Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENERAPAN PROGRAM POSDAYA DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN MENTALPEREMPUAN KEPALA RUMAH TANGGA MISKIN Chawa, Anif Fatma
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 9, No 1 (2016): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v9i1.1747

Abstract

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang peran program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dalam mewujudkan kesehatan mental perempuan kepala rumah tangga miskin anggotanya. Perempuan kepala rumah tangga miskin diasumsikan berpotensi mengalami stres karena beban peran ganda mereka di sektor publik dan domestik. Penelitian ini dilakukan di Posdaya Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan informan yang semua merupakan ibu-ibu kepala rumah tangga miskin, berusia produktif dan memiliki tanggungan anggota keluarga empat orang lebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu-ibu rumah tangga miskin dalam kegiatan pemberdayaan mampu meningkatkan keyakinan atau self-efficacy dan kepercayaan diri ibu-ibu rumah tangga miskin untuk melakukan kegiatan produktif. Aspek ini menjadi indikator kondisi kesehatan mental mereka untuk dapat hidup mandiri secara ekonomi dalam menafkahi dan mengurus keluarga serta berkontribusi pada ibu-ibu kepala rumah tangga miskin lainnya. This article presents empirical findings of research seeking to explore how family development center (Posdaya) program has been conducted to achieve mental health of women who headlow-income families. These women have been assumed live under stress and depression due to overburden of their public and domestic roles. Community development programs have been conducted to achieve economic betterment and mental health of community, including women who head poor households. This study was conducted in a Posdaya of Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. A case study approcah was ulitized, with data collection methods were depth interviews and observations. Pusposive samplings were conducted to choose five informants, including a leader and members of Posdaya. They are women who head low-income families with more than four family members. The members of Posdaya are grouped based on their profession, hobby or interest. The kind of economic development programs are also distributed based on these groups. Result studi found that the implementation of Posdaya’s development programs have improved income of its members as well as their self-efficacy and self-esteem to conduct these programs. This self-esteem indicates mental health of women who head low-income families to become bread winners of their families and contribute to others.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis Haryono, Dedi; Wisadirana, Darsono; Chawa, Anif Fatma
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.061 KB) | DOI: 10.21580/dms.2018.181.2897

Abstract

The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin.
PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PANTI ASUHAN (Studi Kasus di Panti Asuhan Nurul Haq Kelurahan Masigi Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong) Damar, Mujaahidah; Kanto, Sanggar; Chawa, Anif Fatma
POLITICO Vol 18, No 2 (2018): Jurnal POLITICO Fisipol
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.01 KB) | DOI: 10.32528/politico.v18i2.1653

Abstract

AbstrakPembangunan setiap wilayah khususnya pemekaran yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, tidak bisa dipandang sebelah sisi. Permasalahan utama adalah  tingginya kemiskinan yang mendesak ekonomi keluarga, sehingga berdampak pada perpecahan keluarga, perceraian, dan anak terlantar. Diperlukan suatu lembaga yang bisa membina anak-anak tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mencari peranan modal sosial di Panti Asuhan Nurul Haq, bagaimana peranan modal sosal dipertahankan dan mekanismenya. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan teknik analisis data dan menerapkan metode triangulasi dalam memperoleh keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, norma, dan jaringan terbangun dari nilai persahabatan antara penggagas dan rekan kerjanya. Sehingga saling bertanggungjawab atas pembagian perannya di bidang peternakan, perkebunan, dakwah, wirausaha dan pertanian. Kondisi tersebut memperkuat hubungan internal kelompok (bonding), akhirnya mereka juga membangun kerjasama dengan beberapa donatur yayasan (bridging), dinas pemerintah (linking) dan terjalin hubungan timbal balik (resiprositas). Kemudian, setelah pergantian kepengurusan terjadi pelemahan kepercayaan (low trust) dan perkembangannya modal sosial dipelihara atas dasar jasa pendiri dan nilai kekerabatan.Kata kunci: modal sosial, social bonding, social bridging, social linking, dan panti asuhan nurul haq  AbstractDevelopment of every region, especially pemekaran made by the goverment of parigi moutong regency, can not be regarded as one side. The main  problem is the high poverty urging the family economy, thus impacting the family split, diforce and abandonment of childrent. It takes an institution that can foster the child. Therefore, the researcher wanted to find the role of social capital of nurul haq orphanage, how the role of social capital is maintained and its mechanism. The research method used qualitative with data analysis tehnique and applied triangulation method in obtaining data validity. The results showed the trust, norms, and networks awakened from the value of friendship between the initiator and his co workers. So mutually responsible for the division of roles in the field of livestock, plantation, indentures, enterpreneurship and agriculture. These conditions strengthen the internal relations of the group (bonding), eventually they also build cooperation with some donors of the fondation (bridging), goverment agencies (linking), and established reciprocal relationship (reciprocity). Then, after the change of management there is a weakening of trust (low trust) and the defelopment of social capital is maintained on the basis of the services of the founder and the value of kinship. Keyword: social capital, social bonding, social bridging, social linking, and panti asuhan   nurul haq 
Habitus and Symbolic Violence in Sar Culture, Merauke, Papua Hallatu, Trinovianto George Reinhard; Wisadirana, Darsono; Mu'adi, Sholih; Chawa, Anif Fatma
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2021.5.1.6179

Abstract

The sar culture is the pre-existing culture of the Kanum tribe whose implementation is aimed to maintain and preserve nature. Sar culture not only has a positive influence on the environment, but it also represents symbolic violence against women and the Kanum people. This research is aimed to describe sar culture based on the theory of habitus and symbolic violence by Bourdieu. This research involved a qualitative descriptive method, in which the data was obtained from in-depth interviews with Kanum tribal head, Kanum tribe elders, and some village residents involved in sar, observation in Naukenjerai district, and supported by literature review. All collected data were then analyzed descriptively according to the concepts of habitus and symbolic violence by Bourdieu. The research results show that sar culture is a habitus resulting from an interaction between human beings and their nature that has existed for long before. Besides that, there is symbolic violence to the Kanum women and also to the Kaum people, which done by the Kanum men and the leaders of the Kanum tribe as the dominant actors.
Pengelolaan Pariwisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Desa Sawentar) Nurfi Fuadi Laksono; Anif Fatma Chawa; Yayuk Yuliati
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 5, No 4 (2020): Volume 5 Nomor 4, November 2020
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.831 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v5i4.539

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan pariwisata oleh pemerintah Desa Sawentar, hambatan-hambatannya, serta mengajukan strategi pengembangan pariwisata berbasis permberdayaan masyarakat di Desa Sawentar. Penelitian ini bertolak dari strategi pengembangan pariwisata di Desa Sawentar yang bersifat top-down, terbatas pada momentum dan terfokus warisan budaya atau sejarah bendawi, tanpa kemitraan sinergis, serta minim partisipasi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan bertolak dari konsep Pemberdayaan Masyarakat 5P Menurut Suharto dan teori Partisipasi Sherry Arnstein.Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan pariwisata yang oleh pemerintah Desa Sawentar dilakukan melalui peletarian tradisi budaya dan pelatihan pengelolaan homestay. Adapun hambatan-hambatan yang dialami berupa tidak ada pemetaan potensi pariwisata strategis, tidak adanya pembinaan organisasi POKDARWIS Lwang Wentar, kurangnya alur komunikasi dengan mitra kerja, serta adanya konflik antar organisasi. Dari hasil penelitian tersebut model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Sawentar yang ditawarkan yakni melalui pengembangan pariwisata edukasi.
Deliberative Problems in the Distribution of Covid-19 Social Assistance: Critical Dialogue with the Village Government Dadang Fredianto; Sholih Mu'adi; Anif Fatma Chawa
Journal of Governance Volume 6 Issue 2: (2021) December
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jog.v6i2.11805

Abstract

The distribution of Covid-19 social assistance has caused vertical conflicts between the village government and its people. This problem occurred all over Indonesia, including in Blitar Regency, where the village heads gave up and asked for advocacy from the District Parliament (DPRD). This study aims to identify the problem in the distribution of Covid-19 social assistance faced by the village government in Blitar Regency. Critical paradigms are used as the basis for finding problems, while the research approach used is qualitative with a case study. The results showed that the problems in the distribution of Covid-19 Social Assistance in villages in Blitar Regency are divided into two, the accompanying problem in each social assistance and the derivative problem resulting from the social assistance distribution processes. Theoretically, most of the distribution of the covid-19 social assistance are experiencing deliberative problems which means the absence of deliberation. Elaboration on the recommendations made by the village government, the analysis of theories, and relevant studies refers to the alignment towards deliberative democratic methods, because this method hints at the management of social assistance that is more participatory, transparent, and oriented to the value of justice.
AKSI GAGAL BAYAR PADA PERUSAHAAN FINTECH Wijaya Hadi Susanto; Anif Fatma Chawa
JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) Vol. 5 No. 1 Maret 2021
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.748 KB) | DOI: 10.30595/jssh.v5i1.9305

Abstract

Hadirnya financial tehnologi (fintech) memudahkan masyarakat untuk mendapatkan dana pinjaman dalam waktu yang singkat dan proses sangat mudah, namun seiring berjalannya fintech banyak kasus gagal bayar. Penelitian ini bertujuan untuk membahas aksi gagal bayar pada perusahaan fintech. Metode penelitian ini adalah study kasus, dengan menggunakan teori Praktik social Anthony Giddens. Berdasarkan hasil analisis terbentuknya aksi gagal bayar berawal dari makna hutang atau pinjaman menjadi sesuatu yang tidak harus dikembalikan. Dan yang kedua ialah struktur dominasi autoratif merupakan penguasaan atau dominasi yang mengatur subjek agen. Dalam  grub ini mendukung para anggotanya utuk melakukan praktik gagal bayar, bentuk dukungan yang diberikan berupa tips-tips atau trik yang di share di grub. Motif gagal bayar karena unsur kesengajaan gagal bayar, menjadikan pinjaman online sebuah pekerjaan, menjadikan konsumtiv, dan gagal bayar merupakan hal biasa & wajar. Para anggota grup merasa aman pinjam di perusahaan fintech.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis Dedi Haryono; Darsono Wisadirana; Anif Fatma Chawa
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.061 KB) | DOI: 10.21580/dms.2018.181.2897

Abstract

The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin.
Rancangan Model Unit Pelayana Terpadu Satu Atap Bidang Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Miskin (Suatu Studi Di Kecamatan Kedamean, Gresik) Ardhi Erzawan; Sanggar Kanto; Anif Fatma Chawa
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 2 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.698 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.02.3

Abstract

Latar belakang masalah dari penelitian ini antara lain besarnya jumlah penduduk miskin di kecamatan Kedamean Gresik yaitu sejumlah 24.710 orang atau 41,57 persen), kemudian banyak program yang  di berbagai sektor berjalan tanpa adanya integrasi dan sinergi, banyak program yang  tumpang  tindih  dan  terfragmentasi (terpecah), adapun tujuan  penelitian yaitu Mengkaji pelaksanaan program perlindungan sosial bagi kelompok miskin di Kedamean dan Menganalisa efektifitas pelaksanaannya, Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memberikan pengaruh pada rancangan model unit pelayanan  terpadu  satu  atap bidang sosial  bagi  kelompok  miskin dan merancang modelnya. Penelitian ini menggunakan  pendekatan  studi  kasus, data dicari melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan teori Pemberdayaan oleh Edi Suharto, dengan menggunakan purposive sampling dalam  menentukan informan. Berbagai program perlindungan sosial telah dilaksanakan oleh pemerintah  dalam rangka menanggulangi kemiskinan di kecamatan Kedamean, meskipun demikian terdapat kesenjangan sosial dimana cakupan  program sosial tidak sebanding dengan besarnya kelompok miskin di Kedamean. Berdasarkan analisa efektifitas, program perlindungan sosial yang berjalan di Kedamean, bersifat lintas sektoral dan terdapat ketidakefektifan (sasaran program belum merata; pelaksanaan  program sektoral dan parsial, salah  sasaran  dalam pelaksanaan  program dan pelaksanaan program yang  tidak komprehensif). Desain pelayanan satu atap yang terintegrasi, didesain untuk mengembangkan potensi dan memperkuat  kapasitas  kelompok  masyarakat  miskin. Adapun komponen dari “Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap” ini antara lain Pusat Basis Data Terpadu (termasuk identifikasi dan analisis penerima  target  bantuan sosial), Pusat Koordinasi dan Pelayanan Kelompok Miskin, Sistem Pendukung, Monitoring dan Evaluasi dan fungsi Pemberdayaan  berbasis Kapasitas maupun Teknik. Kata Kunci : Analisis SWOT, Kelompok Miskin, Pemberdayaan, Perlindungan Sosial, Pelayanan Terpadu Satu Atap, Rancangan  Model.
PEMAKNAAN KOMUNITAS SOBAT AMBYAR TERHADAP LAGU DIDI KEMPOT SEBAGAI NILAI-NILAI PENGUATAN KARAKTER Andre Rachmatdana; Anif Fatma Chawa; Mohamad Anas
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 5, No 2 (2021): WASKITA: JURNAL PENDIDIKAN NILAI DAN PEMBANGUNAN KARAKTER
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.waskita.2021.005.02.3

Abstract

Pemaknaan Komunitas Sobat Ambyar terhadap Lagu Didi Kempot sebagai Nilai-Nilai Penguatan Karakter. Karakter adalah watak atau akhlak seseorang yang diperoleh dari internalisasi dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemaknaan anggota Komunitas Sobat Ambyar terhadap lagu Didi Kempot serta menjelaskan bagaimana peran pemaknaan tersebut dalam mempengaruhi karakter mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh melalui wawancara dengan 5 orang anggota Komunitas  Sobat Ambyar. Teknik analisis data menggunakan metode analisis data Stevick-Colaizzi-Keen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat tiga tipe pemaknaan anggota Komunitas Sobat Ambyar terhadap lagu Didi Kempot. Ketiga pemaknaan tersebut adalah, sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi keadaan sedih, sumber motivasi untuk bangkit dari kegagalan serta pengingat dalam kehidupan. Pemaknaan tersebut kemudian mengandung nilai – nilai positif, seperti nilai keikhlasan dan nilai kekuatan. Nilai – nilai tersebut kemudian turut membangun karakter pribadi anggota komunitas menjadi lebih bijaksana, lebih kuat serta tidak mudah menyerah.