cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inspirasi Manajemen Pendidikan
  • inspirasi-manajemen-pendidikan
  • Website
ISSN : -     EISSN : 22528253     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 381 Documents
PERAN HUMAS DALAM MENJALIN KEMITRAN SEKOLAH DI SMA NU 1 GRESIK Indra Pratama, Alfrinda
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As an educational institution, the school requires the presence of a role of public relations (PR), which can be good, or effective and efficient, because the role of public relations (PR) greatly influenced the state of a school in a way to establish good relations with the public. The main role of PR instituted education is to nurture good relations with both internal and external publics so as to create a favorable public opinion institutions or organizations, and also establish good cooperation between the school and outsiders through the participation of school public relations. The purpose of this study is to describe and analyze regarding: (1). School liaison role as a facilitator in cooperation with partner organizations in the SMA NU 1 Gresik. (2) The public relations strategy undertaken in partnership school in SMA NU 1 Gresik. This research was conducted in SMA NU 1 Gresik. The approach taken in this study is a qualitative approach to the type of case studies. This research was carried out without affecting the subject lines and the research conducted in the field. To collect the relevant data to answer the research focus, then this paper uses multiple data collection techniques, namely, interviews, observation, and documentation. The results showed that: (1). School liaison role as a facilitator in cooperation with partner organizations in the SMA NU 1 Gresik aims to foster good relations with the public, good relations arise from the communication fabric woven public relations as a facilitator in establishing the relationship. PR SMA NU 1 Gresik positioned as a bridge builder relationship as well as a forum for the exchange of information through several activities held) public relations strategy undertaken in partnership school in SMA NU 1 Gresik. In forming a strategy which is implemented as a partnership effort in school parties school publicist here doing some activities involving stakeholders in its implementation. Furthermore the publicist conduct assessments of cooperation with relevant parties in a partnership of school, and then perform the agreement or contracts with related parties through the signing of the MoU. Keywords: the role of public relations, school partnership
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH DI SD RADEN PATAH TANDES SURABAYA Masruchin, Mohammad
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1 PACET MOJOKERTO NATANIA HARAHAB, DESY
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1 PACET MOJOKERTO   Desy Natania Harahab  Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya desyharahab@gmail.com   Syunu Trihantoyo, M.Pd Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya syunutrihantoyo@unesa.ac.id   Abstrak Pembinaan dan pengembangan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan minat dan bakat peserta didik. Pembinaan dan pengembangan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi dan menganalisis mengenai pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pacet menunjukkan bahwa (1) Pembinaan yang diberikan terhadap peserta didik dengan tujuan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Semua kegiatan diprogramkan secara bersama-sama tiap ekstrakurikuler pada waktu pelatihan dasar kepemimpinan. Pembinaan disesuaikan dengan program kerja masing-masing. Pembinaan yang diberikan mulai dari sekbid keagamaan, bela negara, berbangsa dan bernegara, budi pekerti luhur, koperasi siswa dan KWU, kesehatan jasmani, English Conversation Club, serta pendidikan apresiasi kreasi dan seni. (2) Pengembangan dilakukan untuk pencapaian hasil, melalui berbagi kompetisi yang diikuti baik di sekolah hingga tingkat Perguruan Tinggi. Melalui berbagai ekskul yang ada peserta didik dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan prestasi dalam ektrakurikuler yang diikuti. Dari semua ekstrakurikuler yang ada memiliki tujuan untuk membentuk kemampuan dari peserta didik mulai dari sikap percaya diri, kerjasama dalam tim, kreatifitas, rasa tanggungjawab, jiwa kepemimpinan, manajemen waktu dan keahlian personal dalam hal bakat. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan memiliki tujuan untuk memberikan bekal terhadap peserta didik, dimana peserta didik yang nantinya akan melanjutkan ataupun langsung terjun pada dunia kerja. (3) Faktor pendukung yaitu dari segi materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah Faktor dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Faktor penghambat yaitu yang cuaca, beberapa sarana masih ada yang belum memadai, motivasi dan minat peserta didik masih kurang, sehingga dibutuhkan masukan dan dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan untuk menumbuhkan semangat terhadap peserta didik untuk dapat berusaha melakukan berbagai kegiatan yang di ikuti dengan lebih baik lagi. Kata kunci: Pembinaan, Pengembangan, Kegiatan Ekstrakurikuler, Peserta Didik.   COACHING AND DEVELOPMENT OF STUDENTS THROUGH EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SMA NEGERI 1 PACET MOJOKERTO    Abstract                     Coaching and development is an effort conducted by schools to increase interest and talent learners. Coaching and development is done through extracurricular activities. The purpose of this study is to finding information and analyze about the coaching and development of learners through extracurricular in SMA Negeri 1 Pacet with a qualitative approach. Data collection techniques is an interviews, observation and documentation studies. Data analysis techniques use data condensation, data display and conclusion drawing/verification. The results of research in SMA Negeri 1 Pacet shows that (1) Coaching is given to learners with the aim of developing the potential possessed by learners. All activities are jointly programmed by each extracurricular during basic leadership training. Coaching is tailored to each work program. The guidance given ranges from religious sect, state defending, nation and state, noble character, cooperative students and KWU, physical health, English Conversation Club, and creative and art appreciation education. (2) Development is done for the achievement of results, through the sharing of competition that is followed either in the school to the level of Higher Education. Through the various existing exclusives learners can have the knowledge, skills, and achievements in the extracurricular that followed. Of all the existing extracurricular goals have the purpose to form the ability of learners ranging from confidence, teamwork, creativity, responsibility, leadership, time management and personal skills in terms of talent. Coaching and development is done has a purpose to provide supplies to learners, where learners who will continue or directly plunge in the world of work. (3) Supporting factors are material aspect, both potential and budget which aims to develop student achievement, then in terms of facilities and infrastructure that has been provided by the school Factors of the learners themselves are the willingness and ability possessed by learners. Factors inhibiting the weather, some facilities are still there that is not adequate, motivation and interests of learners is still lacking, so it takes input and encouragement from various parties concerned to foster the spirit of the learners to be able to try to do various activities that follow better again.  Key words: Coaching, Development, Extracurricular Activities, Students     PENDAHULUAN Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik dari suatu sekolah, melainkan aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2009: 204), kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal prioritas, seperti disatu sisi seperti peserta didik ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak hanya terpaku pada pencapaian aspek akademis, melainkan aspek non-akademis juga. Baik penyelenggaraan dalam bentuk kurikuler maupun ekstrakurikuler, melalui berbagai program kegiatan yang sistematis dan sistemik. Dengan upaya seperti itu, peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang utuh, hingga seluruh modalitas belajarnya berkembang secara optimal. Menurut Imron (2003:53) Fungsi Manajemen Kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik (siswa) untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik yang lainnya. Pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik merupakan langkah yang dilakukan sehingga anak mendapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Sekolah dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Mengembangkan minat dan bakat peserta didik melalui ekstrakurikuler, hal yang dapat dilakukan adalah memilih ekstrakurikuler sesuai dengan kemampuan peserta didik, setelah memilih selanjutnya yaitu menentukan target atau titik acuan yang membuat peserta didik termotivasi dan antusias untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Guna dari kegiatan ekstrakurikuler bisa dikaitkan dengan menambah nilai yang kurang dalam pelajaran yang diambil, pengembangan bakat peserta didik, dan juga sebagai sarana untuk pengembangan bakat yang diminati. Kegiatan ekstrakurikuler  yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing anak pasti akan lebih terpadu dengan adanya suatu alat yang mendorong mereka. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler tersebut kegiatan belajar mengajar akan menambah lebih banyak wawasan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang peserta didik setidaknya bisa mengikuti satu ekstrakurikuler, karena sangat bermanfaat terutama ekstra ini akan memberikan dampak yang baik untuk peserta didik itu sendiri melalui ekstrakurikuler dapat membentuk karakter siswa terutama kedisiplinan siswa, dan tidak hanya itu kegiatan ekstrakurikuler mampu mengembangkan jiwa sosial peserta didik dengan menambah teman melalui berbagai kegiatan yang ada sehingga mempermudah dalam bersosialisasi dengan banyak orang. Peserta didik yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki banyak peluang. Manfaat untuk yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meliputi nilai mencetak nilai yang lebih tinggi pada tes yang memiliki tingkat kesulitan standar, memiliki kesempatan dalam hal bersosialisasi serta belajar keterampilan dalam hal kerjasama tim, absensi sekolah lebih sedikit, belajar mengenai keterampilan hidup yang tidak di dapat di dalam kelas. Kegiatan ekstrakurikuler dikatakan integratif karena adanya keterkaitan antara bidang pengetahuan dan pengalaman. Di SMA Negeri 1 Pacet ini Pembinaan yang dilakukan pada setiap ekstrakurikuler bermacam-macam, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler English Club pembinaannya yaitu setiap tahun akan ada kunjungan ke Pare Kediri untuk pelatihan terhadap peserta didik dalam berbahasa Inggris, waktunya antara satu bulan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Ekstrakurikuler berbahasa Inggris ini mampu mencetak prestasi seperti keikutsertaan peserta didik pada lomba menerjemahkan dalam Bahasa Inggris sampai pada Tingkat Perguruan Tinggi. Di SMA Negeri 1 Pacet ini lebih diunggulkan pada pengembangan dan pembinaan ekstrakurikulernya, karena pembinaan terhadap peserta didiknya yang bagus sehingga untuk tiga tahun terakhir ini prestasi siswa meningkat, dilihat dari prestasi yang didapat melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah yang menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dari peserta didik. Melalui ekstrakurikuler peserta didik memupuk jiwa sportif dalam segala perlombaan contohnya bola basket, bola voli dan futsal, baik yang digelar secara internal dengan sekolah lain, ekstrakurikuler juga dapat mengajarkan anak akan arti organisasi walaupun dalam skala yang kecil. Di sana anak bisa belajar menjadi pemimpin, pengurus, dan mengemas suatu acara yang menarik dalam sebuah pameran ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler seni budaya yaitu membatik, tidak semua sekolah memiliki ekskul membatik di SMA Negeri 1 Pacet ini langsung dibimbing oleh penanggung jawab ekstrakurikuler seni dan pemimbing langsung dari institut seni jogjakarta. Membatik disini ada beberapa macam mulai dari teknik batik tulis, lukis maupun batik cap dengan tema budaya sekitar jadi memanfaatkan budaya sekitar untuk dijadikan sebagai objek seni. Ekstrakurikuler PMR merupakan salah satu pengembangan bakat yang dimiliki peserta didik. Pembinaan yang diberikan secara langsung dibina oleh mahasiswa STIKES dan beberapa pihak terkait yang bekerjasama sehingga pengetahuan dan pengalaman peserta didik akan lebih banyak serta sering melakukan praktek-praktek secara langsung. Ekstrakurikuler KWU merupakan salah satu ekskul yang mampu menanamkan jiwa kewirausahaan, dimana pada ekskul ini mulai dari awal peserta didik akan dibimbing dari dasar sampai praktek secara langsung dan belajar untuk memasarkan. Secara tidak langsung ekskul ini mengajarkan peserta didik untuk dapat memulai suatu usaha yang setiap prosesnya dapat dijadikan bekal nantinya sebagai pengalaman untuk memulai kehidupan dimasyarakat. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan cara kerjasama antara semua pihak yang tekait mulai dari peserta didik, guru yang bertanggungjawab sebagai pembina. Dalam pengembangan ekstrakurikuler ini lebih ditekankan pada kesiapan dari sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun tenaga pendukung lainnya, terutama untuk sarana prasarana yang memadai dalam pengembangan minat bakat peserta didik. Dilihat dari permasalahan yang ada dilapangan yaitu dari segi akademik masih dibilang kurang sehingga sekolah ingin meningkatkan kualitas terhadap peserta didik tersebut dengan membidik dari sisi nonakademiknya. Dari permasalahan tersebut yang menarik dilapangan adalah prestasi yang dicapai dalam waktu yang cukup singkat terutama kepemimpinan kepala sekolah yang menarik dalam memberikan dorongan-dorongan terhadap guru maupun peserta didik agar mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang belum sepenuhnya dieksplor dengan baik. Melalui pembinaan ini maka akan menjadi salah satu cara untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.   METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus, yang dipilih untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pacet yang terletak di Desa PandanArum Pacet Mojokerto. Moleong (2012 : 168) mengungkapkan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pelapor hasil penelitian. Data dalam penelitian ini berupa pernyataan/jawaban langsung tertulis, tindakan dan dokumen sedangkan sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data manusia dan non manusia. Sumber data manusia adalah pernyataan dan tindakan dari informan penelitian yaitu: Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Penanggungjawab Ekstrakurikuler, dan Peserta Didik. Sedangkan, sumber data non manusia terdiri atas dokumen dari hasil dokumentasi kegiatan selama di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan snowball technique sampling, observasi terang-terangan dan tersamar serta studi dokumentasi. Pemilihan ketiga teknik pengumpulan data ini, didasarkan pada kesanggupan untuk menggali informasi secara mendalam sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan untuk merampungkan seluruh aktifitas penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles, Huberman dan Saldana (2014 : 12) yang mengelompokkan teknik analisis data menjadi tiga komponen yaitu : kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). Untuk menguji keabsahan data hasil penelitian, maka digunakanlah empat uji keabsahan data yaitu : uji credibility (triangulasi sumber, triangulasi teknik dan member check), transferability, dependability, serta confirmability.   HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.       Pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto  Pembinaan yang diberikan terhadap peserta didik didasarkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional yang mana disana dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang maha Esa berakhlak mulia, cerdas, terampil, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan mengembangkan potensi peserta didik, yang bertujuan untuk mengembangkan potesi peserta didik. Semua kegiatan diprogramkan secara bersama disetiap ekstrakurikuler pada waktu LDKS/pelatihan dasar kepemimpinan. Pembinaan disesuaikan dengan program kerja masing-masing karena kegiatan ekstrakurikuler ada banyak macamnya, jika difokuskan pada masing-masing sekbid maka akan terpecah menjadi 8 macam mulai dari sekbid keagamaan, bela negara, berbangsa dan bernegara, budi pekerti luhur, kopsis dan KWU, kesehatan jasmani, English Conversation Club, serta pendidikan apresiasi kreasi dan seni. Peningkatan kualitas dilakukan dengan melakukan pelatihan yang intensif, kemudian lebih banyak mengikuti berbagai lomba atau kompetisi baik dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional untuk menambah pengalaman. Kemudian meningkatkan rasa percaya diri untuk bisa meyakini  kemampuan yang dimiliki dan selalu meberikan motivasi yang mendukung peserta didik untuk melakukan apa yang menjadi tujuannya. Pihak yang terlibat didalam pembinaan ekstrakurikuler adalah seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, waka kesiswaan, litbang, pembina OSIS dan penanggungjawab setiap ekstrakurikuler serta pihak eksternal yang bekerjasama untuk pembinaan terhadap peserta didik. Pembinaan yang dilakukan pada ekskul PMR ini bukan hanya sekedar penanganan kesehatan, selain itu tujuan utama ekskul ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik yang membantu sesama untuk saling tolong menolong dan menjaga kebersihan lingkungan. Adanya pelatihan yang diberikan secara langsung oleh mahasiswa Stikes dan juga PMI sehingga yang didapatkan oleh peserta didik adalah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan, dan mengajarkan penanganan untuk orang yang sakit maupun cedera dengan benar, diadakan diklat yang dapat melihat kemampuan dari setiap pertemuan pada peserta didik.. Pembinaan yang diberikan pada ekskul KWU ini mulai dari pemebrian materi dari pembina, kemudian mengawali sebuah usaha itu bagaimana semua diajarkan disini. Peserta didik dituntut untuk berfikir kreatif karena melalui ide-ide kreatif yang mereka miliki pembina akan meberikan pengarahan untuk dibawa kemana ide yang yang mereka miliki dan dikembangkan untuk nantinya dapat dipraktekkan secara langsung. Peserta didik akan diberi kesempatan untuk mendemokan produknya dan nantinya juga akan diajarkan cara-cara pemasaran kemudian untung rugi sehingga mereka akan secara langsung menghadapi kondisi lingkungan yang ada. Pembinaan yang dilakukan pada ekskul ini adalah dengan pelatihan rutin yang dilakukan setiap hari selasa dan jumat. Setiap pertemua pembina menerapkan pembelajar joyfull learning yang tidak banyak mekasakan peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan. Membebaskan peserta didik untuk menunjukkan kemampuan terutama dalam berkomunikasi dengan bahasa inggris bukan hanya itu lebih banyak meberikan kuis, dan dilakukan dalam sebuah permainan sehingga memudahkan peserta didik untuk mempelajari bahasa inggris. Ada beberapa pembinaan yang dilakukan diluar sekolah yaitu pelatihan yang dilakukan dikampung inggris Pare tetapi pelatihan ini tidak diberikan kepada semua peserta tetapi dilihat dari komitmen yang dimiliki oleh anggota ECC ini, diawal kegiatan ECC anggota akan mendapatkan ERB (English Requairment Book) yang menjadi kontrol pembina untuk setiap pertemuan. Pembinaan pada ekskul ini beragam mulai dari paduan suara, membatik memiliki waktu pelatihan yang intensif tingkat kesulitan setiap ekstra itu beragam, jadi tergantung dari pembina untuk pemberian pelatihan untuk membatik misalnya pada ekskul membatik ini ada cara membuat bati tulis dan batik lukis serta batik cap, semua dimulai dari teknik dasar yang diberikan, membatik merupakan salah satu ekskul yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan maupun budaya sekitar.  Pembinaan pada ekskul keolahragaan melalui latihan yang rutin akan menambah ketrampilan peserta didik disetiap cabang olahraga yang ditekuni, kemudian mengadakan latihan tanding dengan sekolah lain, mengikuti turnamen dan event-event hasil yang didapat yaitu berbagai kejuaraan baik dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. 2.     Pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakuirkuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto.  Ekstrakurikuler ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan diri, disamping peserta didik memiliki kemampuan akademik mereka juga memiliki kemampuan-kemampuan dibidang non akademik seperti bidang seni, olahraga dan sebagainya. Jadi maksud dari pengembangan ini adalah peserta didik yang kurang mampu dalam segi akademik mereka memiliki life skill seperti keterampilan membatik, komputer, yang dikembangkan untuk bekal kedepannya. Tujuan pembinaan yang telah dilakukan pada ekskul PMR khususnya dampaknya dapat dilihat dari kebersihan kelas yang harus diperhatikan mulai pukul 06,45 sampai waktu pulang ekskul ini mengajarkan untuk memiliki pribadi yang bertanggungjawab, selain itu tujuan utama ekskul ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik yang membantu sesama untuk saling tolong menolong. Adanya pelatihan yang diberikan secara langsung oleh mahasiswa Stikes dan juga PMI sehingga yang didapatkan oleh peserta didik adalah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan, dan mengajarkan penanganan untuk orang yang sakit maupun cedera dengan benar, yang awalnya peserta didik tidah tahu menahu mengenai hal ini sehingga mampu mempraktekkan apa yang diajarkan. Melalui berbagai bedge yang didapat karena telah mengikui berbagai diklat untuk pelatihan dasar yang dirasa mampu dan memenuhi maka akan mendapatkan bedge tersebut. Diklat diberikan mulai dari memberikan pelatihan membuat tandu, membuat tenda darurat dan pelatihan pertolongan pertama. Kegiatan tersebut dapat memicu berkembangnya personal skill dan vocational skill yang apabila terus dilatih peserta didik akan semakin mahir. Menumbuhkan mental wiraswasta peserta didik sehingga timbul kreatifitas dan kemandirian dalam menghadapi hidup, melalui kegiatan ekskul KWU ini mengajarkan peserta didik untuk memulai dari awal usaha yang akan mereka tekuni nantinya, melalui pembinaan awal kemudian cara memasarkan produk, menghitung pemasukan sampai laba yang didapat, ekskul ini mengajarkan peserta didik untuk memiliki jiwa wirausaha yang tidak hanya sekedar memberikan materi tetapi secara langsung mempraktekkan untuk mengetahui bagaimana keadaan secara nyata kondisi lingkungan yang ada. Peserta didik akan semakin bertambah wawasan serta kreatifitasnya, mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih percaya diri. Terbinanya kreatifitas peserta didik dan keterampilan berbahasa asing untuk mengimbangi budaya di era globalisasi, kemampuan yang diasah sejauh ini dengan wadah ekstrakurikuler yang mengajarkan peserta didik untuk berani berbahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari, berani tampil didepan dengan terus dibimbing oleh pembina, melalui latihan yang diberikan, banyaknya mengikuti berbagai event dan mendapatkan juara diberbagai tingkat baik tingkat setara hingga tingkat perguruan tinggi. Ketrampilan yang didapat oleh peserta didik yaitu scrabble, speech, and story telling dapat mempengaruhi perkembangan akademik, kepercayaan diri untuk tampil didepan umum dan berkomunikasi dalam bahasa inggris. Berkembangnya kegiatan seni yang kreatif dan ekonomis untuk menumbuhkan sikap peserta didik untuk mau menghargai hasil karya seni, melalui pelatihan yang rutin yang awalnya peserta didik tidak tau sama sekali teknik-teknik dasar dalam membatik mereka mampu mempraktekkan melalui teknik dasar yang diberikan oleh pembina kemudian membuat karya yang dapat membawa nama sekolah dalam berbagai tingkat kejuaraan. Hasil yang didapat di dalam diri peserta didik yaitu keterampilan yang dimiliki semakin bertambah, kemudian kepercayaan diri yang dimiliki oleh peserta didik juga bertambah, kemudian kratifitas peserta didik juga akan lebih berkembang. Melalui latihan yang rutin akan menambah ketrampilan peserta didik disetiap cabang olahraga yang ditekuni, kemudian mengadakan latihan tanding dengan sekolah lain, mengikuti turnamen dan event-event. Kegiatan ekskul keolahragaan ini mengajarkan peserta didik akan personal skill dan social skill semakin bertambah dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari teknik menyerang lawan, teknik bertahan dari lawan dan teknik-teknik dalam bidang olahraga lainnya yang mebutuhkan perencanaan, pengorganisasian, manajemen waktu. Hasil yang didapat yaitu berbagai kejuaraan baik dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. Ekstakurikuler keolahragaan ini berpengaruh terhadap keahlian yang dimiliki oleh peserta didik.. 3.       Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet  Faktor pendukung yaitu dari segi moriil dan materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan untuk setiap club ekskul memiliki ruang tersendiri yang dapat digunakan dalam latihan mulai dari lapangan olahraga, laboratorium baik bahasa maupun sains serta alat-alat yang digunakan untuk latihan. Faktor pendukung selanjutnya yang tidak dapat ditinggalkan adalah dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, jika semua sudah ada maka akan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Faktor penghambat yang menjadi salah satu alasan untuk memperbaiki suatu kegiatan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Cuaca yaitu saat hujan turun merupakan suatu faktor yang tidak dapat diprediksi. Beberapa sarana dan prasaran masih ada yang belum memadai. Kemudian faktor penghambat selanjutnya yaitu motivasi dari beberapa peserta didik masih kurang motivasi, sehingga dibutuh masukan dan dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan untuk menumbuhkan semangat terhadap peserta didik sehingga dapat berusaha untuk melakukan berbagai kegiatan yang di ikuti dengan lebih baik lagi. Faktor pendukung peran serta sekolah itu sangat luar biasa, kemudian untuk alumni yang melanjutkan ke jenjang kesehatan itu juga masih ikut mendukung ikut turut serta, kemudian lintas lembaga sangat mendukung atas keberadaan kegiatan ini. Faktor penghambat dari faktor internal sendiri terutama ada pada siswa itu sendiri merasa bahwa materi yang disampaikan dan latihan yang diberikan itu kurang. Kemudian untuk hambatan eksternal yaitu belum bisa mengikuti event-event besar seperti jembara itu masih belum padahal disana juga banyak hal positif itulah hambatan yang ada disini. Faktor pendukung segi sarana dan prasarana sekolah sudah memberikan yang terbaik teutama dukungan dalam memenuhi berbagai sarpras untuk mendukung kegiatan ekskul KWU ini sendiri. Kemudian dari segi sumber daya manusia sendiri baik kepala sekolah, pembina dan guru lainnya serta peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk saling memberikan masukan. Faktor penghambat lebih kepada peserta didik yang terlalu banyak mengikuti kegiatan seperti OSIS makanya membuat tertunda kegiatan yang akan dilakukan, waktunya piket tidak piket jadi untuk launcing product akan tertunda. Faktor pedukung yaitu sarana seperti kelas yang digunakan memudahkan untuk seluruh anggota dalam menggunaka tempat yang nyaman, dukungan dari sekolah terutama kepala sekolah untuk meningkatkan program sehingga pembelajarn tidak hanya pada satu tempat tetapi dengan suasana yang berbeda dan meambha pengalaman.Faktor penghambat, masalah anggota, dan masalah keberanian dalam berbicara bahasa Inggris, namanya saja sudah ECC (English Club Conversation) jadi banyak anak yang ingin ikut dan memiliki kemampuan di dalam bahasa inggris hanya saja keberanian untuk berbicara bahasa inggris masih kurang, karena takut grammer salah dan sebagainya. Pembina kami sangat sabar terutama terus memberikan motivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Sempat jumlah anggota yang bergabung di ekstra ECC ini ada 70 orang dan harus dibagi menjadi dua kelas ini karena saking banyaknya. Faktor pendukung dari segi pembiayaan sekolah selalu menyediakan biaya untuk kegiatan ekstra ini seperti membutuhkan cat maka sekolah akan memberikan dan untuk membelikan bahan-bahan yang digunakan dalam membatik. Faktor penghambat tidak ada lab sehingga untuk membuat batik dalam pewarnaannya itu sulit pembuangan warnanya kemana, jadi tempat yang dikhususkan untuk ekstra membatik masih belum memadai. Kalau untuk prakarya ataupun ekstra waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan cukup menghabiskan waktu sehingga untuk itu memerhatikan waktu dibutuhkan dalam hal ini. Faktor pendukungnya ada pada kepala sekolah yang selalu memotivasi dan juga memberikan dorongan kepada peserta ekstra. Lebih di lapangannya karena lapangan hanya ada satu sehingga untuk mengajar full satu minggu waktunya tidak cukup kalau ingin menambah waktu latihan lagi maka perlu menyewa lapangan yang ada di luar untuk latihan. personil yang ikut latihan tidak lengkap kalau untuk hal-hal lainnya sudah tidak ada masalah lagi.   PEMBAHASAN 1.       Pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto  Sesuai yang dikemukakan oleh Gunawan (2012:12) pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Sesuai dengan hasil penelitian yang ada dilapangan maka berikut pembinaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pacet melalui kegiatan ekstrakurikuler dimana setiap ekskul memiliki satu tujuan tetapi melalui berbagai kegiatan yang beragam dan memberikan beragam pencapaian. Meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional. Terwujud dari cara pandang terhadap sekolah  sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran dari waktu efektif yang dimiliki dalam kegiatan belajar mengajar didalam maupun diluar kelas sampai pada berbagai jam tambahan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan peserta didik pengaruh positif dengan menyalurkan bakat yang dimiliki dalam hal-hal yang menghasilkan suatu prestasi. Menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah melalui berbagai ekstrakurikuler yang ada, sekolah memberikan berbagai arahan terhadap peserta didik seperti kegiatan ekskul PMR menjadi salah satu contoh ekskul yang mencerminkan kepribadian berbudi pekerti  luhur. Memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, kegiatan kokurikuler dimaksudkan untuk memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, dalam hal ini harus diperhatikan bahwa kegiatan kokurikuler tidak berlebihan dalam artian sehingga peserta didik tidak menanggung beban yang berat, dari kerjasama antar guru perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. hasil yang ada di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan kokurikuler dengan kegiatan ekstrakkurikuler memilik porsi waktu seimbang, jadi tidak berlebih antar salah satu kegiatan.   Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, melalui ekstrakurikuler membatik memiliki indikator keberhasilan yang ingin dicapai dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor mengenai budaya dilingkungan sekitar, mengikuti berbagai lomba membatik dan event batik internasioanal dengan tema sekar telo.   Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, peserta didik dalam menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki. Indikator keberhasilannya yaitu mencapai prsetasi, mengenalkan lebih luas tentang nama sekolah dengan berbagai prestasi yang diperoleh, membuat team yang selalu kompak dan solid, startegi yang dilakukan dalam mencapai suatu keberhasilan dengan melatih skill, bekerja keras dan memiliki tekad yang kuat, latihan secara rutin, menanamkan motivasi dalam diri untuk mencapai nilai tertingi, kerjasama untuk semua cabang olahraga untuk keberhasilan event. Menurut Depdikbud sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto (2009: 291) dalam usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa, (2) Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa. (3) Memanfaatkan potensi alam lingkungan.(4) Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini harusnya memiliki prinsip bahwa kegiatan ekstrakurikuler dari segi pemberian materi harus lebih optimal, peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda ada yang cepat dalam menerima stimulus ada pula yang lambat, jadi dalam hal ini pembimbing harus memahami karakter dari peserta didik agar antara satu dan yang lain dapat saling memberikan keuntungan. Tidak membebani peserta didik dalam artian disesuaikan dengan kemampuan perlu bimbingan agar peserta didik bisa memahami kemampuan yang dimiliki. Memanfaatkan potensi alam lingkungan, ekstrakurikuler ini biasanya lebih pada seni daerah jadi pemanfaatan potensi lingkungan sekitar melalui ektrakurikuler membatik misalnya ekstra ini banyak menggunakan tema dengan budaya daerah sekitar, dapat diperkenalkan kepada lingkungan yang bertujuan untuk melestarikan budaya, hal ini dapat meningkatkan potensi daerah sekitar untuk dikenal kepada masyarakat yang lebih luas lagi.  2.       Pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakuirkuler di SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto Sesuai dengan pendapat menurut Hasan (2006:13) pengembangan berarti segala perubahan kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan anak. Dari pernyataan diatas maka pertumbuhan dan proses kematangan anak dapat dilihat dari perubahan yang ditunjukkan, seperti peserta didik tidak selalu akan stuck pada satu titik yang justru akan membawa kejenuhan, dengan berbagai kegiatan yang ada setiap peserta didik memiliki hak untuk menyalurkan hal kecil yang mereka miliki untuk lebih ditingkatkan lagi menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Hal ini dilakukan oleh peserta didik melalui keikutsertaan dalam ekstrakurikuler yang menjadikan mereka berkembang lebih baik lagi hal yang awalnya tidak disadari dapat terwujud dengan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar. Perlu tahapan dari setiap proses yang sedang dikerjakan karena pembelajaran yang diberikan dari setiap proses tersebut membawa peserta didik untuk berfikir lebih dewasa. Bukti nyata dari pengembangan ini yaitu peserta didik membawa berbagai kejuaraan di bidang non akademik dari berbagai kompetisi yang diikuti. Menurut Rusman (2011:20) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat (interest) mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler sesuai untuk membina motivasi dan untuk menunjang menunjang prestasi peserta didik dibutuhkan sebuah konteks pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dari peserta didik Dari pernyataan diatas maka kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membantu pengembangan peserta didik melalui bakat, minat maupun potensi. Pengembangan dilakukan dengan memberikan pelatihan yang intensif, dimulai dari dasar kemudian memberikan masukan-masukan yang menjadikan peserta didik untuk lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki bukan hanya hanya sekedar kegiatan yang bertujuan untuk mengisi waktu luang tetapi lebih pada bagaimana peserta didik tersebut dapat mengaplikasikannya hingga mereka sudah diluar dari lembaga pendidikan menengah atas, baik itu melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi maupun pada dunia kerja. Bukan hal yang sia-sia apabila suatu kegiatan itu sudah memberikan banyak dampak yang positif sejak awal dibuatnya. Pengembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skill pada diri peserta didik yang lebih kompleks dalam pola teratur Sejauh penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, pembinaan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah memberikan sebuah hasil yang baik. Dilihat dari pembinaan melalui delapan sekbid yang telah dibentuk tersebut memberikan peserta didik peningkatan baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap peserta didik. 3.       Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pacet Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:23)  Karena motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku peserta didik. Pada kegiatan ekstrakurikuler ini faktor pendukung yang diberikan dari sekolah yaitu mulai dari sarana dan prasarana untuk semua anak didik, biaya dalam setiap kegiatan sekolah selalu memberikan dukungan materiil sehingga jalannya program dapat berjalan dengan lancar, kemudian antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meskipun setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Jadi kerjasama dari semua pihak yang terlibat mampu menjalankan kegiatan dengan baik dengan hasil yang membanggakan. Faktor penghambat yang dapat dijadikan sebagai sebuah kekuatan untuk mencapai tujuan yang lebih baik lagi. Hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya sebagai berikut dari segi cuaca di setiap kegiatan cuaca mampu mendukung kualitas dari suatu kegiatan, kegiatan yang dilakukan diluar ruangan seperti olahraga futsal, basket, kemudian kegiatan latihan untuk ekstra Paskibraka. Kemudian faktor lainnya ada beberapa ekskul yang ruangan seperti laboratorium bahasa dibuat untuk CBT sehingga ruangan beralih fungsi. Motivasi peserta didik juga masih kurang, kemudian kendala yang dihadapi pada ekskul membatik untuk ruangan laboratorium dulu sekolah menyediakan karena tahun ajaran baru menambah jumlah rombel dan harus dijadikan kelas sehingga ruangan untuk ekskul membatik ini tidak memiliki ruangan, meskipun menggunakan ruang kelas air pembuangan cat juga memerlukan tempat karena menyebabkan pencemaran jika dibuang sembarangan. Dan beberapa faktor dari dalam diri banyak yang masih perlu diberikan dorongan dan motivasi. Peserta didik masih ada yang kurang percaya diri dan kurang keberanian, seperti ekstrakurikuler ECC di dalam ekskul ini peserta didik hal utama yang dibutuhkan adalah keberanian, banyak yang berepndapat bahwa mereka takut tidak bisa grammer, listening dan sebagainya padahal hal ini dapat dilatih agar terus terbiasa kunci dari keberanian itulah yang akan memberikan dampak positif terhadap peserta didik, tidak takut salah harus berani mencoba disinilah peserta didik akan belajar dari setiap kesalahan-kesalahan tersebutlah mereka akan memperbaiki itu. Kekompakan sebuah tim meskipun banyak dari peserta didik pada pelaksanaan kegiatan seperti olahraga futsal, basket mereka kompak tapi dari segi waktu masih ada yang menganggap remeh itu, hal ini mampu menghambat aktifitas satu timnya. Waktu perlu dihargai untuk mencapai tujuan yang diharakan waktu adalah faktor utama dalam memulai suatu hal. Seperti kegiatan   PENUTUP A.    Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pacet terutama pembinaan yang diberikan merupakan kegiatan tambahan yang tidak mengesampingkan kegiatan utama yaitu kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga pelatihan bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat terlaksana dengan baik beriringan dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pembinaan setiap ekskul memiliki cara yang berbeda-beda dengan berbagai metode yang mudah diaplikasikan oleh peserta didik secara langsung. Pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang sudah di buat berdasarkan progam kerja menjadi delapan sekbid dengan tujuan memberikan pelatihan berdasarkan minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik dengan berdasar pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembinaan yang dilakukan yaitu latihan yang lebih intensif, terus memberikan motivasi berupa dorongan-dorongan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan terus mengikuti berbagai kompetisi atau perlombaan Pengembangan peserta didik dilakukan untuk memberikan sebuah perubahan seperti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Pacet. Melalui berbagai ekstrakurikuler yang ada untuk nantinya dapat mengikuti berbagai kompetisi atau lomba-lomba dari tingkatan kecamatan, kabupaten, provinsi sampai nasional merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Pengembangan merupakan hasil yang didapat dari adanya pembinaan yang diberikan, sejauh ini yang didapatkan peserta didik yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan prestasi dalam ektrakurikuler yang diikuti. Dari semua ekstrakurikuler yang ada memiliki tujuan untuk membentuk kemampuan dari peserta didik mulai dari rasa percaya diri (personal skill), kerjasama dalam tim, kreatifitas, rasa tanggungjawab, jiwa kepemimpinan, manajemen waktu dan keahlian personal dalam hal bakat. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan memiliki tujuan untuk memberikan bekal terhadap peserta didik, dimana peserta didik yang nantinya akan melanjutkan ataupun langsung terjun pada dunia kerja. Pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler pasti tidak akan luput dari berbagai faktor yang mendukung dan juga beberapa faktor penghambat. faktor pendukungnya yaitu dari segi moriil dan materiil, baik potensi maupun anggaran yang bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik, kemudian dari segi sarana dan prasaran yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan untuk setiap club ekskul memiliki ruang tersendiri yang dapat digunakan dalam latihan mulai dari lapangan olahraga, laboratorium baik bahasa maupun sains serta alat-alat yang digunakan untuk latihan. Faktor pendukung selanjutnya yang tidak dapat ditinggalkan adalah dari peserta didik itu sendiri yaitu kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, jika semua sudah ada maka akan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Faktor penghambat yang menjadi salah satu alasan untuk memperbaiki suatu kegiatan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Cuaca yaitu saat hujan turun merupakan suatu faktor yang tidak dapat diprediksi, sarana dan prasarana masih ada beberapa ekskul yang masih belum memadai. Kemudian faktor penghambat selanjutnya yaitu motivasi dari beberapa peserta didik masih kurang motivasi sehingga butuh dorongan dari berbagai pihak yang bersangkutan.   B.    Saran   Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan, yaitu sebagai berikut Bagi Kepala sekolah, diharapkan kepala sekolah dapat segera menyediakan sarana dan prasarana yang masih belum memadai untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler yang ada agar dapat berjalan dengan lebih optimal. Penanggungjawab ekstrakurikuler, hendaknya lebih intensif lagi dalam hal pengawasan, karena peserta didik masih banyak yang belum sepenuhnya bisa menerima materi dan ada, penangungjawab harusnya lebih memperhatikan untuk memberikan materi-materi yang dapat membantu peserta didik lebih berkembang lagi. Peserta didik, harus bisa memanfaatkan berbagai kegiatan yang sudah diberikan oleh sekolah untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan oleh sekolah. Bukan hanya untuk mengisi waktu yang luang tetapi juga dapat dijadikan hal positif yang dapat terus berlanjut hingga mencapai hasil yang membanggakan. Meningkatkan motivasi diri agar tidak mudah jenuh dalam melakukan berbagai kegiatan, dan juga meningkatkan kepercayaan dan keberanian diri untuk mencoba suatu hal yang baru tanpa harus memikirkan hal buruk sebelum mencoba.   DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Gunawan, Ary H. 2011. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hasan, Aliah. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT RajaGrafindo. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Kirsch, Stephen. 2013. Teacher Promoting Extracurricular Activities to Low Achieving Student. (Online)  A Master Thesis Proposal: State University of New York University at Fredonia. Di akses 16 April 2017 Lunenburg, C. Fred. 2010. Extracurricular Activities. (Online),  Vol 1, Nomor 1, (https://www. nationalforum.com). Di akses pada 16 April 2017 Miles, Methew B, A. Michael Huberman and Jonny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Third Edition. Sage Publiation, Inc. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Natalie Fischer. 2014. Quality of Extracurricular Activities: Considering Developmental Changes in the Impact on School Attachment and Achievement. Journal for Educational Research: Vol 6, No 3. Di akses pada 16 April 2017 Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press Sugiono. 2011.  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm 303 Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta UPI, Tim Dosen. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. 2006.
PENGARUH MANAJEMEN SENTRA PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI PAUD SE KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO LAILATUL BAHRIYAH, ISNAINI
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Manajemen sentra pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran di PAUD yang mengajarkan pembelajaran kepada siswanya dengan sistem belajar sambil bermain. Manajemen sentra pembelajaran terdapat 7 sentra pembelajaran yaitu sentra main peran, sentra balok, sentra agama, sentra seni, sentra bahan alam dan sains, sentra persiapan, sentra musik, sedangkan kompetensi pedagogik guru dimana kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar agar setiap materi yang di sampaikan ke peserta didik bisa tersampaikan dengan baik dan peserta didik faham akan materi yang di sampaikan oleh tenaga pengajar. Terdapat sebuah kasus yang muncul di PAUD se-Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, yakni kebanyakan dari tenaga pendidik kurang memahami apakah dengan penerapan manajemen sentra pembelajaran dan kemampuan kopetensi pedagogik guru akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, terdapat tiga variabel yaitu manajemen sentra pembelajaran, kompetensi pedagogik guru, dan perkembangan kognitif anak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pengajar PAUD di Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto sejumlah 80 tenaga pengajar. Teknik pengumpulan data berupa angket atau kuisioner dengan menggunakan skala likert, serta studi dokumentasi raport kurikulum 2013. Uji persyaratan analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji linieritas dan uji korelasi product moment, uji asumsi klasik menggunakan uji multikolinieritas, serta uji asumsi residual menggunakan uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas residual. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda untuk menjawab hipotesis ketiga, dan analisis uji T untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua. Hasil penelitian pada variabel manajemen sentra pembelajaran terhadap perkembangan kognitif anak memperoleh nilai 0,022> 0,05 maka artinya manajemen sentra pembelajaran terdapat pengaruh dengan perkembangan kognitif anak, sedangkan kompetensi pedagogik guru terhadap perkembangan kognitif anak memperoleh nilai 0,144> 0,05 maka artinya kompetensi pedagogik guru tidak berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Kata Kunci:manajemen sentra pembelajaran, kompetensi pedagogik guru, perkembangan kognitif anak Abstract Central education management is one of learning method in PAUD which shows student’s learning process using “Learning while While Playing” system. There are 7 kinds of central education management, which are central of acting out, crossbar, religion, art, natural things and science, preparation, music. Teacher’s pedagogy competence is an ability that teachers must have in order to make the materials of the lessons are easier to be understood by the students. There is one case happenned in PAUD Dawarblandong Mojokerto district, which most of teachers do not understand about the application of central education management and teacher’s pedagogy competence will influence the cognitive development of children.The research used a qualitative approachment which has three variables, central education management , teacher’s pedagogy competence , and children cognitive development . Population of the research is 80 pre-school teacher’s in Dawarblandong Mojokerto. Technique of withdrawal samples in this research is sampling jenuh. Samples accumulation technique of the reserch is questionnaires with likert scale and raport documentation of curriculum 2013. The research used normalitation, linearity test and product moment correlation, classic assumtion test, and residual assumption test using heteroskedastisitas test, autocorrelation test and residual normality test. Data analysis technique and T test analysis to answer first and second hypotheses. The result of the research about central education management towards children cognitive development gets 0,21>0,05 which means centraleducation management influences children cognitive development, beside, teacher’s pedagogy competence towards children cognitive development gets 0,145>0,05 which means teacher’s pedagogy competence is not influencing children cognitive development. Key words : Central Education Management, Teacher’s Pedagogy Competence, Children Cognitive Development
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA DINUL MAULAH, ROJIFAH
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepala sekolah sangat berperan penting dalam kepemimpinannya di sekolah. Salah satu keberhasilan yaitu kepala sekolah mampu berkomunikasi secara interpersonal dengan guru secara baik dan intensif guna dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru di sekolah. Kepala sekolah mampu memberikan arahan pada guru untukdapat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, sehingga guru dapat termotivasi saat kinerja guru itu kurang maksimal dan dapat meningkatkan kembali kinerjanya di sekolah. terdapat kendala di SMP Se-Kecamatan Tandes Surabaya bahwa komunikasi interpersonal yang dijalin kepala sekolah dengan guru masih kurang seperti dalam hal kepala sekolah mengkomunikasikan dan memberikan arahan pada guru mengenai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, dengan begitu sangat berdampak buruk terhadap kinerja guru di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Sampeldalam penelitian ini adalah guru dari SMP Se-Kecamatan Tandes Surabaya yang berjumlah 121 orang. Analisis data penelitian menggunakan regresi ganda dan uji t.Berdasarkan hasil analisis data uji t pengaruh secara parsial pada variabel komunikasi interpersonal kepala sekolah memperoleh nilai signifikan 0,014 < 0,05 , maka artinya terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Sedangkan hasil data untuk variabel motivasi kerja memperoleh nilai signifikan 0,064> 0,05 , maka artinya tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja guru.Hasil analisis dari tabel persamaan regresi ganda, diketahui nilai Fhitung adalah sebesar 5.874 dan nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0,004. Nilai signifikan ini lebih kecil dari pada nilai alpha 0,5 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya komunikasi interpersonal kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Kata Kunci :komunikasi interpersonal kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja guru The Principal is very instrumental in his leadership of the school. One of the success that is the principal is able to communicate in interpersonal to the teacher with good and intensive in order to be aware of the constraints faced by teachers in schools. The Prinsipal is able to provide direction on the teachers to be responsible in doing their task, so teachers can be motivated when their performance were insufficient and able to increase them back in school. There are constraints on Private Junior High School in Tandes (Sub Region in Surabaya) that interpersonal communication which is woven by The Principal with the teachers is still less like in terms of the school principal for communicating and providing direction on the teacher regarding responsibility in carrying out their task, with so highly negative impacts on the performance of the teachers at the school.This research uses a quantitative approach with the type of research is correlation research.Sample in this research is a Private Junior High School teacher from the Tandes Sub Region totalling 121 people. Data analysis of the reseacrh uses double regression and T tests.Based on the results of data analysis T test influence in partially at variable interpersonal comunication of The Principal gained significant value 0.014<0.05, it means there is a significant influence on performance of the teachers. While the results data for variable work motivation gained significant value 0.064>0.05, then this means that there is no effect on the performance of teachers.The analysis of the double the regression equation table, known value of F is 5,874 and obtained 0.004 in significant value. This Significant value is smaller than the alpha value, 0.5, so H0 is rejected and thus H1 is accepted. It mean Principal interpersonal communication and working motivation with together have an effect on the teachers performance. Keywords: Principal Interpersonal Communication, Work Motivation and Teacher Performance
MANAJEMEN SARANA DAN PARASARANA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK DI SMP NEGERI 1 BUNGAH GRESIK Elvira Dwi Novita, Ade
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan: (1) analisis kebutuhan sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan prestasi akademik, (2) penggunaan sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan prestasi akademik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi: (1) observasi non partisipan, (2) wawancara mendalam, dan (3) studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data. Teknik keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferbilitas, dependabilitas dan konfiirmabilitas. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) analisis kebutuhan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Bungah Gresik yaitu dilakukan dengan tujuan agar mengetahui semua kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, direncanakan sejak awal tahun dengan melihat hasil evaluasi pada tahun sebelumnya (2) penggunaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Bungah Gresik yaitu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, ada tata tertib yang harus dipatuhi, diserahkan pada masing-masing kelas.   Kata Kunci: manajemen sarana dan prasarana, prestasi akademik     Abstract: The purpose of this study to explain: (1) analysis of facilities and infrastructure in an effort to improve academic achievement, (2) the use of facilities and infrastructure in an effort to improve academic achievement. This study used a qualitative approach with case study design. Data collection techniques used, including: (1) participant non observation, (2) in-depth interviews, and (3) study the documentation. Data were analyzed using data reduction, data presentation, data verification. Technique authenticity of data using credibility, transferability, dependability and konfiirmabilitas. The results showed that (1) the analysis of facilities and infrastructure needs in SMP Negeri 1 Bungah Gresik is done so that you know all the needs of school facilities and infrastructure, planned from the beginning of the year to see the results of the evaluation in the previous year (2) the use of facilities and infrastructure in SMP Negeri 1 Bungah Gresik that is tailored to the needs of teachers and students, there is order that must be obeyed, submitted in each class.   Keywords: infrastructure management, academic achievement
HUBUNGAN KEPUASAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN SISWA KE PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 3 KOTA MOJOKERTO AYU ARSITA, DITA
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN KEPUASAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN SISWA KE PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 3 KOTA MOJOKERTO Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan kepuasan layanan perpustakaan dengan minat kunjungan keperpustakan sekolah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, linieritas, uji reliabilitas dan uji korelasi product moment.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Kota Mojokerto sejumlah 810 siswa. Karakteristik subjek penelitian berasal dari tingkat yang berbeda-beda dan umur yang berbeda-beda, dengan kemampuan dan minat berkunjung ke perpustakaan yang beragam dengan sampel 261 siswa. 261 siswa subyek penelitian adalah siswa yang pernah berkunjung ke perpustakaan sekolah, dengan menggunakan angket penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, linieritas, uji reliabilitas dan uji korelasi product moment. Berdasarkan hasil dari korelasi product moment pada variabel kepuasan layanan perpustakaan (X) dengan variabel minat kunjungan siswa memperoleh nilai 0,667> 0,05 , maka artinya terdapat hubungan yang signifikan dari kedua variabel. Dari hasil penelitian dan simpuan yang telah dipaparkan, terdapat saran untuk beberapa pihak yang terkait, antara lain: (1) Bagi kepala sekolah, sebagai pemegang otoritas sekolah harus mengontrol kinerja petugas perpustakaan dan dapat merealisasikan kebutuhan dari siswa yaitu kebutuhan referensi baru guna meningkatkan minat kunjungan siswa, dengan bertambahnya minat siswa untuk membaca akan menambah wawasan dan akan meningkatkan prestasi mereka. (2) Bagi petugas perpustakaan, hendaknya memperbaiki layanan perpustakaan dengan lebih menarik minat siswa dengan cara-cara yang menarik, sikap petugas ramah menyapa dan menolong siswa untuk mendapatkan referensi baru serta penampilan petugas yang menarik. Dengan cara demikian akan mempengaruhi jumlah kunjungan siswa untuk ingin datang keperpustakaan. (3) Bagi peneliti lain, dengan tema yang sama diharapkan menambah lagi kajian teori dan memperkuat landasan teori yang digunakan, penelitian ini masih terbatas pada ruang lingkup pembahasan yang kecil dan diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat kunjungan siswa ke perpustakaan. Kata kunci : Kepuasan Layanan Perpustakaan, Minat Kunjungan. CORRELATION OF SATISFACTION LIBRARY SERVICES WITH STUDENT INTEREST IN LIBRARY VISIT IN STATE SENIOR HIGH SCHOOL 3 (SMA NEGERI 3) MOJOKERTO Abstract: This research aims to find out whether there is relationship satisfaction library services with an interest in the visit of the school library. Data analysis technique used is the test of normality, linearity, test reliability and test the product moment correlation. The population in this research is the whole of SMAN 3 Mojokerto students totally 810 students. The characteristics of the subject comes from different levels and ages with the various ability and interest to visit the library. The sample is 261 students which is taken from students who have been to the school library. By using the question form of research. Data analysis technique being used is the test of normality, linearity, test reliability and test the product moment correlation. Based on the results of correlation product moment on library service satisfaction variable (X) with variable interest the visit of students obtaining 0.667 > 0.05, then it means there is a significant relationship of the two variables. From the results of research and the conclusion that have been presented, there are suggestions for some of the parties concerned: (1) For principal, He should control the performance of the officer's library and can realize the needs of the students, the need for a new reference to enhance the interest of students visit. By increasing their interest to read, it will improve their achievement. (2) for the officers of the library, They should improve the library services with various ways that are engaging, friendly greets of the officers and help students to gain a new reference as well as the appearance. In this way it will affect the number of visits of students to come. (3) For other researchers, with the same theme is expected to increase more the study of theory and strengthen the Foundation of the theory being used, this study is still limited in the scope of the discussion and it is expected for the next research to examine other factors that may affect the interest of student to visit the library. Keyword: satisfaction service library, interest in visit.
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SE KABUPATEN LAMONGAN Febri Romadhoni, Aulia
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemimpin adalah orang yang mempunyai pengaruh, sedangkan kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mempengaruhi, menggerakkan, memberdayakan dan mengembangkan. Sedangkan motivasi sendiri adalah suatu istilah yang berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Dalam dunia pendidikan kedua faktor ini akan sangat berpengaruh kepda kinerja, karena ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu kemampuan, usaha, dan dukungan. Terdapat kasus di Madrasah Aliyah Negeri bahwasanya kinerja guru dinilai masih rendah. Hal ini terbukti hasil penelitian Asian Develompment Bank yang menyatakan bahwa kinerja guru hanya sebatas mengajar di depan kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah guru dari MAN se Kabupaten Lamongan yang berjumlah 123 orang. Analisis data penelitian menggunakan regresi ganda dan uji t.Berdasarkan hasil analisi data uji t pengaruh secara parsial pada variabel kepemimpinan transfromasional kepala madrasah memperoleh nilai signifikan 0,008 < 0,05 , maka artinya terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Sedangkan hasil data untuk variabel motivasi kerja memperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05 , maka artinya terdapat pengaruh terhadap kinerja guru. Hasil analisi dari tabel persamaan regresi ganda, diketahui nilai Fhitung adalah sebesar 3,652 dan nilai signifikan signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0,029. Nilai signifikan ini lebih kecil dari pada nilai alpha 0,5 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya kepemimpinan transformasional kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru.Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, dan Kinerja Guru AbstractLeaders are people who have influence, whereas transformational leadership is a leadership style influence, move, empower and develop. While the motivation itself is a term derived from the word motive which can be interpreted as the power contained within the individual, which causes the individual act or acts. In the world of education both of these factors will influence the performance kepda, because there are three factors that affect performance, the ability, effort, and support. There are cases in Madrasah Aliyah that teacher performance is still considered low. It is proven research Develompment Asian Bank stating that the performance of teachers merely teach the class. This study uses a quantitative approach to research the type of correlation. The sample in this study were teachers from MAN se Lamongan totaling 123 people. Research data analysis using multiple regression and t test.Based on the results of data analysis t test partial effect on variable transfromasional headmaster leadership gained significant value 0.008 <0.05, it means that there is a significant influence on the performance of teachers. While the resulting data for work motivation variable gain significant value 0.019 <0.05, it means that there is an influence on teacher performance. The results of analysis of multiple regression equation table, note the value of F is equal to 3.652 and a significantly significant value obtained amounted to 0.029. Significant value is smaller than the alpha value of 0.5 and is therefore rejected H0 and H1 accepted. This means that transformational leadership motivation headmaster and teacher work together on the performance of teachers.Keywords: Transformational Leadership, Work Motivation and Teacher Performance
STRATEGI PEMASARAN LULUSAN MELALUI NETWORKING SEKOLAH DI SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO ISTIQOMAH,
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang strategi pemasaran lulusan yang dilakukan oleh SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo dengan memanfaatkan networking (jaringan kerja sama) sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran lulusan melalui networking sekolah dilakukan dengan 3 cara, yaitu kerja sama dengan DU/DI, kerja sama dengan alumni, dan kerja sama dengan orang tua/wali murid. Kerja sama sebagai strategi pemasaran lulusan tersebut dapat diketahui melalui 3 jenis networking sekolah, yaitu networking kultural, networking edukasional, dan networking institusional yang dilakukan oleh SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Berdasarkan matriks analisis SWOT, strategi pemasaran lulusan yang dilakukan oleh SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo termasuk ke dalam strategi aggressive yang berarti bahwa SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo menggunakan kekuatan internal sekolah untuk mendapatkan peluang sebagai upaya untuk memaksimalkan keterserapan lulusan SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut, maka SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo perlu melakukan analisis SWOT tidak hanya dalam setiap perencanaan Program Kerja Tahunan Sekolah, tetapi juga pada penyusunan Program Kerja Humas yang merupakan bagian inti dari pemasaran lulusan. Selanjutnya, keterlibatan DU/DI dan peran serta masyarakat dalam mendukung program sekolah juga dapat meningkatkan keterserapan lulusan di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Kata Kunci: strategi pemasaran, networking sekolah, dan analisis SWOT. This study aims to find out about marketing strategies of graduates conducted by SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo by utilizing networking (cooperative network) school. This research was conducted by using descriptive qualitative approach with case study design. The results showed that the marketing strategy school graduate through networking done in 3 ways, namely cooperation with DU / DI, working with alumni, and working with parents / guardians of the students. Work together as a graduate marketing strategy can be known through three types of networking schools, namely cultural networking, networking, educational, and institutional networking done by SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Based matrix SWOT analysis, marketing strategy graduates conducted by SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo belong to the aggressive strategy which means that the SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo using the internal strength of the school to get the opportunity as an attempt to maximize the absorption of graduates SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Based on this, SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo need to do SWOT analysis not only for the planning of annual work programs of the school, but also in the preparation of public relation work programs which is the core part of the marketing graduates. Furthermore, the involvement of DU/DI and support community participation in school programs can also increase the absorption of graduates in SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Keywords: marketing strategies, school networking and SWOT analysis.
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BANGKALAN Rahmatullah, Fajar
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem kredit semester adalah sistem peyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Dengan fokus penelitian (1) Manajemen perencanaan, pengorganisasian, implementasian, dan evaluasi Penyelenggaraan sistem kredit semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan; (2) Faktor Penunjang Penyelenggaraan sistem kredit semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan; (3) Penghambat sistem kredit semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan; (4) Upaya sekolah menyikapi faktor penghambat dan penunjang sistem kredit semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan rancangan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, verifikasi data. Untuk menguji keabsahan data tersebut menggunakan teknik-teknik meliputi credibility, transferability, dependability (reliabilitas), dan confirmability.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan berfikir kemasa depan yang terintegrasi dalam sebuah pengambilan keputusan pengembangan kurikulum untuk pendidikan yang berkualitas, peserta didik wajib menempuh minimal 159 sistem kredit semester dalam satu semesternya. Dengan 30 menit per 1 jam mata pelajaran untuk sks 4 semester dan 45 menit untuk sks 6 semester. Beban mengajar guru minimal 14 jam mata pelajaran dan maksimal 40 jam pelajaran. Penyelenggaraan berjalan secara efektif dengan menggunakan model implementasi yang inovatif dan didukung program unggulan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan. Evaluasi dilaksanakan mingguan, bulanan, dan tahunan yang bersifat komprehensif dengan metode rapat kordinasi dan pertemuan antar komponen sekolah (2) faktor penunjang (a) aspek siswa; (b) tenaga pendidik yang berkompeten; dan (c) sarana dan prasarana yang memadai. (3) Faktor penghambat (a) Guru; (b) Wali murid. (4) Upaya Sekolah menyikapi faktor penunjang dan penghambat (a) Melakukan rapat kordinasi, pertemuan dengan wali murid serta rapat pleno tahunan untuk mengetahui perkembangan implementasi program sistem kredit semester, (b) Melibatakan orang tua siswa dalam melakukan pengawasan pembelajaran.Kata Kunci: Sistem Kredit Semester System Credit Semester is an establishment of educational program in which students select their own learning load and subjects they take in a semester. Learning load in every System Credit Semester was entittled in a credital semester. Learning load in one System Credit Semester consists of an hour face-to face learning, an hour of structured assessment and an hour of independent activity. With the application to improve the level of accuracy, usefulness and the result of education which are related at once with student scoring system. With research focuss (1) the management of establishment of System Credit Semester in State Islamic Boarding School of Bangkalan ; (2) supporting factor of establishment of System Credit Semester in State Islamic Boarding School of Bangkalan (3) resisting factor of establishment of System Credit Semester in State Islamic Boarding School of Bangkalan ; (4) School’s effort in evaluating both of the factors.This study applied quantitative approach with research case planning study. Data collection techniques in this study were interviewing, observstions and documenting. The data was analysed by data reduction technique, data serving and data verivication. To verify the validity of the data, this study applieda number of techniques such as credibility, transferability, dependability (reliability) and confirmability.The result showed that (1) the establishment of System Credit Semester in State Islamic High School of Bangkalan was integrated into the selection of curriculum development decision for the better quality of education, the students were obligated to take minimum 159 system credit semester in a semester. By 30 minutes per 1 hour subject for 4th semester and 45 minutes for 6th semester. Teacher’s teaching hour was 114 hours and max 40 hours. The establishment run effectively by the implementation model which was innovative and supported by the best program to improve the quality of education. The evaluation was run weekly, monthly and annually which was comprehensive with coordination meeting method and meeting which involved all school components. (2) supporting factors a) student’s aspect; b) integrated teacher and c) well-facilitated elements. 3) resisting factors a) teachers b) parents. 4). School evaluation to solve both the factors a) undergoing coordinated meeting, meeting with the parents and annual meeting to know the development of implementation of System Credit Semester b) Involving parents in supervising the teaching program.Keywords: System Credit Semester.