cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
KAJIAN SENGON (Paraserianthes falcataria) SEBAGAI POHON BERNILAI EKONOMI DAN LINGKUNGAN Heru Dwi R., Susi. A; Ragil. B.W.M.P
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.777 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.3.201-208

Abstract

Hutan rakyat sengon hampir menutupi sebagian wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banyumas dan memainkan peran yang penting dalam perekonomian masyarakat serta di dalam memelihara lingkungan global, seperti pencegahan banjir, pengendalian proses pemadang-pasiran dan penyerapan serta fiksasi CO2. Hutan alam telah semakin berkurang, yang disebabkan oleh kegiatan tebas dan bakar, illegal logging, penebangan pohon secara berlebihan serta  konversi dari tanah-tanah hutan menjadi tanah-tanah pertanian. Hutan di satu sisi sebagai penjerap emisi karbon di sisi lain juga dapat menghasilkan/menyumbang emisi karbon di udara. Dengan makin berkurangnya hutan alam dari tahun ke tahun, akan menyebabkan berkurangnya pasokan bahan baku kayu bagi industri perkayuan yang ada selain itu juga dapat meningkatkan emisi karbon di udara apabila  pembakaran hutan selalu dilakukan dalam aktivitas manusia baik di dalam ataupun di luar kawasan hutan. Berkurangnya luasan hutan juga dapat menyebabkan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup yang disebabkan hilangnya vegetasi pepohonan sebagai penjerap emisi karbon udara. Permasalahan di atas sebenarnya dapat di atasi apabila upaya penanaman pohon-pohonan dalam gerakan reboisasi hutan dan lahan, hutan tanaman industri dan hutan rakyat dapat berhasil dengan baik sehingga dapat memberikan konstribusi baik terhadap perekonomian maupun lingkungan. Memahami situasi demikian, BPK Solo melakukan penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisa berbagai data guna mengetahui pertumbuhan sengon serta mengkuantifikasikan kandungan karbon dalam biomasa tegakan sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai salah satu jenis unggulan dalam pembangunan hutan tanaman industri dan hutan rakyat. Dalam penelitian ini,  lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Wonosobo dan Banyumas. Penelitian yang dilakukan merupakan pengamatan (observasi) terhadap kondisi yang ada dan tidak melakukan perlakuan. Metode yang digunakan untuk mengetahui rosot karbon dalam tanaman adalah dengan pendekatan IPCC Guidelines (1995) dalam Retnowati (1998). Pertumbuhan sengon didekati dengan melakukan pengukuran diameter dan tinggi tanaman, yang selanjutnya dianalisis ke dalam suatu persamaan matematika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan hubungan keeratan (determinasi) antara umur tegakan/tanaman dengan diameter, volume dengan diameter, berat kering total biomassa dengan diameter dan kandungan karbon dengan diameter, memberikan nilai koefisien determinasi yang cukup tinggi sampai tinggi, ini berarti, persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi kandungan karbon tegakan/tanaman jati.
PENGARUH KOMPOSISI DAN BAHAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI PINUS (Pinus merkusii) Suryo Hardiwinoto; Handojo H Nurjanto; Agung W Nugroho; Widiyatno Widiyatno
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.1.9-18

Abstract

Sifat fisika kimia media tumbuh, khususnya porositas dan ketersediaan nutrisi diperlukan untuk memproduksi semai pinus ( Jungh et de Vries) yang berkualitas. Daun segar dan seresah daun pinus dapat digunakan sebagai media tumbuh yang dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap berblok, dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah bahan daun pinus (A) yaitu: daun segar kasar, seresah daun kasar dan seresah daun halus. Faktor kedua adalah aras pupuk organik dan tanah (B), yaitu masing-masing dengan aras: 45%, 35%, 25% dan 15%. Analisis varians bersarang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Parameter yang diukur adalah kandungan N, nisbah C/N media tumbuh serta pertumbuhan tinggi dan diameter semai pinus. Pertumbuhan semai pinus terbaik didapatkan melalui komposisi media dengan perlakuan 35% pupuk organik, 35% tanahdan 30% daun segar kasar (B A). Bahan daun segar kasar mempunyai kandungan N tertinggi dan nisbah C/N terendah, serta menghasilkan pertumbuhan semai terbaik. Komposisi media direkomendasikan sebagai media tumbuh untuk memproduksi semai pinus.
EKSPLORASI ULIN DI KALIMANTAN UNTUK KONSERVASI EX-SITU Lukman Hakim; Prastyono Prastyono; Abdurrahman Syakur
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2012.175 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2005.2.1.21-31

Abstract

Eksploitasi  kayu  ulin  semakin  tidak terkendali  seiring dengan perkembangan   manusia  untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun tidak diiringi dengan upaya konservasi dan budidaya. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal upaya konservasi ulin oleh Tim P3BPTH dengan kegiatan eksplorasi dan penanganan materi genetik berupa biji di persemaian. Jumlah biji yang berhasil dikumpulkan sebanyak  1330 buah dari 4 sebaran alam di Kalimantan  yaitu Sepaku Kalimantan  Timur  (PT. ITCIKU),  Seruyan Hulu Kalimantan Tengah (PT. SBK), Nanga Tayap Kalimantan  Barat (PT. SJM), dan Sumber Barito Kalimantan Tengah (PT.SSP). Kegiatan  lanjutan  yang dilakukan  di persemaian adalah skarifiaksi, perkecambahan, penyapihan dan pengukuran yang dianalisis secara statistik melalui perhitungan nilai rata-rata dan jumlah  frekuensi kelas. Data tersebut  disajikan dalam bentuk tabulasi. Hasil analisis data sebagai berikut: rata-rata persen biji yang viable sebesar 74%;  rata-rata persen berkecambah sebesar 84%; Rata-rata tinggi bibit ulin setinggi 36,90  cm; rata-rata jumlah daun sebanyak 9,89 buah. Sebaran tinggi  berada pada 31 cm - 40 cm dan 41 cm- 50 cm;  sedangkan kecenderungan  pada kelas jwnlah  daun 6-10 buah sebesar 45%. 
KERAGAMAN GENETIK EMPAT POPULASI lntsia bijuga BERDASARKAN PENANDA RAPD DAN IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM KONSERVASI GENETIK Anto Rimbawanto; AYPBC Widyatmoko
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2182.779 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.149-154

Abstract

Intsia bijuga atau merbau merupakan jenis kayu bemilai ekonomi tinggi dan telah mengalami eksploitasi  yang intensif. Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaman genetik populasi merbau guna membantu penyusunan strategi konservasi genetik, dengan menggunakan penanda RAPD. Sampel daun dikumpulkan dari 4 populasi dan dianalisa menggunakan 15 primer RAPD yang menghasilkan 77 lokus polimorfik. Rata-rata lokus polimorfik per primer adalah 5.1. Nilai keragaman genetik rerata dalam populasi sebesar 0,296 sedangkan keragaman antara populasi 0.141. Analisis klaster membagi keempat populasi menjadi dua kelompok populasi yaitu Carita dan Manokwari pada kelompok pertama, sedangkan kelompok kedua terdiri dari populasi Temate dan Nabire. Pembagian kelompok antara Manokwari  dan Nabire lebih memperjelas pembagian Papua menjadi 6 wilayah geogenetik.
CURAHAN WAKTU KERJA SEBAGAI INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT ”WANAFARMA ” DI KECAMATAN MAJENANG KABUPATEN CILACAP Eva Fauziyah; Dian Diniyati; Tri Sulistiyati Widyaningsih
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.393 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2014.11.1.53-63

Abstract

Salah satu pola pengelolaan hutan rakyat adalah pola wanafarma. Pendapatan petani dari hutan rakyat pola wanafarma akan berbeda-beda tergantung pada tingkat pemeliharaan yang dilakukan dan curahan waktu kerja dari petani. Curahan waktu kerja tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan waktu kerja petani di dalam hutan rakyat wanafarma dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Desa Bener, Desa Sepatnunggal, dan Desa Sadahayu Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap petani hutan rakyat dengan jumlah responden 19 orang setiap desa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan curahan waktu kerja petani di hutan rakyat wanafarma setiap minggu di ketiga desa berturut-turut adalah Desa Bener = 4,4 HOK (26,4 jam, Desa Sepatnunggal= 3,9 HOK (23,4 jam), dan Desa Sadahayu = 2,7 HOK (16,2 jam). Curahan waktu kerja petani di ketiga desa tersebut dipengaruhi oleh faktor yang berbeda-beda. Curahan waktu kerja petani di Desa Bener dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dari hutan rakyat dan umur petani, Desa Sepatnunggal dipengaruhi oleh pendapatan dari hutan rakyat, umur, pengalaman tani, pendidikan, dan luas lahan, sedangkan curahan waktu kerja petani di Desa Sedahayu dipengaruhi oleh pendapatan dari hutan rakyat, umur, pengalaman usaha tani, dan luas lahan.   
PENGGUNAAN REFORMULASI INOKULUM FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA UNTUK JATI MUNA (Tectona grandis L.f.) Asrianti Arif; Irdika Mansur
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1488.075 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.5.297-310

Abstract

Kondisi lahan-lahan marginal dapat menjadi faktor pembatas bagi penanaman semai-semai tanaman kehutanan di lapangan. Dengan demikian perlu adanya penyiapan semai-semai yang berkualitas untuk dapat bertahan dan adaptif terhadap kondisi lapang. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Reformulasi inokulum FMA perlu dilakukan dengan menambahkan bahan yang mengandung unsur hara dalam mempercepat responnya terhadap tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hasil reformulasi inokulum FMA dalam meningkatkan pertumbuhan semai jati Muna (Tectona grandis L.f.). Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dalam rancangan acak kelompok (RAK), menggunakan 2 faktor perlakuan, faktor pertama yaitu reformulasi inokulum FMA dan faktor kedua adalah dosis inokulum. Peubah pertumbuhan yang diamati adalah tinggi semai (cm), diameter batang (cm), bobot kering semai (g), nisbah pucuk akar, bobot kering akar terinfeksi (g), kolonisasi akar dan jumlah spora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan reformulasi inokulum FMA mampu meningkatkan pertumbuhan semai jati Muna. Perlakuan inokulum G. etunicatum dengan vermikompos 40% (A3) dan Glomus sp. dengan vermikompos 40% (B3) menghasilkan peningkatan bobot kering semai berturut-turut sebesar 529% dan 500% dibanding kontrol dan pemberian dosis reformulasi inokulum FMA 15 g/semai merupakan dosis optimum yang dapat meningkatkan tinggi dan diameter semai jati Muna. Peubah kolonisasi akar cenderung berkorelasi positif dengan peubah pertumbuhan semai jati Muna.
MODEL NAFKAH DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN KELUARGA PETANI MISKIN DI HUTAN JATI (Kasus : Enam Desa Di Kabupaten Blora) Wasito Wasito; Ujang Sumarwan; E. Eko Ananto; Euis Sunarti; Arya H. Dharmawan
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.2.59-80

Abstract

Untuk mengetahui potensi hutan jati di Kabupaten Blora sebagai sumber nafkah keluarga petani miskin guna memenuhi kebutuhan pangan, telah dilakukan pengkajian data primer secara cross sectional, diawali dengan pengamatan partisipatif secara alami, diskusi kelompok terfokus, dan wawancara mendalam, pada responden di tingkat kecamatan dan desa, pada selang waktu 2007 dan 2008, di Desa Bodeh dan Ngeliron (Kecamatan Randublatung), Sumberejo dan Ngiyono (Kecamatan Japah), Bleboh dan Nglebur (Kecamatan Jiken). Kajian menggunakan dua analisis yang saling terkait, meliputi : (1) nafkah keluarga petani miskin, dan (2) analisis kerawanan pangan. Penilaian dimensi, indikator, subindikator, bobot dilakukan antara peneliti dengan pakar, sedangkan skor kesepakatan peneliti dengan responden. Hasil kajian, nafkah simbiosis mutualisme keluarga petani miskin di lahan hutan jati berdasarkan pemenuhan pangan belum optimal, karena rasio sumber nafkah lebih kecil dibandingkan pemanfaatannya. Petani miskin hanya menikmati keuntungan sangat kecil dari nafkah simbiosis parasitisme, sedangkan sebagian besar dinikmati oleh pedagang perantara. Mobilitas nafkah dihutan jati tinggi, bisa lintas desa, dan kecamatan. Diversifikasi pangan keluarga petani miskin selaras dengan analisis desa yang surplus tinggi, sangat tahan dan tahan pangan, berdasarkan indeks komposit kerawanan pangan (ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan kerentanan pangan).
SKARIFIKASI BENIH DAN PENGGUNAAN ATONIK DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN SEMAI BALSA M. Charomaini; Nana Kusumatuti W.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.538 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2005.2.2.80-87

Abstract

Balsa (Ochroma  sp.) menghasilkan   kayu yang sangat ringan berwama  cerah.  Kayunya  sangat berguna sebagai  bahan  baku  kotak,  pelampung,   kerajinan  tangan  dan  sol sepatu.  Sambil  menunggu kegiatan pemuliaan, beberapa penelitian telah dilakukan dan salah satunya adalah peningkatan  pertumbuhan  semai dengan  penggunaan  atonik  dan skarifikasi  biji dengan  perendaman  benih  dalam  air panas  dan larutan kalium  nitrat  (KN03).  Percobaan   dibagi  dalam  2 bagian,  pertama  adalah  penggunaan  air panas  dan larutan kalium nitrat dalam skarifikasi biji dengan disain faktorial Acak Lengkap menggunakan  4 ulangan perlakuan.  Percobaan kedua adalah pengujian pengaruh   larutan atonik  terhadap pertumbuhan menggunakan percobaan faktorial 4 x 3 dalam disain Acak Lengkap dengan 3 ulangan perlakuan. Keempat perlakuan  skarifikasi  adalah  1) benih direndam  dalam air panas  selama  12 jam;  2) dalam kalium  nitrat 0,1 %; 3) dalam  kalium  nitrat 0,2% dan 4) dalam  kalium nitrat 0,3%  selama  30 menit.  Tiga perlakuan atonik  adalah  1) Kontrol,  0 ppm;  2) 500 ppm;  3)  1000 ppm.  Hasil  penelitian   menunjukkan   bahwa perendaman  dalam  air panas  selama  12 jam  terbukti  efektif  meningkatkan   persentase  perkecambahan benih. Perendaman  biji dalam air panas selama  12 jam dan dikombinasi  dengan penggunaan  atonik 500 ppm pada bibit terbukti  meningkatkan  pertumbuhan  tinggi, panjang  akar dan berat kering semai
PENGARUH JENIS MEDIA ORGANIK TERHADAP KUALITAS BIBIT TAKIR (Duabanga moluccana) Kurniawati Purwaka Putri; Nurhasybi Nurhasybi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.888 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.141-146

Abstract

Takir (Duabanga moluccana) merupakan jenis pionir cepat tumbuh dan memiliki prospek untuk dikembangkan dalam hutan tanaman. Pengadaan bibit takir masih banyak menggunakan tanah top soil sebagai media tumbuh yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media organik terhadap pertumbuhan dan kualitas bibit takir. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga macam media (campuran serbuk gergaji dan kompos (1:1); campuran tanah, arang sekam padi dan kompos (1:2:1); campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1)). Setiap perlakuan menggunakan 3 ulangan, masing-masing terdiri dari 12 bibit. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, diameter batang, berat kering total, rasio pucuk akar dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan sampai umur 4 bulan bibit takir yang ditumbuhkan pada media campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1), menghasilkan pertumbuhan tinggi (21,6 cm) dan berat kering total bibit (11 gram) terbaik, walaupun tidak berbeda nyata dengan media campuran serbuk gergaji dan kompos (1:1) yaitu sebesar 19,9 cm dan 10,9 gram. Rasio pucuk akar tertinggi dihasilkan pada media campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1) sebesar 1,16. Untuk pembibitan takir dapat digunakan campuran bahan organik serbuk gergaji dan kompos (1:1) sebagai media pengganti top soil.
DAMPAK PENURUNAN KADAR AIR TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PROPAGUL Rhizophora apiculata Bl. Asep Rohandi; Nurin Widyani
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.939 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.4.167-179

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak penurunan kadar air terhadap fisiologis dan biokimiawi propagul Rhizophora apiculata Blume. Penurunan kadar air dilakukan melalui pengeringan dan penyimpanan pada dua (2) suhu ruang simpan. Penurunan kadar air propagul dengan cara pengeringan selama 1, 2 dan 3 minggu; Penyimpanan propagul secara konvensional. Rancangan percobaan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor untuk percobaan pertama dan dua faktor untuk percobaan yang kedua (kondisi dan periode simpan). Parameter fisiologi yang diamati meliputi daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan nilai perkecambahan, sedangkan parameter biokimia meliputi kandungan pati, lemak, protein dan daya hantar listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengeringan dan penyimpanan menyebabkan penurunan viabilitas propagul sejalan dengan makin lamanya periode pegeringan dan penyimpanan. Sampai pengeringan selama 3 minggu, kadar air propagul mencapai 31,72% dan belum menunjukkan kadar air kritis dan daya berkecambah propagul masih cukup tinggi (86,67%). Penyimpanan propagul R. apiculata (kadar air awal 54,02%) dalam ruang kamar dapat mempertahankan daya berkecambah hingga 29%, kecepatan berkecambah 0,26% per etmal dan nilai perkecambahan 0,02 selama 8 minggu. Kandungan biokimia propagul cenderung meningkat dengan makin lamanya periode pengeringan dan penyimpanan.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue