cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
KARAKTERISTIK PETANI DAN PRAKTEK SILVIKULTUR AGROFORESTRI KAYU BAWANG (Azadirachta excelsa (jack) M. Jacobs) DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bambang Tejo Premono; Sri Lestari
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.297 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2014.11.3.185-197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat penanam kayu bawang, pengaruh karakteristik individu terhadap minat menanam kayu bawang pada lahan milik, serta aspek silvikultur penanaman kayu bawang. Penelitian dilakukan di Desa Talang Empat dan Desa Lubuk Sini Kabupaten Bengkulu Tengah dengan metode survei pada rumah tangga penanam kayu bawang. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif dan selanjutnya dilakukan analisis Pearson Correlation untuk mengetahui faktor-faktor penting dari karakter petani yang menen- tukan keputusan menanam kayu bawang. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik petani kayu bawang sebagai berikut: umur rata-rata petani 45 tahun, pendidikan rata-rata setingkat SMP, dan petani sebagai pekerjaan utama mereka. Karakteristik tersebut sama untuk dua desa yang menjadi lokasi penelitian yaitu Talang Empat dan Lubuk Sini.  Umur,  jumlah anggota keluarga  yang  bekerja dan  pendapatan merupakan faktor  yang  mempengaruhi keputusan untuk menanam kayu bawang. Praktek silvikultur kayu bawang dan tanaman tahunan yang dilakukan masyarakat masih sangat sederhana (tradisional) sehingga produktifitasnya belum optimal. Penanaman kayu bawang pada lahan milik dilakukan dengan pola campuran dengan tanaman semusim dan tahunan seperti karet, sawit, kopi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka upaya pengembangan kayu bawang pada lahan milik sebaiknya didorong pada pola-pola campuran. Disamping itu, diperlukan insentif berupa bantuan bibit berkualitas, serta bimbingan teknis dan penyuluhan tentang aspek silvikultur intensif kepada masyarakat.
PERTUMBUHAN STEK PUCUK SUKUN ASAL DARI POPULASI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH Hamdan Adma Adinugraha; Hidayat Moko; Cepi Cepi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.05 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.2.93-100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi bahan stek pucuk dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan tumbuh stek pucuk tanaman sukun. Penelitian dilakukan di persemaian Pusat Litbang Hutan Tanaman Yogyakarta, sejak bulan Mei sampai Okteber 2005. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang disusun secara faktorial. Faktor utama ada 2 yaitu pertama  adalah posisi bahan  stek  pucuk yang terdiri  atas bagian ujung  tunas (P 1)  dan bagian pangkal tunas (P2), sedangkan kedua adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh, yang terdiri atas KO = kontrol, K1 = konsentrasi 25%, K2 = 50%, K3 = 75% dan K4 = 100%. Setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan dan dalam setiap ulangan terdapat 8 sample stek. Parameter yang diamati terhadap persentase stek bertunas, persentase stek berakar, jumlah dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stek pucuk bagian ujung memberikan pengaruh yang lebih baik secara nyata terhadap persentase  stek bertunas, persentase  stek berakar, jumlah  dan panjang akar dibandingkan  dengan stek pucuk bagian pangkal, pemberian zat pengatur tumbuh memberikan hasil yang lebih baik terhadap seluruh parameter yang diamati dibandingkan dengan kontrol.
ANALISA KESESUAIAN LAHAN HUTAN RAKYAT DI DESA TAMBAK UKIR, KECAMATAN KENDIT KABUPATEN SITUBONDO Joko Sudibyo; A. Syaffari Kosasih
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.2.125-133

Abstract

Minat petani di desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, untuk mengembangkan hutan rakyat di lahan kering telah meningkat. Untuk itu perlu dukungan pemilihan jenis tumbuhan agar sesuai dengan kondisi lahannya. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik dan kualitas lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman. Hasil analisa menunjukan lahan yang akan dimanfaatkan untuk membangun hutan rakyat termasuk kelas kesesuaian lahan potensial cukup sesuai (S2) untuk jenis sengon laut (Paraserianthes falcataria), jati (Tectona grandis) dan mahoni (Swietenia macrophylla). Sedangkan untuk kacang komak (Lablab purpreus), jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis hypogea) termasuk kelas kesesuaian lahan potensialnya cukup sesuai (S2) hanya pada lereng dengan kemiringan dari 3%-8%.
PEROLEHAN GENETIK PADA UJI KLON JATI (Tectona Grandis L.F) UMUR 3 TAHUN DI KHDTK KEMAMPO, SUMATERA SELATAN Agus Sofyan; Mohammad Na'iem; Sapto Indrioko
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.3.179-186

Abstract

                                                         ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik, taksiran nilai heritabilitas serta peluang perolehan peningkatan genetik dari masing-masing karakter tinggi, diameter dan bentuk batang. Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Adanya variasi genetik yang nyata antar klon yang diuji; (2) Adanya korelasi yang tinggi antar karakter; (3) melalui tindakan seleksi akan diperoleh peningkatan genetik. Penelitian dilakukan pada tanaman umur 3 tahun, di lokasi KHDTK Kemampo, Sumatera Selatan.Pertanaman menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok, dengan 4 blok, 3 treeplot dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Jumlah klon yang diuji sebanyak 35 klon. Hasil menunjukkan bahwa terdapat variasi genetik antar klon, namun variasinya relatif rendah jika dibandingkan dengan sumber variasi lainnya yaitu blok dan interaksi antara klon dengan blok. Sumbangan variasi genetik terhadap total variasi relatif rendah yaitu 2,49%untuk karakter tinggi dan 1,73%untuk diameter. Untuk karakter bentuk batang relatif lebih tinggi yaitu sebesar 9,15 %. Taksiran peningkatan genetik pada umur 3 tahun relatif rendah, karena taksiran nilai heritabilitas yang diperoleh relatif rendah yaitu sebesar 0,026 (individu) dan 0,16 (klon) untuk karakter tinggi, sebesar 0,02 (individu) dan 0,13 (klon) untuk karakter diameter. Heritabilitas bentuk batang relatif lebih tinggi masing-masing sebesar 0.09 dan 0,39  Dengan asumsi menggunakan 5 klon terbaik,taksiran perolehan genetik yang dapat dicapai pada umur 3 tahun adalah sebesar 1,28 %  untuk karakter tinggi, 1,16%diameter, 3,43%bentuk batang serta 8,40%untuk volume. Korelasi genetik antar karakter tinggi dengan diameter adalah sebesar 1,01 (overestimate), sementara korelasi genetik antara diameter dengan bentuk batang sangat tinggi yaitu sebesar 0,88, karakter tinggi dengan bentuk batang sebesar 0,67. Hasil ini akan memudahkan pekerjaan seleksi, karena seleksi dapat didasarkan atas satu karakter saja yaitu diameter. Hasil perhitungan berdasarkan indeks seleksi menunjukkan 5 nomor klon terbaik, berturut-turut nomor 24 (3,073), 36 (1,7210), 14 (1,574), 35 (1,430) dan 11 (1,306) overestimate.Kata kunci : Heritabilitas, jati, korelasi genetik, perolehan genetik, uji klon, variasi genetik
POTENSI SERANGAN HAMA TANAMAN JATI RAKYAT DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI RUMPIN, BOGOR Nanang Herdiana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.881 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.4.201-209

Abstract

Jati (Tectona grandis Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman hutan potensial yang banyak dikembangkan, terutama untuk kayu pertukangan. Dalam pertumbuhannya, tanaman jati sering diserang oleh berbagai jenis hama yang dapat menimbulkan kerugian yang cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hama utama dan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Kegiatan inventarisasi dan identifikasi hama dilakukan pada tanaman jati rakyat di Rumpin, Bogor Jawa Barat dan Laboratorium Perlindungan Hutan Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitian menunjukkan jenis hama utama yang menyerang tanaman jati pada lokasi penelitian adalah Leucopholis rorida F. dan Zeuzera coffeae Nietn. Kerusakan akibat serangan uret paling parah terjadi pada petak I (jati umur 2,5 tahun) dengan intensitas serangan dan kerusakan masing-masing sebesar 77,63% dan 48,89%. Sedangkan serangan hama Z. coffeae paling parah terjadi pada petak IV (jati umur 11 bulan) dengan intensitas serangan dan kerusakan masing-masing sebesar 5,2% dan 3,71%.
PENGARUH PENGATURAN JARAK TANAM TERHADAP PERKEMBANGAN SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PULAI DARAT (Alstonia angustiloba) Asmaliyah Asmaliyah; Tati Rostiwati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.904 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.41-50

Abstract

Alstonia  angustiloba  (pulai  darat)  adalah  salah  satu  jenis  pulai  di  antara  beberapa  jenis  Pulai  yang  banyak dikembangkan di Provinsi Sumatra Selatan. Oleh karena jenis ini termasuk ke dalam jenis cepat tumbuh maka pengembangan jenis berskala besar akan rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk  mempelajari  perkembangan  hama  dan  penyakit  pada  tanaman  pulai  darat  A.  angustiloba  dengan berbagai perlakuan jarak tanam di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo, Sumatera Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan jarak tanam (2 x 2 m;  2 x 4 m; 3 x 2 m; 3 x 2,5 m;  3 x 3 m;  3 x 4 m)  dan masing perlakuan diulang 3 kali. Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan secara sensus, dengan variabel pengamatan berupa gejala kerusakan, jumlah tanaman yang terserang dan skore tingkat kerusakan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 3 x 4 m merupakan jarak tanam yang efektif dalam menekan perkembangan hama kumbang Cycnotrachelus sp. dan patogen Cephaleuros sp. pada tanaman pulai darat pada tahun ke tiga setelah penanaman. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh terjadinya penurunan persentase serangan sebesar 0,57% dan penekanan intensitas serangan hama kumbang sebesar 2,48% serta penyakit patogen sebesar 8,44%.
PENGGUNAAN MEDIA, BAHAN STEK, DAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP KEBERHASILAN STEK MASOYI (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm) Darwo Darwo; Irma Yeny
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.088 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2018.15.1.43-55

Abstract

ABSTRACTMasoyi (Cryptocarya massoy) is one of the high economic value, non wood forest products endemic to Papua. Development of masoyi plants currently are constrained by meeting the needs for quality seeds in a large quantity on time. Therefore, vegetative propagation become one of the solutions for this problem. The aim of this study was to get the best media, cutting materials, and doses of growth regulators for vegetative propagation of masoyi. Completely randomized factorial design was used. The first factor was the media of cuttings (soil+sand (2:1, v/v), coconut fiber+husk (2:1, v/v), and sand media). The second factor was cutting materials derived from 1 year old seedlings (the upper shoots and the down shoots). The third factor was the concentration of growth regulators (0; 500; and 1,000 ppm of NAA). The root percentage was influenced by media, the shoots, and growth regulator NAA. Root length was influenced by media as a single factor and the interaction between media and the shoots. The number of leaves was influenced by the media, while the number of roots was not influenced by each single factor and their interactions. Media was a critical factor for the success of masoyi cuttings. Thus, the combination of soil+sand (2:1, v/v) media with the upper shoots is a recommended treatment for masoyi shoot cuttings, where the combination is not influenced by the growth regulator NAA.Keywords: Cryptocarya massoy, growth regulator, media, shoot cuttingABSTRAKMasoyi (Cryptocarya massoy) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu (HHBK) endemik Papua bernilai ekonomi tinggi. Upaya pengembangan tanaman masoyi saat ini terkendala oleh sulitnya memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah banyak dan berkualitas. Untuk itu, perbanyakan secara vegetatif menjadi salah satu solusi permasalahan pemenuhan bibit. Penelitian bertujuan mendapatkan media tanam, bahan stek, dan dosis zat pengatur tumbuh NAA yang tepat untuk perbanyakan masoyi dengan cara stek. Penelitian menggunakan bibit berumur 1 tahun dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Faktor pertama adalah media tanam stek (tanah+pasir (2:1, v/v), serbuk sabut kelapa+ sekam (2:1, v/v), dan media pasir). Faktor kedua adalah bahan stek (bagian pucuk atas dan bagian pucuk bawah). Faktor ketiga adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh (0 ppm, NAA 500 ppm, dan NAA 1.000 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen berakar dipengaruhi oleh faktor tunggal media tanam, bagian stek dan zat pengatur tumbuh NAA. Panjang akar dipengaruhi oleh faktor tunggal media tanam dan interaksi antara media dengan bagian stek. Jumlah daun dipengaruhi faktor media tanam, sedangkan jumlah akar tidak dipengaruhi masing-masing faktor tunggal dan interaksinya. Faktor media merupakan faktor penentu keberhasilan stek masoyi. Dengan demikian, kombinasi media tanah+pasir (2:1, v/v) dengan bagian pucuk atas merupakan perlakuan yang direkomendasikan untuk stek masoyi, dan kombinasi perlakuan tersebut tidak dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh NAA.Kata Kunci : Cryptocarya massoy, media, stek pucuk, zat pengatur tumbuh
PERTUMBUHAN TEGAKAN KAYU BAWANG (Disoxylum mollissimum Bl.) PADA BERBAGAI POLA TANAM DAN KERAPATAN TEGAKAN Hengki Siahaan; Endang Suhendang; Teddy Rusolono; Agus Sumadi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.4.225-237

Abstract

Kayu bawang telah dikembangkan dalam bentuk hutan rakyat di Provinsi Bengkulu, namun hingga saat ini, informasi mengenai pertumbuhan dan hasil jenis ini belum tersedia karena terbatasnya penelitian kuantifikasi pada hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pertumbuhan kayu bawang pada pola tanam agroforestry kayu bawang + kopi dan agroforestry multi jenis dengan berbagai tingkat kerapatan. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi terboboti adalah bahwa model pertumbuhan kayu bawang untuk pola agroforestry kayu bawang + kopi adalah D = 44,71013 A N ,H=30,41087A N ,danLnV=6,2236-6,8892/A-133,85/N,masing-masing untuk variabel diameter, tinggi, dan volume tegakan. Untuk pola agorforestry multi jenis adalah LnD=2,64378-1,290/A + 111,37/N, H = 8,4351 A N , dan Ln V = 4,0009 - 4,7611/A + 0,21867 ln N. Model-model ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tegakan kayu bawang pada pola agroforestry kayu bawang + kopi lebih baik dibandingkan pola agroforestry multijenis. Model tersebut juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan, maka volume tegakan per satuan luas akan semakin besar, tetapi pertumbuhan diameter akan menurun
PERTUMBUHAN SEMAI GAHARU (Aquilaria malaccensis) SETELAH APLIKASI PAKLOBUTRAZOL SELAMA PENYIMPANAN Dida Syamsuwida; Aam Aminah; Ateng R Hidayat
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4121.703 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.21-31

Abstract

Gaharu  (A. malaccensis)  merupakan salah satu dari 6 jenis penghasil gaharu berkualitas tinggi dan dikenal memiliki karakteristik   benih rekalsitran sehingga sulit disimpan untuk jangka waktu lama dengan metode konvensional. Dengan demikian perlu metode  penyimpanan yaitu menyimpannya dalam bentuk semai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa bahan penghambat pertumbuhan, kondisi tempat simpan dan media simpan terhadap pertumbuhan semai gaharu selama penyimpanan: Bahan penghambat pertumbuhan yang digunakan adalah paklobutrazol, NaCl dan akuades sebagai kontrol. Kondisi tempat simpan terdiri dari rumah tumbuh, naungan berat dan naungan ringan. Sedangkan media simpan semai terdiri dari campuran tanah pasir (1: 1) dan pasir saja. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan paklobutrazol berpengaruh nyata terhadap penekanan pertumbuhan tinggi semai gaharu. Sementara kombinasi perlakuan bahan penghambat paklobutrazol 250 ppm, media pasir dan tempat simpan rumah tumbuh secara efektif berhasil menekan pertumbuhan semai gaharu selama penyimpanan dengan persentase hidup yang tinggi.
EFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN KIHIANG ( Benth) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN Ragil S.B. Irianto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.864 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.2.115-122

Abstract

Albizia procera adalah jenis tanaman cepat tumbuh yang mempunyai beberapa manfaat, karena kayu, kulit kayu dan getahnya dapat dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas empat jenis Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) yaitu sp. 1, sp. 2, sp. 3, dan sp. terhadap Glomus Glomus Glomus Gigaspora pertumbuhan bibit tanaman kihiang umur 3 bulan di persemaian dan tanaman muda umur 6 bulan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulan FMA sp. 1 dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter Glomus bibit tanaman kihiang umur 3 bulan secara nyata sebesar 66% dan 32% dibandingkan dengan kontrol. Tingkat ketergantungan bibit kihiang terhadap mikoriza sp. 1, sp. 2, sp. 3, dan sp. Glomus Glomus Glomus Gigaspora berkisar antara 11–33%. Inokulan FMA sp. 2 dan sp. 3 dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan Glomus Glomus diameter tanaman muda kihiang secara nyata terhadap kontrol.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue