cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Academica
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 14113341     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal ilmiah Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako
Arjuna Subject : -
Articles 194 Documents
PELIMPAHAN KEWENANGAN BUPATI DALAM OTONOMI DAERAH (Kajian Pelimpahan Kewenangan Delegatif Bupati Kepada Camat di Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah) Mardani, Mohammad Iskandar
Academica Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.1 KB)

Abstract

Pelaksanaan konsep otonomi daerah dengan memberikan kewenangan khusus dan kemandirian kepada daerah melahirkan dinamisasi dalam ranah penyelenggaraan pemerintah daerah itu sendiri, termasuk perubahan fungsi, kewenangan dan kedudukan camat maupun kecamatan. Implementasi otonomi daerah menggeser posisi Kecamatan dari “wilayah jabatan” menjadi “lingkup kerja” inklud dalam unit perangkat daerah otonom. Perubahan ini memberikan pengaruh kepada kewenangan camat dan kecamatan dalam memberikan pelayanan publik. Kreasi dan inovatif Camat dan Kecamatan dalam menata wilayahnya menjadi pasif, hanya menunggu injeksi maupun insentif pemerintah daerah (Kabupaten/Kota). Untuk memberikan peran ujung tombak pelayanan masyarakat, camat maupun kecamatan sebagai bagian dari lingkup kerja perangkat daerah harusnya diberdayakan kembali dengan memberikan pelimpahan sebagian kewenangan daerah (Bupati/Walikota) sesuai yang dibebankan oleh Undang-undang.Kata Kunci : Pelimpahan, otonomi dan Kewenangan Bupati
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA DESA SEBAGAI OPINION LEADER DI DESA PEWUNU KEC. DOLO BARAT KAB. SIGI Shofiyah, Siti
Academica Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.124 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan fungsikepemimpinan serta faktor pendukung dan penghambat KoordinatorKelompok PNPM Mandiri dalam menjalangkan programpemberdayaan masyarakat di Kelurahan Lolu Selatan KecamatanPalu Selatan. Hasil penelitian ditemukan bahwa, pelaksanaan fungsikepemimpinan Kordinator PNPM Mandiri dalam menjalangkanprogram pemberdayaan masyarakat Lolu Selatan Kecamatan PaluSelatan sudah berjalan dengan baik karena fungsi-fungsi dari seorangpimpinan yang memang seharusnya dimiliki oleh seorang Kordinatorkelompok, fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah fungsi Inisiasi,fungsi keanggotaan, fungsi perwakilan , fungsi organisasi, fungsiintegrasi, fungsi manajemen informasi internal, fungsi penyaringinformasi dan fungsi imbalan. Selain itu juga , dalam melaksanakantugasnya faktor pndukungnya antara lain banyaknya anggota yangmembantu jalanya program serta faktor penghambatnya adalahwarga sekitar yang kadangkala tidak bisa bekerjasama dengan baik.Kata Kunci : Persepsi dan Opinion Leader
HUBUNGAN SOSIAL DALAM KESUKUBANGSAAN DI ROUTA Marzuki, Muhammad
Academica Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.081 KB)

Abstract

Dinamika sebagai sebuah kondisi perubahan yang terjadi didalam suatu masyarakat seperti pada pemahaman di atas, jugadialami oleh masyarakat yang tinggal di Kecamatan Routa padaumumnya. Secara historis menurut informasi diceritakan bahwamasyarakat yang tinggal di Routa (baca: wilayah kecamatan Routa)telah mengalami perubahan dari berbagai dimensi, seperti dimensisistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, dan budaya.Terjadinya perubahan yang terjadi pada masyarakat Routa tidakhanya disebabkan karena faktor internal dalam hal ini sumberdaya(resource) yang dimiliki, tetapi juga didukung oleh adanya faktoreksternal dalam hal ini terjadinya kontak-kontak budaya antara orangRouta dengan masyaraka di luar Routa. Sejauh mana kontak-kontakbudaya tersebut dalam memengaruhi terjadinya perubahan,perkembangan dalam masyarakat Routa menjadi fokus utama dalamkajian ini.Kata Kunci : Hubungan Sosial dan Kesukubangsaan
BERTAHAN HIDUP DI PENGUNGSIAN KAUM JANDA KORBAN KONFLIK POSO Rismawati, Rismawati
Academica Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.429 KB)

Abstract

Jaminan-jaminan sosial yang hadir membantu kaum janda korbankonflik Poso umumnya berasal dari pemerintah. Jaminan sosial yangselama ini diajarkan secara budaya di setiap suku bangsa tidak lagibekerja secara efektif karena hubungan sosial mereka terganggu.Kaum janda yang kembali dari tempat pengungsian dengan caranyasendiri membangun suatu strategi bertahan hidup di antaranya adalahmenjadi penjual pakan ternak babi.Sekuritas sosial lokal pada dasarnya masih ada di dalam benaksejumlah orang, bahkan masih dipraktekkan pasca konflik, tinggalmenunggu kondisi sosial menjadi lebih kondusif sekuritas sosial pundapat bergerak kembali sesuai dengan fungsinya.Kata Kunci: Konflik Poso dan Pengungsian
PERENCANAAN KEUANGAN KOMUNITAS MISKIN DI PERKAMPUNGAN VATUTELA Masdar, Rahma; Zaiful, Zaiful
Academica Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.084 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendaptkan gambaran tentangperencanaan ekonomi rumah tangga komunitas miskin yang ada diperkampungan Vatutela. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah dataprimer dan sekunder dan dianalis dengan teknik analisis Deskriptif.Hasil penelitian menunjukan bahwa masih Rendahnya pendapatankeluarga, sehingga prioritas belanja masih terbatas pada kebutuhanpokok. Belum ada perencanaan ekonomi rumah tangga hal iniditandai ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhanpokok keluarga, atau keluarga berhutang ke pihak luar untukmemenuhi kebutuhan pokok tersebut; Dari 30 keluarga, hanya 11keluarga yang pernah menabung, itupun kalau ada sisa dari belanjakonsumsinya; Dari 11 keluarga yang menabung itupun sifattabungannya pada hal-hal yang sifatnya konsumtif.Kata Kunci: Perencanaan, Rumah Tangga dan Kemiskinan
QUO ANNIMA DAN QUOVADISKEBIJAKAN PENANGANAN KONFLIK DI INDONESIA Djaelangkara, Rizali
Academica Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.971 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara terdiri dari beragam suku bangsa,agama dan budaya menuju proses Indonesia yang utuh, di manadalam proses tersebut berdasarkan sejarah perjuangan, pembentukandan pembangunan bangsa Indonesia, potensi konflik selalu ada, baikyang bersifat laten maupun berwujud, baik yang bersifat vertikalmaupun horizontal. Ancaman potensi konflik tersebut bukan sesuatubahaya yang signifikan jika dalam penanganannya terlembagakandalam kerangka kebijakan yang lebih tinggi yang dapat menjadipayung bagi kerangka kebijakan dan operasional di bawahnya bagisemua sektor, tingkatan Pemerintah dan pemangku kepentinganyang terkait. Selama ini, cara penanganan Bencana Konflik Sosial,masih berpijak pada paradigma sentralistik dan represif (kuratif)dan disamakan dengan cara penangan bencana alam, pada halkonflik memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan denganbencana alam. Untuk itu sangat urgen dibuatnya regulasi setingkatundang-undang yang khusus menangani bencana konflik sosial.Kata Kunci: Bencana, Konflik Sosial
BUDAYA POLITIKDAN IKLIM DEMOKRASI DI INDONESIA Alamsyah, Muhammad Nur
Academica Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.666 KB)

Abstract

Masyarakat Indonesia dan elitnya pada penyelenggaraan kekuasaansering memakai kekuasaannya tanpa control atau kendali akibatnya,aturan permainan dan hukum kerap tidak dijadikan koridor dalampelaksanaan kenegaraan dan kehidupan kemasyarakatan.Kepercayaan (trust) masyarakat menjadi sangat lemah terhadaphukum atau aturan, budaya politik. Hal tersebut melemahkan disiplinsosial yang telah memiliki cikal bakal dan catatan sejarah dalammasyarakat Indonesia secara luas.Pada setiap aktifitas dalam setiap proses politik masyarakat, akansenantiasa terjadi dalam lingkup budaya, yang dapat digambarkanbahwa pada jangka waktu tertentu, akan selalu terjadi prosesdialektika timbal balik antara kehidupan politik di satu pihak dengansistem nilai budaya masyarakat pada pihak lain, yang kemudianmembentuk sebuah kepercayaan yang luas dan dijadikan sebagaisebuah komitmen meskipun hadir sebagai consensus yang tidaktercatat, tetapi dilakukan dan mengalami perbaikan secara kualitatifsetiap saat. Keberhasilan penguatan budaya politik pada setiapbangsa dapat tercapai melalui proses sosialisasi politik. Proses inilahyang mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasiberikutnya.Kata Kunci: Politik, Budaya Politik, Demokrasi
TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK Suryadi, Israwati
Academica Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.441 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Symbolic Convergence Theory(CST) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Teori Konvergensi Simbolik(TKS) yang diilhami dari riset Robert Bales mengenai komunikasi dalamkelompok-kelompok kecil. Kemudian gagasan tersebut oleh ErnestBormann direplikasi ke dalam tindakan retoris masyarakat dalam skala yanglebih luas dari sekedar proses komunikasi kelompok kecil. Konvergensi(convergence) sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari duaatau lebih individu saling bertemu, saling mendekati satu sama lain, ataukemudian saling berhimpitan (the way in which the private symbolic worldsof two or more people begin come together or overlap). Sedangkan istilahsimbolik itu sendiri terkait dengan kecenderungan manusia untukmemberikan penafsiran dan menanamkan makna kepada berbagai lambang,tanda, kejadian yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yang dilakukanmanusia.Ernest Bormann mengoperasionalkan teorinya dengan istilahFantasy Theme Analysis (FTA), sebagaimkata kunci dalam teori ini. Dalam teori ini, sebuah fantasi tidak merujukpada cerita-cerita fiktif atau keinginan erotis. Fantasi adalah cerita ataulelucon yang mengandung atau mengungkapkan emosi. Fantasi meliputiperistiwa dari seorang anggota kelompok di masa lalu, atau peristiwa yangmungkin terjadi di masa depan. Fantasi tidak mencakup komunikasi yangberfokus pada apa yang terjadi di dalam kelompok.Adapun istilah-istilahkunci dalam ATF adalah : Fantasy Theme ( Tema Fantasi), Fantasy Chain(rantai fantasi), Fantasy Type (Tipe Fantasi) dan Rhetorical Visions (Visiretoris).Di samping keempat konsep kunci tersebut, Bormann jugamenjelaskan bahwa dalam setiap analisis fantasi, atau kajian visi retorisyang lebih luas lagi, selalu terdapat empat elemen pokok berikut ; (1)Tokoh-tokoh terlibat (dramatic personae atau character); (2) Alur cerita(plot line); (3) Latar (scene) dan (4) Agen penentu kebenaran cerita(sanctioning agents).Kata Kunci : Simbolik dan Konvergensi
KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH SUATU TINJAUAN FILOSOFIS Pasinringi, Andi
Academica Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.601 KB)

Abstract

Proses pemantapan integrasi nasional pada prinsipnyamelibatkan dua problema pokok. Pertama, bagaimana membuatrakyat tunduk, taat dan patuh kepada tuntutan negara. Kedua,bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur tingkahlaku politik masyarakat atau individu-individu yang ada didalamnya,Dilihat dari sudut ini, ada dua mainstream yang terbentuk didalam masyarakat bangsa Indonesia yakni, bahwa pemberiankebijakan otonomi kepada daerah-daerah. Perspektif pertamamelihat otonomi daerah sebagai suatu ancaman terhadap integrasinasional, sementara yang lain justru otonomi daerah adalah sebagaiperekat integrasi bangsa. Dari kedua perspektif tersebut, makapenulis mencoba melihat secara jernih problema otonomi daerahdari perspektif filosofis, sehingga dapat terungkap makna hakiki darikebijakan otonomi daerah tersebut sebagai suatu solusi untukmenghilangkan atau meminimalisir diskursus mengenai konsepotonomi daerah yang seakan-akan menjadi pokus perdebatan yangtak pernah berkesudahan antara pemerintah pusaat denganpemerintah daerah dalam konteks Negara kesatuan.Kata kunci: Otonomi daerah, ontologi, epistemologi dan aksiologi
KONTESTASI KEKUASAAN DALAM PENGELOLAAN SDA Zainuddin, Sulthan
Academica Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.199 KB)

Abstract

Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2009, ratusan kali kejadian bencana di Indonesia dengan memakan korban jiwa yang tidak sedikit serta kerugian ratusan milyaran rupiah, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan, seperti bencana banjir dan tanah longsor di Banjarnegara Jawa Tengah, Jember Jawa Timur, Ciwiday dan perbukitan Waringin Bandung,banjir di Citarum Karawang Jawa Barat, Panajam Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Kutacane Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta dan yang terakhir Banjir bandang yang menyapu Wasior di Teluk Windoma Kabupaten Papua Barat pada tanggal 4 Oktober 2010.Munculnya berbagai bencana tersebut di atas tidak dapat dilihat sebagai fenomena alam semata, tapi sangat terkait dengan ulah “kekuatan tangan manusia” (Hempel, 1996; Panayotou 1993; Bank Dunia, 2001; Adiwibowo, 2005; Dharmawan, 2007). Studi-studi ekologi dan ilmu lingkungan telah membuktikan dengan kuat bahwa longsor dan banjir semata-mata adalahakibat eksploitasi berlebihan terhadap alam di luar batas kemampuannya.Kata Kunci : Kontestasi, Kekuasaan dan SDA

Page 6 of 20 | Total Record : 194