makna berbeda bergantung pada konteks kalimatnya. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana makna kontekstual kata sifat amai dalam lirik lagu Jepang? 2. Apa padanan kata sifat amai????dalam bahasa Indonesia yang  terdapat dalam lagu-lagu Jepang? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena pada penelitian ini tidak menggunakan angka-angka, melainkan berupa kalimat-kalimat bahasa Jepang yang menggunakan kata amai yang terdapat dalam lirik lagu Jepang. Dalam penyelesaiannya digunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan hasil analisis secara rinci dan jelas.  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan , maka makna kontekstual kata sifat amai????dalam lirik lagu Jepang yaitu : (1) Rasa manis dari indra perasa sebanyak 8 data, (2) Aroma dari indra penciuman sebanyak 1 data, (3) Suara dari indra pendengaran sebanyak 6 data, (4) Gambaran dari indra penglihatan sebanyak 7 data, (5) Rasa dari sentuhan kulit sebanyak 1 data, (6) Menyatakan kegiatan manusia sebanyak 5 data, (7) Menyatakan hal negatif sebanyak 5 data, (8) Menyatakan hal yang romantis sebanyak 2 data, (9) Menyatakan karakter yang dimiliki manusia sebanyak 5 data , (10) Menyatakan rasa dari perasaan  sebanyak 5 data. Kata sifat amai dalam bahasa Indonesia memunyai makna antara lain : manis, segar, sedap, harmonis, bagus, merdu, halus, lembut, indah, cerah, tajam, cantik, seksi, sepoi-sepoi, menyenangkan, bujuk rayu, payah, manja, mesra, romantis, optimis, baik, pasrah, berlebihan, nyaman, haru. Kata kunci : Amai, Makna kontekstual, Linguistik ?? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? 1? ?????????????????? 2? ????????????????????? ????????????????????????????????????????????????????analisis deskriptif??????????????? ?????????????????????????????????????????(1)???????????(2)???????????(3)???????????(4)???????????(5)???????????(6)??????????????(7)??????????????????(8)??
ANALISIS KESALAHAN MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 DRIYOREJO GRESIK TAHUN AJARAN 2016-2017 ARZIA RACHMAWANTI, AYU
GoKen Vol 5, No 2 (2017): Edisi Wisuda Juli 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesalahan penulisan kosakata bahasa Jepang saat kegiatan menyimak dalam proses pembelajaran bahasa Jepang di kelas. Penelitian ini menggunakan analisis soal tes untuk mengetahui kesalahan menyimak dalam pembelajaran bahasa Jepang. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan berbahasa, peneliti menggunakan data angket. Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan menyimak dalam pembelajaran bahasa Jepang. Penelitian juga menggunakan data wawancara untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesalahan berbahasa. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan cara mengatasi kesalahan menyimak dalam pembelajaran bahasa Jepang. Dari hasil analisis soal tes kesalahan bunyi bahasa yang terjadi adalah kesalahan bunyi yang terdiri dari kesalahan bunyi vokal panjang (choo’on) sebanyak 64 kesalahan, kesalahan bunyi konsonan rangkap (sokuon) sebanyak 9 kesalahan. Dari hasil data angket adalah faktor eksternal, faktor internal, faktor pengalaman, dan faktor lingkungan fisik. Dari hasil data wawancara adalah upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah penerapan teknik pengajaran lebih bervariatif yang bertujuan untuk menunjang proses pembelajaran bahasa Jepang di dalam kelas. Upaya yang dapat dilakukan siswa adalah harus lebih konsentrasi, menuliskan hal-hal yang penting di buku tulis ketika menyimak materi yang diucapkan oleh native speaker, harus sering mendengarkan percakapan berbahasa Jepang seperti lagu-lagu, siaran TV, maupun film. Kata Kunci: Analisis kesalahan, kesalahan berbahasa, kesalahan menyimak, pembelajaran   bahasa Jepang.   Abstract The background of this research focusing on the Japanese vocabulary writing error during heeds activity in learning process of Japanese language with instruction method in class. This research used test question analysis and also questionnaire method to discover the error within students speaking ability in learning of Japanese language during class. The study also used the interview data to support the validation of test question and questionnaire result in order to assume the best solution in solving the speaking errors problem. The purpose of using three data collection above is to gather as much as information from the sample, then conclude the solution which is used to solve most of the problem caused in learning process of Japanese language. According to the result of study that concern with three elements of data collection; interview data, questionnaire and test question analysis. The first result based on the test question analysis divided into two classifications. The first is sounds errors that divided into four categorize, they are: sounds error of long vocal (choo’on), sounds error of multiple consonant (sokuon). The second result based on the questionnaire is generally the factors of the errors occurred, they are external and internal factors, experience factor and also social circumstances factor. The third result based on the interview data is mostly the solution of occurred problem that provide from learning suspect, that is student and teacher correlation, the implied teaching technique that should be more varies in order to support Japanese language learning process during. The solution from the students itself is increasing their concentration by writing the important thing in a book while concern to the material that spoken from native speakers, have to pay more attention in Japanese conversation, Japanese songs, Japanese TV shows or Japanese movies. Keywords: Failure analysis, speaking error, listening error, Learning of Japanese language.
“ANALISIS BENTUK DAN MAKNA SUFIKS ~者SHA, ~員IN, ~士 SHI DALAM KORAN BAHASA JEPANG TAHUN 2016” ISFIYAH, AINUN
GoKen Vol 5, No 2 (2017): Edisi Wisuda Juli 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Fokus penelitian ini adalah penggunaan sufiks bahasa Jepang. Sufiks adalah imbuhan yang dilekatkan diakhir kata. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan makna kata benda yang mengalami proses morfologis dengan sufiks ~ ? sha, ~ ? in, ~ ? shi. Adapun dari ketiga sufiks tersebut terdapat kasus yang menarik untuk diteliti, yaitu penggunaan sufiks yang berbeda namun mempunyai persamaan makna sebagai penanda “profesi”. Metode penelitian yang digunakan yakni analisis deskriptif, yang mendeskripsikan bentuk dan makna kata benda yang dilekati oleh sufiks ~ ? sha, ~ ? in, ~ ? shi pada koran berbahasa Jepang tahun 2016. Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. Kata yang melekat pada sufiks ~ ? sha, ~ ? in, ~ ? shi sebagai penanda profesi adalah kata benda jenis futsuu meishi yang terdiri dari gutaitekina mono,settogo ya setsubigo no tsuita mono, dan fukugou meishi. Proses morfologis terjadi dengan cara menggabungkan kata dasar (sebagai input) dengan sufiks ~ ? sha, ~ ? in, ~ ? shi, kemudian mengalami proses morfologis dan membentuk makna baru. Makna yang terkandung dalam sufiks ~ ? sha adalah melekat pada kata benda berupa tindakan pada jenis pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan seorang diri; jenis pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik; pekerjaan berkaitan dengan penyelidikan, pekerjaan sebagai seorang pengulas/ pemberi komentar; pekerjaan profesional dibidang ilmu tertentu; pekerjaan yang bersifat hiburan (aktor, entertainer); dan pekerjaan sebagai seorang pengemudi. Makna yang terkandung dalam sufiks ~ ? in adalah melekat pada kata benda yang berhubungan dengan jenis pekerjaan struktural dalam sebuah organisasi/ institusi dibawah perintah pimpinan; perkerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik; pekerjaan sebagai anggota suatu organisasi dibawah perintah pimpinan; dan pekerjaan berkaitan dengan kegiatan mengawasi dan menjaga. Makna yang terkandung dalam sufiks ~ ? shi adalah melekat pada kata benda yang berhubungan dengan jenis pekerjaan yang membutuhkan kecakapan khusus dibidang pelayanan/ jasa;  dan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kemajuan dan perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).   Kata kunci: Sufiks, morfologi, semantik, profesi, kata benda ??  ???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????2016??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????2016????????????????????????????????????????????????????????????????? 1. ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? 2??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? 3????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? 4???????????????????????????????????????????????????????????????????????????   ?????: ????????????????? 
DIKSI DAN CITRAAN PADA LAGU VERSI TERJEMAHAN BAHASA JEPANG DALAM VIDEO MUSIK OLEH HIROAKI KATO PRATAMA WIJAYA, EKA
GoKen Vol 5, No 2 (2017): Edisi Wisuda Juli 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UNGKAPAN II NE「いいね」 PADA TUTURAN YOSHIMOTO KOUYA「吉本荒野」DALAM DRAMA KAZOKU GAME「家族ゲーム」EPISODE 1-10 DITINJAU DARI PRINSIP KERJA SAMA (KAJIAN PRAGMATIK) ROCHMAH, MIFTACHUR
GoKen Vol 5, No 2 (2017): Edisi Wisuda Juli 2017
Publisher : GoKen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 10 | Total Record : 94