cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Tomalebbi
ISSN : 23556439     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal Pemikiran, Penelitian Hukum dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Memuat Tulisan yang Menyangkut Pemikiran atau Gagasan Hasil Penelitian Hukum dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Volume 1, Nomor 3, Desember 2014" : 11 Documents clear
PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN GURU PKN DI SMP NEGERI 2 PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA NUR AZATIL ISMAH; ANDI ACO AGUS
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.596 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kedisplinan guru Pkn di SMP Negeri 2 Pattallassang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa (2) Kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatan kedisiplinan guru PKn di SMP Negeri 2 Pattallassang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan yang menjadi populasi adalah seluruh guru PKn yang berjumlah 2 orang dan kepala sekolah SMP Negeri 2 Pattallassang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel populasi karena jumlah objek yang dijadikan sampel adalah seluruh guru Pkn dan kepala sekolah SMP Negeri 2 Pattallassang Kecamatan Pattallassang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 2 Pattallassang telah melaksanakan peranannya sebagai supervisor (pengawas) dengan baik. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Pattallassang telah melakukan pengawasan secara maksimal sehingga guru-guru bisa bersikap disiplin dalam melaksanakan tugas mengajar, membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013, dan mengikuti upacara bendera. Bentuk pengawasan yang dilakukan yaitu (1) mengecek absen guru, (2) kunjungan kelas, (3) melakukan pengukuran terhadap kedisiplinan guru. Kendala-kendala dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SMP Negeri 2 Pattallassang yaitu tingkat kesadaran guru untuk bersikap disiplin tidak konsisten. Tetapi kepala sekolah SMP Negeri 2 Pattallassang juga telah mampu memberikan upaya-upaya atas kendala-kendala tersebut seperti memotivasi guru, memberikan penghargaan dan menggunakan teguran yang halus agar guru merasa tidak tertekan. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah harus tetap memberikan motivasi terhadap guru-guru dan pihak sekolah sebaiknya memfasilitasi rumah disekitar sekolah bagi guru yang memiliki tempat tinggal yang jauh. Kata kunci : Kedisiplinan Guru, Kepala Sekolah sebagai Supervisor,
STUDI TENTANG TRADISI MAPPALILI PADA MASYARAKAT DESA CIRO-CIRO’E KECAMATAN WATANG PULU KABUPATEN SIDRAP JULI ASRIANENSI; . MUSTARI
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.642 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Nilai-nilai apa yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Mappalili sehingga dipertahankan sampai sekarang, (2) Bagaimana implikasi tradisi Mappalili pada masyarakat desa Ciro-Ciro’e Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap dan (3) Apakah ada perubahan dalam pelaksanaan tradisi Mappalili yang terjadi di masyarakat Desa Ciro-Ciro’e Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat yang jumlah keseluruhannya adalah 17 orang yaitu sampel populasi. Dengan  menggunakan teknik sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Mappalili mengandung nilai-nilai sosial yaitu, solidaritas gotong royong, kebersamaan sosial dan ekonomi dimana mereka saling bersilaturahmi dan mengakrabkan sesama anggota masyarakat. Implikasi Tradisi mappalili dalam kehidupan masyarakat Ciro-ciro’e yaitu dapat menjalin kerja sama dengan baik antara masyarakat Ciro-ciro’e serta persaudaraan sehingga hubungan silaturahmi terjalin dengan baik dan Tradisi Mappalili dalam perubahan masyarakat Ciro-ciro’e yang sampai sekarang masih dilaksanakan, didalamnya juga sudah ada perubahan namun, pada dasarnya yang mengalami perubahan hanya beberapa hal , misalnya dulu menggunakan sapi atau kerbau tapi sekarang menggunakan dompeng ( traktor ) lalu minggala ( potong padi) sekarang menggunakan mobil panen yang membawa anggotanya.Kata Kunci : Tradisi Mappalili Pada Masyarakat Desa Ciro-Ciro’e Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap
PEMBINAAN MORAL ANAK USIA SEKOLAH PADA MASYARAKAT DESA KARELOE KECAMATAN BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO RISNAH .; HASAN BASRI
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.613 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan moral anak usia sekolah yang dilakukan oleh orang tua , Faktor yang menghambat orang tua dalam membina moral anak usia sekolah di Desa Kareloe Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan penelitian survei, dengan populasi adalah seluruh masyarakat yang mempunyai anak usia sekolah di Desa Kareloe Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto sebanyak 324 Kepala Keluarga yang terbagi atas 6 Dusun. Kemudian pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proporsional Random Sampling dengan menentukan masing-masing  tiap Dusun mengambil 10% sampel yaitu sebanyak 33 Kepala keluarga. Pengumpulan data dengan teknik angket, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dalam bentuk tabel frekwensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Pembinaan moral anak usia sekolah yang di lakukan oleh orang tua di Desa Kareloe yaitu a). Pembinaan kehidupan beragama baik dengan cara mendidik anak dalam shalat b). Pembinaan kepribadian baik dengan cara membiasakan untuk berdoa sebelum makan, mengucapkan salam di rumah ketika pulang sekolah c). Pembinaan sikap sosial anak baik dengan cara memberikan pengaruh yang kuat pada anak baik dengan perkataan yang lemah lembut dan ramah. 2. Faktor yang menghambat orang tua dalam membina moral anak usia sekolah di Desa Kareloe yaitu faktor internal seperti a) Mentalitas anak seperti malas, acuh tak acuh, dan mengeluh. b) Pengaruh teman sebaya. c) Pengaruh ayah. d) Kesibukan orang tua dengan pekerjaannya. e) Tanggung jawab orang tua lebih menyerahkan kepada sekolah.KATA KUNCI : Pembinaan Moral, Moral Anak Usia Sekolah
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 1990 TENTANG PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus pada Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Rappocini Kota Makassar) HAMSAH .; SANGKALA IBSIK
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Terkhusus pada Pedagang Kaki Lima di Jl.A.P.Pettarani Kecamatan Rappocini Kota Makassar. (2). Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengoptilmakan pelaksanaan Peraturan Daerah nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedangang Kaki Lima di Jl.A.P. Pettarani Kecamatan Rappocini Kota Makassar. (3). Kendala yang dihadapi pemerintah dalam implementasi Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Jl. A.P. Pettarani Kecamatan Rappocini Kota Makassar.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 13 orang pedagang, sehingga disebut dengan penelitian populasi. Dalam proses pengumpulan data mengunakan metode  obeservasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Adapun metode penulisan yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.            Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa  1. Implementasi    Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima belum berjalan efektif. Hal ini disebabkan karena a). Pedagang Kaki Lima tidak memiliki izin usaha / berdagang, b). Tempat usaha Pedagang Kaki Lima berada diatas trotoar, c). Pedagang Kaki Lima tidak Membayar retribusi, d). Pemerintah tidak melakukkan pembinaan.. 2. Upaya pemerintah dalam mengefektifkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima : 1). Upaya Preventif : a). Sosialisasi hukum, b). Pembatasan jumlah Pedagang Kaki Lima,. 2). Upaya refresif : a). Negosiasi, b). Penggusuran. 3. Kendala yang diahdapi pemerintah dalam mengefektifkan  Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima: 1.Kendala Internal yaitu ketidakseriusan pemerintah, 2. Kendala Eksternal : a). Kurangnya pemahaman Pedagang Kaki Lima terhadap Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima , b) Kurangnya kesadaran Pedagang Kaki Lima, c). adanya dukungan dari mahasiswa.Kata Kunci : Pedagang Kaki Lima, Implementasi Perda.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PPKn SMP NEGERI 1 WONOMULYO KABUPATEN POLEWALI MANDAR PARADIBA, MITRA; KASMAWATI, ANDI
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.454 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran PPKn SMP Negeri 1 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, penelitian ini di tempuh dalam dua siklus dengan menggunakan analisa deskriptif dan kemudian membandingkan data hasil belajar siswa dari setiap siklusnya yaitu siklus I dan Siklus II. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Fokus penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi: observasi,tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa diperoleh nilai rata – rata yaitu pada Kelas VII A mulai dari tes awal 62,5 % , tes Siklus I 74,78 % dan Siklus II 90,12 % dan Kelas VII D tes awal 56,4 %, Tes Siklus I 73,6 % dan Siklus II 90,6 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran PPKn sudah berjalan cukup baik dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa di setiap siklus dimulai dari pelaksanaan Tes Awal, Tes Akhir Siklus I dan Tes Akhir Siklus II siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar.Kata Kunci : Pelaksanaan Pembelajaran, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
PELAKSANAAN GADAI TANAH PERTANIAN DI DESA TANRARA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA SRIWAHYUNI .; . MUSTARING
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.556 KB)

Abstract

Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Di Desa Tanrara Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan gadai tanah di Desa Tanrara dan untuk mengetahui kedudukan perjanjian gadai tanah yang dilakukan oleh pemberi gadai dan penerima gadai atas tanah gadai yang lebih dari tujuh tahun di desa Tanrara sesuai dengan ketentuan pada Pasal 7 UU No. 56 tahun 1960. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani di Desa Tanrara yang terlibat dalam proses gadai tanah, Teknik penentuan sampel menggunakan teknik pemilihan secara sengaja (purposive sampling), yakni pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan tertentu sehingga memenuhi keinginan dan kepentingan peneliti. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu di 10 lokasi tanah gadai pertanian di Desa Tanrara dan kepala desa Tanrara dan tokoh masyarakat setempat. Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Bentuk gadai tanah di Desa Tanrara yaitu tertulis dan tidak tertulis atau secara lisan. Adapun proses gadai tanah di Desa Tanrara yaitu pada awalnya inisiatif pelaksanaan gadai tanah berasal dari keinginan pihak penggadai. Penerima gadai hanya bersifat pasif karena hanya menerima tawaran dari penggadai. Setelah bertemunya pihak penggadai dan pemegang gadai maka antara kedua pihak membuat kesepakatan atas pelaksanaan gadai. Ketika terjadi kesepakatan antara penggadai dan pemegang gadai, maka terjadilah perjanjian pelaksanaan gadai. Dan penggadai akan menyerahkan penguasaan tanahnya kepada pemegang gadai dan akan menerima sejumlah uang dari pemegang gadai. 2. Pelaksanaan gadai tanah di Desa Tanrara masih menggunakan kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama yaitu gadai tanah dilakukan oleh kedua belah pihak ataupun melibatkan pemerintah desa setempat dan dalam bentuk tertulis maupun lisan tanpa adanya batasan waktu untuk penebusan tanah yang digadaikan. 3. Ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) UU No. 56 Prp Thn 1960 yang mewajibkan penerima gadai mengembalikan tanah gadai kepada pemberi gadai di Desa Tanrara jarang dilaksanakan. Selain karena kurangnya masyarakat yang mengetahui ketentuan tersebut, juga disebabkan harga tanah yang tinggi dan pelaksanaan gadai tanah yang bersifat kekeluargaan dan tolong menolong. Pelaksanaan gadai tanah juga memungkinkan penerima gadai dalam tujuh tahun tidak mendapatkan bunga yang layak.KATA KUNCI: Gadai Tanah Pertanian, UU No 56 Prp Tahun 1960
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 KAHU KABUPATEN BONE AYU ASTUTI; . RIFDAN
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.536 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu: (1) Relevansi kegiatan kepramukaan dengan pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan; (2) faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Pengurus Inti Pramuka SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone sebanyak 12 orang. Analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan hal-hal berdasarkan hasil pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Relevansi kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu  sangat menunjang dalam menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan khususnya nilai karakter bangsa peserta didik. Nilai karakter bangsa yang dapat dikembangkan meliputi nilai religius, cinta tanah air, kedisiplinan, tanggung jawab, semangat kebangsaan, kreativitas, peduli lingkungan, kerjasama, dan keberanian. Hal tersebut dapat dilihat melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam kepramukaan. Seperti: (a) Perkemahan dapat membentuk karakter mandiri, peduli lingkungan dan kerja sama. (b) Ketangkasan pioneering dapat membentuk karakter keberanian, ketelitian, percaya diri, ketekunan, kerja sama dan kesabaran. (c) Keterampilan tali temali membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab. (d) Penjelajahan dengan tanda jejak dapat membentuk karakter religius, toleransi, cinta tanah air, peduli lingkungan, kerja sama, dan tanggung jawab. Dengan adanya pendidikan nilai karakter bangsa yang dilakukan dalam kegiatan kepramukaan, sedikit demi sedikit sikap dan perilaku anak (anggota Pramuka) mulai mengalami kemajuan secara progresif. (2) Faktor yang mendukung kegiatan dalam pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan yaitu sarana prasarana yang menunjang, dimasukkannya pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib, kualitas pembina serta adanya dukungan dari keluarga. Hambatan yang ada dibagai menjadi dua yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal antara lain yaitu rasa kelelahan anak-anak karena banyaknya tugas dari sekolah, terbatasnya dana kegiatan untuk mengembangkan nilai karakter bangsa melalui kegiatan kepramukaan. Hambatan ekstrenal yaitu perbedaan lingkungan berkarakter antara lingkungan sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar.KATA KUNCI    :    Pengembangan Nilai-nilai Kewarganegaraan, Kegiatan       Ekstrakurikuler, Kepramukaan
ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BUGIS DALAM PERSPEKTIF UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DI DESA DOPING KECAMATAN PENRANG KABUPATEN WAJO NASRIAH KADIR; MUH. ARSYAD MAF’UL
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.444 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengatahui bentuk adat perkawinan masyarakat bugis di desa doping kecamatan penrang kabupaten wajo; (2) Mengetahui apakah bentuk perkawinan tersebut sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; (3) Mengetahui apakah perkawinan masyarakat bugis di desa doping masih sesuai dengan perkembangan zaman. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara serta dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Tokoh masyarakat di Desa Doping Kec. Penrang Kab. Wajo sebanyak 6 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel populasi. Analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan hal-hal berdasarkan hasil pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) bentuk pelaksanaan perkawinan adat bugis di awali dengan tahap-tahap sebagai berikut: tahap penjajakan  (Mammanu’manu, Mappesek-pesek, Mattiro), kunjungan lamaran (Madduta), penerimaan lamaran (Mappetuada, Mappasiarekkeng), jenjang pernikahan (ritual sebelum akad nikah seperti, Mabedda, Mappasau, Manre Lebbe atau Khatam Qur’an, Mappacci. Dan ritual setelah akad nikah seperti, Mappasikarawa, Jai Kamma atau Maloange Lipa); (2) Masyarakat bugis di Desa Doping Kec. Penrang Kab. Wajo dalam proses pelaksanaan perkawinan tidak menyalahi agama dan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan yang dimaksud masyarakat bugis menegenai tata cara pelaksaanaan perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yaitu dalam proses pelaksanaan perkawinan adalah syarat sah perkawinan, tujuan perkawinan, umur, dan mahar; (3) Masyarakat bugis di Desa Doping Kec. Penrang Kab. Wajo dalam pelaksanaan perkawinan ataupun sebelum pelaksanaan perkawinan sesuai dengan perkembangan zaman dan tradisi adat yang ada di Desa Doping Kec. Penrang Kab. Wajo. Dan yang sesuai dengan perkembangan zaman yaitu alat musik taradisional ke alat musik modern seperti elekton, dan baju pengantin.Kata Kunci : Perkawinan, Adat Bugis, UU NO. 1 Tahun 1974  
STRATEGI GURU BIDANG STUDI PKN DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI PANCASILA DI SMA NEGERI 1 MARE KECAMATAN MARE KABUPATEN BONE SULFITARNI .; SANGKALA IBSIK
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.956 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui strategi guru bidang studi PKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila di SMA Negeri 1 Mare. (2) mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi dalam penanaman nilai-nilai demokrasi pancasila di SMA NEG.1 MARE. (3) mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila di SMA NEG.1 MARE. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yakni, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Ada pun populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMA NEG. 1 MARE yang berjumlah 3 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) strategi guru bidang studi PKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila yaitu dengan menggunakan beberapa model pembelajaran seperti model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw, snowball throwing dan artikulasi dengan menggunakan metode ceramah serta menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan PAIKEM. (2) faktor yang mempengaruhi dalam penanaman nilai-nilai demokrasi pancasila yaitu kemampuan guru dan pengetahuan serta sikap peserta didik. (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila yaitu sikap dan perilaku siswa yang belum menampakkan sikap demokratis yang baik.Kata Kunci: Strategi Guru, Nilai Pancasila
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI MATTUNDA WENNI PAMMULANG DALAM PERKAWINAN ADAT BUGIS DIKELURAHAN BORONG RAPPOA KECAMATAN KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA NASTIA .; LUKMAN ILHAM
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 3, Desember 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.306 KB)

Abstract

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Mattunda Wenni Pammulang Dalam Perkawinan Adat Bugis Dikelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pelaksanaan tradisi mattunda wenni pammulang dalam perkawianan adat bugis, 2) mengetahui persepsi masyarakat terhadap tradisi mattunda wenni pammulang dalam perkawinan adat bugis, 3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga masyarakat mempertahankan keberlangsungan tradisi mattunda wenni pammulang di Kelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian model ex post facto yang desainnya dirancang dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini keseluruhan masyarakat kelurahan Borong Rappoa yaitu sebanyak  2459 jiwa dimana jumlah keseluruhan KK 476 dari 3 dusun yaitu 56 KK di dusun Palayya, 209 KK di dusun Bangsalayya, dan 211 KK di dusun Borong Rappoa. Yang dijadikan sampel  sebanyak 30 KK dari 3 (tiga) dusun dikelurahan borong rappoa dimana tiap-tiap dusun diwakili oleh 10 KK sebagai sampel dengan menggunakan penarikan sampel dengan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik dalam analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Pelaksanaan tradisi mattunda wenni pammulang, yaitu dilaksanakan dalam dua bentuk  pertama, penangguham yamg dijalankan ketika telah menjalankan akad nikah, dalam masa penantian resepsi pernikahan. Kedua, penangguhan disaat setelah melakukan akad nikah dan resepsi perkawinan, 2). Persepsi masyarakat tentang mattunda wenni pammulang (penangguhan malam pertama) banyak membawa nilai positif diantaranya telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu faedah dibalik  penagguhan itu memberikan kesempatan kepada calon suami istri untuk saling mengenal terlebih dahulu, dan keingin tahuan istri akan kesanggupan suami untuk bercampur dan tekad suami untuk benar-benar membina rumah tangga,3). Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga masyarakat mempertahankan kelangsungan dari tradisi mattunda wenni pammulang yang pertama, yaitu Masyarakat memandang bahwa jika pasangan suami istri gegabah atau tergesah-gesah melakukan hubungan suami istri akan menimbulkan suatu bala’. Yang kedua,yaitu masyarakat memahami bahwa pernikan, bukan hanya pemitraan dua insan yang berbeda, akan tetapi suatu penyatuan dua keluarga baik ia masih ada ikatan kekeluargaan atau pun orang jauh.Kata Kunci : tradisi mattunda wenni pammulang, perkawinan adat bugis

Page 1 of 2 | Total Record : 11