cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
VISIKES
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 456 Documents
FAKTOR-FAKTOR RISIKO PAPARAN Pb PADA POLISI LALU LINTAS DI SEMARANG BARAT Eni Mahawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2011): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.626 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v10i2.693

Abstract

Background: Based on interview data from 15 traffic police in West Semarang was known that 80% of them have “dizzy” and “dispnea”, 20% have “nausea”. Those symptom can be early effect indicator of Pb exposure to them. The aim of this research is to examine Pb Exposure and the risk factors of Pb exposure in traffic police in West Semarang.Method: This is an explanatory research with the cross sectional approach. The respondent in this research is 33 traffic police. Data collected use the direct interview with questioner and laboratory test from the repondent’s blood sample. The variable in this research consist of age, work period, nutrition status, smoking habit, exercise habit, use of mask and Pb concentration in blood.Result: Based on the result of this research was known that the respondent characteristic’s are the mean of their age is 31 years old, work period is 3,77 year, 45,4% have normal nutrition status, 57,6% didn’t use mask, and 37,5% have smoking habit. The average of 8 cigarette smoked a day. The concentration of Pb in blood is 52,18 μg/ml and 60,6% over than threshold limit value. The Result of rank spearman correlation show that there was significant correlation between age and the exercise habit with the Pbconcentration in blood, ñ-value is smaller than 0,05. Suggestion for Police department is should be applied the health inspection for traffic police and improve the exercise habit for them. Police Placement as traffic police and their mutation must be consider the age of themKeyword : Pb Concentration in blood, Traffic Police
HUBUNGAN ORAL HIGIENE INDEX (OHI) DENGAN PROBING POCKET DEPTH (PPD) DAN LOSS OF ATTACHMENT (LOA) PADA LANJUT USIA Kriswiharsi Kun Saptorini
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2011): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.653 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v10i2.694

Abstract

Periodontal disease is an inflammation of the gingival tissues supporting the teeth, periodontal ligament, cementum and alveolar bone. Risk factors include age, gender, oral hygiene,the number of remaining teeth, smoking, knowledge, attitudes, practices in relation to periodontal status assessed by Probing Pocket Depth and Loss of Attachment has not been widely studied. Purpose of this study to prove association between oral hygiene with Probing Pocket Depth and Loss of Attachment.This study is an observational research with cross sectional design. The population study was the elderly aged e” 60 years old enrolled in the 5 Posyandu lansia in Wonosari area, with a sample size of 72 people. The data was collected by interview, clinical observation and focus groups discuss. Data were analyzed with chi square test.The results showed that Oral Hygiene Index (OHI) showed a significant association with Probing Pocket Depth (PPD) with p-value = 0,036, 95% CI = 1,199 to 9,110, PR = 3,306. Oral Hygiene Index (OHI) showed a significant association with the Loss of attachment (LOA) with p-value = 0,028, 95% CI = 1,207 to 80,367, PR = 9,848.The conclusions of this study, that poor Oral Hygiene Index (OHI) had a 3,3 times risk of having poor Probing Pocket Depth (PPD) and poor Oral Hygiene Index (OHI) had a 9,8times risk of having poor Loss of Attachment (LOA).Based on the results, it is recommended that the elderly need to maintain teeth at least 20 teeth and need to do scaling, scaling is also included in ASKES / Jamkesmas, cooperation with the private sector in public education activities and community service in the form of dental health checks and consultations are needed.Keywords : elderly, periodontal status, risk factors.
PENGARUH PENGGUNAAN BIOAKTIVATOR MOL NASI DAN MOL TAPAI TERHADAP LAMA WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK PADA TINGKAT RUMAH TANGGA Royaeni Royaeni
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.721 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1112

Abstract

The production of household waste keeps increasing due to the increases in population andactivities. The steps that should be taken for dealing this increase in waste volumes by reducingthe waste volumes from their sources. Composting is needed to reduce its volume. The place ofcomposting process might be digging soil, container or surface of soil. Bioaktivator useMikroorganisme Lokal (MOL) rice and MOL fermented cassava can accelerate composting time.MOL can be used for composting, because it can accelerate decomposition process of organicsolid waste. Changes in temperatures, pH, and the moisture of raw material were observed duringthe composting.This research uses exsperimental research, the data collecting is observation guidance andanalysis used independent t-test. Purpose of this research is to determine the effect of the usebioaktivator MOL rice and MOL fermented cassava to the length of time composting of organicwaste at the household level.From result of research, known that the average length of time composting with use bioaktivatorMOL rice are 13 days and MOL fermented cassava are 10 days. Result of this inferential researchthat there is significant differences between the length of time composting with usebioaktivator MOL rice and MOL fermented cassava with p value 0,000.Keywords : duration of composting, MOL rice and fermented cassavaProduksi sampah rumah tangga setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlahpenduduk dan beraneka ragam aktifitas. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatanvolume sampah tersebut adalah dengan cara mengurangi volume sampah dari sumbernya.Pengomposan merupakan salah cara untuk mengurangi timbulan sampah. Tempat pengomposanbisa di dalam lubang tanah, menggunakan wadah atau disimpan diatas permukaan tanah.Penggunaan bioaktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) nasi dan MOL tapai singkong dapatmempercepat waktu pengomposan. MOL dapat digunakan untuk pengomposan karena bisamempercepat proses penguraian sampah organik. Selama proses pengomposan parameter yangdiamati adalah perubahan suhu, pH dan kelembaban bahan kompos.Penelitian ini bersifat eksperimen, data diperoleh dengan melakukan pengamatan dan analisisdengan uji t independen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaanbioaktivator MOL nasi basi dan MOL tapai singkong terhadap lama waktu pengomposan sampahorganik pada tingkat rumah tangga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu pengomposan dengan menggunakanbioaktivator MOL nasi basi adalah 13 hari dan MOL tapai singkong adalah 10 hari serta adaperbedaan bermakna antara lama waktu pengomposan dengan menggunakan bioaktivator MOLnasi dan MOL tapai singkong dengan p Value 0,000.Kata Kunci : Lama waktu Pengomposan, MOL nasi dan tapai singkong
PENGGUNAAN KEMASAN PLASTIK JENIS PE (POLYTHYLEN), PP (POLYPROPYLEN) DAN PLASTIK WRAP TERHADAP ANGKA KUMAN PADA DAGING AYAM Nina Irawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.137 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1114

Abstract

Penanganan daging ayam selama dalam pemasaran di pasar tradisional, memiliki systempengamanan pangan yang kurang memenuhi syarat, sehingga daging ayam sangat mudahterkontaminasi oleh mikroorganisme yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas.Daging ayam yang dipasarkan di pasar tradisional, dijajakan secara terbuka pada suhu ruangtanpa menggunakan kemasan, sehingga memungkinkan konsumen memilih daging ayamdengan cara memegangnya. Hal tersebut menyebabkan daging ayam dapat terkontaminasidan teksturnya menjadi lebih cepat lembek, sehingga berakibat pada penurunan kualitasdaging ayam tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaanpenggunaan kemasan jenis plastik plastik jenis PE (Polyethylen), PP (Polypropylen) danplastik Wrap terhadap angka kuman pada daging ayam. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen terapan dengan survey analitik. Sampel daging ayam yang digunakandalam penelitian ini sebanyak 18 sampel dengan berat masing-masing 150 gram. Perlakuanyang diberikan adalah pengemasan dengan jenis plastic yang berbeda, yaitu PE (Polyethylen),PP (Polypropylen) dan plastik Wrap, selanjutnya sampel disimpan atau dititipkan pada penjualayam di Pasar Ciroyom Bandung selama 6 Jam. Hasil penelitian menunjukkan rata-rataangka kuman pada daging ayam dengan kemsan plastic jenis PE (Polyethylen) adalah1,9888 X 104 koloni/g, pada jenis plastic PP (Polypropylen) rata-rata angka kuman sebesar1,353 X 104 koloni/gr dan rata-rata angka kuman dengan dengan kemasan plastik Wrapadalah 1,7 X 104 . koloni/gr. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan ujiAnova diperoleh hasil terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan kemasan plasticjenis PE (Polyethylen), PP (Polypropylen) dan plastik Wrap terhadap rata-rata angka kumanpada daging ayam.Kata Kunci : PE (Polyethylen), PP (Polypropylen) Plastik Wrap, Angka Kuman
EFEK PAPARAN SECOND HAND SMOKE TERHADAP FUNGSI PARU KARYAWAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Nurjanah Nurjanah; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.621

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada hasil pengukurun kualitas udara pada tahun 2011 di Universitas Dian Nuswantoro dengan hasil rata-rata kadar PM2.5di Ruang Dosen Fakultas Teknik23,23 mg/m3, Fakultas Kesehatan 27,55 mg/m3, Gedung G 24,81 mg/m3, ruang dosen FIK113,11 mg/m3dan TVKU 51,42m/m3. Nilai tersebut lebih tinggi dari dari target WHO untukPM 2.5 sebesar 25 mg/m3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparanSecond Hand Smokedengan fungsi paru karyawan Universitas Dian Nuswantoro.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan metodepengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran denganspirometri. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan Udinus yang tidak merokok denganjumlah sampel 70 orang diambil secara random. Hasil pengukuran dibandingkan denganstandar orang Indonesia berdasarkan Pneumobile Indonesia. Analisis statistic yang digunakanadalah chi square.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar karyawan Universitas Dian Nuswantoro telahmengalami kelainan fungsi paru restriktif, yaitu restriktif ringan (50,0%) dan restriktif sedang(20,0%). Belum ditemukan efek paparan asap rokok orang lain terhadap fungsi paru karyawanUdinus, terlihat dari tidak ada hubungan antara paparan second hand smoke terhadap fungsiparu karyawan Universitas Dian Nuswantoro (p-value 0,794). Hal ini dimungkinkan karenabeberapa hal yaitu adanya paparan di luar tempat kerja dan kondisi tempat kerja ternyatatidak benar-benar bebas dari asap rokok karena masih ada perilaku merokok di tempattempat yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan tempat kerja seperti di dapur,di loby, tangga, maupun di jalan yang menghubungkan antar gedung dan ruangan.Rekomendasi yang kepada Universitas Dian Nuswantoro, perlu melakukan pembatasanperilaku merokok, yaitu penerapan secara lebih tegas larangan merokok di dalam ruangandan di dalam gedung, sehingga tempat kerjabenar-benar bisa bebas dari second hand smoke.Menyediakan smoking area di tempat tertentu yang cukup jauh dari gedung sehingga perilakumerokok dilakukan di sembarang tempatKatakunci: Paparan asap rokok orang lain, fungsi paru 
PENGGUNAAN PESTISIDA SEBAGAI FAKTOR RISIKO “MCI” (MILD COGNITIVE IMPAIREMENT) PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN KOTA SEMARANG Eni Mahawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.868 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1113

Abstract

Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi meningkat cepat terutama di negaranegaraberkembang termasuk Indonesia berdasarkan proyeksi 2010-2035. Masalah terbesarlansia adalah penyakit degeneratif antara lain demensia dan parkinson. Tingginya insidensipenyakit ini di daerah pedesaan juga dilaporkan oleh Lu, et. al (1995) dan hubungan antarazat pestisida juga terdapat pada Alzheimer Disease dan Parkinson. Sektor pertanian masihmenjadi tumpuan sebagian besar pekerja lansia (60,92%), kemudian jasa (28,80%) danindustri (10,28%). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penggunaan pestisida sebagai11PENDAHULUANIndonesia sebagai salah satu negaraberkembang juga akan mengalami ledakanjumlah penduduk lansia (50-64 tahun dan65+) berdasarkan proyeksi 2010-2035.Meningkatnya populasi lansia ini membuatpemerintah perlu merumuskan kebijakan danprogram agar lansia tidak menjadi beban bagimasyarakat. Peningkatan jumlah lansia diIndonesia diiringi pula peningkatanpermasalahan penyakit akibat prosespenuaan. Otak sebagai organ kompleks,pusat pengaturan sistem tubuh dan pusatkognitif, merupakan salah satu organ tubuhyang sangat rentan terhadap proses penuaanatau degeneratif. Berbagai penyakitdegeneratif di otak, seperti Demensiaalzheimer, Demensia vaskular, danParkinson, sampai saat ini pengobatannyabelum memberikan hasil yang diharapkan.Hampir semua obat tidak dapatmenghentikan proses penyakit. 1Gangguan kognitif ringan adalah suatukondisi awal perkembangan sebelumnyaterjadinya dementia. Gangguan kognitiffaktor risiko gangguan kognitif ringan (MCI) pada lansia.Jenis penelitian ini adalah survey “cross sectional” terhadap 50 lansia di wilayah kerjapuskesmas Mijen Kota Semarang yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulandata melalui wawancara dengan kuesioner serta MMSE (Mini-Mental State Examination)dan dianalisis dengan uji statistik “Chi Square”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% responden pernah mengggunakan pestisida dan78.8% responden menderita gangguan kognitif. Distribusi tingkat gangguan kognitif terdiridari 56.41% gangguan ringan dan 43.59% gangguan berat. Ada hubungan penggunaanpestisida pertanian (p value = 0.041; OR=4.455) dan pembasmi serangga (p value = 0.004;OR = 8.889) dengan gangguan kongnitif lansia. Tidak terbukti adanya hubungan antarapenggunaan obat nyamuk bakar (p value = 0.293; OR = 2.400), lotion anti nyamuk (p value =0.306; OR = 2.533) dan racun tikus (p value = 0.445; OR = 1.905) dengan gangguan kognitiflansia.Disarankan perlunya sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentangpenggunaan pestisida secara aman, dampak kesehatan, keselamatan, pemantauan danpengawasan peredaran pestisida secara rutin dan ketat serta pendampingan dan pembinaanguna meningkatkan kemandirian hidup lansia melalui posyandu lansia.Kata Kunci : Gangguan Kognitif Ringan, Lansia, Petani
EVALUASI KINERJA KLINIK BERHENTI MEROKOK DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Helena Elvy Lamapaha; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2014): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.613 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i2.1123

Abstract

Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap objek tertentu. Setiap organisasi atau lembagamemiliki kebutuhan untuk menentukan sejauh mana tingkat performa dari mutu pelayananatau program yang akan diberikan. Untuk itu, kegiatan guna melakukan evaluasi terhadapkinerja pelayanan yang diberikan haruslah menjadi bagian dari agenda organisasi. Kinikberhenti merokok di kampus merupakan program yang difasilitasi oleh Dinas PendidikanPropinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja klinik berhentimerokok di kampus yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di KotaSemarang Tahun 2014.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif . Subyek penelitiannya adalah konselor /pengelolaklinik berhenti merokok di kampus di Kota Semarang. Sedangkan Obyek penelitiannya adalah11 klinik berhenti merokok di kampus di Kota Semarang. Metode pengumpulan data denganwawancara mendalam dan observasi. Crosschecknya mengunakan triangulasi sumber.Hasil penelitian evaluasi yang dihasilkan menunjukan kinerja berhenti merokok di kampusyang difasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang tidak berjalandengan baik karena tidak semua klinik berhenti merokok memilki sumber daya yang lengkap baik dari sumber daya manusia, sarana dan fasilitas, alat dan bahan, metode, dan danayang dapat menunjang kinerja klinik berhenti merokok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Klinik berhenti merokok di kampus belum berjalan sesuai dengan harapan, sehingga perlunyadilakukan evaluasi dan dukungan dari pemerintah dan universitas agar sumber daya di klinikberhenti merokok dapat berjalan dengan baik.Kata kunci : Evaluasi, Klinik Berhenti Merokok, Kampus
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG Neneng Yetty Hanurawaty
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2014): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.564 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i2.1122

Abstract

Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, tidak terlepas dari pegawainya, karenapegawai bukan semata-mata menjadi obyek dalam mencapai tujuan organisasi, tetapi jugamerupakan subyek atau pelaku. Politeknik Kesehatan Bandung melakukan upaya untukmemperbaiki berbagai aspek agar para pegawai dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengantujuan organisasi, melalui pemberian motivasi kerja kepada pegawai. Penelitian ini dilakukan atas dasar belum optimalnya kinerja pegawai Politeknik Kesehatan Bandung, sehingga perludiketahui faktor– faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai.Tujuan penelitian ini untukmencari bagaimana faktor-faktor motivasi kerja secara intern dan motivasi kerja secaraekstern mempengaruhi terhadap kinerja pegawai Politeknik Kesehatan Bandung. Sampelpenelitian ini sebanyak 127 orang ditentukan dengan menggunakan proportionate randomsampling. Pengumpulan data menggunakan alat pengumpul data berupa angket yangmenghasilkan data berskala ordinal. Analisis data univariabel menggunakan distribusi frekuensidan analisis multivariabel menggunakan teknik analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkansecara simultan faktor motivasi kerja intern dan motivasi kerja ekstern terhadap kinerja pegawaiPoliteknik Kesehatan Bandung sebesar 10,2 %, secara parsial faktor motivasi kerja interndan motivasi kerja ekstern terhadap kinerja pegawai Politeknik Kesehatan Bandung masingmasingsebesar 3,38%, dan 4,46%. Kesimpulan penelitian menunjukkan faktor-faktor motivasikerja intern dan motivasi kerja ekstern mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawaiPoliteknik Kesehatan Bandung. Disarankan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai padaPoliteknik Kesehatan Bandung, hendaknya Direktur Politeknik Kesehatan Bandung danpara ketua jurusan untuk dapat mendukung dan memberikan kesempatan yang seluasluasnyakepada para pegawainya untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilannyamelalui upaya meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan pelatihan-pelatihanserta untuk dapat memberikan dorongan dalam diri pegawai yang berpengaruh dalammeningkatkan, mengarahkan dan memelihara perilaku pegawai yang berkaitan denganlingkungan pekerjaan.Kata kunci: motivasi kerja, kinerja pegawai.
PENGARUH EKSTRAK SERAI (ANDROPOGON NARDUS) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI Nadyawatie Warganegara
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.63 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1115

Abstract

Demam Berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan melaluigigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang sudah terinfeksi. Pada umumnya pengendaliannyamuk ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia sintetis yang mempunyai dampakresisten dan dampak terhadap lingkungan karena sulit terurai. Saat ini sedang digalakkanalternatif yang aman untuk membunuh larva Aedes aegypti dengan menggunakan insektisidanabati karena mudah terurai (biodegradable), salah satunya adalah menggunakan tanamanSerai (Andropogon nardus).Serai (Andropogon nardus)mengandung senyawa alamiah sepertisitral, sitronela, geraniol yang mempunyai sifat racun.Untuk mengetahui pengaruh serai (Andropogon nardus) terhadap jumlah kematian larva Aedesaegypti digunakan desain penelitian eksperimen (Pre & post test with control group). Populasidalam penelitian ini yaitu semua larva nyamuk Aedes aegypti yang berada ditempat perkembang biakan dan Sampelnya yaitu sebagian larva nyamuk Aedes aegypti instar III danIV di tempat perkembang biakan. Eksperimen dengan disain pretest-posttest with controlgroup dengan 3 perlakuan dan 6 kali pengulangan, yaitu konsentrasi ekstrak serai yangdigunakan adalah 2,9%, 3,2% dan 3,5% dengan waktu kontak 24 jam.Hasil eksperimen dari ketiga konsentrasi dengan menggunakan one way anova menunjukkanadanya perbedaan jumlah kematian larva Aedes aegypti untuk setiap konsentrasi.Kesimpulannya pada konsentrasi 3,5% mampu mematikan larva nyamuk Aedes aegyptidengan jumlah tertinggi 96% rata-rata kematian 24 ekor., Tingkat kematian larva nyamukAedes aegypti yang berbeda pada tiap-tiap perlakuan karena adanya kandungan sitronelapada ekstrak serai, semakin tinggi jumlah konsentrasi ekstrak serai maka semakin bertambahjumlah kematian larva nyamuk Aedes.Kata Kunci : Ekstrak Serai, larva Aedes aegypti.
KEPUASAN PESERTA ASURANSI KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KABUPATEN SEMARANG Ardiana Indah Puspita
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.514 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1116

Abstract

Pelayanan dokter keluarga bertujuan untuk memperluas dan memberikan pelayanan yanglebih baik bagi peserta Asuransi Kesehatan. Program Dokter Keluarga di Kabupaten Semarangsudah dilaksanakan sejak tahun 2005. Jumlah peserta Askes yang terdaftar 39.169 dari total55.795. Survey awal terhadap peserta Askes dokter keluarga terdapat ketidakpuasan tentangfasilitas pelayanan di dokter keluarga. Tujuan Penelitian adalah mengetahui tingkat kepuasanpeserta asuransi kesehatan sosial terhadap dimensi tangible di pelayanan dokter keluarga.Penelitian ini termasuk jenis deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectional.Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur tangible. Data dianalisamenggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) dimasukkan dalam diagram kartesius.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelaksanaan dimensi tangible adalah 3,69 danrata-rata kepentingan menurut pasien adalah 3,87. Dimana skor pelaksanaan terendah adalahkebersihan di lingkungan praktek dokter keluarga (359) dengan skor kepentingan 368, sehinggamasuk ke dalam kuadran A.Kata Kunci : Kepuasan Pasien, Dokter Keluarga, Asuransi Kesehatan

Page 6 of 46 | Total Record : 456