cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT Sukamto, Aulia Qur’anna; Unas, Saifoe El; Hasyim, M. Hamzah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.702 KB)

Abstract

Pada umumnya saat ini di lapangan banyak menggunakan pekerjaan pengecoran beton bertulang yang praktis seperti readymix dan untuk pekerjaan penulangan yang digunakan seperti wiremesh. Akan tetapi dalam perhitungan anggaran biaya yang digunakan adalah beton sitemix serta penulangan manual. Penelitian mengenai analisa perbandingan harga satuan pekerjaan beton bertulang berdasarkan SNI dan software MS. Project ini dilakukan dengan metode analisa SNI dan analisa software MS. Project. Setelah dilakukan pengolahan, diperoleh hasil pada pembangunan proyek gedung rektorat UM metode yang digunakan adalah SNI 7394-2008 dengan nomor analisa 6.12 untuk pekerjaan beton, 6.17 untuk pekerjaan pembesian, 6.22,6.23, dan 6.24 untuk pekerjaan bekesting kolom, balok dan pelat. Perbedaan metode SNI dan MS Project 2007 terletak pada perhitungan bahan, tenaga kerja dan alat. Rencana biaya pembangunan struktur beton bertulang dengan metode SNI adalah Rp 31,979,949,064.90. Biaya dengan metode MS Project 2007 adalah Rp 25,772,892,999.04 sehingga perbandingannya adalah 80,59%. Kata kunci : harga satuan pekerjaan beton bertulang, SNI, Software MS. Project
ANALISIS PERATAAN SUMBER DAYA MENGGUNAKAN METODE BURGESS DENGAN ALAT BANTU SOFTWARE PRIMAVERA PROJECT PLANNER PADA PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG PT BANK MUAMALAT CABANG MALANG ., Ardentius; Hasyim, M. Hamzah; Negara, Kartika Puspa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.747 KB)

Abstract

Proyek adalah suatu pekerjaan yang berlangsung berkesinambungan untuk mendapatkan hasil yang telah ditentukan dalam suatu kontrak kerja. Untuk mendapatkan hasil yang telah ditentukan, perlu perencanaan yang matang dalam penggunaan sumber daya. Ketidakmerataan sumber daya akan mempengaruhi pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, diperlukan teknik perataan tenaga kerja untuk meminimalkan fluktuasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Burgess dengan menentukan nilai jumlah kuadrat (Z). Dengan mengetahui alokasi jumlah kebutuhan sumber daya, dapat dihitung besar nilai Z. Semakin kecil nilai Z maka fluktuasi yang timbul pada kebutuhan sumber daya akan semakin kecil. Penelitian ini dibantu dengan Software Primavera Project Planner 6.0. Analisis dilakukan pada Pembangunan Proyek Gedung PT. Bank Muamalat Tbk Cabang Malang. Dari hasil analisa perhitungan perataan sumber daya yaitu tukang besi, didapatkan hasil perhitungan nilai Z berkurang dari 1062 menjadi 1030. Penggunaan tukang besi pada minggu 19 sampai minggu 22 yaitu sebanyak 5 orang berubah menjadi 4 orang, 1 orang dialokasikan ke minggu 24 sampai minggu 27. Dapat kita simpulkan bahwa perataan sumber daya yang dilakukan pada penelitian ini dapat mengurangi kebutuhan puncak tenaga kerja pada proyek ini. Kata kunci:  perataan, sumber daya, fluktuasi, Metode Burgess.
PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP TERPADU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Aditha, Marchel; Unas, Saifoe El; Hasyim, M. Hamzah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.812 KB)

Abstract

Dalam sebuah proyek konstruksi baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sangat diperlukan manajemen konstruksi yang baik. Salah satu hal yang terpenting adalah perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) dimana untung atau rugi sebuah proyek bergantung pada estimasi biaya pada awalnya. Pada saat ini metode yang sering digunakan  untuk membuat anggaran biaya adalah metode SNI. Pada saat ini kemajuan teknologi dalam pembangunan semakin cepat yang menyebabkan pekerjaan lebih ekonomis. Salah satu yang banyak digunakan adalah pekerjaan dinding bata ringan. Namun perhitungan estimasi yang masih banyak digunakan adalah dengan menggunakan metode SNI, dimana didalamnya tidak ada perhitungan analisa biaya untuk dinding bata ringan. Selain menggunakan metode SNI perhitungan analisa biaya dapat digunakan juga bantuan software Ms. Project. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan pada pehitungan analisa biaya dinding bata ringan pada proyek pembangunan gedung enterpreneurship terpadu Universitas Brawijaya Malang metode yang digunakan masih menggunakan metode SNI yang telah dimodifikasi sebiau kebutuhan. Hasil analisa biaya pekerjaan dinding bata ringan sesuai metode SNI yang telah dimodifikasi didapatkan sebesar Rp 2.432.360.251,27. Selain itu analisa biaya dihitung dengan menggunakan bantuan software MS. Project. Analisa biaya menggunakan MS. Project didasarkan pada penjadwalan proyek dan estimasi pekerja dan alat yang digunakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Biaya total pada MS. Project didapatkan dari akumulasi biaya material, gaji pekerja, serta biaya alat yang digunakan pada proyek. Hasil perhitungan estimasi biaya pekerjaan dinding bata ringan dengan menggunakan metode MS. Project didapatkan sebesar Rp. 1.881.296.223,00. Selisih biaya total pekerjaan dinding bata ringan dengan kedua metode ini adalah sebesar Rp. 551.064.028,27. Penggunaan estimasi biaya dengan MS. Project didapatkan hasil yang lebih mendekati dengan keadaan di lapangan dan lebih realistis ktimbang menggunakan metode SNI. Kata Kunci : estimasi biaya, RAB (Rencana Anggaran Biaya), SNI, MS. Project, harga satuan.
ANALISIS TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE FULL LEVELLING (PERATAAN PENUH) DENGAN SOFTWERE PRIMAVERA PROJECT PLANNER TERHADAP PROYEK GEDUNG PT BANK MUAMALAT CABANG MALANG Maha Putra, I Gede Pradipta; Unas, Saifoe El; Hasyim, M. Hamzah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.525 KB)

Abstract

Pada umumnya proyek memiliki masalah mengenai biaya, waktu dan sumber daya pada setiap merencanakan penjadwalan. Bisa terjadi dalam pengalokasian sumber daya, pada suatu saat jumlah sumber dayanya terlalu banyak dan adapula yang sedikit sehingga ada sebagian sumber daya yang tidak terpakai atau (menganggur). Maka dari itu di butuhkan pemerataan tenaga kerja yang meruapakan suatu usaha untuk menghindari terjadinya fluktuasi yang tajam. Tujuan dilakukan pemerataan adalah untuk memperoleh pemanfaatan tenaga kerja yang efektif dan merata. Maka pada penelitian ini dilakukan pemerataan terhadap tenaga kerja (resources levelling). Dengan menggunakan metode full levelling dengan bantuan softwere primavera project lanner. Sehingga hasil analisis nya dapat memberikan solusi penggunaan tenaga kerja yang efektif dan efisien pada levelling. Dari hasil analisa Menggunakan Metode full levelling dengan bantuan softwere primavera project planner, menghasilkan total durasi Pekerjaan 39 hari dan  pembagian alokasi tukang kayu pada minggu ke 20 dari 12 orang berubah menjadi 7 orang dan pada minggu ke 21 dari 12 orang berubah menjadi 10 orang akibat pergeseran pekerjaan kayu non kritis. Sedangkan alokasi tukang kayu pada minggu ke 24 sampai minggu ke 29 berubah menjadi 3 orang. Sehingga menghasilkan distribusi tenaga kerja yang efisien. Maka dapat dikatakan bahwa perataan tenaga kerja yaitu tukang besi yang dilakukan pada penelitian ini dapat mengurangi kebutuhan puncak tenaga kerja pada proyek ini. Kata Kunci : Full Levelling, Tukang kayu, Primavera Project Planner, efisien.
ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) Mustika, Adinda Febby; Hasyim, M. Hamzah; Unas, Saifoe El
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.292 KB)

Abstract

Fault Tree Analysis (FTA) merupakan teknik analisis untuk mengidentifikasikan kegagalan suatu sistem. Arti kegagalan sistem dalam penelitian ini adalah keterlambatan proyek pembangunan gedung. FTA dapat dianalisa secara kualitatif menggunakan Aljabar Boolean maupun secara kuantitatif memakai teori reliabilitas. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi pekerjaan apa saja yang mengalami keterlambatan dan mengelompokkannya ke dalam Top event. Selanjutnya, membuat model grafis FTA dengan mengidentifikasi mulai dari kejadian Top event sampai ke urutan atau kejadian yang paling mendasar. Model grafis FTA berupa simbol-simbol seperti simbol kejadian, simbol gerbang, dan simbol transfer. Terdapat simbol kejadian yang mengilustrasikan kejadian dan juga simbol gerbang yang mengilustrasikan hubungan antar simbol kejadian. Dari model grafis FTA, kemudian dicari kombinasi kejadian-kejadian penyebab keterlambatan yang disebut dengan minimal cut set. Hasil minimal cut set ini merupakan analisa secara kualitatif. Untuk analisa Fault Tree secara kuantitatif, digunakan teori realibilitas dimana akan didapatkan seberapa besar nilai keandalan dari sistem yang mengalami kegagalan karena pengaruh basic event terhadap Top event. Hasil analisa didapat pekerjaan yang mengalami keterlambatan adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan pasangan, dan pekerjaan beton. Faktor yang dominan menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan persiapan adalah keterlambatan penandatanganan kontrak. Sedangkan, penyebab yang dominan meyebabkan terlambatnya pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton adalah manajemen yang kurang baik dari konsultan pengawas yaitu kontrol yang kurang baik dan kurangnya pengawasan dan tidak melaksanakan perannya, dan kurangnya koordinasi. Hasil analisa FTA secara kuantitatif, besar nilai reliabilitas/ keandalan dari pekerjaan persiapan adalah 0,925, untuk pekerjaan pasangan sebesar 0,311 dan pekerjaan beton sebesar 0,358. Sehingga yang paling besar tingkat kegagalan adalah pekerjaan pasangan. Kata kunci: Fault Tree Analysis, kegagalan, keterlambatan proyek
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 46° Hazhiyah, Amalia Ula; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.166 KB)

Abstract

Beragamnya keadaan geologis di Indonesia membuat banyak penduduk yang terpaksa membangun bangunan di atas tanah yang tidak selalu datar. Karena itulah di Indonesia terdapat banyak bangunan yang dibangun di tepi lereng. Mengingat bahwa daya dukung tanah di lereng jauh lebih kecil daripada tanah datar, maka dari itu perlu adanya perkuatan tanah pada lereng berupa geotekstil. Analisa perkuatan dilakukan pada lereng pasir dengan kepadatan relatif 74% dengan variasi lebar pondasi sebesar 4 cm, 6 cm, dan 8 cm serta variasi jumlah lapis geotekstil sebanyak 1 lapis, 2 lapis, dan 3 lapis. Hasil yang didapatkan semakin banyak jumlah lapis geotekstil yang digunakan maka nilai daya dukung akan semakin meningkat.   Kata kunci: daya dukung, lebar pondasi, jumlah lapis geotekstil.
PENGARUH VARIASI JUMLAH DAN JARAK ANTAR LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED Wijaya, Gresi Dadik; ., Suroso; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.483 KB)

Abstract

The damages of the buildings construction such as of buildings wall cracks caused by shear failure on the decrease excess. The main problem on the poorly graded sand  is a high decrease and low soil bearing capacity when given the imposition on it. A way to increase the bearing capacity can be reached by administration of reinforcement. The used reinforcement system is by installing geotextile geocomposite. The geotextile function is as the reinforcement soil where geotextile interacts with soil of friction or adhesion force to resist attractive force, so that the soil bearing capacity can be increased. This study used a variation on the distance between the reinforcement 0.2B, 0.3B, and 0.4B as well as variations in the amount of reinforcement that is one, two and three. The results of the installation of geotextile in this study indicates that the has increased bearing capacity models. Where an increase in the maximum bearing capacity occurs when the distance between the number of layers of reinforcement 0.2B and the others. Based on this test it can be concluded that the closer the distance between the reinforcement and the bigger number of layers of reinforcement, the bigger bearing capacity. Keywords : bearing capacity, decrease, geotextile-geocomposite, distance between the reinforcement, amount of reinforcement, continuous foundation.
PENGARUH PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO TERHADAP STRUKTUR MIKRO GENTENG KERAMIK Prastiwi, Aswin Dwi; Wahyuni, Edhi; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.144 KB)

Abstract

Genteng keramik adalah bahan konstruksi yang sering digunakan untuk penutup atap bangunan sipil, karena mempunyai kemampuan yang baik yaitu keras, kuat dan stabil pada temperatur tinggi. Bencana lumpur Lapindo Sidoarjo yang menghasilkan berjuta juta m3 lumpur memerlukan suatu usaha pemanfaatan luapan lumpur yang tidak hanya melalui pembuangan- pembuangan saja. Usaha pemanfaatan luapan lumpur Lapindo yang cocok adalah untuk pembuatan material bahan bangunan khususnya bahan bangunan jenis keramik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian kandungan lumpur Lapindo banyak mengandung silika dan alumina yang merupakan unsur sementasi antara butiran tanah. Salah satu bahan bangunan jenis keramik yang berpotensi untuk dibuat dari bahan campuran lumpur Lapindo adalah genteng keramik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan lumpur Lapindo terhadap struktur mikro genteng keramik. Genteng keramik yang akan diuji adalah genteng keramik yang memiliki komposisi campuran antara lumpur Lapindo dan tanah liat asli. Sedangkan genteng keramik normal atau tanah liat asli digunakan sebagai pembanding untuk struktur mikro yang akan dihasilkan. Komposisi campuran lumpur Lapindo yang diuji terdiri dari 5 komposisi penambahan lumpur dalam prosentase berat. Komposisi campuran lumpur Lapindo adalah 50%, 55%, 60%, 65% dan 70%. Walaupun penambahan lumpur Lapindo mempengaruhi struktur mikro genteng menjadi lebih baik, tetapi tingkat kesuksesan produk masih rendah dan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengatasinya.   Kata kunci : genteng keramik, lumpur Lapindo, struktur mikro
KAJIAN BAHAN DASAR (LEMPUNG) TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK BATU BATA YANG DIHASILKAN DAN KESESUAIAN FUNGSI BERDASARKAN DIAGRAM WINKLER Dwijaya, Ferlyc Achmat; SMD, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.229 KB)

Abstract

Batu bata merupakan bahan bangunan yang kerap dipakai dalam setiap pembangunan di masyarakat dan telah dipakai sejak lama. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil yang bersifat struktural dan non struktural. Persentase Clay memiliki peranan yang signifikan pada proses pembentukan batu bata. Clay  pada dasarnya berperan sebagai perekat melalui proses vitrifikasi dalam proses pembakaran namun terlalu banyak persetase clay juga menyebabkan susut yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan proses pencampuran dan pembentukan batu bata yang dapat mengatasi hal ini. Proses pengerjaan batu bata sampel Gondanglegi dan Tegalweru masih dengan cara tradisional. Pengujian yang dilakukan dibagi dua tahap yaitu : pengujian gradasi campuran tanah liat dan pengujian kuat tekan batu bata. Pengujian gradasi campuran tanah liat didapatkan dari anailis saringan dan analisis hidrometer. Hasil gradasi campuran tanah liat kemudian dibagi ke dalam tiga kelompok (sand,silt,clay) yang selanjutnya akan diplotkan ke dalam diagram Winkler. Sedangkan Pengujian kuat tekan batu bata dilakukan dengan 2 metode, yaitu : metode kubus dan metode ASTM C67-07. Hasil kuat tekan kemudian akan dilihat apakah telah memenuhi standar yang ditentukan dalam Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa yaitu 30 kg/cm2 Hasil pengujian yang dilakukan mendapatkan dua parameter, yaitu golongan kegunaan tanah liat berdasarkan diagram Winkler dan kuat tekan batu bata. Pada campuran tanah liat sampel Gondanglegi dan Tegalweru sama-sama masuk kedalam golongan III yang artinya dapat dibentuk menjadi genteng dan bata berongga. Hasil kuat tekan menunjukkan bahwa baik batu bata sampel Gondanglegi maupun Tegal tidak ada yang memenuhi standar kuat tekan yaitu 30kg/cm2 atau 3 Mpa. Hasil pengujian kemudian diperbandingkan dengan campuran tanah liat rekomendasi Indian Standart (IS 2117-1991) tidak ada perbedaan golongan, rekomendasi IS menunjukkan campuran tanah liat yang juga memasuk golongan II dan III bukan golongan I yaitu dapat dibentuk menjadi bata pejal. Pada riset Structural Masonry : Properties and Behaviour dengan daerah cakupan produksi bata yaitu Banglore dan sekitarnya didapatkan bahwa rata-rata kuat tekan yang dihasilkan diatas 3 MPa (Rao, 2008). Pada percobaan tersebut juga  terlihat bahwa kandungan clay pada campuran tanah liat masih dibawa kandungan clay pada sampel Gondanglegi dan Tegalweru. Pengolahan tanah liat sampel Gondanglegi dan Tegalweru masih termasuk kedalam soft mud process sehingga membutuhkan banyak penambahan air pada campuran yang dapat berakibat retak akibat susut dan kurang padatnya batu bata yang dihasilkan. Penambahan abu sekam padi umum digunakan untuk mencegah retak. Kata kunci : Batu Bata, Kuat Tekan, Diagram Winkler
PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF PADA PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS JALAN BATAS KOTA RUTENG –KM 210-BATAS KAB. MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR B.Putri, Iik Radevi; Unas, Saifoe El; Negara, Kartika Puspa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.672 KB)

Abstract

Pada proyek peningkatan kapasitas jalan Batas Kota Ruteng –KM 210-Batas Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur terjadi keterlambatan atau ketidak sesuaian jadwal aktual dengan yang telah direncanakan sehingga mempengaruhi total durasi pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan pada proyek ini menggunakan alat berat serta banyak alat berat. Pada pengamatan awal keterlambatan tersebut mengakibatkan kemunduran waktu pelaksanaan pada pekerjaan yang sebagian besar menggunakan alat berat.  Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mempercepat keterlambatan proyek yaitu dengan analisis What If. Analisis What If dapat digunakan untuk menstimulasikan keterlambatan pada model CPM atau jalur kritis. Dalam penggunaan What If pada model CPM, apabila terjadi keterlambatan pada pekerjaan yang terkena jalur kritis, maka predecesor atau pekerjaan selanjutnya yang terkena jalur kritis tersebut harus diberi percepatan agar total durasi pekerjaan tetap sesuai pada rencana awal. Proyek yang awalnya harus selesai pada tanggal 11 november dengan total durasi 180 hari dikarenakan terjadi keterlambatan maka waktu mundur menjadi 193 hari. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengolah kembali jadwal yang didapatkan agar dapat mengetahui aktifitas yang mempengaruhi keterlambatan serta total durasi proyek. Kemudian dari hasil pengolahan kembali tersebut dilakukan percepatan agar total durasi proyek dapat sesuai dengan rencana. Hasil analisa yang didapat dengan metode What If adalah durasi pekerjaan dapat kembali seperti rencana awal bahkan lebih cepat 14 hari yaitu dengan total durasi 166 hari. Kata Kunci: Analisis What If, Keterlambatan Proyek, Percepatan

Page 10 of 136 | Total Record : 1355