cover
Contact Name
Triwibowo Ambar Garjito
Contact Email
triwibowoa@gmail.com
Phone
+62298-327096
Journal Mail Official
jvektora@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jalan Hasanudin No. 123 Kota Salatiga, Jawa Tengah
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
ISSN : 2085868X     EISSN : 23548789     DOI : https://doi.org/10.22435/vk
Core Subject : Health, Science,
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit contains articles in the field of disease control derived vectors and reservoirs of disease which include epidemiology, biostatistics, administration, and health policy, environmental health, health promotion, and behavioral sciences. Articles can be submitted research articles, article research papers, and policy papers.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit" : 10 Documents clear
ANALISIS 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG Ratna Dian Kurniawati; Ekawati Ekawati
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.1813

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease that causes death. Bandung Regency experienced a trend of increasing the prevalence of DHF in the last three years of 2014-2016. Margaasih Primary Health Care was one of the endemic areas of DHF. One of the efforts to prevent and control disease transmission is the 3M Plus activity. The purpose of this study was to determine the relationship between 3M Plus activities with DHF incidence. The study design used observational with a cross-sectional approach. The population in this study was all households with a total of 6,988 families in Margaasih village. The sample of this research is 95 families. All data collection was conducted using a stratified random sampling technique. The bivariate test results showed the relationship between several 3M plus activities, such as draining water reservoirs, activities to close water reservoirs, recycle used items that can hold water, and the habit of hanging clothes with the incidence of DHF. While the installation of wire and the use of mosquito nets during sleep did not show a relationship with the DHF incidence. Abstrak Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian. Kabupaten Bandung mengalami tren peningkatan prevalensi DBD tiga tahun terakhir periode 2014-2016 dan Puskesmas Margaasih adalah salah satu daerah endemis DBD. Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penularan DBD adalah dengan kegiatan 3M Plus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara 3M Plus (menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, memasang kawat kasa, pemakaian kelambu saat tidur dan kebiasaan tidak menggantung pakaian di dalam rumah) dengan kejadian DBD. Desain penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang berjumlah 6.988 KK di Desa Margaasih. Sampel penelitian ini berjumlah 95 KK. Teknik Pengambilan Sampel dengan stratified random sampling di RW 13 dan RW 5 Desa Margaasih. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara kegiatan menguras penampungan air, kegiatan menutup penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air dan kebiasaan menggantung baju dengan kejadian DBD. Hasil berbeda ditunjukkan variabel pemasangan kawat dan pemakaian kelambu saat tidur, kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan dengan kejadian DBD.
PENGARUH VARIASI KEPADATAN PUPA Aedes aegypti (Linnaeus) DALAM MEDIA IRADIASI SINAR GAMMA 70 Gy TERHADAP TINGKAT STERILITAS NYAMUK JANTAN Ria Chandra Dirgantara; Martini Martini; Ali Rahayu; Lintang Dian Saraswati
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2342

Abstract

Irradiation is one of the activities in the sterile insect technique. Currently, a large scale of male sterile production by irradiation and egg production in high sterility is needed. To analyze the influence of density variations of Ae. aegypti male pupae in gamma-ray irradiation (70 Gy) to the adult mosquito emergence rate, number of eggs produced by the fertile female, and the rate of eggs produced sterility of fertile female. The experimental design with a post-test only control group. The sample was 5,400 pairs of pupae. The male pupae were irradiated with different densities, ie 60, 120, 180, 240, and 300 individuals, five repetitions and control. The irradiation was carried out in the National Nuclear Energy Agency, Jakarta. After irradiation, the adult mosquito emergence rate was observed and then mated with fertile females. The number of eggs and the sterility rate were then observed. The results showed that the more pupae in the vial tubes irradiated, the lower the percentage of adult mosquitoes that appeared. This has an impact on the greater number of eggs produced, and the lower the sterility of eggs produced. Based on the results of the ANOVA test and Tukey follow-up test at 1% error rate showed that the irradiated pupae density affected the adult emergence rate, a number of eggs produced, and egg sterility level. The best rate of emergence of adults at a density of 120 individuals, the most optimal number of eggs at a density of 300 individuals, and the best level of sterility at a density of 60 individuals. Abstrak Radiasi merupakan salah satu kegiatan teknik serangga mandul. Saat ini, dibutuhkan metode memproduksi jantan mandul dengan radiasi pupa jantan dalam jumlah banyak dan menghasilkan tingkat sterilitas telur tinggi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi kepadatan pupa Aedes aegypti (Linnaeus) jantan dalam media radiasi sinar gamma 70 Gy terhadap tingkat kemunculan nyamuk jantan dewasa, jumlah telur dihasilkan dari hasil perkawinan antara jantan dewasa hasil radiasi dengan betina fertil, dan tingkat sterilitas telur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only with control group. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5.400 pasang pupa jantan betina. Metode yang digunakan adalah dengan cara meradiasi pupa jantan dengan kepadatan yang berbeda-beda, yaitu 60, 120, 180, 240, dan 300 individu, 5 kali pengulangan dan kontrol (tidak diradiasi). Setelah diradiasi, tingkat kemunculan nyamuk jantan dewasa diamati dan kemudian dikawinkan dengan betina fertil. Selanjutnya, diamati jumlah telur yang dihasilkan nyamuk betina dari perkawinan nyamuk jantan hasil radiasi dan betina fertil dan tingkat sterilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak pupa dalam tabung vial yang diradiasi maka semakin rendah persentase nyamuk dewasa yang muncul, semakin banyak pula jumlah telur yang dihasilkan, dan semakin rendah tingkat sterilitas telur yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji ANOVA dan uji lanjut Tukey pada tingkat kesalahan 1% menunjukkan ada pengaruh antara kepadatan pupa yang diradiasi terhadap tingkat kemunculan dewasa, jumlah telur yang dihasilkan, dan tingkat sterilitas telur. Tingkat kemunculan dewasa paling baik pada kepadatan 120 individu, jumlah telur paling optimal pada kepadatan 300 individu dan tingkat sterilitas paling baik pada kepadatan 60 individu
EVALUASI APLIKASI ELECTRONIC LEPTOSPIROSIS SURVEILLANCE (E-SULE) UNTUK SURVEILANS LEPTOSPIROSIS DI PUSKESMAS KEBUPATEN DEMAK DAN BANYUMAS, JAWA TENGAH, INDONESIA Ristiyanto Ristiyanto; Joko Waluyo; Ika Martiningsih; Jerry Cahyandaru; Mujiyanto Mujiyanto; Farida Dwi Handayani; Arief Mulyono; Arum Sih Joharina
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2616

Abstract

Leptospirosis often causes outbreaks and death in several regions of Central Java. An electronic service study for leptospirosis surveillance has been conducted. The aim of the study was to design and implement an electronic service for leptospirosis surveillance (e-SULE). Furthermore, the use of e-SULE was evaluated by the surveillance staff and laboratory analysts at the primary health care center in the study sites. The research was conducted in January-December 2018. This research was a quasi-experimental time-series design. The subjects of the study were all surveillance officers and laboratory analysts at the primary health care in Demak (71 people) and Banyumas (104 people) District. The officers were trained and evaluated, using pre-test and post-test. The measured variable is the knowledge of the e-SULE application of surveillance personnel. The results of the e-SULE application in the field were also evaluated. The observed variables were the ownership of an Android cellphone, a number of e-SULE completed the download, coordinates, and a photo of the house environment of the suspect's leptospirosis case. Data were analyzed using paired t-test. The results showed that the knowledge of the use of e-SULE of surveillance officers and laboratory analysts there were significant differences before and after training (p <0.05). The officers were less than 40 years old and highly educated so it was easy for them to use e-SULE, especially in primary health care where many suspected leptospirosis cases are found. The e-SULE data can be sent to the program manager (authorized) within 17.98 seconds (3 G) and 9.37 seconds (4 G) and the feedback data was 11.41 seconds. e-SULE can be used by officers to report the results of surveillance of leptospirosis quickly, and accurately to the supervisor. The e-SULE application needs to be introduced in health services in endemic leptospirosis areas. The software is a tool for rapid reporting to the early warning systems, and to prevent severe cases and outbreaks. Abstrak Leptospirosis sering menimbulkan wabah, dan menyebabkan kematian di beberapa daerah Jawa Tengah. Penelitian layanan elektronik untuk surveilans leptospirosis telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah membuat rancangan layanan elektronik untuk surveilans leptospirosis (e-SULE), menerapkan, dan mengevaluasi penggunaannya oleh petugas surveilans, dan analis laboratorium puskesmas. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Desember 2018. Penelitian ini adalah eksperimental semu times series design. Subjek penelitian adalah seluruh petugas surveilans, dan analis laboratorium puskesmas di Kabupaten Demak (71 orang), dan Banyumas (104 orang). Petugas tersebut dilatih, dan dievaluasi, menggunakan pre-test, dan post-test. Variabel yang diukur adalah pengetahuan aplikasi e-SULE tenaga surveilans. Hasil aplikasi e-SULE di lapangan dievalusi. Variabel yang diamati adalah kepemilikan telepon seluler Android, unduhan e-SULE, titik koordinat, dan foto lingkungan rumah milik tersangka kasus leptospirosis. Data dianalisis dengan menggunakan pair t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penggunaan e-SULE para petugas surveilans, dan analis laboratorium terdapat perbedaaan yang bermakna sebelum, dan sesudah pelatihan (p<0,05). Para petugas tersebut berusia kurang dari 40 tahun, dan berpendidikan tinggi, sehingga mudah menggunakan e-SULE, terutama di puskesmas yang banyak kasus tersangka leptospirosis ditemukan. Data e-SULE dapat terkirim pada pengelola program (berwenang) dalam waktu 17,98 detik (3 G), dan 9,37 detik (4 G), dan feedback data 11,41 detik. e-SULE dapat digunakan oleh petugas untuk melaporkan hasil surveilans leptospirosis dengan cepat, tepat, dan akurat kepada pimpinan insatansi. Aplikasi e-SULE perlu diperkenalkan di pelayanan kesehatan di daerah endemis leptospirosis. Perangkat lunak tersebut sebagai alat bantu pelaporan cepat untuk alat sistem kewaspadaan dini, mencegah terjadinya kasus leptospirosis berat, dan kejadian luar biasa leptospirosis.
KEANEKARAGAMAN JENIS NYAMUK Anopheles DI SEMBILAN KABUPATEN (TAHAP PRE-ELIMINASI MALARIA) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Yahya Yahya; Didit Haryanto; Rahman Irpan Pahlevi; Anif Budiyanto
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2621

Abstract

The province of South Sumatra is still one of the malaria endemic areas in Indonesia. The identification and mapping of malaria receptive areas have been conducted by the Provincial Health Office of South Sumatra to monitor the level of malaria receptivity in all districts/municipalities. This research was conducted in October to November 2018 in 9 districts with low malaria endemicity (Lubuklinggau City, Mura, Muratara, OKU, South OKU, East OKU, Muba, Muara Enim, and Lahat) and have not yet achieved malaria elimination. The purpose of this study was to obtain information about Anopheles mosquito species and the types of Anopheles larvae breeding habitats. Mosquito identification was carried out on adult female Anopheles mosquitoes that are captured in the vicinity of cattle pens and the results of breeding from the larval stage. The results showed that larvae and adult Anopheles were still found. Anopheles habitat types found include irrigation channels, paddy fields, paddy water flow, fish ponds, buffalo pools, swamps, and lakes. The species of Anopheles captured were Anopheles vagus, An. barbisrostris, An. tesselatus, An. subpictus, An. nigerrimus, An. kochi, An. umbrosus, An. barbumbrosus and An. maculatus. Anopheles mosquito surveillance activities must still be done regularly to prevent malaria transmission. Reactivating abandoned fish ponds and environmental management can be an alternative effort in controlling Anopheles. Abstrak Provinsi Sumatera Selatan masih termasuk salah satu wilayah endemis malaria di Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan identifikasi dan pemetaan daerah reseptif malaria untuk memantau tingkat reseptivitas malaria di kabupaten/kota. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2018 di sembilan kabupaten yang belum mencapai eliminasi malaria dan termasuk dalam endemisitas rendah (Kota Lubuklinggau, Mura, Muratara, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Muba, Muara Enim dan Lahat). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai spesies nyamuk Anopheles serta jenis-jenis habitat perkembangbiakan larva Anopheles. Identifikasi dilakukan pada nyamuk Anopheles betina dewasa hasil penangkapan di sekitar kandang ternak serta hasil pembiakan dari stadium larva. Hasil menunjukkan bahwa masih ditemukan larva dan Anopheles dewasa. Jenis habitat Anopheles yang ditemukan meliputi parit, sawah, aliran air pinggir sawah, kolam ikan, kubangan kerbau, kobakan, rawa, serta danau. Spesies Anopheles yang tertangkap adalah Anopheles vagus, An. barbisrostris, An. tesselatus, An. subpictus, An. nigerrimus, An. kochi, An. umbrosus, An. barbumbrosus dan An. maculatus. Kegiatan pemantauan nyamuk Anopheles secara berkala setiap bulan tetap harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan malaria. Mengaktifkan kembali kolam ikan yang tidak dimanfaatkan dan manajemen lingkungan dapat menjadi upaya alternatif dalam pengendalian Anopheles.
DETEKSI VIRUS JAPANESE ENCEPHALITIS PADA MANUSIA DAN VEKTOR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR Nova Pramestuti; Tri Wijayanti; Dyah Widiastuti; Tri Isnani
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2649

Abstract

Japanese encephalitis is a zoonotic disease transmitted by mosquitoes with pigs as the main reservoir. A small percentage of infected people experience acute encephalitis syndrome, with one in four cases fatal. Recently, the existence of a growing pig population has the potential to increase the risk of JE transmission in Tulung Agung, East Java, Indonesia. The purpose of this study was to detect JE infection in humans and mosquitoes in Tulungagung Regency. A cross-sectional design was conducted from March to October 2016. Human blood screening was carried out in six hospitals in Tulungagung and the mosquitos survey was carried out using human landing collection, resting collection, and light trap around the pig farms in Kaliwungu District. Detection of JE infection was carried out by indirect immuno-linked immunosorbent assay (ELISA) testing of IgM/IgG in human serum samples and Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Transcription reaction in mosquitoes. The ELISA test showed that one of 19 human serum samples was confirmed positive with JE specific IgG. The result of the mosquito survey showed that Anopheles vagus was predominantly collected in Kaliwungu village, while Culex quinquefasciatus was was predominantly species collected in Pulosari Village. The analyses using molecular assays showed that all captured mosquitoes were negative Javanese encephalitis virus (JEV). Abstrak Japanese Encephalitis (JE) merupakan penyakit zoonotik yang ditularkan oleh nyamuk dengan reservoir utama babi. Sebagian kecil orang yang terinfeksi mengalami radang otak (ensefalitis), sekitar satu dari empat kasus berakibat fatal. Peningkatan populasi ternak babi di Kabupaten Tulungagung berpotensi menyebarkan virus JE. Tujuan penelitian untuk mendeteksi infeksi JE pada manusia dan nyamuk di Kabupaten Tulungagung. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret-Oktober tahun 2016 dengan desain studi potong lintang. Survey darah manusia dilakukan pada enam rumah sakit di Kabupaten Tulungagung. Survei nyamuk dilakukan satu kali dengan metode umpan badan manusia dan perangkap cahaya, serta penangkapan nyamuk istirahat di sekitar peternakan babi di Kecamatan Kaliwungu. Deteksi infeksi JE dilakukan dengan pemeriksaan Indirect Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) IgM/IgG pada sampel serum manusia dan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada nyamuk. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap antibodi IgM/IgG JE menunjukkan satu kasus positif IgG JE dari 19 sampel serum manusia yang diperiksa. Spesies nyamuk yang tertangkap di Desa Kaliwungu didominasi Anopheles vagus, sedangkan di Desa Pulosari didominasi Culex quinquefasciatus. Hasil pemeriksaan RT-PCR terhadap semua sampel nyamuk yang tertangkap menunjukkan negatif virus JE. Satu pasien ditemukan positif antibodi IgG Japanese encephalitis di Kabupaten Tulungagung.
PENGUATAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN MALARIA DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Ningsi Ningsi; Ade Kurniawan; Meiske Elisabeth Koraag; Rina Isnawati
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2769

Abstract

Abstract Malaria remained a public health problem at the global level, as well as in Indonesia. In Banggai Islands District and Tojo Una-una District, the API (Annual Parasite Incidence) tends to decrease every year. Village institutions and local community leaders are quite influential in reducing malaria cases. This study aimed to explore the policy reinforcing factors in malaria control, including malaria program policies and the involvement of local institutions in controlling malaria. The type of this study was qualitative with the Rapid Assessment Procedure. Data collection techniques with triangulation through in-depth interviews, Focus Group Discussion, observation, and study of documents. Analysis data use domain analysis. The samples were selected through snowball sampling, consists of community leaders, malaria policy program makers at the district, health center and community who had been diagnosed with malaria. Retrieval of data with triangulation techniques to compared analysis. The results of the study showed that the collaboration between the Banggai Islands and Tojo Una-una District Health Office and the relevant agencies, in resolving malaria elimination as stipulated in the regent's regulations, the stakeholders are still carrying out their respective programs. The policy strengthening factor in malaria control in Tojo Una-una District is the existence of a malaria-free declaration from 2015 by local institutions and local communities, as well as local wisdom of the Banggai Islands District in the form of village race activities as an indicator of public health and environmental sanitation. Abstrak Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di tingkat global, demikian pula di Indonesia. Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Tojo Una-una memiliki API (Annual Parasite Incidence) cenderung menurun setiap tahunnya. Lembaga desa dan tokoh masyarakat memegang peran penting dalam penurunan kasus malaria. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi faktor penguat kebijakan dalam pengendalian malaria yaitu, kebijakan program malaria dan keterlibatan institusi lokal dalam pengendalian malaria. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan Rapid Assessment Procedure. Teknik pengumpulan data dengan triangulasi melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion, observasi dan telaah dokumen. Analisis data menggunakan analisis domain. Pemilihan sampel secara snowball sampling, sampel terdiri dari tokoh masyarakat, penentu kebijakan program malaria di tingkat kabupaten, puskesmas dan masyarakat yang pernah positif malaria. Hasil penelitian menunjukkan kolaborasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Tojo Una-una dengan instansi terkait, dalam pencapaian eliminasi malaria yang tertuang dalam peraturan bupati belum berjalan dengan baik, stakeholder masih menjalankan programnya masing-masing. Faktor penguat kebijakan dalam pengendalian malaria di Kabupaten Tojo Una-una adalah adanya deklarasi bebas malaria tahun 2015 oleh institusi lokal dan masyarakat setempat, serta kearifan lokal pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan berupa kegiatan lomba desa sebagai indikator kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan.
ANALISIS KEBERADAAN VEKTOR STADIUM PRADEWASA DAN DEWASA TERHADAP SIRKULASI VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI PROVINSI DKI JAKARTA Riyani Setiyaningsih; Ary Oktsari Yanti S; Mega Tyas Prihatin; Evi Sulistyorini; Dwi Susilo; Marjiyanto Marjiyanto; Mujiyanto Mujiyanto; Siti Alfiah; Triwibowo Ambar Garjito
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.2930

Abstract

The Special Capital Region of Jakarta is the sixth-highest province with a DHF incidence in Indonesia in 2017, however, no Chikungunya cases were found. North Jakarta, East Jakarta, and West Jakarta were reported as high endemic dengue areas. The purpose of this study to identify the behavior, distribution patterns of dengue vector and chikungunya, and their pathogens as well as their potential transmission in North, East, and West Jakarta. Entomological surveys were conducted by human landing collection, around cattle collection, animal-baited traps, and light traps. The larvae survey was also conducted in selected 100 houses in the study areas. Mosquitoes and larvae of the Aedes genus were collected and examined for the presence of dengue and chikungunya viruses using molecular analysis. The results showed that Ae. aegypti identified as the main Dengue vector and chikungunya vector in DKI Jakarta. Dengue and chikungunya vector were found in various breeding habitat indoor. During this study, Dengue and chikungunya viruses were found in North and West Jakarta. Whereas in East Jakarta only the chikungunya virus circulation was found. Abstrak Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan provinsi dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi ke enam di Indonesia pada tahun 2017, tetapi kasus chikungunya tidak ditemukan. Wilayah dengan kasus DBD tinggi antara lain Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD dan chikungunya di suatu daerah antara lain keberadaan vektor dan patogennya. Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku, pola distribusi vektor DBD dan Chikungunya, patogen; serta potensi penularannya di Jakarta Utara, Timur, dan Barat Provinsi DKI Jakarta. Metode penangkapan nyamuk dilakukan dengan umpan orang, umpan ternak, animal-baited trap dan light trap. Survei jentik dilakukan di 100 bangunan masing-masing di Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Keberadaan patogen pada nyamuk dan jentik dari genus Aedes diperiksa secara molekuler. Hasil penelitian menunjukkan vektor DBD dan chikungunya di DKI Jakarta adalah Aedes aegypti. Nyamuk ini ditemukan dominan pada siang hari namun juga berhasil dikoleksi pada malam hari. Tempat perkembangbiakan vektor DBD dan chikungunya cenderung ditemukan di berbagai tempat penampungan air di dalam rumah. Sirkulasi virus DBD dan chikungunya ditemukan di wilayah Jakarta Utara dan Barat, sedangkan di Jakarta Timur hanya diemukan sirkulasi virus chikungunya.
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP STATUS TRANSMISI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN MUSTIKAJAYA, KOTA BEKASI Rina Marina; Khadijah Azhar; Doni Lasut; Andre Yunianto; Shinta Shinta; Athena Anwar; Jusniar Ariati
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.3141

Abstract

Bekasi City is one of the dengue-endemic areas in West Java province which has fluctuated the number of cases annually. Dengue transmission was influenced by the interaction between humans, virus, vector, and environmental factors. This study was conducted to analyze environmental factors and source reduction practices related to the status of dengue hemorrhagic fever (DHF) transmission in Bekasi. This study was an observational study with a cross-sectional design that was carried out in Mustikajaya Sub-district, Bekasi City. Total samples were 280 households from two villages. The obtained data were analyzed using chi-square and multivariate logistic regression with a p-value of 0.05. Bivariate analysis results showed that plants were taller than five meters (OR=7,98 95% CI=2,83-22,45), uneven growing vegetation (OR = 2.14 95% CI = 1.21-3, 78), even growing vegetation (OR = 8.84 95% CI-2.84-27.54), frequency of cleaning water containers at least once a week (OR = 2.9 95% CI = 1.77-4.78), and the use of anti-mosquito (OR = 2.2 95% CI = 1.37-3.61) related to DHF transmission in Mustikajaya Sub-district. Dominant variables that contributed to the high dengue transmission in Mustikajaya District were the frequency of cleaning water containers and the use of household anti-mosquitoes. The socialization and evaluation of source reduction at the community level need to be improved so that the DHF control will be more effective Abstrak Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus fluktuatif setiap tahun. Transmisi DBD dipengaruhi oleh interakasi antara manusia, virus, nyamuk vektor, dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor lingkungan dan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang berhubungan dengan status transmisi DBD di Kota Bekasi. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional yang dilaksanakan di Kecamatan Mustikaya, Kota Bekasi. Jumlah sampel sebanyak 280 rumah tangga di dua kelurahan. Data dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik berganda dengan nilai P sebesar 0,05%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tinggi tanaman lebih dari lima meter (OR=7,98 95% CI=2,83–22,45), rimbunan tanaman tidak merata (OR=2,14 95% CI=1,21-3,78) dan vegetasi tersebar merata (OR=8,84 95% CI-2,84-27,54), frekuensi membersihkan Tempat Penampungan Air (TPA) minimal satu minggu sekali (OR=2,9 95% CI=1,77-4,78), serta penggunaan obat anti nyamuk (OR=2,2 95% CI=1,37-3,61) berhubungan dengan transmisi DBD di Kecamatan Mustikajaya. Variabel dominan yang berkontribusi pada tingginya transmisi kasus DBD di Kecamatan Mustikajaya yaitu frekuensi membersihkan TPA dan penggunaan obat anti nyamuk. Sosialisasi dan evaluasi PSN di tingkat masyarakat perlu ditingkatkan agar pelaksanaannya lebih efektif dalam pengendalian DBD di Kota Bekasi.
Front Matter Vektora Volume 12 No 1 2020 vk managerxot
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Back Matter Vektora Volume 12 No 1 2020 vk managerxot
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 10