cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL
  • JurnalIlmiahHubunganInternasiona
  • Website
ISSN : 26142562     EISSN : 24068748     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIHI can be a reference and literature source for academician in International Relations area as it consists of articles and research reports on International Relations Issues. Articles and research reports are written by academics who is the expert on its field like Security Studies, International Political Economy, Regime, International Organization, Gender and International Relations, Diplomacy, Media and International Relations, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 302 Documents
Maute Group dan Jaringan Keluarga dalam Kelompok Islam Radikal di Filipina Selatan Nara Indra, Putu Agung
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.153 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i2.2719.187-200

Abstract

AbstrakPerjalanan konflik antara pemerintah Filipina dengan kelompok-kelompok separatis di Filipina Selatan memunculkan beragam kelompok militan Islam seperti MILF, Abu Sayyaf, dan yang paling mutakhir, Kelompok Maute. .Banyaknya kelompok militan yang muncul berawal dari perpecahan-perpecahan di dalam kelompok-kelompok militan tradisional di Filipina Selatan khususnya MNLF dan MILF. Fenomena perpecahan ini akhirnya memunculkan kelompok-kelompok sempalan yang kerap terlibat pertempuran di antara mereka sendiri. Di sisi lain, kelompok-kelompok tersebut justru memiliki latar belakang ikatan keluarga yang sangat erat. Tulisan ini menyoroti tentang peranan jaringan keluarga di dalam keberadaan kelompok-kelompok militan di Filipina Selatan khususnya Kelompok Maute. Kelompok Maute dapat berkembang pesat karena pendiri dan sebagian besar anggotanya memiliki hubungan keluarga dengan kelompok Moro Islamic Liberation Front. Ikatan keluarga ini akhirnya menjadi pelindung sekaligus faktor penting bagi berkembangnya radikalisme Kelompok Maute.Kata kunci: Filipina Selatan, kelompok radikal Islam, MILF, Kelompok Maute, ikatan keluarga. AbstractThe history of conflict between Philippines government and separatist group in Southern Phillipines area has formed many radical Islamic groups such as, MILF, Abu Sayyaf, and Maute group. The emergence of these groups was caused by the schism in the older militant groups such as MNLF and MILF. However, the disunity of the older militant groups and the emergence of the so called “splinter groups” finally created conflicts among them. On the other hand, those groups bear resemblance in their family origins. This article highlighted the family networking inside the radical Islamic groups especially the Maute group. This group can grow rapidly because of the family bond between their founders and members with the Moro Islamic Liberation Front (MILF). The family bond became their protector and also vital point for the rise of radicalism in the Maute group.Keyword: Southern Philippines, radical Islamic groups, MMILF, Maute group, family bond. 
Analisis Bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Korban dalam Konflik Bersenjata Internasional S, Anita Afriani
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.561 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1444.%p

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi Konvensi Jenewa 1949 sebagai sebuah produk hukum humaniter internasional, dengan menggunakan perspektif politik hukum internasional. Artikel ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan konsep Legalisasi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa aspek hukum dan aspek politik saling mempengaruhi dalam proses penyusunan sebuah produk hukum internasional, dalam hal ini Konvensi Jenewa 1949. Melalui konsep tersebut dapat dianalisis seberapa besar kekuatan mengikat sebuah produk hukum internasional yang terefleksikan melalui bentuk hukumnya. Artikel ini mencoba menjelaskan persoalan efektifitas sebuah perjanjian internasional tidak hanya dalam tahap implementasi saja, namun persoalan tersebut sesungguhnya telah dimulai sejak dini ketika dalam tahap penyusunan sebuah perjanjian internasional. Pilihan nomenklatur Konvensi sebagai bentuk perjanjian internasional melihatkan adanya keinginan negara-negara yang terikat dalam perjanjian tersebut memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan dan mematuhi isi perjanjian tersebut karena sifatnya yang mengikat secara hukum pasca ratifikasi dan dikategorikan sebagai Hukum Keras. Sementara itu melalui analisis dengan menggunakan Konsep Legalisasi dilihat bahwa bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa adalah moderat dimana tingkat obligasinya tergolong tinggi, tingkat presisi tergolong tinggi dan tingkat delegasinya tergolong rendah. Artinya meskipun tanggung jawab setiap negara telah tertulis dengan jelas dan terperinci, namun perjanjian ini belum memiliki pendelegasian otoritas kepada pihak ketiga untuk mengimplementasikan, menginterpretasikan, dan mengaplikasikan peraturan-peraturan tersebut; menyelesaikan perselisihan; dan juga kemungkinan membuat peraturan baru. Tanpa aspek ketiga maka dalam perjanjian tersebut cenderung aspek politis akan dominan dibandingkan aspek hukum sehingga memungkinkan untuk dipolitisasi meskipun pilihan bentuk hukumnya adalah Hukum Keras. 
Perspektif Rusia Tentang Hubungan Internasional Pasca Perang Dingin Bakry, Umar Suryadi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.808 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i1.2661.75-89

Abstract

After the Soviet break-up and the Marxist regime collapsed, many of alternative notions emerged in the academic community in Russia, including alternative ideas in the field of International Relations (IR). A number of Russian IR scholars attempted to reconstruct the theories of IR, not just the IR theories that developed in Russia during the era of Marxism, but also against Western IR theories. Although the post-Cold War aspirations to create a distinct national school of International Relations in Russia, but these efforts are not free from the ideology and political goal that directing and guiding Russian foreign policy. Even, IR scholars in Russia have come to shared with the Russian government in terms of building the IR theories with the Russian characteristics, especially in challenging Western hegemony in the social sciences and international relations. This article tries to elaborate three intellectual traditions of international relations that developed in Russia, namely Westernism, Statism, and Civilizationism. Westernizer IR heavily influenced by Western liberalism, Statism more inspired by the realism, while Civilizationism is more of a hybrid between the constructivism and Russian essentialism.
Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi "Citizen Diplomacy" Mutmainah, Dian
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.382 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i2.1312.%p

Abstract

Artikel ini membahas tentang bagaimana aktifitas diplomasi terdemokratisasi oleh meningkatnya partisipasi publik di dalamnya. Konsep citizen diplomacy berkembang seiring meningkatnya partisipasiwarga biasa dalam aktifitas diplomasi. Dalam kenyatannya, aktifitas citizen diplomacy sulit dipisahkan dari aktifitas diplomasi publik dimana negara memang dengan sengaja melibatkan aktor non-negara untuk meningkatkan kredibilitas dilomasi pemerintah. Sebagian besar definisi citizen diplomacy juga masih melihat partisipasi warga biasa memang dilakukan dalam rangka mendukung diplomasi negaranya. Artikel ini secara khusus membahas tipologi citizen diplomat dari Paul Sharp yang sangat membantu dalam mengidentifikasi aktor-aktor dalam citizen diplomacy dan berbagai bentuk partisipasinya. Melalui tipologi tersebut Sharp menawarkan pengertian yang lebih luas dimana citizen diplomacy dilihat sebagai partisipasi warga biasa dalam interaksi global baik yang bersifat internasional maupun transnasional. Kesimpulannya, secara umum citizen diplomacy sebagai metode penyelenggaraan hubungan internasional memiliki tiga karakteristik: adanya partisipasi warga biasa dalam interaksi global; bersifat komplementer terhadap dplomasi berbasis-negara; dan mensyaratkan adanya kesadaran global pada para pelakunya.
Legitimasi, Efektivitas dan Akuntabilitas G-20 Sebagai Klub Eksklusif dalam Pembentukan Tata Kelola Ekonomi Global Purwadi Hermawan, Yulius
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.844 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v8i2.544.%p

Abstract

This paper examines the modalities and challenges the G-20 as an exclusive club in running inclusive mandate to tackle the global financial crisis and the global financial structure to form a robust and resilient to the financial crisis. A limited number of conceptually does provide an  opportunity for the club to prove its effectiveness in addressing the global financial crisis. However, this paper argues that the measure of success of the G-20 not only in its ability to address the needs of their members effectively, but also its ability to provide benefits to all the nations of the world, including those who are not members of the club.Keywords : G-20, Global Governance, Club Theory
Efek Liberalisasi di ASEAN bagi Indonesia sebagai Negara Dunia Ketiga Adiyanti, Dwi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.638 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2650.143-157

Abstract

Kerjasama antar Negara anggota ASEAN yang terangkum dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu praktek liberalisasi. MEA yang terangkum dalam empat pilar memiliki dampak signifikan terhadap arah kerjasama antara sepuluh Negara anggota ASEAN. Arah kerjasama dalam peningkatan ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah langkah terpadu dari masing-masing Negara anggota untuk kemajuan komunitas regional di Asia Tenggara. ASEAN sebagai sebuah komunitas regional semakin meningkatkan kiprahnya untuk ikut bersaing dan meningkatkan kerjasama di tingkat regional khususnya dan global pada umumnya. Dalam praktek kerjasama tersebut, terlihat ada usaha dari berbagai Negara untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan ini. Tujuan besar untuk memajukan perekonomian di kawasan Asia Tenggara mendapat respon positif dari semua Negara anggota dengan membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun, dengan berbagai macam masalah perekonomian di masing-masing Negara anggota ASEAN, kerjasama dalam lingkup MEA ini membawa dampak liberalisasi yang tidak semua bisa diikuti oleh Negara anggota ASEAN yang masih tergolong dalam Negara dunia ketiga, salah satunya adalah Indonesia.Kata kunci: masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), negara dunia ketiga, liberalisasi, kerjasama
Quo Vadis International Trade: Indonesian Diplomacy Strategy Regarding Settlement WTO with South Korea Iswardhana, Muhammad Ridha
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.356 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v14i1.2628.113-124

Abstract

The trade relation among countries does not necessarily benefit all members, in that case it so common for issue to arise that often turns to be dispute. Interestingly, the role of WTO somehow does not fulfill the gap, sometimes it is necessary to add additional mechanism to resolve the dispute. At the end the result can be obtained by the members.This research focuses on the diplomacy process between Indonesian and South Korea regarding the dumping issue on paper commodity. It should be noted that South Korea has not fully implemented the obligation after DSB Appellate Body’s decision on 2005 and 2007. As for the research question, this research comes out with “what is the strategy imposed by Indonesian government to settle the dispute on paper dumping?”. Trade diplomacy and linkage theory will be used as foundation to deepen the analysis. 
Jejaring Advokasi Masyarakat Sipil di Asia Tenggara: Studi Kasus Task Force on ASEAN Migrant Workers (2007-2010) Wibowo, Agung Setiyo
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.851 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i2.2535.%p

Abstract

Artikel ini membahas mengenai advokasi Satuan Tugas Buruh Migran ASEAN (TF-AMW) terhadap ASEAN dalam perlindungan hak-hak buruh migran periode 2007-2010. TF-AMW merupakan suatu jejaring masyarakat sipil yang berupaya menekan ASEAN sebagai organisasi regional guna mengadopsi instrumen yang dibuatnya agar seluruh negara di Asia Tenggara meratifikasi standar internasional dalam perlindungan dan pemajuan hak-hak buruh migran. Dengan metode kualitatif, penelitian ini berupaya menganalisis bagaimana jejaring TF-AMW terbentuk, bagaimana strategi advokasi yang diterapkan untuk mengadvokasi ASEAN, dan bagaimana hasil dari advokasi tersebut. Penelitian ini menarik kesimpulan bahwa belum berhasilnya advokasi TF-AMW dipicu oleh terbatasnya ruang politik dari ASEAN kepada kelompok masyarakat sipil, dominannya norma-norma ASEAN Way yang sebenarnya mencerminkan bagaimana organisasi ini memandang hak-hak buruh migran sebagai isu HAM, dan tidak adanya momentum politik.
Russia-ASEAN Summit 2016: Improvement For The Better Strategic Partnership Umagapi, Juniar Laraswanda
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.172 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i2.2328.135-144

Abstract

AbstractThis article tries to elaborate the impact for the cooperation between ASEAN-Russia in economic and political security. How the ways to increase their bilateral relations and bring positive impacts for both countries. ASEAN is often regarded as the paragon case of successful regional security cooperation and attributes its achievement to economy, social—cultural and political-security. In the recent years, ASEAN try to create many external relations with another country and Russia is one of them. ASEAN want to make a mutual relationship with others and solve the regional issue happen in many countries. Economy and political security will be the main issue for this cooperation. ASEAN and Russia start their bilateral relation for a long time ago but economic relations like trade is still low but they try hard to progress. After ASEAN summit 2016 in Sochi, Russia on 19-21 May a lot of agreement have been signed and people looking forward for the impact of this partnership.Keywords: ASEAN; strategic partnership; security; economy; political; ASEAN-Russia Summit 2016; sochiAbstrakArtikel ini mencoba untuk menguraikan dampak kerjasama antara ASEAN-Rusia dalam bidang keamanan ,ekonomi dan politik. Bagaimana cara meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara dan membawa dampak positif bagi kedua negara. ASEAN sering dianggap sebagai kasus paragon dari suksesnya kerjasama keamanan regional dan memberikan kontribusi prestasinya di bidang ekonomi, sosial budaya dan keamanan politik. Dalam beberapa tahun terakhir, ASEAN mencoba menciptakan banyak hubungan eksternal dengan negara lain dan Rusia adalah salah satunya. ASEAN ingin menjalin hubungan timbal balik dengan negara-negara lain dan memecahkan masalah regional yang terjadi di banyak negara. Ekonomi dan keamanan politik akan menjadi isu utama untuk kerja sama ini. ASEAN dan Rusia memulai hubungan bilateral mereka untuk waktu yang lama namun hubungan ekonomi seperti perdagangan masih rendah karena itu mereka berusaha keras untuk berkembang. Setelah KTT ASEAN 2016 di Sochi, Rusia pada tanggal 19-21 Mei banyak kesepakatan telah ditandatangani dan banyak pihak menantikan dampak dari kemitraan ini.Kata Kunci: ASEAN; kemitraan strategis; keamanan; ekonomi: politik; KTT ASEAN-Rusia 2016; sochi
In Suspension: Memory of Indonesian Migrant Women Returnees in Cities Park, Kilim
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.494 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1440.%p

Abstract

This paper attempts to propose new ways to understand Indonesian migrant women workers and their lives, particularly at the intersection of memory and urban life. I explore the role of memory in the urban life of Indonesian migrant women returnees by examining the ways in which their memory affects seemingly mundane yet central details of their new life and opens up a space to expose and disrupt the workings of state and society that pushes women into the margin. Focusing on a growing number of migrant women who are settling themselves in urban areas upon completing their work overseas, I consider how their memory, suspended in the present, contributes to normalizing the anomaly by confronting and refusing public articulations of power vis-a-vis the feminine and the rural in Indonesia.

Page 8 of 31 | Total Record : 302


Filter by Year

2012 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Edisi Spesial Gender Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 1 (2014) Vol 10, No 1 (2014) Vol 9, No 2 (2013) Vol. 9 No. 2 (2013) Vol. 9 No. 1 (2013) Vol 9, No 1 (2013) Vol 8, No 2 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) More Issue