cover
Contact Name
Hary Hermawan
Contact Email
haryhermawan8@gmail.com
Phone
+62274-485115
Journal Mail Official
jurnalmediawisata@gmail.com
Editorial Address
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA Jalan Laksda Adisucipto Km.6, Yogyakarta, Indonesia Telp. (0274) 485115 Email 1: jurnalmediawisata@gmail.com Email 2: lp2m@ampta.ac.id
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Media Wisata
ISSN : 16935969     EISSN : 26858436     DOI : https://doi.org/10.36276/mws
Media Wisata (ISSN: 1693-5969) (EISSN: 2685-8436) published twice a year on May and November by Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta, Indonesia. Media Wisata has been accredited by the Ministry of Technology Research and Higher Education of the Republic of Indonesia. The publication of this journal is a scientific journal in the field of tourism studies. The manuscript can be research papers, review articles, and conceptual, technical and methodological papers on all aspects, including research findings, experimental design, analysis, and recent application in tour and travel studies. The scope of these areas includes tourism; Community Based Tourism (CBT); hospitality; hotels; tourism marketing; tourism management; travel industry; rural tourism; culture and heritage tourism
Articles 527 Documents
MEMBANGUN PENDIDIKAN BERBASIS NILAI DAN ENTREPRENEUR Surwiyanta, Ardi
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v5i2.46

Abstract

Penutup Menghadapi permasalahan pengangguran saat ini, program pendidikan kewirausahaan baik melalui program pendidikan kecakapan hidup atau program pemberdayaan lainnya yang melibatkan masyarakat harus secara serius dilaksanakan oleh pemerintah ataupun lembaga mitra pemerintah seperti yayasan atau lembaga swadaya masyarakat. Program-program tersebut harus benar-benar berorientasi pada hasil belajar untuk menciptakan generasi wirausahawan. Tujuan seperti ini tentu tidak bisa dilakukan dengan model program yang banyak terjadi saat ini yang hanya berorientasipada penguatan materi dan ketrampilan, namun tanpa ada dukungan penguatan mental dan nilai-nilai dalam diri warga belajar. Oleh karena itu pendidikan berbasis nilai dalam program pendidikan non formal harus mulai dikembangkan baik saat ini maupun di masa yang akan datang, mengingat nilai-nilai tersebut saat ini sudah mulau terkikis oleh berkembangnya kemajuan teknologi dan akulturasi kebudayaan asing yang masuk ke negeri ini. Semangat entreprenuer harus ditumbuhkan sejak masa kanak-kanak. Hal yang sangat disesalkan masih banyak orang tua yang menginginkan anaknya sekolah pintar dan mencari gelar yang setinggi-tingginya. Sedari kecil seorang anak sudah di doktrin bahwa bersekolah yang pintar dan prestasi akan mengantarkan pada kesuksesan. Anak dicetak untuk menjadi pekerja yang dibutuhkan masyarakat luas dengan gaji yang mahal. Dunia pendidikan jangan mengedepankan teori tetapi juga aplikasi. Pendidikan harus mempu menghasilkan manusia yang berswadaya dan bukan manusia pekerja. Pendidikan yang melihat segala sesuatu dari berbagai aspek dan menyeluruh(holistic). Masuknya kurikulum entreprenuer dalam kurikulum pendidikan nasional akan memperkaya sistem pendidikan kita dan berdampak pada pertumbuhan semangat entreprenuer secara luas. Secara otomatis akan tercipta lapangan kerja baru, menurunkan kemiskinan.
MULTIPLIER EFEK KAMPUNG INDUSTRI KASONGAN Santosa, Santosa
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 6, No 1 (2011)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v6i1.51

Abstract

Kampung Industri Kasongan bagian dari salah satu kawasan (obyek wisata)yang ada di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dipandang cukup potensial untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tulisan ini didasarkan atas studi eksplorasi dengan metode kuestioner untuk memperoleh keterangan dari responden (pelaku industri, pekerja, maupun masyarakat umum), terkait dengan dampak ganda (multiplier effek) yang ditimbulkan akibat keberadaannya. Dari jawaban responden ditemukan bahwa adanya Kampung Industri Kasongan telah menciptakan dampak positip pada terciptanya; kesempatan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat (dampak ekonomi). Sedangkan pada aspek sosial (dampak sosial) telah mampu menggeser pola konsumsi, perilaku masyarakat dari kearifan lokal yang bernuansa kental dengan budaya Jogya menjadi budaya asing dengan munculnya sikap individualis, pola konsumsi, perilaku sosial dll. Secara Keseluruhan dapat direkomendasikan bahwa Kampung Industri ini akan menjadi sasaran wisatawan yang potensial bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
KELESTARIAN BUDAYA SEBAGAI DASAR DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA Prasetyanto, Hermawan
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v5i2.42

Abstract

Global Rivalry demands modernization existence at tourism sector. That thing necessary done so that tourist readies to pay a visit and felt to feet at home at city that visited. Conseqence from this modernization is builds amount of tourism sector supporting facilities. Troubleshoot appears when tourism sector development little by little threaten existence and local culture preservation. Inch by inch but certain society will adopted culture moderner that come from outside the culture self. That thing evoke problem aloof. Majority tourist comes to yogyakarta not in the first place to enjoy modern atmosphere, but exactly to know and enjoy atmosphere and local culture. If that looked for modern atmosphere, metropolis like Jakarta, Surabaya, and batam prepare it.so, if inch by inch local culture is shified, for certain that is long too long yogyakarta will lose asset to on the market in tourists. No more specification yogyakarta that can be putted to interesing tourist. Problem necessary looked for solusi , tourism development yogyakarta necessary aimed in torism development berorientasi in culture preservation. To crat tourism development berorientasi in culture preservation, there are some matter that can be goed. First. encouragement returns festifal local culture. Second, necessary tourism planology mapping existence. Third, give culture local load in special province yogyakarta education curriculum. Fourth, revitalisasi palace as culture centre. Fifth, tourism development observer team formation. If success created tourism development that pay attention culture preservation, can be believed that from time to time yogyakarta permanent will can to defend the existence as tourism city.
KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN MODERN MUARA KAPUAS DAN RUMAH MAKAN TRADISIONAL YU SRI DI KABUPATEN SLEMAN Larasati, Sri
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 7, No 1 (2012)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v7i1.56

Abstract

Restourant is one of the businesses that is considered as an endless business. It is because a restaurant fulfills human’s need for food every day. Consequently. the more population live in the area, the higher demand of food. It couses the development of restaurant industry inYogyakarta is more rapid. The study is conducted with the purpose to know the consumer satisfaction level of Muara Kapuas restaurant and Yu Sri restaurant and to test the satisfaction differences perceived by the consumers between Muara Kapuas restaurant and YU Sri restaurant. The resulf of the study shows thst consumers are satisfied by the services provided by Muara Kapuas. The costumers Satisfaction in sequence start from the biggest the srevice quality, amenity quality, accessbility quality and product quality. The consumers are satisfied on the YU Sri restaurant service. The costumer satisfaction of Yu Sri restaurant in sequence start from the biggest is product quality, service quality, amenity quality and accessibility quality. The analysis result of the costumers satisfaction differences is found between Muara Kapuas is restaurant and YU Sri restaurant. In the services quality aspect, amenity quality and accessibility quaity, the satisfaction level of that of the Muara Kapuas restaurant is higher than the the costumers of YU Sri restaurant. While inthe product quality aspect, The Yu Sri restaurant consumers have satisfaction level than that of the Muara Kapuas Restaurant consumers. Keywords : Product Quality, Service Quality, Amenity Quality, Accessibility Quality.
STRATEGI PENGEMBANGAN TEPIAN MAHAKAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA REKREASI DI KOTA SAMARINDA Atmojo, A. Rinto Dwi
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 6, No 1 (2011)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v6i1.47

Abstract

Kawasan Tepian Mahakam ini berada di pusat aktifitas Kota Samarinda seperti perkantoran atau perdagangan dan jasa sehingga sangat berpotensi dikembangkan menjadi sebuah ruang public, tempat berkumpulnya masyarakat Kota Samarinda. Sungai merupakan tempat yang alami, luas, terbuka dan menyegarkan sehingga sangat tepat untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi. Namun kawasan Tepian Mahakam belum tertata dengan baiksebagai tempat rekreasi masyarakat kota. Masih bayak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan atau fasilitas yang tidak terawat dengan baik serta pedagang kaki lima yang tidak teratur sehingga mengganggu pemandangan, berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan strategi pengembangan guna menjadikan tepian mahakam sebagai kawasan wisata rekreasi di kota Samarinda. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan informasi untuk mengevaluasi pengembangan yang telah dilakukan dikawasan tepian mahakam. Dari evaluasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengembangan di tepian mahakam secara lebih maksimal. Sedangkan bagi akademisi dan peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan serta dapat memberikan informasi atau masukan terhadap penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI Surwiyanta, Ardi
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i1.72

Abstract

Pada visi pariwisata Indonesia tahun 2005, pariwisata nasional dicanangkan menjadi penghasil devisa utama. Namun pembangunan dan pengembangan kepariwisataan membawa konsekuensi yaitu timbulnya dampak sosial budaya. Peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan tiga segi, yaitu segi ekonomis, segi sosial dan segi kebudayaan. Tiga hal yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial yang disebabkan dari pariwisata, yaitu: 1. Polarization of The Population, 2. Breakdown of The Family, 3. Development of The Attitudes of a Consumption-Oriented Society; Incident of Phenomena of Social Pathalogy. Pengaruh pariwisata terhadap kebudayaan terjadi karena suatu proses akulturasi antara kebudayaan masyarakat dengan kebudayaan para wisatawan. Dari sisi ekonomi, pariwisata merupakan industri multi komponen, tidak dapat dilepaskan dengan sektor ekonomi lain. Pemasukan tidak hanya dari uang yang dibelanjakan, melainkan juga menarik modal asing. Pariwisata adalah usaha padat karya (labour intensive), menciptakan tenaga kerja di sektor lain. Dalam pengembangan kepariwisataan nasional faktor ekonomis sering menjadi pertimbangan utama dari pengambil keputusan untuk mengembangkan potensi kepariwisataan. Pertimbangan ini kadang lebih ditonjolkan dari pada pertimbangan moral dalam artian kemungkinan pariwisata memiliki dampak sosial yang negatif.
ANALISIS PERTUMBUHAN JUMLAH KAMAR HOTEL, JUMLAH WISATAWAN DAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PARIWISATA PROGRAM STUDI PERHOTELAN Santoso, Santoso
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v12i1.67

Abstract

Pariwisata merupakan lokomotif penggerak ekonomi rakyat karena memiliki multiplier efek yang luas bagi masyarakat. Pariwisata diharapkan akan menjadi penghasil devisa utama mengingat besarnya potensi wisata dan luasnya wilayah Indonesia dengan berbagai keragaman alam dan budaya Oleh karena itu, peranan dari pemerintah dan industri pariwisata termasuk pramuwisata amat penting dalam upaya memajukan menyukseskan pembangunan pariwisata nasional. Salah satu langkah strategis adalah peran pendidikan pariwisata dalam rangka peningkatan kualitas SDM pariwisata. Seiring dengan perkembangan jumlah kamar hotel yang ada di Yogyakarta kebutuhan akan tenaga bidang perhotelan ini semakin tinggi dan oleh karenannya semakin agrtesif departemen personalian di berbagai hotel untuk melakukan kerjasama dengan pihak sekolah atau perguruan tinggi dalam rangka menjaring tenaga kerja yang profesional. SDM industri masih bermasalah dalam hal kualitas kompetensi. Hal ini tercermin dari kurangnya SDM pariwisata yang tersertifikasi. Kondisi ini berdampak pada rendahnya profesionalisme pengelola objek wisata, kurangnya kualitas layanan usaha wisata, yang pada akhirnya dapat menurunkan citra pariwisata Indonesia. Dalam hal kuantitas, kapasitas penciptaan SDM pariwisata berkualitas perlu ditingkatkan. Pertumbuhan jumlah penciptaan SDM pariwisata berkualitas ini harus dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun Indonesia. Indikasi ketidakseimbangan ini terlihat dari kecilnya jumlah lulusan dantingginya daya serap lulusan pendidikan tinggi pariwisata binaan Kemenparekraf, berkisar 94%, dimana pendidikan tinggi pariwisata ini merupakan barometer penciptaan SDM berkualitas. Selain peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, masyarakat di wilayah destinasi pariwisata belum optimal mendukung kepariwisataan. Masyarakat belum memiliki perilaku sapta pesona, belum menjadi pelaku utama usaha pariwisata di daerah setempat, dan belum cukup aktif dalam mendukung penciptaan keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan
GREEN TOURISM Hasan, Ali
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v12i1.63

Abstract

Green tourism is defined as environmentally friendly tourism activities with various focuses and meanings. In a broad term, green tourism is about being an environmentally friendly tourist or providing environmentally friendly tourist services. The green tourism concept would be highly appealing to tourism enterprises and operators owing to increasing governmental pressure to improve environmental performance by adopting effective and tangible environmental management techniques. Green tourism is a form of tourism involving visiting fragile, pristine, and relatively undisturbed natural areas, intended as a low-impact and often small scale alternative to standard commercial tourism. Its purpose may be to educate the traveler, to provide funds for ecological conservation, to directly benefit the economic development and political empowerment of local communities, or to foster respect for different cultures and for human rights. Green Tourism has been considered a critical endeavor by environmentalists, so that future generations may experience destinations relatively untouched by human intervention. Furthermore, achievement and promotion of internationally recognized environmental awards would be instrumental to the tourism enterprises in marketing their services. As a result, many concerned and responsible parties put forward recommendations for green tourism products to regulate tourism’s negative impacts. This conceptual paper attempts to discuss green tourism concept its processes as well explain approaches of green tourism industry can legitimately open up new areas for the more discriminating and wider range of the market, and tourists or visitors can enjoy the holiday they want with a clear conscience Responsible green tourism programs and plans include those that minimize the negative aspects of conventional tourism on the environment and enhance the cultural integrity of local people. Therefore, in addition to evaluating environmental, social and cultural factors, an integral part of green tourism is the promotion of recycling, energy efficiency, water conservation, and creation of economic opportunities for local communities. For these reasons, green tourism often appeals to advocates of environmental and social responsibility. Marketing people -all in public, government and private level specialists- working in tourism sector, should configure the best green solutions for the current and future strategies. The real green alternatives are needed to suggest a new perspective(re-thinking process) about tourism marketing strategies. Keywords: Green tourism, environmentally friendly marketing, conservation, economic development, local communities and social responsibility.
STUDI TENTANG UANG KIRIMAN MAHASISWA SEBAGAI PENYEBAB KEGAGALAN BELAJAR Santosa, Santosa
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 1 (2003)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i1.71

Abstract

Sumber kesulitan belajar mahasiswa di Perguruan Tinggi pada dasarnya sama dengan sumber kesulitan belajar bagi siswa ataupun mahasiswa di berbagai strata pendidikan. Munculnya kesulitan belajar pada umumnya dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu sumber internal (dalam diri individu) dan sumber eksternal (luar diri individu). Namun demikian kedua sumber tersebut masing-masing memiliki sub faktor yang cukup beragam. Mengidentifikasi sub faktor saja nampaknya sangat kesulitan. Karena sub faktor kesulitan belajar pada umumnya berjalan secara bersamaan (simultan). Demikian halnya dengan mengukur kontribusi salah satu sub faktor akan sangat sulit karena keterlibatan/keterkaitan antara satu sub faktor dengan sub faktor yang lain. Tanda sebagai mahasiswa mengalami kesulitan belajar adalah rendahnya hasil belajar yang diukur melalui besarnya Indeks Prestasi mahasiswa tersebut (selanjutnya ditulis IP). Ukuran normatif IP yang rendah adalah dibawah 2,00, atau mahasiswa tersebut mengalami penurunan yang relatif lebih besar (lebih dari 0,5) pada tiap-tiap semesternya. Dalam penelitian ini disoroti faktor eksternal yaitu sub faktor ekonomi keluarga khususnya mengenai uang kiriman mahasiswa. Dan dari hasil studi empiris tentang sub faktor tersebut, menunjukkan bahwa sub faktor uang kiriman mahasiswa tidak merupakan faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar sehingga mengakibatkan kegagalan belajar. Artinya bahwa beberapa responden yang menerima uang kiriman sedikit/relatif rendah tidak semuanya mengalami kegagalan dalam belajar. Sebaliknya responden yang menerima uang kiriman lebih banyak/cukup tinggi tidak semua sukses dalam belajarnya.
IMPLEMENTASI PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI TK FASTRACK FUN SCHOOL DAN TK RUMAH CITTA Nugroho, Tri
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v12i1.68

Abstract

The Implementation of The Managerial Roles of The principals of Fastrack Fun School and Rumah Citta Kindergaten. The aim of this research is to reveal the implementation of the managerial roles of the principals of Fastrack Fun School and Rumah Citta kindergarten in (1) school programs, (2) school potentials, (3) activating school personnel and (4) school personnel work accomplishment. This research used the qualitative approach. The subjects consist of : the principals, teachers and employees. The data were collected through observations, interview and documents. The data analysis used triangulation methodology. In this research the interview with the principals was triangulated with the result of the interview with the teachers and employees. The result of this research reveals that the principal of Fastrack Fun School and Rumah Citta Kindergaten plan the school program, including the renstra and renstrop involving teachers and employees. The principals organize the staff in which they can work in their field and potentials, so they can work without overlapping activities, and with specific job description and good coordination so they can achieve the school goals. The principals activate commanding the employees by advising and directing intensively regularly in order to make them work correctly according to the goals. This principals evaluate and conduct the employees in order to make them work and achieve the goals. Key Words : applications, managerial functions.

Page 5 of 53 | Total Record : 527


Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 1 (2025): Media Wisata Vol. 22 No. 2 (2024): Media Wisata Vol. 22 No. 1 (2024): Media Wisata Vol. 21 No. 2 (2023): Media Wisata Vol. 21 No. 1 (2023): Media Wisata Vol. 20 No. 2 (2022): Media Wisata Vol. 20 No. 1 (2022): Media Wisata Vol. 19 No. 2 (2021): Media Wisata Vol 19, No 1 (2021): Media Wisata Vol. 19 No. 1 (2021): Media Wisata Vol 18, No 2 (2020): Media Wisata (On Progress) Vol. 18 No. 2 (2020): Media Wisata Vol 18, No 2 (2020): Media Wisata Vol. 18 No. 1 (2020): Media Wisata Vol 18, No 1 (2020): Media Wisata Vol. 17 No. 2 (2019): Media Wisata Vol 17, No 2 (2019): Media Wisata Vol. 17 No. 1 (2019): Media Wisata Vol 17, No 1 (2019) Vol 16, No 2 (2018) Vol. 16 No. 2 (2018): Media Wisata Vol 16, No 1 (2018) Vol. 16 No. 1 (2018): Media Wisata Vol 15, No 2 (2017) Vol. 15 No. 2 (2017): Media Wisata Vol 15, No 2 (2017) Vol. 15 No. 1 (2017): Media Wisata Vol 15, No 1 (2017) Vol 14, No 2 (2016) Vol. 14 No. 2 (2016): Media Wisata Vol. 14 No. 1 (2016): Media Wisata Vol 14, No 1 (2016) Vol 13, No 2 (2015) Vol. 13 No. 2 (2015): Media Wisata Vol 13, No 1 (2015) Vol. 13 No. 1 (2015): Media Wisata Vol. 12 No. 2 (2014): Media Wisata Vol 12, No 2 (2014) Vol 12, No 1 (2014) Vol. 12 No. 1 (2014): Media Wisata Vol. 8 No. 2 (2012): Media Wisata Vol 8, No 2 (2012) Vol. 7 No. 1 (2012): Media Wisata Vol 7, No 1 (2012) Vol. 6 No. 1 (2011): Media Wisata Vol 6, No 1 (2011) Vol 5, No 2 (2010) Vol. 5 No. 2 (2010): Media Wisata Vol 4, No 1 (2010) Vol. 4 No. 1 (2010): Media Wisata 2010 Vol 3, No 2 (2008) Vol. 3 No. 2 (2008): Media Wisata Vol. 3 No. 1 (2005): Media Wisata Vol 3, No 1 (2005) Vol 2, No 2 (2004) Vol. 2 No. 2 (2004): Media Wisata Vol 2, No 1 (2003) Vol. 2 No. 1 (2003): Media Wisata Vol 2, No 1 (2003) More Issue