cover
Contact Name
Asti Rahmaningrum
Contact Email
kawistara@ugm.ac.id
Phone
+62 895-3345-98070
Journal Mail Official
kawistara@ugm.ac.id
Editorial Address
Gedung Lengkung, Unit 1, Lantai 2, Sayap Timur Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Jalan Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta Telp. (0274-564239 extc. 207)
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora
ISSN : 20885415     EISSN : 23555777     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2023)" : 9 Documents clear
Pembangunan Pariwisata di Sekitar Slum Area Perkotaan:Dari Marginalisasi Menuju Transformasi Delmira Syafrini; Nurlizawati Nurlizawati; Wirdanengsih Wirdanengsih; Bunga Dinda Permata
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.78942

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengembangan pariwisata yang dilakukan di sekitar kawasan Slum Area perkotaan, serta dampaknya terhadap transformasi kawasan dan komunitas lokal, dengan studi kasus kawasan pemukiman kumuh yang dihuni komunitas Nelayan di Pantai Purus Kota Padang. Hal ini menarik, karena kawasan di sekitar Pantai Purus dulunya diidentikkan dengan slum area yang dihuni oleh komunitas nelayan dengan streotipe yang negative, namun saat ini tumbuh menjadi lokasi pariwisata pantai andalan Kota Padang, bahkan nelayan menjadi bagian penting pembentuk dayatarik dan sense of place dalam pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengamati proses interaksi yang terjadi antara penduduk lokal dengan wisatawan, serta mengamati bagaimana mereka terlibat dalam berbagai aktivitas wisata. Sementara itu wawancara dilakukan dengan 22 informan, yang berasal dari berbagai kalangan, seperti pengambil kebijakan, komunitas yang tinggal di sekitar pantai, pedagang dan wisatawan  untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan pariwisata, yang berdampak pada transformasi kawasan dan komunitas yang tinggal di sekitar Pantai Purus. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata telah mengubah kawasan ini, dari kawasan yang kumuh yang dihindari menjadi lokasi yang dikunjungi. Nelayan yang dulunya merasa menjadi kelompok yang menolak pembangunan pariwisata karena menjadi kelompok marginal, namun saat ini bertranformasi menjadi komunitas pendukung pariwisita. Pariwisata tidak hanya mengubah ruang dan fisik kawasan tetapi juga kehidupan sosial ekonomi dan budaya komunitas nelayan yang tinggal di sekitar kawasan. 
Ketangguhan Wisatawan di Kawasan Malioboro pada Masa Pandemi COVID-19 Ni Kadek Winda Yanti; Yulia Arisnani Widyaningsih; Djoko Wijono
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.70851

Abstract

Respon wisatawan di kawasan Malioboro kontras dengan fenomena yang terjadi di masa pandemi yang mana masyarakat cenderung menghindari ruang publik sedangkan kondisi di kawasan Malioboro sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam terkait ketangguhan atau kemampuan wisatawan di kawasan Malioboro untuk menyesuaikan diri dengan kondisi selama pandemi COVID-19. Penelitian ini melihat ketangguhan dari sudut pandang motivasi berwisata, perilaku wisatawan ketangguhan sosial tingkat individu. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara tidak terstruktur, dan wawancara mendalam. Penentuan narasumber, wawancara, dan analisa dilakukan dengan sistem bola salju secara terstruktur. Penelitian ini menemukan bahwa wisatawan di kawasan Malioboro mampu menyesuaikan diri dengan situasi pada masa pandemi COVID-19. Hal ini tercermin dari adanya kesadaran wisatawan terhadap bahaya, namun tetap memilih melakukan wisata dengan mempertimbangkan berbagai upaya pencegahan dan berfokus pada upaya-upaya penyesuaian diri baik oleh individu atau destinasi. Penelitian ini diharapkan berguna untuk manajemen resiko di destinasi dan mitigasi permasalahan terkait pandemi dengan memahami perilaku wisatawan.
Local Resources-Based Community Empowerment Model to Achieve Food Security in the Indonesian Border Community of North Sebatik Nia Kurniasih; Sekar Inten Mulyani; Hendris Hendris
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73042

Abstract

Many scholars now see border areas to have a srategic value. They are no longer seen as the backyard of a country but the front yard that must be seen well developed. Therefore border communities must be empowered to be independent from neighboring countries. These include efforts to increase these independence through community empowerment. Community empowerment can increase the independence and welfare of the community through increasing knowledge, attitudes/behaviors, skills, abilities, awareness, and utilization of resources. Through the process, it is expected that human resources capacity will increase in food security. How the efforts to empower border communities adopt local resources, instead of a top down approach, however needs forther exploration. This research aims to asses the effects of human and natural capitals in formulating local resources-based Community empowerment model in the sector of food security. This research was conducted in the North Sebatik district, Nunukan regency with 65 sample of farmers selected through simple random sampling techniques. Primary and secondary data were collected through field observations, direct interviews, questionnaire distribution, and information obtained from official government agencies. This research uses human capital, nature capital, and social capital as dependent variables, and community empowerment and food security as independent variables. The analysis method applied Partial Least Square (PLS) by using software WarpPLS 5.0. The results of the research showed that human capital must go through an empowerment process to increase human quality. Natural capital must also go through an empowerment process, as human quality without supported nature resources cannot improve capacity to achieve food security. Social capital must also go through an empowerment process. Community empowerment has an impact on food security, as it can manage existing resources to create and improve household income through locally-based agricultural activities to achieve food security.
Hidup dalam Ketidakpastian: Strategi Pedagang Pantai Pulang Sawal dalam Menggapai Resiliensi pada Masa Pandemi Covid-19 Oki Oktami Yuda; Wiwik Sushartami
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73058

Abstract

Penelitian ini berangkat dari fakta bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia di berbagai sektor. Pantai Pulang Sawal merupakan salah satu destinasi wisata yang terkena dampak secara tidak langsung dari pandemi COVID-19. Dampak yang ditimbulkan menyentuh para pedagang yang hidupnya sangat bergantung pada operasional pariwisata. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh para pedagang di pantai Pulang Sawal dalam menggapai resiliensi di tengah masa pandemi COVID-19. Selanjutnya, untuk melihat hubungan antara strategi yang telah para pedagang lakukan dengan berbagai kemungkinan kendala yang akan mempengaruhi kualitas resiliensi mereka. Penelitian fenomenologis dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dengan pedagang makanan dan minuman. Strategi yang dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh kebijakan apa yang saat ini ditcerapkan. Modal sosial yang dimiliki pedagang mendorong mereka untuk berjualan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, para pedagang juga mencoba mengambil keuntungan di bawah aturan formal ketika menghadapi situasi sulit seperti ketika pantai Pulang Sawal ditutup. Mereka juga menggunakan modal lingkungan berupa ketersediaan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan pokok dan meningkatkan pendapatan mereka. Pada kenyataannya, strategi yang dilakukan para pedagang memiliki kendala di luar kendali mereka sehingga membawa mereka ke kerentanan.
Politik Etnik dan Kekeluargaan Sebagai Sumber Perilaku Politik Masyarakat Pedesaan di Barito Selatan Kisno Hadi
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73956

Abstract

Tulisan ini mendeskripsi tentang perilaku politik yang berwujud sikap politik masyarakat pedesaan di pedalaman Kalimantan Tengah. Tulisan ini diangkat dari hasil penelitian saat Pemilu legislatif 2019 dan Pilkada Kalteng 2020. Penelitian menggunakan metode kualitatif interpretatif, dengan pengumpulan data lapangan melalui pengamatan langsung di mana penulis berada di lapangan saat pelaksanaan Pemilu 2019 dan PILKADA Gubernur Kalteng 2020, wawancara dengan Mantir Adat (tokoh adat), dan analisis data pustaka berupa buku, jurnal dan data KPU Barito Selatan. Penelitian ini mendeskripsi dua hal, Pertama, fenomena afiliasi politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan sebagai pengaruh budaya politik masyarakat suku Dayak yang hidup dan berkembang dalam suasana masyarakat pedesaan-pedalaman; Kedua, fakta perilaku politik masyarakat pedesaan di Kabupaten Barito Selatan dalam politik elektoral Pemilu 2019 dan Pilkada 2020. Temuan penelitian ialah Pertama, tidak terjadi pergeseran afiliasi politik sejak tahun 1950an sampai saat ini, di mana afiliasi politik masyarakat pedesaan tidak beranjak dari afiliasi etnis; Kedua, afiliasi etnis diperankan sebagai penyeimbang kekuatan politik lain dari luar seperti dominasi etnis lain dan sebagai upaya perlindungan sosial mereka kepada kekayaan sumber daya alam di desa; dan Ketiga, sikap politik dipraktikkan dengan cara mereka sendiri yang khas, yakni personal approach (pengenalan personal),ethnicity (etnisitas dan kekeluargaan), dan opennes and honesty (keterbukaan dan kejujuran).
Partisipasi Warga pada Penanganan Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dalam Tangga Partisipasi Arnstein di Bogoarum, Magetan Anif Fatma Chawa; Moch Hisyam Putra; Andika Riyan Saputra
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.74581

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memahami masalah kuasa (power) dalam implementasi program atau kegiatan yang menggunakan pendekatan atau strategi berbasis komunitas atau community development. Implementasi program pemberdayaan masyarakat menuntut adanya distribusi kekuasaan kepada komunitas melalui proses partisipasi untuk mewujudkan tujuan utama penerapan program yaitu komunitas yang berdaya (empowerment). Diperlukan derajat partisipasi yang tinggi agar distribusi kuasa tersebut bisa terwujud. Penelitian ini menunjukkan bagaimana derajat partisipasi tinggi bisa dicapai pada penerapan Program Kampung Tangguh untuk menangani pandemi covid-19 di Desa Bogoarum. Untuk mengkaji derajat partisipasi komunitas penelitian ini menggunakan teori tangga partisipasi dari Sherry Arnstein yang secara garis besar membagi derajat partisipasi komunitas dalam tiga tingkatan yaitu  kuasa komunitas, ‘ada’ partisipasi dan tidak ada partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga desa Bogoarum sudah mengadopsi prinsip utama dari community development yaitu human orientation, partisipasi dan empowerment pada program ppemberdayaan mereka sebelumnya yaitu jimpitan dan Bank Sampah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan prinsip ini mendukung tercapainya derajat partisipasi yang tinggi pada penerapan Program Kampung Tangguh Semeru di Desa Bogoarum. Sebagai hasilnya, warga Desa Bogoarum berhasil mengendalikan penularan dan penanganan dampak negatif dari pandemic covid-19
Peran “Sintalitas” dalam Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Pertanian Padi pada Kelompok Tani Sedyo Luhur di Boyolali Dina Sulistyo Wibowo; Hermin Indah Wahyuni; Ratih Ineke Wati
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.74634

Abstract

Latar belakang penelitian adalah terdapat pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) oleh pemerintah, tetapi pemanfaatannya tidak efektif. Pemerintah juga menggelar sosialisasi UPJA, tetapi belum tumbuh di setiap kelompok tani (poktan). Masalah penelitian adalah tentang sintalitas Poktan Sedyo Luhur dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sintalitas Poktan Sedyo Luhur dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi. Metode yang digunakan adalah deskriptif secara kualitatif. Lokasi penelitian di Poktan Sedyo Luhur yang berlokasi di Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Poktan Sedyo Luhur memiliki sintalitas dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi yang ditunjukkan melalui sifat sintalitas, sifat struktur, dan sifat populasinya. Sifat sintalitas ditunjukkan oleh Poktan Sedyo Luhur yang memiliki pengaruh baik bagi individu anggota maupun anggota bagian dari poktan dan poktan menjalin kerja sama dengan berbagai mitra dalam pengoptimalan pemanfaatan mesin tanam bibit padinya, tetapi jalinannya kurang baik dengan dinas pertanian. Sifat struktur poktan ditunjukkan oleh keberadaan seksi alsintan yang mengelola alsintan bertaraf UPJA dengan 75 persen anggota berperan dalam memanfaatkan alsintan tersebut. Poktan Sedyo Luhur juga mengelola mesin tanam bibit padinya yang disertai dengan batasan norma-norma. Sifat populasi poktan ditunjukkan oleh mayoritas anggota memiliki umur di atas 40 tahun dengan pekerjaan lain di luar pertanian. Poktan Sedyo Luhur harus meningkatkan hubungannya dengan dinas pertanian dan juga meregenerasi anggotanya.
Bourdieu dan Perspektif Alternatif Kajian Jurnalistik Nanang Krisdinanto
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.75088

Abstract

Naskah ini merupakan literature review yang mengelaborasi pikiran Pierre Bourdieu tentang jurnalisme yang dapat digunakan sebagai perspektif alternatif dalam memahami dinamika praktik jurnalistik. Ada dua hal yang membuat pikiran Bourdieu menarik dan penting untuk dikaji dalam konteks jurnalistik. Pertama, perspektif Bourdieu masih jarang digunakan untuk memahami, mengutai, atau menginvestigasi dinamika yang terjadi dalam praktik jurnalistik. Padahal, konsep-konsep kunci seperti arena, habitus, dan modal dapat digunakan untuk menyingkap berbagai dinamika yang terjadi di dalam praktik jurnalistik. Kedua, orientasi teoritik Bourdieu mampu membuka ruang untuk memahami praktik jurnalistik tanpa harus terjebak ke dalam dikotomi perspektif yang kaku di antara perspektif ekonomi politik/organisasional/budaya dan perspektif cultural studies. Konsep kunci Bourdieu dapat digunakan untuk mengungkap kompleksitas praktik jurnalistik yang diabaikan masing-masing perspektif. Konsep kunci Bourdieu juga dapat membuat peneliti terhindar dari bahaya mereduksi praktik jurnalistik menjadi hanya sekadar proses makro (seperti politik, ekonomi, atau budaya yang berbasis struktur sosial objektif), atau sebaliknya hanya sebatas proses mikro (yang berbasis kebebasan atau kreativitas subjek). Dengan kata lain, konsep kunci Bourdieu digunakan sebagai alat analisis yang mampu mengkoneksikan dinamika praktik jurnalistik dengan struktur politik, ekonomi, sosial, atau budaya yang melingkupinya
The Factors of Rice Farmers’ Poverty in Indonesia: The Perspective of Land Conversion, Land Ownership Area, and Agriculture Technologi Septian Widyanto; Leksono Probo Subanu
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.78972

Abstract

Rice is very important as Indonesia’s main staple. It contributes a lot to the national expenditure where more than 80% of households of every social class consumed rice. There is a high demand level for rice but there is a limited number of farmers. Of 70% of households in rural that work in the agricultural sector, only 50% grow rice, and most of them are poor farmers. Almost 52% of Indonesia’s rice is produced at Java Isle. However, production growth is only 0,7% given the rapidly increasing number of people and land conversion over the past 7 years. Most Indonesian farmers are classified as small farmers has average land ownership of only less than 0.5 hectares, making them can’t innovate and only can fulfil their basic needs without saving for investment. This is made worse by around 35% of farmers don’t own their land. Technology usage also become an issue where 85% of farmers don’t use internet and 45% are not used in using mechanical technology. The purpose of this research is to find the effect of paddy land conversion, land ownership area, and agriculture technology on farmer’s poverty in Indonesia. By using multiple regression method on 6 independent variables data from all Indonesia provinces, we found that the most significant variable to reduce farmer’s poverty is land ownership area. The statistical result is supported and cross-checked by data and related policies from literature review, and interview with some stakeholders from Ministry of Agriculture, local government, paddy farmer representative, and agriculture instructor.

Page 1 of 1 | Total Record : 9