cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL
  • JurnalIlmiahHubunganInternasiona
  • Website
ISSN : 26142562     EISSN : 24068748     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIHI can be a reference and literature source for academician in International Relations area as it consists of articles and research reports on International Relations Issues. Articles and research reports are written by academics who is the expert on its field like Security Studies, International Political Economy, Regime, International Organization, Gender and International Relations, Diplomacy, Media and International Relations, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 302 Documents
The Collaboration Between Indonesia and Pasific Island Countries in Facing Environmental Challenges W, Vrameswari Omega; Apresian, Stanislaus Risadi; Dewi, Elisabeth
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.213 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v14i1.2834.137-148

Abstract

Permasalahan lingkungan masih menjadi isu utama bagi negara-negara di Kepulauan Pasifik. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu yang paling rentan terkena bahaya alam dan perubahan iklim di dunia.[1]  Penelitian terbaru menunjukkan bahwa setidaknya 8 pulau di Samudera Pasifik telah tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.[2]  Ancaman serupa pun terjadi di Indonesia. Sebagai negara yang terletak di kawasan Pacific Ring of Fire dan dikelilingi tiga lempeng tektonik menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana. dampak perubahan iklim telah mengancam sekitar 2000 pulau akan tenggelam sebelum tahun 2050.[3] Melihat pada tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh negara-negara di kepulauan Pasifik dan Indonesia, membangun kerja sama yang konstruktif untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tantangan-tantangan keamanan lingkungan yang dihadapi oleh negara-negara kepulauan Pasifik, memetakan kerja sama yang sudah dilakukan antara Indonesia dengan kawasan Pasifik, dan mengelaborasi mengapa kerja sama ini penting. Penelitian ini mengandalkan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur. Penelitian ini berpendapat bahwa kerja sama yang dilakukan melalui kerangka kerja sama Selatan-Selatan dan Triangulat merupakan upaya untuk memperkuat peran Indonesia dalam menjalin hubungan dengan PICs dan untuk mengatasi tantangan lingkungan.
North Korea and Non-Aligned Movement (NAM) Lesson Learned and opportunities from North Korea Involvement in NAM Triwibowo, Albert
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.918 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i2.2538.%p

Abstract

Many experts still believe that engagement would be the answer towards the recent situation in Korean peninsula. Up to now, few contacts which have taken place can hardly be called as negotiations. Looking at the situation, a new player could be added into the negotiation process to solve North Korea’s nuclear crisis. The new player should be free of interest, reliable, and has a strong connection with North Korea. It is already over 40 years since North Korea was accepted as full-fledged member and North Korea has gained immeasurably by joining Non-Aligned Movement (NAM). Thus NAM is probably one of the most promising exit strategies for North Korea nuclear crisis, the engagement that could provide coalition for punishment tomorrow. The movement could be an opportunity for North Korean nuclear problem, since it has long history with North Korea, freer from superpower interest, and provide a lot of benefits to North Korean regime. 
The Evolution of ISIS In Indonesia With Regards to Its Social Media Strategy Arifin, Naufal Armia
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.709 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i2.2627.145-158

Abstract

AbstractISIS is a splinter terrorist group from Al-Qaeda that became a global threat in the last two decades. Its recruitment method that is different from its predecessor, also how it utilizes social media effectively, made them able to spread terror to every part of the world and conquer many territories of Iraq and Syria in order to fulfill their goal of a caliphate. However, recent development shows ISIS will lose their base of operation in both countries and there are signs of ISIS shifting their focus to Southeast Asia, with regards to the Marawi conquest. This paper aims to discuss how such development affects ISIS in Indonesia as the largest Muslim country in Southeast Asia and how the government responds to the situation. Keywords: isis; al-qaeda; social media; foreign fighters; indonesia. AbstrakISIS adalah kelompok teroris pecahan dari Al-Qaeda yang menjadi ancaman global dalam hampir dua dekade terakhir. Metode perekrutan anggota ISIS yang berbeda dari pendahulunya, serta bagaimana ISIS memanfaatkan sosial media dengan efektif membuat kelompok ini dapat menyebarkan teror di seluruh dunia dan menguasai banyak wilayah di Irak dan Suriah untuk memenuhi tujuan negara kekhalifahan mereka. Namun, perkembangan terkini menunjukkan ISIS akan kehilangan basis operasinya di kedua negara tersebut dan terdapat tanda bahwa ISIS akan mengalihkan fokus mereka ke Asia Tenggara dengan berkaca pada peristiwa penaklukan Marawi. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana perkembangan tersebut berpengaruh pada ISIS di Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di Asia Tenggara dan bagaimana pemerintah meresponnya. Kata Kunci: isis; al-qaeda; media sosial; pejuang asing; indonesia.
Nuansa Baru Peranan PBB dalam Menjaga Perdamaian Selepas Perang Dingin: Perspektif Resolusi Konflik Sudira, I Nyoman
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.724 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1445.%p

Abstract

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dikenal sebagai organisasi yang menaungi seluruhnegara, menjaga perdamaian dunia dan kestabilan diantara negara-negara. PBB memilikikewenangan untuk membantu negara-negara yang terlibat konflik apabila dianggap sudah sampaitahap darurat, dimana negara yang terlibat tidak mampu menyelesaikan sendiri. Langkah yangdilakukan oleh PBB adalah mengirimkan pasukan perdamaian, menjadi negosiator, atau mediator.Langkah-langkah yang dilakukan PBB merupakan langkah-langkah dalam meresolusi konflik. Akantetapi, peranan PBB sebagai organisasi yang bertujuan untuk mencapai perdamaian dunia dihadapkankepada beberapa tantangan. Selain itu, peranan PBB yang kurang baik pada masa Perang Dunia danPerang Dingin membuat masyarakat dunia kurang mempercayai kapabilitas PBB. Di dalam artikelini, penulis akan membahas langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PBB khususnya pasukanperdamaian dan peranan PBB sebagai mediator dalam menangani konflik. Selanjutnya, akandipaparkan perubahan-perubahan yang sudah dilakukan oleh PBB dalam memperbaiki kinerjaorganisasi. Terakhir, akan dipaparkan tantangan dan prioritas PBB dalam usaha untuk meresolusikonflik dan menjaga perdamaian dunia. 
Wake Up and Live: The Roots of Cosmopolitanism in Oriental Worldview Wattimena, Reza A. A.
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.853 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i1.2660.61-74

Abstract

This article describes the roots of cosmopolitanism in Oriental worldview, especially in the Indian and Chinese worldview. The idea of cosmopolitanism is important to understand today. It is seen as an alternative solution for various conflicts with religious and cultural motives as background. Oriental civilizations developed the idea of cosmopolitanism through various philosophical teachings, such as Vedanta and Buddhism. Both of them are inherently meditative and cosmopolitan. They focus on insight on reality as it is, not reality as it is conceptualized by religion, philosophy or science. This insight deconstructs also the normal understanding of self-identity and stimulates the rise of cosmopolitan awareness, which is inherently experiential. Without this experience and awareness, various theoretical reflections on cosmopolitanism will be useless.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Terjadinya Demokratisasi di Myanmar Mirajiah, Risalatu
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.832 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v9i2.1048.%p

Abstract

Abstract: Democratization in Myanmar has drawn international attention, when on April 1, 2012military junta held a free, fair general election. The success of Myanmar in holding the general electionwould become a new era of changes that was occurring domestically. Positive responses on thechanges were shown by not only Myanmars people but also the whole international comunities whichhad previously pressured the state due to various violations of human right and democracy. Basically,some democratizing efforts had begun since the government drafted a new constitution in 2008, up tothe winning of Thein Sein as President in the 2010 preliminary elections. Under Thein Sein leadership,there have been much changes leading to democracy, such as the achievement of ceasefire, economicimprovement, the release of political detainees, mass media freedom, general elections, and thereestablishment of parliamentary functions. The question in this paper was, “How these internal andexternal factors influence the occurrence of democratization in Myanmar?” In this paper, the writerdrew on the theories of democratization in describing the internal and external factors that haveinfluence on the occurrence of democratization, by the three approaches, namely, modernization,transition, and structural approaches, from David Potter. The paper results indicated that the aim of themilitary junta at implementing the democratization was due to some internal factors in a domesticscope, predominated by domestic actors, and some external factors in a framework of democratizationwaves by a reason of spreading or promoting democratic values, as well pressures and other sanctions.The entire threats have led to the decline of military junta legitimacy in political arena, and expulsionby international world. Therefore, the writer concluded that the relationship between the internalfactors and external factors would determine the continuity of democratization in Myanmar.Keywords : Democratization, Internal Factors, External Factors, Military Junta, Myanmar
Evaluating Nuclear Nonproliferation Regime-Case Study: North Korea Priamarizki, Adhi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.303 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v8i2.541.%p

Abstract

This paper try to explain why a country refused to join the nuclear weapons nonproliferation regime. The main argument of this article is the failure of the nuclear weapons nonproliferation regime to create a state-nuclear negara abandon their nuclear weapons because the regime does not successfully complete the core problem that triggered the decision to develop nuclear weapons. The decision will be difficult to change when it is done in order to maintain domestic power in the country that has nuclear weapons. Moreover, the perception of threat also came from rival states with nuclear weapons or non-nuclear states in alliance with the nuclear state. This article uses a case study of North Korea to prove the argument the author.Keywords : nuclear weapon, nuclear nonproliferation regime, nuclear politics, North Korea, Juche
Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi Sabaruddin, Sulthon Sjahril
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.656 KB)

Abstract

Studi ini mencoba menyusun sebuah blueprint diplomasi ekonomi Indonesia dengan merumuskan Indeks Diplomasi Ekonomi (IDE). Hasil IDE mengambarkan bahwa negara-negara sahabat dengan nilai IDE tertinggi dan masuk dalam kategori negara strategis yaitu Tiongkok, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan Jepang. Banyak negara-negara di pasar non-tradisional bagi Indonesia masuk dalam kategori negara strategis. Ditemukan beberapa negara mitra strategis bagi diplomasi ekonomi Indonesia seperti Mauritius, Republik Demokratik Kongo, Angola, Ghana, dan Uganda masih belum terdapat perwakilan Indonesia dan hubungan diplomatik dirangkap dari perwakilan Indonesia di negara sahabat lainnya. Sedangkan negara-negara kategori ‘mitra biasa’ seperti Laos, Bosnia Herzegovina, Fiji, Suriname, Vatikan, dan Noumea Pemerintah Indonesia justru menempatkan perwakilannya dengan pertimbangan politis dan sosial budaya seperti keterikatan sejarah seperti diaspora Indonesia.
Pembentukan Aliansi Keamanan Iran-Rusia Widian, Rizky; DR, Muhammad Rusyidi; Widian, Willy
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.609 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v14i1.2787.125-136

Abstract

Russia and Iran are countries with high cooperative relations. However, in recent years, Russia-Iran relations have declined. This is due to the Iranian nuclear issue, which at the time Russia was present as a party that gives UN sanctions to Iran. Despite of this fact, by 2015, Russia and Iran signed a military cooperation agreement signaling the establishment of a Russian-Iranian security alliance. The author sees that there is a puzzle, namely the establishment of the security alliance even though Russia has helped to put pressure on Iran. Furthermore, the authors argue that there are several reasons or factors for the formation of the Russian-Iranian security alliance. In explaining this, this writing will borrow the theory Balance of Threat proposed by Stephen M. Walt. Thus, this paper will be divided into several parts. First, will be presented on the background of the problem and the theoretical framework to be used. Then, it will be explained about the discussion of factors that encourage the formation of the Russian-Iranian security alliance. In the last section will be closed with a conclusion.
Analisis Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Timor Timur sebelum Kemerdekaannya dari Indonesia Indrawan, Jerry
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.587 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i2.1616.%p

Abstract

Sebelum Kemerdekaannya, Timor Timur (sekarang Timor Leste) selalu terjebak dalam situasi konflik. Konflik-konflik seperti ini membuat Timor Timur sulit untuk melepaskan dirinya dari kemiskinan dan keresahan (kekacauan) politik. Sampai akhirnya pergolakan internal tersebut membawa kemerdekaan kepada negeri bekas provinsi ke-27 Indonesia itu. Ada empat faktor yang terlibat dalam konflik di Timor Timur sebelum kemerdekannya dari Indonesia. Mereka adalah: Timor Timur Sendiri, Indonesia, Portugal, dan Australia. Insiden di Santa Cruz dan Liquica semakin memprovokasi rakyat Timor Timur untuk berjuang demi kemerdekaannya, sampai kemerdekaan itu akhirnya datang di tahun 1999. Selain dua insiden tadi, terdapat empat faktor yang mendasari mengapa rakyat Timor Timur berjuang demi kemerdekaannya. Faktor-faktor tersebut adalah: kemiskinan, keragaman etnis, sistem politik yang represif,d an degradasi sumber daya. Tulisan ini akan menganalisa empat faktor tersebut sebagai penyebab kemerdekaan Timor timur. Metodologi penelitian dilakukan secara kualitatif melalui riset pustaka. Sumber data primer didapatkan dari buku dan situs internet.

Page 10 of 31 | Total Record : 302


Filter by Year

2012 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Edisi Spesial Gender Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 1 (2014) Vol. 10 No. 1 (2014) Vol 9, No 2 (2013) Vol. 9 No. 2 (2013) Vol 9, No 1 (2013) Vol. 9 No. 1 (2013) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol 8, No 2 (2012) More Issue