Articles
130 Documents
Pengaruh Gradasi Dan Derajat Kejenuhan Terhadap Nilai CBR Untuk Material Granular
Lilies Widojoko
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (778.645 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v6i1.907
Konstruksi jalan adalah suatu struktur yang berapis yang terdiri dari lapisan tanah dasar (sub grade), lapis pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi atas (base course) dan lapis permukaan (surface course). Masing-masing lapisan harus saling mendukung dan mengunci karena kelemahan salah satu strukturnya maka dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan secara total. Salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan mutu jalan secara keseluruhan adalah lapisan pondasi bawah (sub base). Penelitian ini hanya sebatas gradasi agregat, kadar air dan pada satu gradasi agregat terdapat tiga jenis sampel kadar air saja juga perlu menambahkan jenis sampel agar mendapatkan ketelitian hasil yang lebih baik.Dari penelitian ini didapatkan bahwa: (1) Perubahan perilaku butiran tanah (agregat) seperti perbedaan berat jenis yang dipengaruhi oleh kekasaran gradasi agregat dari agregat lebih kasar, agregat didalam spesifikasi, dan agregat lebih halus dari spesifikasi, (2) Penambahan nilai kadar air optimum yang dibutuhkan akibat dari semakin halusnya gradasi agregat (butiran tanah), (3) Menurunnya nilai CBR (California Bearing Ratio) karena tidak sesuai dengan spesifikasi agregat bina marga, dan semakin halus butiran tanah maka nilai CBR semakin kecil seperti agregat dalam keadaan kering gradasi didalam spesifikasi nilai CBR 48,51, gradasi yang lebih kasar dari spesifikasi nilai CBR menurun menjadi 36,10, nilai CBR yang terkecil saat gradasi agregatnya lebih halus dari spesifikasi yaitu 29.
Uji Perbaikan Tanah Skala Pemodelan Dengan Vertical Drain Pola Segitiga Single Drain
Lilies Widojoko
Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (758.541 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v5i1.898
Secara umum tanah memiliki definisi sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosiong yang disebut pori-pori (voidspace) yang berisi air dan/atau udara. (Das, 1995). Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori (void space) yang berisi air dan/atau udara. Pori-pori ini selalu berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga air dapat mengalir melalui ruang tersebut. Proses ini disebut rembesan (seepage) dan kemampuan tanah untuk dapat dirembes air disebut dengan daya rembes (permeability). Rembesan air dalam tanah cukup penting dalam bidang teknik sipil, misalnya untuk memperkirakan jumlah rembesan air dalam tanah, untuk menyelidiki permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemompaan air untuk konstruksi di bawah tanah, dan untuk menganalisis kestabilan dari suatu bendungan tanah dan konstruksi dinding penahan tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan semakin rendah koefisien permeabilitasnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode vertical drain pola segitiga single drain lebih baik dibandingkan dengan metode tanpa vertical drain, hal ini disebabkan karena adanya kolom-kolom pasir yang dimiliki oleh metode vertical drain sehingga air yang dapat dialirkan atau diserap oleh metode vertical drain semakin besar. Pengaruh metode vertical drain pola segitiga single drain sangat besar terhadap percepatan konsolidasi baik secara vertikal maupun horizontal, karena metode ini menggunakan kolom-kolom drain agar air dalam pori-pori tanah lebih cepat terevakuasi dengan memanfaatkan aliran air arah horizontal.
Tinjauan Perencanaan Penampang Saluran di Daerah Irigasi Way Bumi Agung Kabupaten Lampung Utara
Any Nurhasanah
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2013): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (787.846 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v4i1.889
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban mempunyai arah dan besar tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.
Analisis Investasi Bangunan Ruko dengan Metode Break Event Point, Payback Periode, dan Net Present Value
Sugito SUGITO
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (797.274 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v7i2.921
Ruko adalah singkatan dari rumah toko. ruko selain berfungsi sebagai sarana untuk tempat tinggal juga merupakan sarana sebagai tempat melakukan aktifitas ekonomi. Seiring makin banyaknya jumlah peminat dan maraknya permintaan akan ruko banyak investor saling berlomba - lomba untuk menginvestasikan modal mereka pada pembangunan ruko. Hal ini sangat nampak dan dapat kita lihat dari maraknya pembangunan ruko saat ini. Investasi pada bidang pembangunan ruko ini merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan bagi para investor. Investasi menjanjikan keuntungan, akan tetapi juga mengandung beberapa resiko dan ketidakpastian, yang dapat mempengaruhi pertimbangan dan keuntungan investor. Untuk itulah, sebelum memutuskan untuk menanam investasi perlu dilakukan suatu analisis kelayakan antara lain dengan menggunakan metode Break Even Point (BEP), PayBack Periode (PP), dan Net Present Value (NPV). Hal ini dilakukan agar resiko, ketidakpastian, dan kegagalan dalam investasi ini dapat dicegah jauh sebelum keputusan investasi diambil dan dilaksanakan. Bahkan investor dapat memperhitungkan dan memprediksi keuntungan yang dapat diperoleh dikemudian hari.
Analisa Dan Desain Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Bentuk Tiang
Lilies Widojoko
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1087 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v6i2.912
Definisi pondasi adalah bagian terbawah dari suatu bangunan (sub structure) yang menerima dan meneruskan seluruh beban-beban yang bekerja di bag'an atasnya dengan segala efeknya, termasuk beban tidak tetap, gempa, angin, suara, yang kemudian diterima oleh suatu lapisan tanah sehingga diharapkan bangunan dalam kondisi aman.Pondasi tiang merupakan type pondasi yang sering digunakan pada stuktur bangunan yang membutuhkan daya dukung yang sangat besar, seperti gedung bertingkat, jembatan dan lain-lain. Apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang aman untuk memikul berat bangunan serta beban yang bekerja di atasnya, atau apabila lapisan tanah yang mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang aman untuk memikul berat bangunan letaknya sangat dalam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ditinjau dari segi kekuatan bahan, maka daya dukung pondasi yang paling besar adalah pondasi baja H yaitu sebesar 194,6 ton, (2) Ditinjau dari daya dukung tanah, daya dukung pondasi yang paling besar adalah pada pondasi tiang baja profil H yaitu sebesar 7719 ton, (3) Kondisi tanah sangat berpengaiuh dalam menentukan besarnya kapasitas daya dukung yang dapat dipikul oleh tiang pancang.
Analisis Break Event Point, Payback Periode, Dan Net Present Value pada Perusahaan Gading Taksi di Bandar Lampung
Dirwansyah Sesunan
Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (794.907 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v5i2.903
Penyediaan angkutan umum yang baik pun tentunya tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Taksi sebagai bagian dari fasilitas angkutan umum memiliki karakteristik dan pangsa pasar yang berbeda dengan angkutan umum lainnya. Taksi adalah angkutan umum yang menggunakan mobil untuk mengangkut penumpangnya. Taksi umumnya menggunakan moda jenis sedan, namun di beberapa negara ada pula taksi jenis van yang dapat mengangkut lebih banyak penumpang. Di dalam kota, umumnya taksi menggunakan mobil sedan dan untuk antarkota umumnya digunakan taksi jenis van. Dari hasil analisis, perhitungan dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Break Event Point (BEP) yang dicapai adalah 4,531 (4 Tahun + 6 Bulan + 5 Hari), dan dengan nilai nominal adalah sebesar Rp 1.079.905.168,-, Payback Period (PP) yang diperoleh perusahaan dengan nilai 4,531 (4 Tahun + 6 Bulan + 5 Hari), dan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 231.690.748,-. Dengan nilai BEP dan PP yang lebih kecil dari nilai usia mobil taksi yaitu 10 tahun serta NPV yang bernilai positif, maka investasi dari Perusahaan Gading Taksi ini dinilai menguntungkan/layak.
Uji Kekakuan Tulangan Baja pada Sambungan Balok dengan Tulangan Baja Tanpa Tekukan pada Kedua Ujung
Lilies Widojoko
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (723.063 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v4i2.894
Setelah kita menguji balok beton tulangan yang tulangan besi baja 0 6 mm untuk sengkang dan 0 10 mm untuk tulangan utama dan mempunyai panjang 120x15x1 Ocm. Nilai rata-rata kekakuan dari balok dengan tulangan tanpa sambungan lebih besar di bandingkan dengan rata-rata kekakuan dari balok dengan tulangan dengan sambungan tanpa tekukan pada kedua ujung. Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa: Balok bertulang dengan tulangan tanpa sambungan mempunyai nilai kekakuan rata-rata sebesar 175,704 kg/mm. Balok bertulang dengan tulangan mempunyai sambungan tanpa kait pada kedua ujung mempunyai nilai kekakuan rata-rata sebesar : 160,872 kg/mm. Nilai kekakuan dari beton tulangan tanpa menggunakan sambungan dengan beton tulangan yang menggunakan sambungan tanpa kait pada kedua ujung mempunyai perbedaan kurang lebih 8,38 % lebih besar beton tulangan tanpa sambungan. Hal ini disebabkan dari pengaruh tulangan baja yang sudah tidak murni utuh sehingga mengurangi kekuatan dari baja tersebut.
Analisis Kemauan Membayar Dan Prediksi Pola Perjalanan Konsumen Terhadap Rencana Pelayanan Transjogja Rute Jogja - Kaliurang
Aditya Mahatidanar Hidayat
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1252.93 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v8i1.926
Pada Tahun 2008, Pemerintah Daerah DIY menyelenggarakan angkutan umum Bus Transjogja. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kembali kinerja angkutan umum dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap angkutan umum. Penelitian yang dilakukan dengan cara survey untuk mengetahui pola perjalanan dan kemauan konsumen dalam menentukan tarif pelayanan transportasi dengan atribut pelayanan yang diberikan. Objek survey adalah masyarakat yang berada di sekitar Jalan Kaliurang, mulai dari Ringroad Kentungan hingga ke Objek Wisata Kaliurang. Data yang diperoleh selanjutnya di olah dengan Program software SPSS v.18. Tarif yang diberikan oleh konsumen terhadap rencana pelayanan Bus TransJogja dengan rute Jogja – Kaliurang adalah sebesar 3000 rupiah. Berdasarkan model regresi yang diperoleh maka didapatkan informasi tentang jumlah koefisien dari faktor sosial – ekonomi dengan variabel jenis kelamin, usia, tinggal di Jalan Kaliurang, biaya transportasi per bulan sebesar 1142,663 rupiah rupiah. Untuk jumlah koefisien dari faktor atribut pelayanan yang terdiri dari kapasitas penumpang, penggunaan AC dan tarif khusus pelajar sebesar 1008,853 rupiah. Faktor sosial – ekonomi dapat mempengaruhi penentuan tarif pelayanan jasa transportasi, karena nilai koefisien dari faktor sosial – ekonomi lebih besar dari koefisien faktor atribut pelayanan jasa transportasi. Penentuan tarif bisa dilakukan dengan memperhatikan faktor sosial – ekonomi tetapi tetap melihat faktor atribut pelayanan jasa transportasi yang akan ditawarkan kepada pengguna angkutan tersebut. Asal perjalanan yang paling diminati yaitu nomer halte 1 dengan lokasi di Simpang 4 Kentungan, dan Tujuan perjalanan yang paling diminati yaitu nomer halte 1 dengan lokasi di Simpang 4 Kentungan.
TRANSPORTASI PUBLIK DAN AKSESBILITAS MASYARAKAT PERKOTAAN
Siti Aminah
Jurnal Teknik Sipil Vol 9, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (478.512 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v9i1.1135
Mass or public transportation system is not yet fully accessible by the public. The problem is not only related to a fare matter, but is also due to the continuing development of mass transportation system that does not meet the publics’ real need of mass transportation. In principle, public transportation should openly allow all groups with the society to have access for it; it should especially provide fairness guarantee for the poor.
WAJAH TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KOTA - KOTA MENUJU KOTA METROPOLITAN (STUDI KASUS: SEMARANG METROPOLITAN)
Ismiyati Ismiyati;
Sugiono Soetomo
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (559.332 KB)
|
DOI: 10.36448/jts.v8i2.1131
This study will describe influence of growth of urban uncontrollably toward outside or which is often referred as by urban sprawl to moda choce. Growth of town into metropolitan area need careful because besides affecting social segregasi also cause not effisient mobility of suburban , because journey become long distance is resident activity still concentration at downtown (core city ) and also the happening of integration of each town also will complicate arrangement of urban transportation system Purpose of this research is to identify factors growth of urban uncontrollably toward outside its influence urban sprawl to moda choce with a view to recommend handling of problems of transportation at metropolitan area. Approach method with approach of spasial pursuant to understanding of human being interaction with urban environment that is by studying dynamics friction of resident in taking choice suburban residence and its mobility choice that is choice of moda transportation. Method acquirement of data by using technique method interview household by random proposional pursuant to strata of sosio-ekonomi at region of suburban. Technique analyse by using analysis of crosstabulation statistic with test of significan to describe factors influencing growth of urban and its influence to moda choice. Result of from this research describe that growth of town toward town boundary of Semarang unegual and its surroundings its speed at some district exist in study region. As for factors influencing growth of town besides aksessibilitas there is social factor in the form of change of life style toward requirement of settlement with balmy environment and requirement of transportation. Result of from this study is] expected useful for the day- dream of problems of urban transportation by integrating between operation of policy of settlement of settlement environment and policy of operation of transportation system at natural towns of metropolitan area.