PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1 PACET MOJOKERTO   Desy Natania Harahab  Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya desyharahab@gmail.com   Syunu Trihantoyo, M.Pd Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya syunutrihantoyo@unesa.ac.id   Abstrak Pembinaan dan pengembangan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan minat dan bakat peserta didik. Pembinaan dan pengembangan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi dan menganalisis mengenai pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pacet menunjukkan bahwa (1) Pembinaan yang diberikan terhadap peserta didik dengan tujuan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Semua kegiatan diprogramkan secara bersama-sama tiap ekstrakurikuler pada waktu pelatihan dasar kepemimpinan. Pembinaan disesuaikan dengan program kerja masing-masing. Pembinaan yang diberikan mulai dari sekbid keagamaan, bela negara, berbangsa dan bernegara, budi pekerti luhur, koperasi siswa dan KWU, kesehatan jasmani, English Conversation Club, serta pendidikan apresiasi kreasi dan seni. (2) Pengembangan dilakukan untuk pencapaian hasil, melalui berbagi kompetisi yang diikuti baik di sekolah hingga tingkat Perguruan Tinggi. Melalui berbagai ekskul yang ada peserta didik dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan prestasi dalam ektrakurikuler yang diikuti. Dari semua ekstrakurikuler yang ada memiliki tujuan untuk membentuk kemampuan dari peserta didik mulai dari sikap percaya diri, kerjasama dalam tim, kreatifitas, rasa tanggungjawab, jiwa kepemimpinan, manajemen waktu dan keahlian personal dalam hal bakat. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan memiliki tujuan untuk memberikan bekal terhadap peserta didik, dimana peserta didik yang nantinya akan melanjutkan ataupun langsung terjun pada dunia kerja. (3) Faktor pendukung yaitu dari segi materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah Faktor dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Faktor penghambat yaitu yang cuaca, beberapa sarana masih ada yang belum memadai, motivasi dan minat peserta didik masih kurang, sehingga dibutuhkan masukan dan dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan untuk menumbuhkan semangat terhadap peserta didik untuk dapat berusaha melakukan berbagai kegiatan yang di ikuti dengan lebih baik lagi. Kata kunci: Pembinaan, Pengembangan, Kegiatan Ekstrakurikuler, Peserta Didik.   COACHING AND DEVELOPMENT OF STUDENTS THROUGH EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SMA NEGERI 1 PACET MOJOKERTO    Abstract                     Coaching and development is an effort conducted by schools to increase interest and talent learners. Coaching and development is done through extracurricular activities. The purpose of this study is to finding information and analyze about the coaching and development of learners through extracurricular in SMA Negeri 1 Pacet with a qualitative approach. Data collection techniques is an interviews, observation and documentation studies. Data analysis techniques use data condensation, data display and conclusion drawing/verification. The results of research in SMA Negeri 1 Pacet shows that (1) Coaching is given to learners with the aim of developing the potential possessed by learners. All activities are jointly programmed by each extracurricular during basic leadership training. Coaching is tailored to each work program. The guidance given ranges from religious sect, state defending, nation and state, noble character, cooperative students and KWU, physical health, English Conversation Club, and creative and art appreciation education. (2) Development is done for the achievement of results, through the sharing of competition that is followed either in the school to the level of Higher Education. Through the various existing exclusives learners can have the knowledge, skills, and achievements in the extracurricular that followed. Of all the existing extracurricular goals have the purpose to form the ability of learners ranging from confidence, teamwork, creativity, responsibility, leadership, time management and personal skills in terms of talent. Coaching and development is done has a purpose to provide supplies to learners, where learners who will continue or directly plunge in the world of work. (3) Supporting factors are material aspect, both potential and budget which aims to develop student achievement, then in terms of facilities and infrastructure that has been provided by the school Factors of the learners themselves are the willingness and ability possessed by learners. Factors inhibiting the weather, some facilities are still there that is not adequate, motivation and interests of learners is still lacking, so it takes input and encouragement from various parties concerned to foster the spirit of the learners to be able to try to do various activities that follow better again.  Key words: Coaching, Development, Extracurricular Activities, Students     PENDAHULUAN Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik dari suatu sekolah, melainkan aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2009: 204), kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal prioritas, seperti disatu sisi seperti peserta didik ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak hanya terpaku pada pencapaian aspek akademis, melainkan aspek non-akademis juga. Baik penyelenggaraan dalam bentuk kurikuler maupun ekstrakurikuler, melalui berbagai program kegiatan yang sistematis dan sistemik. Dengan upaya seperti itu, peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang utuh, hingga seluruh modalitas belajarnya berkembang secara optimal. Menurut Imron (2003:53) Fungsi Manajemen Kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik (siswa) untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik yang lainnya. Pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik merupakan langkah yang dilakukan sehingga anak mendapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Sekolah dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Mengembangkan minat dan bakat peserta didik melalui ekstrakurikuler, hal yang dapat dilakukan adalah memilih ekstrakurikuler sesuai dengan kemampuan peserta didik, setelah memilih selanjutnya yaitu menentukan target atau titik acuan yang membuat peserta didik termotivasi dan antusias untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Guna dari kegiatan ekstrakurikuler bisa dikaitkan dengan menambah nilai yang kurang dalam pelajaran yang diambil, pengembangan bakat peserta didik, dan juga sebagai sarana untuk pengembangan bakat yang diminati. Kegiatan ekstrakurikuler  yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing anak pasti akan lebih terpadu dengan adanya suatu alat yang mendorong mereka. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler tersebut kegiatan belajar mengajar akan menambah lebih banyak wawasan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang peserta didik setidaknya bisa mengikuti satu ekstrakurikuler, karena sangat bermanfaat terutama ekstra ini akan memberikan dampak yang baik untuk peserta didik itu sendiri melalui ekstrakurikuler dapat membentuk karakter siswa terutama kedisiplinan siswa, dan tidak hanya itu kegiatan ekstrakurikuler mampu mengembangkan jiwa sosial peserta didik dengan menambah teman melalui berbagai kegiatan yang ada sehingga mempermudah dalam bersosialisasi dengan banyak orang. Peserta didik yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki banyak peluang. Manfaat untuk yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meliputi nilai mencetak nilai yang lebih tinggi pada tes yang memiliki tingkat kesulitan standar, memiliki kesempatan dalam hal bersosialisasi serta belajar keterampilan dalam hal kerjasama tim, absensi sekolah lebih sedikit, belajar mengenai keterampilan hidup yang tidak di dapat di dalam kelas. Kegiatan ekstrakurikuler dikatakan integratif karena adanya keterkaitan antara bidang pengetahuan dan pengalaman. Di SMA Negeri 1 Pacet ini Pembinaan yang dilakukan pada setiap ekstrakurikuler bermacam-macam, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler English Club pembinaannya yaitu setiap tahun akan ada kunjungan ke Pare Kediri untuk pelatihan terhadap peserta didik dalam berbahasa Inggris, waktunya antara satu bulan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Ekstrakurikuler berbahasa Inggris ini mampu mencetak prestasi seperti keikutsertaan peserta didik pada lomba menerjemahkan dalam Bahasa Inggris sampai pada Tingkat Perguruan Tinggi. Di SMA Negeri 1 Pacet ini lebih diunggulkan pada pengembangan dan pembinaan ekstrakurikulernya, karena pembinaan terhadap peserta didiknya yang bagus sehingga untuk tiga tahun terakhir ini prestasi siswa meningkat, dilihat dari prestasi yang didapat melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah yang menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dari peserta didik. Melalui ekstrakurikuler peserta didik memupuk jiwa sportif dalam segala perlombaan contohnya bola basket, bola voli dan futsal, baik yang digelar secara internal dengan sekolah lain, ekstrakurikuler juga dapat mengajarkan anak akan arti organisasi walaupun dalam skala yang kecil. Di sana anak bisa belajar menjadi pemimpin, pengurus, dan mengemas suatu acara yang menarik dalam sebuah pameran ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler seni budaya yaitu membatik, tidak semua sekolah memiliki ekskul membatik di SMA Negeri 1 Pacet ini langsung dibimbing oleh penanggung jawab ekstrakurikuler seni dan pemimbing langsung dari institut seni jogjakarta. Membatik disini ada beberapa macam mulai dari teknik batik tulis, lukis maupun batik cap dengan tema budaya sekitar jadi memanfaatkan budaya sekitar untuk dijadikan sebagai objek seni. Ekstrakurikuler PMR merupakan salah satu pengembangan bakat yang dimiliki peserta didik. Pembinaan yang diberikan secara langsung dibina oleh mahasiswa STIKES dan beberapa pihak terkait yang bekerjasama sehingga pengetahuan dan pengalaman peserta didik akan lebih banyak serta sering melakukan praktek-praktek secara langsung. Ekstrakurikuler KWU merupakan salah satu ekskul yang mampu menanamkan jiwa kewirausahaan, dimana pada ekskul ini mulai dari awal peserta didik akan dibimbing dari dasar sampai praktek secara langsung dan belajar untuk memasarkan. Secara tidak langsung ekskul ini mengajarkan peserta didik untuk dapat memulai suatu usaha yang setiap prosesnya dapat dijadikan bekal nantinya sebagai pengalaman untuk memulai kehidupan dimasyarakat. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan cara kerjasama antara semua pihak yang tekait mulai dari peserta didik, guru yang bertanggungjawab sebagai pembina. Dalam pengembangan ekstrakurikuler ini lebih ditekankan pada kesiapan dari sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun tenaga pendukung lainnya, terutama untuk sarana prasarana yang memadai dalam pengembangan minat bakat peserta didik. Dilihat dari permasalahan yang ada dilapangan yaitu dari segi akademik masih dibilang kurang sehingga sekolah ingin meningkatkan kualitas terhadap peserta didik tersebut dengan membidik dari sisi nonakademiknya. Dari permasalahan tersebut yang menarik dilapangan adalah prestasi yang dicapai dalam waktu yang cukup singkat terutama kepemimpinan kepala sekolah yang menarik dalam memberikan dorongan-dorongan terhadap guru maupun peserta didik agar mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang belum sepenuhnya dieksplor dengan baik. Melalui pembinaan ini maka akan menjadi salah satu cara untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.   METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus, yang dipilih untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pacet yang terletak di Desa PandanArum Pacet Mojokerto. Moleong (2012 : 168) mengungkapkan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pelapor hasil penelitian. Data dalam penelitian ini berupa pernyataan/jawaban langsung tertulis, tindakan dan dokumen sedangkan sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data manusia dan non manusia. Sumber data manusia adalah pernyataan dan tindakan dari informan penelitian yaitu: Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Penanggungjawab Ekstrakurikuler, dan Peserta Didik. Sedangkan, sumber data non manusia terdiri atas dokumen dari hasil dokumentasi kegiatan selama di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan snowball technique sampling, observasi terang-terangan dan tersamar serta studi dokumentasi. Pemilihan ketiga teknik pengumpulan data ini, didasarkan pada kesanggupan untuk menggali informasi secara mendalam sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan untuk merampungkan seluruh aktifitas penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles, Huberman dan Saldana (2014 : 12) yang mengelompokkan teknik analisis data menjadi tiga komponen yaitu : kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). Untuk menguji keabsahan data hasil penelitian, maka digunakanlah empat uji keabsahan data yaitu : uji credibility (triangulasi sumber, triangulasi teknik dan member check), transferability, dependability, serta confirmability.   HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.       Pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto  Pembinaan yang diberikan terhadap peserta didik didasarkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional yang mana disana dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang maha Esa berakhlak mulia, cerdas, terampil, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan mengembangkan potensi peserta didik, yang bertujuan untuk mengembangkan potesi peserta didik. Semua kegiatan diprogramkan secara bersama disetiap ekstrakurikuler pada waktu LDKS/pelatihan dasar kepemimpinan. Pembinaan disesuaikan dengan program kerja masing-masing karena kegiatan ekstrakurikuler ada banyak macamnya, jika difokuskan pada masing-masing sekbid maka akan terpecah menjadi 8 macam mulai dari sekbid keagamaan, bela negara, berbangsa dan bernegara, budi pekerti luhur, kopsis dan KWU, kesehatan jasmani, English Conversation Club, serta pendidikan apresiasi kreasi dan seni. Peningkatan kualitas dilakukan dengan melakukan pelatihan yang intensif, kemudian lebih banyak mengikuti berbagai lomba atau kompetisi baik dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional untuk menambah pengalaman. Kemudian meningkatkan rasa percaya diri untuk bisa meyakini  kemampuan yang dimiliki dan selalu meberikan motivasi yang mendukung peserta didik untuk melakukan apa yang menjadi tujuannya. Pihak yang terlibat didalam pembinaan ekstrakurikuler adalah seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, waka kesiswaan, litbang, pembina OSIS dan penanggungjawab setiap ekstrakurikuler serta pihak eksternal yang bekerjasama untuk pembinaan terhadap peserta didik. Pembinaan yang dilakukan pada ekskul PMR ini bukan hanya sekedar penanganan kesehatan, selain itu tujuan utama ekskul ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik yang membantu sesama untuk saling tolong menolong dan menjaga kebersihan lingkungan. Adanya pelatihan yang diberikan secara langsung oleh mahasiswa Stikes dan juga PMI sehingga yang didapatkan oleh peserta didik adalah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan, dan mengajarkan penanganan untuk orang yang sakit maupun cedera dengan benar, diadakan diklat yang dapat melihat kemampuan dari setiap pertemuan pada peserta didik.. Pembinaan yang diberikan pada ekskul KWU ini mulai dari pemebrian materi dari pembina, kemudian mengawali sebuah usaha itu bagaimana semua diajarkan disini. Peserta didik dituntut untuk berfikir kreatif karena melalui ide-ide kreatif yang mereka miliki pembina akan meberikan pengarahan untuk dibawa kemana ide yang yang mereka miliki dan dikembangkan untuk nantinya dapat dipraktekkan secara langsung. Peserta didik akan diberi kesempatan untuk mendemokan produknya dan nantinya juga akan diajarkan cara-cara pemasaran kemudian untung rugi sehingga mereka akan secara langsung menghadapi kondisi lingkungan yang ada. Pembinaan yang dilakukan pada ekskul ini adalah dengan pelatihan rutin yang dilakukan setiap hari selasa dan jumat. Setiap pertemua pembina menerapkan pembelajar joyfull learning yang tidak banyak mekasakan peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan. Membebaskan peserta didik untuk menunjukkan kemampuan terutama dalam berkomunikasi dengan bahasa inggris bukan hanya itu lebih banyak meberikan kuis, dan dilakukan dalam sebuah permainan sehingga memudahkan peserta didik untuk mempelajari bahasa inggris. Ada beberapa pembinaan yang dilakukan diluar sekolah yaitu pelatihan yang dilakukan dikampung inggris Pare tetapi pelatihan ini tidak diberikan kepada semua peserta tetapi dilihat dari komitmen yang dimiliki oleh anggota ECC ini, diawal kegiatan ECC anggota akan mendapatkan ERB (English Requairment Book) yang menjadi kontrol pembina untuk setiap pertemuan. Pembinaan pada ekskul ini beragam mulai dari paduan suara, membatik memiliki waktu pelatihan yang intensif tingkat kesulitan setiap ekstra itu beragam, jadi tergantung dari pembina untuk pemberian pelatihan untuk membatik misalnya pada ekskul membatik ini ada cara membuat bati tulis dan batik lukis serta batik cap, semua dimulai dari teknik dasar yang diberikan, membatik merupakan salah satu ekskul yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan maupun budaya sekitar.  Pembinaan pada ekskul keolahragaan melalui latihan yang rutin akan menambah ketrampilan peserta didik disetiap cabang olahraga yang ditekuni, kemudian mengadakan latihan tanding dengan sekolah lain, mengikuti turnamen dan event-event hasil yang didapat yaitu berbagai kejuaraan baik dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. 2.     Pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakuirkuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto.  Ekstrakurikuler ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan diri, disamping peserta didik memiliki kemampuan akademik mereka juga memiliki kemampuan-kemampuan dibidang non akademik seperti bidang seni, olahraga dan sebagainya. Jadi maksud dari pengembangan ini adalah peserta didik yang kurang mampu dalam segi akademik mereka memiliki life skill seperti keterampilan membatik, komputer, yang dikembangkan untuk bekal kedepannya. Tujuan pembinaan yang telah dilakukan pada ekskul PMR khususnya dampaknya dapat dilihat dari kebersihan kelas yang harus diperhatikan mulai pukul 06,45 sampai waktu pulang ekskul ini mengajarkan untuk memiliki pribadi yang bertanggungjawab, selain itu tujuan utama ekskul ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik yang membantu sesama untuk saling tolong menolong. Adanya pelatihan yang diberikan secara langsung oleh mahasiswa Stikes dan juga PMI sehingga yang didapatkan oleh peserta didik adalah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan, dan mengajarkan penanganan untuk orang yang sakit maupun cedera dengan benar, yang awalnya peserta didik tidah tahu menahu mengenai hal ini sehingga mampu mempraktekkan apa yang diajarkan. Melalui berbagai bedge yang didapat karena telah mengikui berbagai diklat untuk pelatihan dasar yang dirasa mampu dan memenuhi maka akan mendapatkan bedge tersebut. Diklat diberikan mulai dari memberikan pelatihan membuat tandu, membuat tenda darurat dan pelatihan pertolongan pertama. Kegiatan tersebut dapat memicu berkembangnya personal skill dan vocational skill yang apabila terus dilatih peserta didik akan semakin mahir. Menumbuhkan mental wiraswasta peserta didik sehingga timbul kreatifitas dan kemandirian dalam menghadapi hidup, melalui kegiatan ekskul KWU ini mengajarkan peserta didik untuk memulai dari awal usaha yang akan mereka tekuni nantinya, melalui pembinaan awal kemudian cara memasarkan produk, menghitung pemasukan sampai laba yang didapat, ekskul ini mengajarkan peserta didik untuk memiliki jiwa wirausaha yang tidak hanya sekedar memberikan materi tetapi secara langsung mempraktekkan untuk mengetahui bagaimana keadaan secara nyata kondisi lingkungan yang ada. Peserta didik akan semakin bertambah wawasan serta kreatifitasnya, mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih percaya diri. Terbinanya kreatifitas peserta didik dan keterampilan berbahasa asing untuk mengimbangi budaya di era globalisasi, kemampuan yang diasah sejauh ini dengan wadah ekstrakurikuler yang mengajarkan peserta didik untuk berani berbahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari, berani tampil didepan dengan terus dibimbing oleh pembina, melalui latihan yang diberikan, banyaknya mengikuti berbagai event dan mendapatkan juara diberbagai tingkat baik tingkat setara hingga tingkat perguruan tinggi. Ketrampilan yang didapat oleh peserta didik yaitu scrabble, speech, and story telling dapat mempengaruhi perkembangan akademik, kepercayaan diri untuk tampil didepan umum dan berkomunikasi dalam bahasa inggris. Berkembangnya kegiatan seni yang kreatif dan ekonomis untuk menumbuhkan sikap peserta didik untuk mau menghargai hasil karya seni, melalui pelatihan yang rutin yang awalnya peserta didik tidak tau sama sekali teknik-teknik dasar dalam membatik mereka mampu mempraktekkan melalui teknik dasar yang diberikan oleh pembina kemudian membuat karya yang dapat membawa nama sekolah dalam berbagai tingkat kejuaraan. Hasil yang didapat di dalam diri peserta didik yaitu keterampilan yang dimiliki semakin bertambah, kemudian kepercayaan diri yang dimiliki oleh peserta didik juga bertambah, kemudian kratifitas peserta didik juga akan lebih berkembang. Melalui latihan yang rutin akan menambah ketrampilan peserta didik disetiap cabang olahraga yang ditekuni, kemudian mengadakan latihan tanding dengan sekolah lain, mengikuti turnamen dan event-event. Kegiatan ekskul keolahragaan ini mengajarkan peserta didik akan personal skill dan social skill semakin bertambah dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari teknik menyerang lawan, teknik bertahan dari lawan dan teknik-teknik dalam bidang olahraga lainnya yang mebutuhkan perencanaan, pengorganisasian, manajemen waktu. Hasil yang didapat yaitu berbagai kejuaraan baik dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. Ekstakurikuler keolahragaan ini berpengaruh terhadap keahlian yang dimiliki oleh peserta didik.. 3.       Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet  Faktor pendukung yaitu dari segi moriil dan materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan untuk setiap club ekskul memiliki ruang tersendiri yang dapat digunakan dalam latihan mulai dari lapangan olahraga, laboratorium baik bahasa maupun sains serta alat-alat yang digunakan untuk latihan. Faktor pendukung selanjutnya yang tidak dapat ditinggalkan adalah dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, jika semua sudah ada maka akan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Faktor penghambat yang menjadi salah satu alasan untuk memperbaiki suatu kegiatan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Cuaca yaitu saat hujan turun merupakan suatu faktor yang tidak dapat diprediksi. Beberapa sarana dan prasaran masih ada yang belum memadai. Kemudian faktor penghambat selanjutnya yaitu motivasi dari beberapa peserta didik masih kurang motivasi, sehingga dibutuh masukan dan dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan untuk menumbuhkan semangat terhadap peserta didik sehingga dapat berusaha untuk melakukan berbagai kegiatan yang di ikuti dengan lebih baik lagi. Faktor pendukung peran serta sekolah itu sangat luar biasa, kemudian untuk alumni yang melanjutkan ke jenjang kesehatan itu juga masih ikut mendukung ikut turut serta, kemudian lintas lembaga sangat mendukung atas keberadaan kegiatan ini. Faktor penghambat dari faktor internal sendiri terutama ada pada siswa itu sendiri merasa bahwa materi yang disampaikan dan latihan yang diberikan itu kurang. Kemudian untuk hambatan eksternal yaitu belum bisa mengikuti event-event besar seperti jembara itu masih belum padahal disana juga banyak hal positif itulah hambatan yang ada disini. Faktor pendukung segi sarana dan prasarana sekolah sudah memberikan yang terbaik teutama dukungan dalam memenuhi berbagai sarpras untuk mendukung kegiatan ekskul KWU ini sendiri. Kemudian dari segi sumber daya manusia sendiri baik kepala sekolah, pembina dan guru lainnya serta peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk saling memberikan masukan. Faktor penghambat lebih kepada peserta didik yang terlalu banyak mengikuti kegiatan seperti OSIS makanya membuat tertunda kegiatan yang akan dilakukan, waktunya piket tidak piket jadi untuk launcing product akan tertunda. Faktor pedukung yaitu sarana seperti kelas yang digunakan memudahkan untuk seluruh anggota dalam menggunaka tempat yang nyaman, dukungan dari sekolah terutama kepala sekolah untuk meningkatkan program sehingga pembelajarn tidak hanya pada satu tempat tetapi dengan suasana yang berbeda dan meambha pengalaman.Faktor penghambat, masalah anggota, dan masalah keberanian dalam berbicara bahasa Inggris, namanya saja sudah ECC (English Club Conversation) jadi banyak anak yang ingin ikut dan memiliki kemampuan di dalam bahasa inggris hanya saja keberanian untuk berbicara bahasa inggris masih kurang, karena takut grammer salah dan sebagainya. Pembina kami sangat sabar terutama terus memberikan motivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Sempat jumlah anggota yang bergabung di ekstra ECC ini ada 70 orang dan harus dibagi menjadi dua kelas ini karena saking banyaknya. Faktor pendukung dari segi pembiayaan sekolah selalu menyediakan biaya untuk kegiatan ekstra ini seperti membutuhkan cat maka sekolah akan memberikan dan untuk membelikan bahan-bahan yang digunakan dalam membatik. Faktor penghambat tidak ada lab sehingga untuk membuat batik dalam pewarnaannya itu sulit pembuangan warnanya kemana, jadi tempat yang dikhususkan untuk ekstra membatik masih belum memadai. Kalau untuk prakarya ataupun ekstra waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan cukup menghabiskan waktu sehingga untuk itu memerhatikan waktu dibutuhkan dalam hal ini. Faktor pendukungnya ada pada kepala sekolah yang selalu memotivasi dan juga memberikan dorongan kepada peserta ekstra. Lebih di lapangannya karena lapangan hanya ada satu sehingga untuk mengajar full satu minggu waktunya tidak cukup kalau ingin menambah waktu latihan lagi maka perlu menyewa lapangan yang ada di luar untuk latihan. personil yang ikut latihan tidak lengkap kalau untuk hal-hal lainnya sudah tidak ada masalah lagi.   PEMBAHASAN 1.       Pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto  Sesuai yang dikemukakan oleh Gunawan (2012:12) pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Sesuai dengan hasil penelitian yang ada dilapangan maka berikut pembinaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pacet melalui kegiatan ekstrakurikuler dimana setiap ekskul memiliki satu tujuan tetapi melalui berbagai kegiatan yang beragam dan memberikan beragam pencapaian. Meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional. Terwujud dari cara pandang terhadap sekolah  sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran dari waktu efektif yang dimiliki dalam kegiatan belajar mengajar didalam maupun diluar kelas sampai pada berbagai jam tambahan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan peserta didik pengaruh positif dengan menyalurkan bakat yang dimiliki dalam hal-hal yang menghasilkan suatu prestasi. Menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah melalui berbagai ekstrakurikuler yang ada, sekolah memberikan berbagai arahan terhadap peserta didik seperti kegiatan ekskul PMR menjadi salah satu contoh ekskul yang mencerminkan kepribadian berbudi pekerti  luhur. Memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, kegiatan kokurikuler dimaksudkan untuk memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, dalam hal ini harus diperhatikan bahwa kegiatan kokurikuler tidak berlebihan dalam artian sehingga peserta didik tidak menanggung beban yang berat, dari kerjasama antar guru perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. hasil yang ada di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan kokurikuler dengan kegiatan ekstrakkurikuler memilik porsi waktu seimbang, jadi tidak berlebih antar salah satu kegiatan.   Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, melalui ekstrakurikuler membatik memiliki indikator keberhasilan yang ingin dicapai dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor mengenai budaya dilingkungan sekitar, mengikuti berbagai lomba membatik dan event batik internasioanal dengan tema sekar telo.   Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, peserta didik dalam menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki. Indikator keberhasilannya yaitu mencapai prsetasi, mengenalkan lebih luas tentang nama sekolah dengan berbagai prestasi yang diperoleh, membuat team yang selalu kompak dan solid, startegi yang dilakukan dalam mencapai suatu keberhasilan dengan melatih skill, bekerja keras dan memiliki tekad yang kuat, latihan secara rutin, menanamkan motivasi dalam diri untuk mencapai nilai tertingi, kerjasama untuk semua cabang olahraga untuk keberhasilan event. Menurut Depdikbud sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto (2009: 291) dalam usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa, (2) Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa. (3) Memanfaatkan potensi alam lingkungan.(4) Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini harusnya memiliki prinsip bahwa kegiatan ekstrakurikuler dari segi pemberian materi harus lebih optimal, peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda ada yang cepat dalam menerima stimulus ada pula yang lambat, jadi dalam hal ini pembimbing harus memahami karakter dari peserta didik agar antara satu dan yang lain dapat saling memberikan keuntungan. Tidak membebani peserta didik dalam artian disesuaikan dengan kemampuan perlu bimbingan agar peserta didik bisa memahami kemampuan yang dimiliki. Memanfaatkan potensi alam lingkungan, ekstrakurikuler ini biasanya lebih pada seni daerah jadi pemanfaatan potensi lingkungan sekitar melalui ektrakurikuler membatik misalnya ekstra ini banyak menggunakan tema dengan budaya daerah sekitar, dapat diperkenalkan kepada lingkungan yang bertujuan untuk melestarikan budaya, hal ini dapat meningkatkan potensi daerah sekitar untuk dikenal kepada masyarakat yang lebih luas lagi.  2.       Pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakuirkuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto Sesuai dengan pendapat menurut Hasan (2006:13) pengembangan berarti segala perubahan kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan anak. Dari pernyataan diatas maka pertumbuhan dan proses kematangan anak dapat dilihat dari perubahan yang ditunjukkan, seperti peserta didik tidak selalu akan stuck pada satu titik yang justru akan membawa kejenuhan, dengan berbagai kegiatan yang ada setiap peserta didik memiliki hak untuk menyalurkan hal kecil yang mereka miliki untuk lebih ditingkatkan lagi menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Hal ini dilakukan oleh peserta didik melalui keikutsertaan dalam ekstrakurikuler yang menjadikan mereka berkembang lebih baik lagi hal yang awalnya tidak disadari dapat terwujud dengan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar. Perlu tahapan dari setiap proses yang sedang dikerjakan karena pembelajaran yang diberikan dari setiap proses tersebut membawa peserta didik untuk berfikir lebih dewasa. Bukti nyata dari pengembangan ini yaitu peserta didik membawa berbagai kejuaraan di bidang non akademik dari berbagai kompetisi yang diikuti. Menurut Rusman (2011:20) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat (interest) mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler sesuai untuk membina motivasi dan untuk menunjang menunjang prestasi peserta didik dibutuhkan sebuah konteks pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dari peserta didik Dari pernyataan diatas maka kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membantu pengembangan peserta didik melalui bakat, minat maupun potensi. Pengembangan dilakukan dengan memberikan pelatihan yang intensif, dimulai dari dasar kemudian memberikan masukan-masukan yang menjadikan peserta didik untuk lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki bukan hanya hanya sekedar kegiatan yang bertujuan untuk mengisi waktu luang tetapi lebih pada bagaimana peserta didik tersebut dapat mengaplikasikannya hingga mereka sudah diluar dari lembaga pendidikan menengah atas, baik itu melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi maupun pada dunia kerja. Bukan hal yang sia-sia apabila suatu kegiatan itu sudah memberikan banyak dampak yang positif sejak awal dibuatnya. Pengembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skill pada diri peserta didik yang lebih kompleks dalam pola teratur Sejauh penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, pembinaan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah memberikan sebuah hasil yang baik. Dilihat dari pembinaan melalui delapan sekbid yang telah dibentuk tersebut memberikan peserta didik peningkatan baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap peserta didik. 3.       Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:23)  Karena motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku peserta didik. Pada kegiatan ekstrakurikuler ini faktor pendukung yang diberikan dari sekolah yaitu mulai dari sarana dan prasarana untuk semua anak didik, biaya dalam setiap kegiatan sekolah selalu memberikan dukungan materiil sehingga jalannya program dapat berjalan dengan lancar, kemudian antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meskipun setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Jadi kerjasama dari semua pihak yang terlibat mampu menjalankan kegiatan dengan baik dengan hasil yang membanggakan. Faktor penghambat yang dapat dijadikan sebagai sebuah kekuatan untuk mencapai tujuan yang lebih baik lagi. Hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya sebagai berikut dari segi cuaca di setiap kegiatan cuaca mampu mendukung kualitas dari suatu kegiatan, kegiatan yang dilakukan diluar ruangan seperti olahraga futsal, basket, kemudian kegiatan latihan untuk ekstra Paskibraka. Kemudian faktor lainnya ada beberapa ekskul yang ruangan seperti laboratorium bahasa dibuat untuk CBT sehingga ruangan beralih fungsi. Motivasi peserta didik juga masih kurang, kemudian kendala yang dihadapi pada ekskul membatik untuk ruangan laboratorium dulu sekolah menyediakan karena tahun ajaran baru menambah jumlah rombel dan harus dijadikan kelas sehingga ruangan untuk ekskul membatik ini tidak memiliki ruangan, meskipun menggunakan ruang kelas air pembuangan cat juga memerlukan tempat karena menyebabkan pencemaran jika dibuang sembarangan. Dan beberapa faktor dari dalam diri banyak yang masih perlu diberikan dorongan dan motivasi. Peserta didik masih ada yang kurang percaya diri dan kurang keberanian, seperti ekstrakurikuler ECC di dalam ekskul ini peserta didik hal utama yang dibutuhkan adalah keberanian, banyak yang berepndapat bahwa mereka takut tidak bisa grammer, listening dan sebagainya padahal hal ini dapat dilatih agar terus terbiasa kunci dari keberanian itulah yang akan memberikan dampak positif terhadap peserta didik, tidak takut salah harus berani mencoba disinilah peserta didik akan belajar dari setiap kesalahan-kesalahan tersebutlah mereka akan memperbaiki itu. Kekompakan sebuah tim meskipun banyak dari peserta didik pada pelaksanaan kegiatan seperti olahraga futsal, basket mereka kompak tapi dari segi waktu masih ada yang menganggap remeh itu, hal ini mampu menghambat aktifitas satu timnya. Waktu perlu dihargai untuk mencapai tujuan yang diharakan waktu adalah faktor utama dalam memulai suatu hal. Seperti kegiatan   PENUTUP A.    Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pacet terutama pembinaan yang diberikan merupakan kegiatan tambahan yang tidak mengesampingkan kegiatan utama yaitu kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga pelatihan bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat terlaksana dengan baik beriringan dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pembinaan setiap ekskul memiliki cara yang berbeda-beda dengan berbagai metode yang mudah diaplikasikan oleh peserta didik secara langsung. Pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang sudah di buat berdasarkan progam kerja menjadi delapan sekbid dengan tujuan memberikan pelatihan berdasarkan minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik dengan berdasar pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembinaan yang dilakukan yaitu latihan yang lebih intensif, terus memberikan motivasi berupa dorongan-dorongan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan terus mengikuti berbagai kompetisi atau perlombaan Pengembangan peserta didik dilakukan untuk memberikan sebuah perubahan seperti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Pacet. Melalui berbagai ekstrakurikuler yang ada untuk nantinya dapat mengikuti berbagai kompetisi atau lomba-lomba dari tingkatan kecamatan, kabupaten, provinsi sampai nasional merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Pengembangan merupakan hasil yang didapat dari adanya pembinaan yang diberikan, sejauh ini yang didapatkan peserta didik yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan prestasi dalam ektrakurikuler yang diikuti. Dari semua ekstrakurikuler yang ada memiliki tujuan untuk membentuk kemampuan dari peserta didik mulai dari rasa percaya diri (personal skill), kerjasama dalam tim, kreatifitas, rasa tanggungjawab, jiwa kepemimpinan, manajemen waktu dan keahlian personal dalam hal bakat. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan memiliki tujuan untuk memberikan bekal terhadap peserta didik, dimana peserta didik yang nantinya akan melanjutkan ataupun langsung terjun pada dunia kerja. Pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler pasti tidak akan luput dari berbagai faktor yang mendukung dan juga beberapa faktor penghambat. faktor pendukungnya yaitu dari segi moriil dan materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan untuk setiap club ekskul memiliki ruang tersendiri yang dapat digunakan dalam latihan mulai dari lapangan olahraga, laboratorium baik bahasa maupun sains serta alat-alat yang digunakan untuk latihan. Faktor pendukung selanjutnya yang tidak dapat ditinggalkan adalah dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, jika semua sudah ada maka akan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Faktor penghambat yang menjadi salah satu alasan untuk memperbaiki suatu kegiatan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Cuaca yaitu saat hujan turun merupakan suatu faktor yang tidak dapat diprediksi, sarana dan prasarana masih ada beberapa ekskul yang masih belum memadai. Kemudian faktor penghambat selanjutnya yaitu motivasi dari beberapa peserta didik masih kurang motivasi sehingga butuh dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan.   B.    Saran   Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan, yaitu sebagai berikut Bagi Kepala sekolah, diharapkan kepala sekolah dapat segera menyediakan sarana dan prasarana yang masih belum memadai untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler yang ada agar dapat berjalan dengan lebih optimal. Penanggungjawab ekstrakurikuler, hendaknya lebih intensif lagi dalam hal pengawasan, karena peserta didik masih banyak yang belum sepenuhnya bisa menerima materi dan ada, penangungjawab harusnya lebih memperhatikan untuk memberikan materi-materi yang dapat membantu peserta didik lebih berkembang lagi. Peserta didik, harus bisa memanfaatkan berbagai kegiatan yang sudah diberikan oleh sekolah untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan oleh sekolah. Bukan hanya untuk mengisi waktu yang luang tetapi juga dapat dijadikan hal positif yang dapat terus berlanjut hingga mencapai hasil yang membanggakan. Meningkatkan motivasi diri agar tidak mudah jenuh dalam melakukan berbagai kegiatan, dan juga meningkatkan kepercayaan dan keberanian diri untuk mencoba suatu hal yang baru tanpa harus memikirkan hal buruk sebelum mencoba.   DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Gunawan, Ary H. 2011. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hasan, Aliah. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT RajaGrafindo. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Kirsch, Stephen. 2013. Teacher Promoting Extracurricular Activities to Low Achieving Student. (Online)  A Master Thesis Proposal: State University of New York University at Fredonia. Di akses 16 April 2017 Lunenburg, C. Fred. 2010. Extracurricular Activities. (Online),  Vol 1, Nomor 1, (https://www. nationalforum.com). Di akses pada 16 April 2017 Miles, Methew B, A. Michael Huberman and Jonny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Third Edition. Sage Publiation, Inc. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Natalie Fischer. 2014. Quality of Extracurricular Activities: Considering Developmental Changes in the Impact on School Attachment and Achievement. Journal for Educational Research: Vol 6, No 3. Di akses pada 16 April 2017 Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press Sugiono. 2011.  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm 303 Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta UPI, Tim Dosen. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. 2006.