cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
ISSN : 23548568     EISSN : 25276565     DOI : -
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan is the official scientific publications from Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC). The journal publishes research findings at different aspect of forest tree seeds, include: seed sources development and management, reproductive biology, seed ecology and biology, seed handling technology, vegetative propagation technology, seed health, nursery technology, seed and seedling quality testing, seed policy and social economy.Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan publish twice a year in August and December.
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
Effect of Storage Conditions and Storage Periods on Seed Germination of Kesambi (Schleichera oleosa(Lour.) Merr) Febrina Artauli Siahaan
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.076 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2017.5.1.1-11

Abstract

The availability of kesambi seed for planting is not always sufficient, so the proper seed storage to ensure the availability and maintenance the seed quality need to know. The purpose of this research was to determine the effect of different storage periods and storage conditions towards seed germination of kesambi. This experimental design used completely randomized design, consists of with 2 factors, storage conditions (room temperature, sealed jar consist of silica gel and low temperature) and storage periods (30, 60, 90 days) with 3 replications for each treatment. The results showed that the germination percentage, germination rate, the initiation of germination and shoots emergence were affected by the storage conditions, while storage periods and the interaction of the factors only affected the germination rate. The highest germination (55 %) found in seeds stored in sealed jars contain of silica gel for 30 days, with a germination rate of 7 days and the initiation of germination and shoots emergence of 12 days and 17 days, while the lowest value were found in seeds which stored at low temperatures.
Vigour Test to Predict Seed Germination and Normal Seedling Emergence of Acacia mangium in Nursery Endang Pujiastuti; Dede J. Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.155 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2017.5.2.81-94

Abstract

Standard germination does not always indicate seed lot potential performance, especially if field germination conditions are less than optimal. Seed vigour tests therefore have been proposed to detect more accurate differences in potential seed lot performance. This study is aimed to obtain more precise method to assess Acacia mangium seed vigour correlated to germination success in a greenhouse and normal seedling emergency in a nursery. Tests were conducted on 13 seed lots collected from some certified seed sources. Seed testing and nursery activities were carried out at the Seed Laboratory of Forest Tree Seed Technology Research & Development Centre, Bogor. Experimental designs were arranged in a completely randomized design with four replications for laboratory tests (standard germination, germination index, number of normal seedling in the first count, radicle length, tetrazolium test, controlled deterioration test, accelerated aging, conductivity test), germination in a greenhouse and direct sowing in a nursery. Results showed that all tests were significantly different for ranking seed vigor in the different seed lots. Seed lot from Subanjeriji-2 provided the best germination performance in the greenhouse and direct sowingin the nursery, followed by seed lot from Parungpanjang, while seed lot from Kenangan had the lowest germination performance. The relationship between some laboratory tests, i.e. top paper test, germination index, and electrical conductivity test, and the greenhouse and nursery tests were significant. The electrical conductivity test had the highest accuracy with R2= 0,6278 for greenhouse test and R2= 0,4057 for nursery test. Overall, among all the laboratory tests, electrical conductivity test showed seeds well, so the usage of the electrical conductivity test for predicting normal seedling emergence could be suitable in A. mangium nursery programs.
IDENTIFIKASI DAN TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT BIBIT KRANJI (Pongamia pinnata) Tati Suharti; Rina Kurniaty; Wida Darwiati
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.71-80

Abstract

Salah satu faktor pembatas dalam keberhasilan tanaman untuk tumbuh optimal yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Identifikasi hama dan penyakit penting dilakukan karena berkaitan dengan teknik pengendalian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang bibit kranji (Pongamia pinnata) dan teknik pengendaliannya. Metode penelitian meliputi identifikasi jenis hama dan penyakit serta teknik pengendalian dengan menggunakan pestisida biologi dan kimia. Hasil penelitian menunjukan, hama yang menyerang bibit kranji antara lain belalang (Valanga nigricornis), ulat grayak (Spodoptera sp.), ulat jengkal (Hyposidra talaca) dan ulat penggulung (Syllepta sp.) sedangkan patogen yang menyebabkan penyakir hawar daun yaitu Phytophthora sp. Teknik pengendalian hama bibit kranji dengan menggunakan larutan ekstrak biji mahoni atau insektisida Bacillus thuringiensis sedangkan teknik pengendalian penyakit menggunakan larutan ekstrak biji mahoni, larutan ekstrak daun cengkeh atau benomil
PENGARUH BAHAN SETEK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP KEBERHASILAN SETEK PUCUK MALAPARI (Pongamia pinnata) Rina Kurniaty; Kurniawati Purwaka Putri; Nurmawati Siregar
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.208 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.1.1-8

Abstract

Pertumbuhan setek dipengaruhi oleh faktor bahan tanaman (genetik) dan faktor lingkungan. Faktor bahan tanaman meliputi kandungan cadangan makanan, hormon endogen dalam jaringan setek, umur pohon induk, dan tingkat juvenilitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh asal bahan setek dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan perbanyakan vegetatif setek malapari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor yaitu asal bahan setek (anakan dan tunas pangkasan) dan konsentrasi zat pengatur tumbuh IBA (0 ppm; 250 ppm; 500 ppm) dengan 4 kali ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 45 setek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi setek pucuk terbaik adalah tunas dari bibit umur 5 bulan dengan persen setek berakar, jumlah akar panjang akar dan berat kering akar masing-masing adalah 96,05 %; 4,26 helai; 9,5cm dan 0,07 g. Zat pengatur tumbuh IBA hingga 500 ppm belum berpengaruh terhadap keberhasilan perakaran setek. Interaksi antara materi tunas dari tunas bibt dengan penambahan IBA 500 ppm menghasilkan berat kering akar setek tertinggi (0,088 g).
POLA PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN AKOR (Acacia auriculiformis) DI PARUNGPANJANG-BOGOR Dharmawati F Djam'an; Dida Syamsuwida; Aam Aminah
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2244.748 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.1.43-52

Abstract

Akor merupakan pohon kayu yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi biomassa.Pola pembungaan dan pembuahan tanaman akor perlu diketahui untuk menjamin ketersediaan benih pada program penanaman. Penelitian bertujuan mengetahui pola perkembangan pembungaan dan pembuahan akor (Acacia auriculiformis)pada tegakan di Parungpanjang-Bogor. Sebanyak sepuluh pohon sampel diamati, dari setiap pohon ditandai 3 cabang dan setiap cabang diamati 5 malai pembungaan. Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan pembungaan-pembuahan mulai dari tunas bunga, bunga mekar hingga buah muda dan buah tua. Jumlah bunga dan buah per malai, jumlah ovul per bunga serta jumlah biji per buah dihitung.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pola perkembangan pembungaan dan pembuahan akor mempunyai periode yang berlangsung selama 5-6 bulan mulai dari munculnya tunas bunga, bunga mekarhingga menjadi buah muda dan buah tua. Pembungaan akor tidak serentak terjadi pada dahan dalam satu pohon dalam waktu pendek (1-2 minggu), sehinggadalam kurun waktu lama (2-3 bulan) pada satu pohon atau satu populasi tegakan terdapat bunga kuncup, bunga mekar, buah muda dan buah tua secara bersamaan. Pembungaan paling banyak terjadi pada bulan April-Mei dan buah masak pada bulan Juli-Agustus.
INVENTARISASI PENYAKIT DAUN PADA BIBIT DI STASIUN PENELITIAN NAGRAK Tati Suharti; Rina Kurniaty
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2013.1.1.43-49

Abstract

Salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman hutan yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Pemilihan bibit yang sehat sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman. Identifikasi penyebab penyakit perlu dilakukan untuk mengetahui teknik pengendalian yang cepat dan tepat. Identifikasi penyakit dilakukan secara makroskopis yaitu penampakan luar tanaman yang sakit dan secara mikroskopis yaitu dengan mengetahui patogen penyebab penyakit. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi cendawan. Jenis patogen yang menyerang bibit dan tanaman muda adalah dari golongan cendawan. Jenis cendawan yang menyerang umumnya jenis Curvularia sp., Pestalotia sp., Fusarium sp., Macrophoma sp., dan Cylindrocladium sp. Jenis tanaman dan persentase infeksi penyakit daun antara lain nyamplung (10%), shorea (10%), suren (66,67%), benuang bini (24%), kesambi (50%), gandaria (7,5%0,rasamala (50%), ulin (20,83%), dan ekaliptus (16,7 %).
PENGARUH PEMANGKASAN DAN PELENGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TUNAS PADA POHON PANGKAS KAYU BAWANG (Azadirachta excelsa) Agus Astho Pramono; NFN Danu
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2013.1.2.71-76

Abstract

Stek merupakan teknik perbanyakan alternatif untuk memecahkan permasalahan dalam pembibitan kayu bawang (Melia azedarach) yang disebabkan oleh benihnya yang tergolong rekalsitran. Perbanyakan vegetatif dalam skala besar membutuhkan sumber bahan stek yang dapat disediakan oleh suatu kebun pangkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan kebun pangkas. Penelitian pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman induk (30 cm, 60 cm, 90 cm) pada produktivitas tunas. Penelitian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan pemangkasan dan pelengkungan terhadap pertumbuhan dan jumlah tunas. Perlakuannya adalah: 1) pucuk dipanen (2-3 ruas), cabang dilengkungkan, dan daun dibiarkan tidak dipetik, 2) pucuk dipanen (cabang disisakan sepanjang 10 cm), semua daun dipetik, cabang tidak dilengkungkan; 3) pucuk dipanen (2-3 ruas ), cabang dilengkungkan, dan semua daun dipetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman induk yang dipangkas 30 cm merupakan perlakuan yang terbaik pada pemangkasan pertama. Pemeliharaan selanjutnya yang terbaik adalah setelah pucuk dipanen (2-3 cm), cabang dilengkungkan, dan semua daun pada cabang dipetik.
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH PILANG (Acacia leucophloea Wild.) Tati Suharti; Eliya Suita
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.1.19-27

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi daya berkecambah benih adalah serangan penyakit benih. Penyakit yang umumnya berupa cendawan terbawa benih dapat menimbulkan kerusakan pada benih diantaranya mutu dan daya simpan benih menjadi menurun. Teknik pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan penggunaan kemasan plastik yang hampa udara (vacum), sedangkan secara kimia dengan penggunaan fungisida benomil. Teknik pengendalian penyakit benih pilang selama penyimpanan yaitu dengan perlakuan pengepresan vacum. Perlakuan ini dapat menjaga viabilitas benih dan menekan infeksi cendawan Aspergillus sp. Pada umur simpan 1 tahun, perlakuan ini menghasilkan daya berkecambah sebesar 47 % dan persentase infeksi Aspergillus sp. sebesar 18% sedangkan perlakuan plastik menghasilkan daya berkecambah sebesar 34,67 % dan persentase infeksi Aspergillus sp. sebesar 50 %.
PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH BAMBANG LANANG (Michelia champaca) Evayusvita Rustam; Agus Astho Pramono; Dida Syamsuwida
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33095.52 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.2.67-76

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tahapan perkembangan bunga dan buah bambang lanang serta keberhasilan terbentuknya buah. Pengamatan terhadap fase-fase pembungaan dan pembuahan serta pengunduhan dilakukan di daerah Bogor Utara (Jawa Barat). Hubungan antara jumlah benih dengan variabel dimensi buah dianalisis dengan korelasi regresi. Hasil pengamatan fase perkembangan bunga buah bambang lanang berlangsung selama 24 hari dimulai dengan munculnya tunas generatif sampai bunga mekar. Perkembangan buah berlangsung selama 60 hari dimulai dari gugurnya mahkota, bonggol putih, bakal buah hingga buah matang. Jumlah benih paling berpengaruh kuat terhadap panjang buah yang dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear log   P= 1200+0,2876 log   JB, dengan R2=46,3%. Persentase bunga menjadibuah sekitar 40,88%.
IDENTIFIKASI HAMA PENYEBAB GALL PADA DAUN BIBIT NYAWAI (Ficus variegata L.) Tati Suharti; NFN Danu
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.561 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.1.1-8

Abstract

Salah satu kendala di persemaian Ficus variegataL. (nyawai) adalah hama. Olehkarenaitu, identifikasihama, gejala serangan hama dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit merupakan aspek yang perlu diketahui untuk mengetahui teknik pengendalian yang tepat.Sebanyak 90 bibit digunakan sebagai sampel. Metode penelitian yaitu pengamatan gejala, persentase serangan, jenis hama dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit.Gejala serangan hama pada daun nyawai yaitu berupa terbentuknya gall.Serangga yang menyebabkan gall pada daun nyawai yaitu Pauropsylla sp.(Homoptera : Psyllidae).Hasil pengamatan menunjukkan serangan galldapat menghambat pertumbuhan bibit umur 6 bulan. Tinggi bibit yang sehat sebesar 39, 28 cm, terinfeksi ringan sebesar 32, 95 cm sedangkan terinfeksi berat sebesar 32,65 cm.

Page 3 of 13 | Total Record : 126