cover
Contact Name
Melki
Contact Email
melki@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmaspari@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Maspari Journal
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 20870558     EISSN : 25976796     DOI : -
Maspari Journal : Marine Science Research with eISSN: 2597-6796 (SK no. 0005.25976796/JI.3.1/SK.ISSN/2017.09 - 13 September 2017) publish by Marine Science Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sriwijaya, particularly focuses on the marine science areas as follows: 1). Marine Biology, 2). Marine Ecology, 3). Marine Acoustic, 4). Oceanography, 5). Environment, 6). Maritime Law, 7). Marine Microbiology and Biotechnology, 8). Marine Culture, 9). Coastal Management, and 10). Marine Social Science.
Arjuna Subject : -
Articles 236 Documents
LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN Rhizophora apiculata DI KAWASAN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Tengku Zia Ulqodry; Rian Andriansyah; Fitri Agustriani; Riris Aryawati; Heron Surbakti
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21487

Abstract

Dekomposisi serasah merupakan proses terjadinya penguraian terhadap bahan-bahan organik yang akan menjadi bagian-bagian kecil. Serasah mangrove berperan sebagai sumber nutrien di perairan pesisir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui laju dekomposisi serasah antar jenis mangrove dan antar stasiun penelitian di kawasan Muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan. Analisis laju dekomposisi serasah mangrove dengan menggunakan kantong serasah (litter bag). Penelitian dilakukan di empat stasiun yang dibedakan berdasarkan perbedaan parameter salinitas. Penelitian dilakukan dari Bulan November 2018 sampai Januari 2019. Laju dekomposisi serasah daun R. apiculata mencapai 0,0968 gbk/harii, dengan sisa bobot serasah akhir sebesar 1,43 g). Stasiun empat memiliki laju persentase dekomposisi yang paling tinggi (19,4 %).Kata kunci: Laju dekomposisi, mangrove, serasah.
AKUMULASI LOGAM Pb DAN Cu PADA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PESISIR BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Wike AE Putri; Fauziyah .; Anna IS Purwiyanto; Fitri Agustriani; TZ Ulqodry; M AK Pirazuni; Riska Eka Putri; Ani Haryati; Yulianto Suteja
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21152

Abstract

Pesisir Banyuasin merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi perikanan yang besar di ProvinsiSumatera Selatan. Hanya saja padatnya aktivitas lalu lintas kapal dan pertanian dapat menyebabkan perairan tercemar oleh logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam Pb dan Cu pada rajungan yang tertangkap di Pesisir Banyuasin serta membandingkannya dengan baku mutu yang berlaku. Pengambilan sampel dilakukan di Pesisir Banyuasin menggunakan metode fishing survey. Sampel dianalisis dengan AAS sesuai SNI 2354.5:2011 untuk logam Pb dan SNI 2354.13:2014 untuk logam Cu. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi logam Pb dan Cu di dalam daging rajungan berturut-turut sebesar 0,62–2,48 mg/kg Pb dan 2,5-11,6 mg/kg Cu. Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan BPOM No.5 tahun 2018 dan SNI 7387:2009, konsentrasi logam Pb sudah melewati ambang batas, namun berdasarkan ketentuan FAO (1983) hanya pada stasiun 4 yang melebihi baku mutu. Konsentrasi logam Cu dalam daging rajungan masih dibawah baku mutu kecuali pada stasiun 5 yang melewati baku mutu FAO (1983).Kata Kunci : Cu, logam berat, Pb, Pesisir Banyuasin, rajungan
PEMETAAN DAN PEMODELAN RIP CURRENT PADA KAWASAN WISATA PANTAI TELUK POPOH TULUNGAGUNG JAWA TIMUR M. Arif Zainul Fuad; Christian Harel; M. Furqon Azis Ismail
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.16341

Abstract

Wilayah pantai merupakan area yang biasa digunakan oleh para wisatawan untuk rekreasi. Namun, kasus kecelakaan pada wilayah pantai sendiri masih sangat tinggi yang mana salah satu faktor penyebabnya adalah rip current. Berdasarkan data dari Kantor Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bahwa terdapat 23 kasus korban terbawa arus dari tahun 2002 – 2012. Maka dari itu, diperlukan adanya observasi maupun prediksi terhadap kemunculan rip current pada Teluk Popoh. Penelitian ini bertujuan untuk menduga titik lokasi potensi kemunculan rip current; mengetahui karakteristik dan tipe rip current; dan mengetahui pengaruh parameter oseanografi terhadap potensi kemunculan rip current pada kawasan wisata Teluk Popoh. Data yang digunakan adalah data angin, gelombang, batimetri, pasang surut, kemiringan pantai, foto udara, dan citra satelit Digital Globe.  Penelitian dilakukan dari tanggal 19 Desember 2019 hingga 14 Februari 2020 yang terdiri dari survei lokasi; pengambilan data batimetri, pasang surut, dan foto udara di lapang; pengolahan data primer dan sekunder.  Identifikasi potensi kemunculan rip current dilakukan secara visual melalui citra satelit Digital Globe, foto udara dan pemodelan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa lokasi indikasi kemunculan rip current jika diidentifikasi berdasarkan ciri – cirinya.  Selain itu, titik lokasi dan waktu kemunculan serta karakteristik dari rip current pada Teluk Popoh bervariasi tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhinya seperti perubahan musim, tinggi gelombang, kemiringan pantai, batimetri, keberadaan beach cusps, bentuk pantai, dan tipe pantai.
PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PESISIR KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Fauzi Ananda Yudistira; Fitri Agustriani; Fauziyah .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21153

Abstract

Lingkungan pantai merupakan lingkungan yang sangat dinamis. Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi lingkungan pantai. Perubahan garis pantai merupakan suatu proses terus-menerus melalui berbagai proses alami di pantai yang meliputi pergerakan sedimen, arus menyusur pantai (longshore current), aksi gelombang permukaan laut dan penggunaan lahan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa perubahan garis pantai dengan menggunakan citra Landsat 4-5 dan Sentinel-2 di pesisir Banyuasin pada tahun 2005-2010-2015-2021 saat surut terendah dan saat pasang sebagai pembanding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi citra satelit Landsat 4-5 tahun 2005-2010 dan Sentinel-2A tahun 2015-2021 menggunakan tumpang susun (overlay) untuk melihat perubahan garis pantai dan DSAS (Digital Shoreline Analysis System) untuk menghitung luas perubahan. Hasil penelitian ini menunjukkan di pesisir Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan selama kurun waktu 15 tahun (2005-2021) telah terjadi perubahan garis pantai 34,44 ha untuk proses akresi seluas 63,98 ha dan proses abrasi -29,54 ha dengan panjang garis pantai sepanjang 108,84 km. Kata kunci : Garis Pantai, Mangrove, DSAS, Banyuasin
Sebaran Zona Potensi Penangkapan Ikan menggunakan Citra Satelit Aqua MODIS di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 711 (WPPNRI 711) Bagian Utara Putri Setia Wati; Melki melki; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Hartoni .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21194

Abstract

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 711 (WPPNRI 711) merupakan perairan yang memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya kekayaan migas dan lumbung ikan. Berdasarkan Kepmen KP No. 50 Tahun 2017 WPPNRI 711 memiliki potensi perikanan sebesar 767.126 ton dengan tingkat pemanfaatan sebesar 10,66 %. Kelimpahan ikan di pengaruhi oleh sebaran konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut terhadap sebaran Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) di WPPNRI 711 bagian utara. Penelitian ini menggunakan data citra Aqua-MODIS pada tahun 2018, 2019, 2020 di WPPNRI 711 bagian utara. Hasil penelitian menunjukkan titik ZPPI tinggi terjadi dimusim barat sebanyak 54,11% dan terendah terjadi dimusim timur sebanyak 4,23 %. Titik ZPPI berkaitan erat dengan nilai klorofil-a dan SPL, dimana jika nilai klorofil-a tinggi dan nilai SPL rendah maka titik ZPPI tinggi.Kata kunci : Aqua-MODIS , WPPNRI 711 bagian Utara, Klorofil-a, SPL, ZPPI
KARAKTERISTIK SUHU DAN SALINITAS VERTIKAL TERHADAP MASSA AIR SELAMA PERIODE IOD (+) , IOD (-) , MUSIM BARAT, DAN MUSIM TIMUR DI SELAT MENTAWAI Rezfiko Agdialta; Fajar Sidiq Ariwibaowo; Ivonne Milichristi Radjawane; Lamona Irmudyawati Bernawis
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21080

Abstract

Selat Mentawai merupakan bagian Perairan Barat Indonesia yang secara geografis dilalui fenomena antar tahunan Indian Ocean Dipole (IOD) dan perubahan monsun. Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena tersebut terhadap karakteristik massa air, khususnya berkaitan dengan distribusi, stratifikasi dan proses percampuran massa air yang berasal dari Perairan Samudera Hindia menjadi fokus utama penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Selat Mentawai yang secara geografis terletak antara 2,3° – 3,3° Lintang Utara dan 100° – 101,5° Bujur Timur, dimana terbagi dalam 4 periode penelitian yaitu: IOD Positif (+), IOD Negatif (-), Monsun Timur dan Monsun Barat. Kajian dilakukan menggunakan data insitu dari instrumen Conductivity Temperature Depth (CTD) untuk mengukur parameter kedalaman, temperatur, dan salinitas. Analisis data CTD menggunakan diagram T-S yang menunjukan hubungan antara suhu dan salinitas di beberapa kedalaman. Selain itu data model arus yang bersumber dari marine.copernicus.eu digunakan untuk melihat distribusi arus laut secara horizontal. Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Ocean Data View (ODV). Secara umum, hasil analisa diagram T-S menunjukan lapisan termoklin berada pada kedalaman antara 50 sampai dengan 150 meter. Dimana lapisan termoklin saat IOD (-) pada kedalaman (92 – 155 meter) dimana lebih dalam daripada IOD (+) pada kedalaman (77 – 130 meter). Lapisan termoklin saat monsun barat pada kedalaman (92,3 - 155,8 meter) lebih dalam daripada monsun timur pada kedalaman (55,7 – 109,7 meter). Arus laut Selat Mentawai dipengaruhi oleh perubahan IOD dan monsun, dimana saat IOD (-) arah arus dominan dari Barat Laut ke Tenggara dan sebaliknya saat IOD (+) arah arus dominan dari Tenggara ke Barat Laut. Sedangkan pada saat monsun barat arah arus dominan dari Barat Laut ke Tenggara. Sebaliknya saat monsun timur arah arus dominan dari Tenggara ke Barat laut. Karakteristik massa air di Upper Water (0 – 500 meter) wilayah Selat Mentawai terdiri dari Benggal Bay Water (BBW), Subtropical Low Water (SLW), South Indian Central Water (SICW), Indonesian Upper Water, dan Indian Equatorial Water. Sementara untuk wilayah Intermidiate Water massa air yang paling dominan berasal dari Red-Sea Persian Intermediate Water (RSPIW). Pada kondisi IOD +, IOD -, Monsun Barat, dan Monsun Timur tidak terdapatnya perbedaan karakteristik massa air.