Wirdanengsih Wirdanengsih
Postgraduate Student At The School Of Postgraduate Studies, Universitas Pendidikan Indonesia, Lecturer Of UniversitasNegeri Padang, Indonesia

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pembudayaan Tradisi Membaca Alquran pada anak-anak di Masyarakat Balai Gurah Kabupaten Agam Sumatera Barat Wirdanengsih Wirdanengsih
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.595 KB)

Abstract

Balai Gurah adalah salah satu nagari  yang memiliki tradisi membaca Alquran pada anak-anak secara rutin  tiap hari. Nagari Balai Gurah dapat dikatakan sebagai nagari yang tidak ada  orang yang tidak mampu membaca Al Quran. Tujuan Penelitian ini  untuk mengambarkan tradisi membaca pada anak –anak dan bagaimana pola pendidkan membaca Alquran  di nagari Balai gurah. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dimana data diambil dari observasi partisipasi, wawancara mandalam  dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan  bahwa ada beberapa pola pendidikan membaca Alquran . Pola pendidikan membaca Al Quran  yang diselenggarakan oleh  pendidikan non formal ( Perguruan Awaliyah Quran), pola pendidikan membaca Alquran di rumah  dan pola pendidikan membaca Alquran   di tengah masyarakat melalui masjid sebagai pusat ibadah masyarakat. Pola pendidikan membaca Alquran  di PQA dilakukan pada jam 14.00 wib-18 wib .Pola pendidikan membaca  di rumah  pada 19.00 wib-20.00 wib. Dan pola pendidkan membaca Alquran di masjid pada jam 05.00-06.00 wib. Prinsip dalam pendidikan membaca Al Quran ini “ Lancar kaji karena di ulang. (Lancar Bacaan karena di ulang-ulang) yang akan bermakna terhadap tungkah laku anak . Proses pendampingan dari pihak  guru, orang tua  serta masyarakat menjadi pondasi utama dalam proses pembudayaan membaca Al Quran terhadap anak-anak 
Makna Simbolik Upacara Khatam Quran Anak-Anak pada Perguruan Quran Awaliyah (PQA) di Nagari Balai Gurah Sumatera Barat Wirdanengsih Wirdanengsih; Sofyan Sauri; Dasim Budimansyah; Edi Suresman
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.539 KB)

Abstract

Upacara Khatam Quran anak- anak di Balai Gurah  kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam Sumatera Barat merupakan upacara inisiasi kepada anak-anak yang telah mampu membaca dengan baik dan benar dan dilakukan setahun sekali oleh lembaga pendidikan masyarakat non formal yaitu Perguruan Quran Awaliyah (PQA) sehingga anak-anak di nagari Balai gurah yang berumur 9 tahun keatas umumnya sudah pandai mengaji dengan baik dan benar, sedangkan di beberapa daerah di negeri ini angka melek membaca Alquran masih tinggi dan dinagari ini pelaksanaan Khatam Secara rutin diselenggarakan sejak tahun 1923.Maka tujuan penelitian untuk mendiskripsikan  dan menjelaskan makna upacara Khatam Quran ini.Penelitian ini  dianalisis dengan teori interpretative simbolik yang dikemukaakan oleh Clifford Gertz yang menyatakan makna kegiatan masyarakat berasal dari kebudayaan  yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri, akarnya pada penafsiran  masyarakat yang digambarkan  melalui sistem simbol  beserta jaringan simbol dari setiap kegiatan  dan praktek)  yang dilakukan masyarakat.
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Keluarga Petani yang Memiliki Anak Putus Sekolah Tingkat SLTP di Jorong IV Rotan Getah Ferdinand Okta Anpersya; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Perspektif Vol 3 No 3 (2020): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v3i3.296

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah anak putus sekolah tingkat SLTP. Untuk mencegah tingginya angka anak putus sekolah tingkat SLTP perlu adanya peranan dari orang tua untuk menanamkan tentang pentingnya pendidikan. Tujuan penelitian untuk mengetahui Apa nilai–nilai yang diinternalisasikan dalam keluarga petani yang memiliki anak putus sekolah tingkat SLTP di Jorong IV Rotan Getah Nagari Muaro Sei Lolo Kecamatan Mapat Tunggul Selatan Kabupaten Pasaman. Teori yang digunakan adalah Teori Rasional Petani Samuel L Popkin. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Teknik pemilihan informan dalam penelitian adalah purposive. Hasil penelitian menunjukkan anak putus sekolah disebabkan kurangnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak, karena tidak sesuai tempat anak bersekolah yang bukan keinginan mereka melainkan hanya keinginan orang tuanya saja, akhirnya anak putus sekolah dan orang tua lebih memilih anaknya untuk bekerja saja di kebun dari sekarang dari pada habiskan waktu sama uang kalau anaknya bersekolah.
Pelaksanaan Fungsi Sosialisasi Terhadap Anak Usia Dini Dalam Keluarga Petani Rani Fitri Andela; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Perspektif Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v5i1.580

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan fungsi sosialisasi dalam keluarga petani karet terhadap anak usia dini di Desa Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini menggunakan Teori interaksionisme simbolik dari George Herbert Mead. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemilihan informan penelitian ini yaitu purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi sosialisasi yang dilaksanakan oleh orang tua petani terhadap anaknya yang berusi dini adalah pertama dengan mengajak anak untuk melakukan pekerjaan rumah bersama-sama di mulai dari melakukan hal-hal kecil yaitu merapikan mainan, meletakkan sendal ketempatnya dan meletakkan piring ke rak piring. Kedua adalah dengan memberikan nasihat kepada anak hal ini dilakukan saat anak sedang berselihi dengan saudaranya orang tua mengajarkan anak bagaimana cara menyelesaikan masalah dan menasehati dengan cara memarahi anak saat anak tidak mau pergi mengaji. Ketiga adalah memberikan hukuman kepada anak agar anak memeiliki efek jera saat melakukan kesalahan, hukuman yang diberikan orang tua berupa kekerasan fisik maupun kekerasan verbal.
Persepsi Masyarakat Terhadap Perempuan Bercadar Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Aur Kuning Yaya Permatasari; Wirdanengsih Wirdanengsih
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 2 No 3 (2021): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (March 2021)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v2i3.68

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi masyarakat terhadap perempuan bercadar di Kelurahan Aur Kuning Kota Bukittinggi pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan secara random kepada 534 penduduk laki-laki dan perempuan di Kelurahan Aur Kuning dengan batasan usia 25-29 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket kepada 53 responden dan dianalisa dengan teknik analisis statistik deskriptif, erta dijelaskan dengan teori etnosains yang dikembangkan oleh Goodenough. Goodenough menyatakan bahwa perilaku masyarakat suatu kebudayaan tergantung dengan pengetahuan yang ia miliki. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi masyarakat Kelurahan Aur Kuning pada umumnya responden laki-laki dan perempuan mengetahui cadar. Sedangkan persepsi masyarakat mengenai perempuan bercadar pada masa pandemi Covid-19, sebagian kecil responden perempuan beranggapan cadar juga termasuk sebagai alat penyaring virus covid-19 sedangkan responden laki-laki beranggapan bahwa cadar bukanlah alat penyaringan virus. Perempuan bercadar di sekitar Kelurahan Aur Kuning merasa nyaman menggunakan cadarnya pada masa pandemi Covid-19 dan tetap diperlakukan sama dengan masyarakat lainnya. Berbeda sebelum masa pandemi perempuan becadar merasa terasingkan dan tidak percaya diri dalam bergaul.
Pendidikan Karakter Melalui Program Mentoring Studi Kasus: SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Kota Padang Mega Mustika; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran (December 2019)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sikola.v1i2.18

Abstract

Berangkat akan pentingnya pendidikan karakter di sekolah, banyak sekolah yang berorientasi pada kognitif. SMP Perguruan Islam Ar Risalah Kota Padang sekolah berbasis agama yang merupakan sekolah berorientasi pada pembinaan karakter peserta didik. Pembinaan karakter dilakukan melalui program mentoring yang menjadi program wajib yang diikuti oleh peserta didik. Tujuan penelitian memberikan gambaran pendidikan karakter melalui program mentoring di SMP Perguruan Islam Ar Risalah Kota Padang. Penelitian ini menggunakan Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura. Penelitian ini menngunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Penelitian dilakukan di SMP Perguruan Islam Ar Risalah Kota Padang. Data dikumpulkan dengan wawancara, obbservasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunaka metode interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) program mentoring sebagai salah satu sarana pembinaan karakter di SMP Perguruan Islam Ar Risalah yang memiliki bentuk-bentuk kegiatan berupa tilawah Al Qur’an, pembacan doa, kultum, rihlah, qodhoya, memasak bersama. 2) karakter yang dibina melalui mentoring adalah karakter religius, peduli sosial, kerjasama, bersaudara.
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Tahfizd di SMA Negeri 5 Padang Zulkifli Zulkifli; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol 1 No 3 (2020): Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran (March 2020)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sikola.v1i3.23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz di SMA Negeri 5 Padang, karakter apa saja yang dibentuk melalui kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz di SMA Negeri 5 Padang, serta mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat kegiatan pendidikan karakter melalui kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz di SMA Negeri 5 Padang. Metode penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis interaktif Miles dan Huberman. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar sosial dari Albert Bandura. Untuk mendapatkan data peneliti melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz diadakan setiap hari senin, selasa, rabu, dan kamis pukul 06:00 WIB sampai pukul 07:00 WIB, 2) Karakter yang dibentuk pembinaan melalui kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz yaitu, karakter religius, karakter cinta membaca dan menghafal Al Qur’an, sopan santun, 3) Terdapat faktor pendorong dan fakor penghambat yaitu ; faktor pendorong a) Mengembangkan bakat siswa sebab siswa yang sudah memiliki hafalan dan sudah lancar membaca Al Qur’an mereka diarahkan untuk mengikuti program Tahfidz. b) Ada kemudahan masuk perguruan tinggi kalau memiliki hafalan yang cukup banyak seperti 10 juz. c) Kearifan lokal Minangkabau, karena SMA Negeri 5 Padang terintegrasi kebudayaan Minangkabau sehingga sekolah membuat kegiatan Ekstrakurikuler Tahfidz sebab anak-anak minangkabau dulunya belajar mengaji di Surau. Sedangkan faktor penghambat adalah a) Pendanaan, b) Waktu pelaksanaan yang pendek, c) Siswa jenuh.
Penerapan Sekolah Berintegrasi Budaya Minangkabau di SMA Negeri 5 padang Deni Alwidora; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembalajaran (September 2020)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sikola.v2i1.61

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penerapan sekolah berintegrasi budaya Minangkabau di SMA Negeri 5 Padang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, alasan peneliti menggunakan metode kualitatif ini karena peneliti ingin memberi gambaran serta mendeskripsikan tentang penerapan sekolah berintegrasi budaya Minangkabau di SMA Negeri 5 Padang. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Struktural Fungsional dari Talcott Parson. Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan sekolah berintegrasi budaya Minangkabau di SMA Negeri 5 padang di integrasikan kedalam proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas meliputi kegiatan ekstrakulikuler seperti silat dan tarian tradisional, lomba pantun Minangkabau, dan sudut Minang, serta program memakai baju basiba dan menggunakan bahasa Minang setiap hari kamis. Dalam pelaksanaannya terdapat kendala diantaranya masalah biaya yang belum maksimal, kemampuan guru dalam melakukan pengintegrasian, serta kesulitan siswa dalam memahami makna budaya yang di integrasikan tersebut.
Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 26 Padang Habib Rafi Fauzan; Wirdanengsih Wirdanengsih
Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3 No 3 (2022): Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembalajaran (March 2022)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sikola.v3i3.167

Abstract

Pendidikan karakter perlu dibelajarkan pada peserta didik di institusi pendidikan, agar dapat menumbuhkan perilaku yang sesuai dengan agama, nilai, dan norma yang dianut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan penguatan pendidikan karakter pada masa pandemi covid 19 di SMPN 26 Padang. Teori yang digunakan pada penelitian, yaitu teori struktural fungsional oleh Talcot Parson. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakanobservasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan penguatan pendidikan karakter pada masa pandemi covid 19 di SMPN 26 Padang dilaksanakan melalui pengintegrasian nilai-nilai karakter religius, jujur, dan bertanggung jawab. Melalui kegiatan rutin di awal pembelajaran dengan berdoa dan pemberian motivasi, kemudian dilanjutkan dengan pengontrolan keterlaksanaan sikap-sikap religius dan sosial siswa melalui buku agenda.
The Inculcation of Loving Reading Quran Values at the Reading Quran Institution, Home, and Community Wirdanengsih Wirdanengsih; Dasim Budimansyah; Sofyan Sauri
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 22 No 1 (2017): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v22i1.1207

Abstract

The purpose of this study was intended to describe the value of loving reading Al-Quran that was implemented by three education centers; Reading Quran Insitution Awaliyah, Family and Community Education for children between 9-12 years old in Nagari Balai Gurah. Also, this research was to discover how is the implementation of loving reading Al-Quran values and who are involved in it.  The result indicated that the implementation of the values of loving reading Al-Quran basically used surveillance approaches and guidance from the tutors, parents, and community in Reading Al-Quran. The socialization pattern that was used in implementing the value of love reading Al-Quran at Reading Quran Institution and family tended to use flexible patterns between authoritative and permissive patterns. Parties who involved in implementing the value of loving reading Al-Quran were the Awaliyah Institution, teacher and management, and family consisting of fathers, mothers, siblings, and grandparents. The uniqueness came from the roles of cultural social values in the community stating children who did not learn and love Al-Quran will be an embarrassment to the family. Moreover, the ceremony of Khatam Quran became the strong factor for children in implementing loving reading Al-Quran, due to this ceremony there was a process of social acknowledgement to the children who love reading Al-Quran.